Salam Sehat dan Harmonis

-----

ii MAKALAH ASKEB IV ( PATOLOGI ) INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN ( RUBELLA )


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Askeb IV Patologi  infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan (rubella) dapat selesai pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV patologi. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
 Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien

                                                                        Surabaya,05 Maret 2012

                                                                                                                                                                 Penyusun







DAFTAR PUSTAKA

Holmes, Philip. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC
Murti Retno, Ery.2011.Asuhan Kebidanan Patologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sarwono. 2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka



















ii
MAKALAH ASKEB IV ( PATOLOGI )
INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
( RUBELLA )




Description: F:\unik PicTure\My Pictures\loGo\FAKULTAS ILMU KESEHATAN bintang.jpg
 
















OLEH : KELOMPOK 7

Aminatun Zuhroh          2010.0661.053
Kristianingrum     2010.0661.072
Sari Y Anggraini  2010.0661.090
Komariyah           2010.0661.094










D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………….…….ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………...iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang………………………………………………………………………1
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………………...2
1.3  Tujuan……………………………………………………………………………….2
BAB 2 Pembahasan
         2.1 Definisi……………………………………………………………………………..3
         2.2 Patofisiologi………………………………………………………………………..4
         2.3  Gejala ……………………………………………………………………………..5
         2.4 Pemerksaan yang Dapat Dilakukan………………………………………………..5
2.5 Komplikasi…………………………………………………………………………5
2.6  Efek Samping terhadap Kehamilan dan Persalinan……………………………….6
2.7 Pencegahan………………………………………………………………………....8
2.8  Penatalaksanaan……………………………………………………………………8
2.9 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Rubella……………………………….9
BAB 3 Penutup
         3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….13
         3.2 Saran……………………………………………………………………………...13
Daftar Pustaka
Soal-Soal




iii



BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
Rubela (campak Jerman / German measles, atau campak 3 hari) adalah penyakit demam akut yang ditandai dengan demam dan limfadenopati suboksipital dan aurikuler posterior yang mengenai anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini merupakan yang paling ringan di antara eksantema virus yang lazim. Rubela merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan dewasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran  kelenjar getah bening  servikal,  suboksipital   dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2-3 hari. Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa kadang terdapat infeksi berat disertai kelainan sendi dan purpura1.
Rubela pada kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati dan menimbulkan kelainan kongenital yang berat pada janin. Sindrom rubela kongenital merupakan penyakit yang sangat menular, mengenai banyak organ dalam tubuh dengan gejala klinis yang luas2.
Rubela disebabkan oleh suatu RNA virus, genus Rubivirus, famili Togaviridae. Virus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Pada waktu terdapat gejala klinis infeksi Rubella,  virus ini dapat ditemukan pada sekret nasofaring, darah, feses dan urin;
Hingga saat ini penyakit rubella masih merupakan masalah dan terus diusahakan eliminasinya.








1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka berikut rumusan masalah yang diperoleh
1.      Apakah pengertian dari rubella ?
2.      Bagaimanakah patofisiologi dari rubella ?
3.      Bagaimanakah komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan rubella ?
1.2  Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu,
1.      Untuk mengatahui pengertian rubella.
2.      Untuk mengetahui patofisiologi dari rubella.
3.      Untuk mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan  rubella.
















BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Virus ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan beresiko cacat (wikipedia).
Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan ( Sarwono : 2008 )
Rubella dalam dunia kedokteran indonesia biasa diartikan sebagai campak jerman,penyakit ini disebabkan oleh virus bernama rubella.Mesti secara klinis mirip dengan campak biasa , namun sebenarnya penyakit ini sangat berbeda,bila penyakit campak biasa tergolong penyakit infeksi saluran napas,dimana virus ini measles hanya menyerang saluran pernapasan,walau terkadang manifestasinya juga bisa menyerang bagian saraf,justru campak rubella dapat menyerang bagian sarf atau otak yang kemudian manifestasinya baru kebagian kulit ditandai dengan timbul bercak merah seperti campak biasa ( Iswandi : 2008 )

         
Rubella yang sering dikenal dengan istilah campak Jerman atau campak 3 hari adalah sebuah infeksi yang menyerang terutama kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella ( virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan campak), yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan (America College of Obstatrician and Gynecologist :1981)






2.2 Patofisiologi
Infeksi terjadi melalui mukosa saluran pernapasan bagian atas. Hanya sedikit yang diketahui mengenai peristiwa yang terjadi selama minggu ke-2 hingga ke-3 masa inkubasi. Replikasi virus mula-mula mungkin terjadi dalam saluran pernapasan, diikuti dengan perkembangbiakan dalam kelenjar getah bening servikal.
Viremia timbul setelah 5-7 hari dan berlangsung hingga timbul antibodi pada sekitar hari ke-13 hingga ke-15. Timbulnya antibodi berbarengan dengan tim­bulnya ruam, hal ini menunjukkan adanya dasar imunologik untuk ruam. Viremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit.
Setelah timbulnya ruam, virus hanya dapat tetap dideteksi dalam nasofaring, dimana virus dapat menetap selama beberapa minggu. Pada sekitar 25% kasus, infeksi primer bersifat subklinik.
Di nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya erupsi dan kadang-kadang lebih lama. Selain dari darah dan sekret rasofaring, virus rubela telah diisolasi dari kelenjar getah bening, urin, cairan serebrospinal. AS1, cairan sinovial dan paru-paru.
Penularan terjadi melalui oral droplet, dan nasofaring, atau rate pernafasan Selanjutnya virus rubela memasuki aliran darah. Namun terjadinya erupsi di kulit belum diketahui patogenesisnya. Penularan dapat terjadi biasanya dari 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya erupsi. Daya tular tertinggi terjadi pada akhir masa inkubasi, kemudian menurun dengan cepat, dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi.
Ruam pada rubella biasanya bertahan selama 3 hari. Kelenjar getah bening akan tetap bengkak selama 1 minggu atau lebih dan nyeri sendi dapat bertahan lebih dari 2 minggu.
Waktu inkubasi rubella adalah 14-23 hari dengan rata-rata 16-18 hari, artinya mungkin seseorang anak yang terinfeksi rubella baru menunjukkan gejalanya setelah 2-3 minggu kemudian.


2.3 Gejala
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening.
  • Demam diatas 38 derajat Celsius.
  • Mata terasa nyeri dan merah.
  • Ruam merah muda yang diawali pada wajah dengan cepat menyebar ke punggung dan kemudian lengan dan kaki dan seluruh tubuh
  • Kulit kering.
  • Sakit pada persendian.
  • Sakit kepala dan merasa mengantuk
  • Hilang nafsu makan.
  •  Hidung tersumbat atau pilek, batuk
  • Sakit tenggorokan
2.4 Pemeriksaan yang Dapat Dilakukan
Dibandingkan dengan pemeriksaan bakteri, pemeriksaan virus Rubella lebih sulit. Cara yang agak mudah mendeteksi dengan teknik Fluorescent. Pemeriksaan terhadap penderita infeksi Rubella dilakukan dengan cara tes darah serologi antigen Rubella, pemeriksaan ELISA. Kepastian infeksi dinyatakan pada konversi dari IgM negatif menjadi positif dan meningkatnya IgG secara bermakna. Kadar IgM ini dapat pula dibuktikan dalam darah tali pusat.

2.5 Komplikasi
Komplikasi rubela adalah arthritis (radang sendi) dan neuritis (radang syaraf), tetapi yang paling serius adalah jika virus rubella menginfeksi ibu yang sedang hamil karena dapat merusak janin dalam kandungan ibu. Bila seorang ibu menderita rubela dalam bulan-bulan pertama kehamilannya, maka janin dalam kandungan akan mengalami berbagai kelainan bawaan antara lain kelainan jantung, mikrosefali (ukuran kepala kecil) disertai dengan kelambatan perkembangan intelektual, tuli dan buta (Rubella Congenital Syndrome)

2.6 Efek Samping terhadap Kehamilan dan Persalinan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Secara spesifik, infeksi pada trimester I berdampak terjadinya sindroma rubella kongenital sebesar 25% ( 50% resiko terjadi pada 4 minggu pertama ), resiko sindroma rubella kongenital turun menjadi 1% bila infeksi terjadi pada trimester II dan III. (menurut America College of Obstatrician and Gynecologist, 1981)
Pengaruhnya secara langsung kepada janin adalah keguguran spontan yang bisa mencapai 50%. Sel yang belum mtang lebih mudah terinfeksi virus Rubella. Hal ini disebabkan antigen yang dibuat janin baru berfungsi setelah kelahirannya. Ini berarti antigen harus menunggu sampai jangka waktu tertentu. Karena itu, virus mudah terinfeksi pada kehamilan 3 bulan pertama. Akibatnya yang nampak, kecenderungan resiko pada bayi keguguran mencapai angka 50%. Biasanya selain menyebabkan abortus spontan, juga menyebabkan pertumbuhan tengkorak kecil dan penyakit lainnya. Makin tua kehamilan (terutama setelah 20 minggu) kelainan pada bayinya lebih sedikit.
10 – 15% wanita dewasa rentan terhadap infeksi Rubella. Perjalanan penyakit tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkan adanya gejala penyakit.
Derajat penyakit terhadap ibu tidak berdampak terhadap resiko infeksi janin. Infeksi yang terjadi pada trimester I memberikan dampak besar terhadap janin.
Infeksi fetal :
  1. Tidak berdampak terhadap bayi dan janin dilahirkan dalam keadaan normal
  2. Abortus spontan
  3. Sindroma Rubella kongenital



SINDROMA RUBELLA KONGENITAL :
Intra uterine growth retardation simetrik
Gangguan pendengaran
Kelainan jantung DA (Patent Ductus Arteriosus) dan hiplasia arteri pulmonali
Gangguan Mata :
Katarak
Retinopati
Mikroptalmia
Hepatosplenomegali
Gangguan sistem saraf pusat :
Mikrosepalus
Panensepalus
Kalsifikasi otak
Retardasi psikomotor
Hepatitis
Trombositopenik purpura

Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin.  Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I (30-50%).  Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella :
a. Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia)
b. Jantung (Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
c. Alat pendengaran (tuli)
d. Susunan syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)

Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik (termasuk trombositopenia dan anemia), hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interstisialis kronika difusa, dan kelainan kromosom.  Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama beberapa bulan merupakan sumber infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.




2.7  Pencegahan
Rubella dapat dicegah dengan vaksin rubella. Imunisasi yang meluas dimana-mana sangat penting, sehingga dapat mencegah kelainan bawaan yang dapat disebabkan oleh sindroma rubella kongenital.
Vaksin biasanya diberikan pada anak usia 12-15 bulan sebagai bagian dari vaksin MMR. Dosis kedua MMR biasanya diberikan saat usia anak 4-6 tahun. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu 1-3 bulan setelah menerima vaksin, jadi setelah vaksin diberikan dianjurkan untuk tidak hamil selama 3 bulan sejak menerima vaksin.  Jika berencana untuk hamil pastikan untuk memiliki kekebalan tubuh terhadap rubella melalui pemeriksaan darah.
Wanita hamil yang tidak memiliki kekebalan tubuh harus menghindari siapa saja yang terinfeksi rubella dan segera divaksinasi setelah melahirkan sehingga saat hamil berikutnya sudah memiliki kekebalan tubuh.

2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan virus Rubella terbilang sulit. Sampai sekarang medis belum menemukan obatnya. Biasanya yang dapat dicapai adalah menghilangkan keluhan pasien seperti demam atau rasa nyeri. Wanita hamil yang berkontak dengan infeksi rubella harus segera menghubungi dokter kebidanannya.
Rubella biasanya ringan pada anak-anak, biasanya cukup dirawat dirumah saja. Amati suhu tubuh anak dan hubungi dokter jika demam naik terlau tinggi. Untuk mengurangi rasa nyaman, dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen, jangan memberikan aspirin karena dapat timbul sindrom reye yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dan kematian. Sedangkan pada ibu hamil dapat diberikan asetaminofen 3x1 sesuai advis dokter untuk menurunkan demam.




2.9 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Rubella
Tanggal  : 15 maret 20012                                          Jam      : 09.00 WIB
A. Data Subyektif
Nama               :  ny.S                                                  Nama Suami       : Tn.Z
Usia                 : 25 th                                                  Usia                     : 28 th
Pendidikan      : SMA                                                 Pendidikan           : SMA                   
Pekerjaan         :  swasta                                              Pekerjaan             : Swasta
Alamat            :  jl.sutorejo 155  
Keluhan           : Px datang ke RSM hamil 7 bulan dengan keluhan panas, sakit tenggorokan, tidak nafsu makan dan nyeri pada mata sejak 2 hari yang lalu. Serta adanya bercak-bercak merah di wajah, tubuh, tangan dan kaki sejak 1 hari yang lalu.
B. Data Obyektif      
1. Pemeriksaan Umum :
                        KU                                          Cukup
                        kesadaran                                Compos mentis
                        BB periksa yang lalu              50 kg
                        BB sekarang                            50 kg  
                        td                                             90/70 mmHg
                        suhu                                         38,50C
                        Nadi                                        80 x/menit
                        RR                                           20 x/menit
2.   Pemeriksaan Fisik : secara keseluruhan tidak ditemukan kelainan tapi pada beberapa anggota tubuh yaitu ditemukan,
wajah               : terdapat ruam merah
Mata                : sclera agak merah, conjungtiva pucat, terdapat nyeri tekan pada alpebral.
Hidung            : terdapat secret
leher                : terdapat pembesaran pada kelenjar limfe
Abdoment       : Tidak ada bekas luka operasi, terdapat ruam merah
Leopold 1        : Tfu 3 jari atas pusat,fundus teraba lunak,kurang bundar dan tidak melenting (bokong).
Leopold II       : perut bagian kiri teraba keras seperti papan (punggung), perut kanan teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas).
            Leopold III     :teraba keras,bundar dan melenting (kepala).
Leopold IV     : Bagian terendah janin belum masuk PAP (Konvergen)
            Djj                   : 140 X/m
            Mc.Donald      : 26 cm
Genetalia         : kebersihan cukup, tidak terdapat lesi, tidak terdapat secret
Ekstremitas     : kulit kering, terdapat ruam merah
           




  1. Pemeriksaan Penunjang
·         HB                                : 10,2  gr%
·         Tes darah serologi
·         Test ELISA
·         Pemeriksaan Igm           : (+) Positif

C. Assesment
Diagnosa         : GII P1ooo1, 20 mgg, kesan/jalan lahir  normal dengan Rubella
Masalah           : - gangguan rasa nyaman sehubungan dengan demam, mata nyeri dan sakit   tenggorokan
                        -Cemas
                        - gangguan kebutuhan pola nutrisi
Diagnosa Potensial :  abortus, sindrom rubella kongenital









D. Penatalaksanaan
Implementasi :
  1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu terinfeksi rubella
  2. Memberikan dukungan emosional pada ibu agar mengurangi rasa cemas ibu.
  3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (nutrisi seimbang) seperti nasi, lauk sayur, buah, susu  serta banyak minum air putih.
  4. Menganjurkan ibu untuk istirahat secukupnya
  5. Memberikan obat asetaminofen 3x1 sesuai advis dokter untuk menurunkan demam
  6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hyginenya, serta kebersihan genetalianya, yaitu jika cebok dari depan ke belakang
  7. Memberitahukan pada ibu dan keluarga agar anak-anak dalam keluarga mereka untuk segera di vaksin MMR agar tidak ikut terinfeksi rubella
  8. Memberitahukan pada ibu dan keluarga ketika bayinya telah lahir, agar bayinya di vaksin MMR.

Evaluasi
S          : Ibu mengatakan mengerti atas penjelasan     yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan
O         : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan     yang telah disampaikan petugas kesehatan
A         : GII P10001 dengan rubella
P          : Kontrol ulang 3 hari kemudian atau sewaktu-waktu jika ada keluhan


BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang ada, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu, Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan ( Sarwono : 2008 ), Infeksi terjadi melalui mukosa saluran pernapasan bagian atas. Hanya sedikit yang diketahui mengenai peristiwa yang terjadi selama minggu ke-2 hingga ke-3 masa inkubasi. Gejala rubella yaitu pembengkakan pada kelenjar getah bening,demam diatas 38 derajat Celsius,mata terasa nyeri dan merah,ruam merah muda yang diawali pada wajah dengan cepat menyebar ke punggung dan kemudian lengan dan kaki dan seluruh tubuh.
3.2 Saran
            Sebagai petugas kesehatan kita hendaknya mampu serta sigap dalam mendeteksi atau mendiagnosa seorang ibu hamil yang disertai dengan penyakit rubella agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dan lebih lanjut.










Previous
Next Post »

Translate