Mata Kuliah :
Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan
Beban Studi :
2 SKS (T : 1, P : 1)
Kode Mata
Kuliah : Bd. 403
Pokok
Bahasan : Komunikasi
Sub Pokok
Bahasan : - Definisi Komunikasi
-
Unsur-Unsur
Komunikasi
-
Jenis Komunikasi
-
Proses Komunikasi
-
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi komunikasi
-
Bentuk Komunikasi
Pertemuan
ke- : I
Pengajar : Syuhrotut Taufiqoh, S. ST
KOMUNIKASI
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan
seluruh hidup dan menjalankan seluruh kehidupannya sebagai individu dalam
kelompok sosial,
komunitas, organisasi, maupun masyarakat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak
lepas dari kegiatan interaksi, membangun relasi dan transaksi sosial dengan orang lain.
Komunikasi merupakan bagian integral di kehidupan manusia, apapun statusnya di
masyarakat.
Manusia tidak dapat
menghindari komunikasi antar personal, komunikasi dalam kelompok, komunikasi
dalam organisasi dan publik,
serta komunikasi massa. Kegiatan komunikasi selalu mendasari kegiatan yang
lain, termasuk kegiatan pelayanan kebidanan. Komunikasi dan konseling merupakan
aspek yang sangat penting dalam pelayanan kebidanan. Asuhan
kebidanan merupakan penggambaran hubungan antara bidan dan klien dalam hal
pemenuhan kebutuhan klien yang memerlukan keterampilan untuk menciptakan
interaksi yang baik sebagai usaha bersama untuk mencapai tujuan konseling yang
dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, atau pun perubahan tingkah
laku atau sikap dalam ruang lingkup kebidanan.
A. Pengertian Komunikasi
Dalam
perkembangan praktik komunikasi manusia, secara etimologi kata “komunikasi”
mengalami peralihan dari bahasa latin “common” yang berarti “bersama dengan
atau bersatu dengan” ke bahasa inggris menjadi “Communication”.
Menurut
Yowono (1985), komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan
dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku
yang diinginkan penerima informasi.
Communication is more
technically defined as a process for evaluation the memories (komunikasi
secara teknis merupakan proses penyampaian pesan/memori)(Harwood, 2001).
Komunikasi
merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan system symbol linguistic, seperti simbol
verbal, non verbal. Sistem ini dapat diasosiasikan secara langsung atau melalui media lain (tulisan,
oral, visual)(Knapp, 2003)
Dari beberapa definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi antar
pribadi atau proses penyampaian informasi dengan bentuk verbal maupun non
verbal untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Unsur-Unsur Komunikasi
Agar
terjadi komunikasi yang efektif, diperlukan keterlibatan beberapa unsur dalam
berkomunikasi, yaitu :
1.
Komunikator/Sender/pengirim
Komunikator adalah orang yang memberikan
informasi. Komunikator bisa individu, kelompok, keluarga atau organisasi yang
mengambil inisiatif untuk menyampaikan informasi dengan individu atau kelompok
lain dan berperan untuk mengalihkan (transfering) pesan.
2.
Komunikan/Receiver/penerima
Komunikan
adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi atau sasaran dalam kegiatan
komunikasi. Komunikan bisa individu, komunitas, organisasi, atau masyarakat .
Kesuksesan
suatu komunikasi tidak terutama terletak pada komunikator meskipun komunikator
merupakan sumber yang memprakarsai komunikasi. Sukses dan gagalnya peranan komunikasi yang diperankan oleh komunikator
sangat tergantung dari penilaian yang diberikan oleh komunikan. Analisis komunikasi merupakan bagian yang sangat
penting, karena jika tidak dapat mengenali karakteristik komunikan maka komunikasi atau penyampaian
pesan tidak akan tercapai.
3.
Pesan
Pesan adalah berita atau informasi yang
disampaikan oleh komunikator melalui lambang atau gerakan kepada penerima
pesan.
4.
Media/Chanel/Saluran
Media komunikasi merupakan sarana untuk
menangkap lambang
informasi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi agar memberikan makna terhadap suatu
stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung
dari suatu proses untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indera.
Menurut John Fiske (2007), saluran komunikasi
terbagi menjadi tiga kelompok yang meliputi :
Ø Presentational
media
Merupakan
media komunikasi yang berupa tampilan wajah, suara atau bahasa tubuh.
Ø Representational
media
Merupakan
media komunikasi yang diciptakan oleh manusia yang berwujud tulisan, gambar,
fotografi, komposisi musik,
arsitektur dan lain-lain. Semua media ini memiliki nilai estetika baik secara
teknis maupun praktik.
Ø Mechanical
Media
Merupakan
media komunikasi yang diciptakan oleh manusia dengan tenaga mekanik dan
merupakan perpaduan antara presentational dan
representational media yang dapat berwujud radio, televisi, video, film, surat kabar,
majalah, telepon. Misalnya surat kabar yang memuat tampilan wajah atau foto
seseorang, televisi merekam wajah dan suara.
5.
Umpan Balik
Umpan balik (feed
back) merupakan hasil dari interaksi antar personal yang dapat berwujud
verbal dan non verbal serta berlangsung dua arah.Komunikasi dapat dikatakan
berhasil apabila komunikan mampu memberikan umpan balik yang berbentuk
tanggapan atau respon. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan dapat
terkategorikan menjadi empat jenis, yaitu :
Ø Zero Feed Back
Zero Feed Back berarti tidak ada
kejelasan umpan balik dari komunikan. Komunikan bersifat dingin, hal ini dapat
disebabkan pesan yang disampaikan kurang jelas, lambang bahasa yang digunakan tidak
dapat dipahami, dan waktu atau tempat penyampaian pesan yang tidak tepat
sehingga komunikasi menjadi tidak bermakna.
Ø Positive Feed Back
Positive Feed Back berarti
umpan balik yang disampaikan oleh komunikan mendukung atau sesuai dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan menunjukkan persetujuan dan umpan
balik yang disampaikan dapat berupa pengulangan informasi yang disampaikan.
Ø Netral Feed Back
Netral Feed Back berarti
tanggapan yang disampaikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Ø Negative Feed Back
Negative Feed Back berarti
umpan balik yang disampaikan oleh komunikan adalah
kata yang tidak mendukung
pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bersifat tidak ada
persetujuan dan umpan balik yang disampaikan dapat berupa kritikan.
C. Jenis-Jenis Komunikasi
Berdasarkan jenisnya,
komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi
kebahasaan dapat terwujud secar lisan atau kata-kata yang diucapkan (vokal) dan
tertulis (visual). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol-simbol
yang dipahami oleh komunitas masyarakat. Bahasa juga dapat dikatakan sebagai suatu kode verbal. Simbol yang
dimaksud diwujud dalam kata-kata untuk menyampaikan gagasan, ide,
perasaan, membangkitkan respon emosional atau menjelaskan obyek observasi dan
ingatan. Namun dalam hal ini terdapat keterbatasan dalam penggunaan bahasa
dalam kaitannya dengan proses komunikasi, diantaranya adalah :
Ø Keterbatasan
jumlah kata untuk mewakili obyek
Tidak semua kata
tersedia untuk merujuk pada obyek tertentu. Suatu kata hanya mewakili realitas
tapi bukan realitas itu sendiri.dengan demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak
melukiskan sesuatu secara acak.
Ø Kata-kata
bersifat ambigu dan kontekstual
Kata-kata dapat bersifat
ambigu karena merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda
dengan latar belakang sosial
budaya yang berbeda pula.
Misalnya : kata “berat”
yang mempunyai makna berbeda-beda.
Tubuh orang itu berat--------kepala saya
berat--------ujian itu berat
Ø Kata-kata
mengandung bias budaya
Bahasa terikat konteks budaya.
Oleh karena di dunia ini terdapat
berbagai kelompok manusia dengan budaya
yang berbeda sehingga tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang sama atau
hampir sama tetapi dimaknai secara
berbeda, atau kata-kata yang berbeda tetapi dimaknai sama. Konsekuensinya dua
orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman
ketika mereka menggunakan kata yang sama.
Misalnya : kata awak
untuk orang minang adalah saya atau kita, sedangkan menurut orang Palembang
berarti kamu.
Ø Pencampuradukkan
fakta, penafsiran, dan penilaian.
Dalam berbahasa sering
kali terjadi pencampuradukkan fakta, penafsiran dan penilaian. Suatu peristiwa
atau perkataan orang lain dapat diartikan macam-macam, tergantung dari sudut
pandang penilaian.
Proses
penerjemahan dalam bentuk lambang (verbal atau non verbal) disebut penyandian
atau encoding. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang tercipta dari proses encoding,
dengan melihat keterbatasan pemakaian bahasa, maka diperlukan kecermatan dalam
berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana
menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan
kesalahpahaman.
Komunikasi
yang paling lazim digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah komunikasi verbal,
terutama dalam percakapan tatap muka.
2.
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi
non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan maupun
tulisan, tetapi menggunakan bahasa kial. Bahasa kial merupakan bahasa yang
menggunakan gerakan tangan atau tubuh sebagai isyarat atau lukisan suatu
perbuatan, gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi.
Contoh : Ketika bidan memimpin persalinan terdengar
suara gaduh dari keluarga yang menunggu di luar kamar bersalin, kemudian bidan
membuka pintu dan memandang
keluarga pasien yang gaduh dengan menggeleng-gelengkan kepala sambil
menempelkan jari telunjuk di bibir. Makna yang ingin disampaikan adalah agar
keluarga pasien jangan gaduh.
Lima fungsi komunikasi non verbal yaitu :
Ø Repetisi
Yaitu
pengulangan kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
Contoh
: setelah mengatakan penolakan, dia menggelengkan kepala.
Ø Subtitusi
Yaitu menggantikan
lambang-lambang verbal.
Contoh : tanpa sepatah
kata pun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan
kepala.
Ø Kontradiksi
Yaitu menolak pesan
verbal atau member makna yang lain terhadap pesan verbal.
Contoh : Saudara memuji
prestasi teman Saudara dengan mencibirkan bibir, seraya berkata “Hebat, kamu
memang hebat”
Ø Komplemen
Yaitu melengkapi dan
memperkaya makna pesan non verbal.
Contoh : raut muka anda
menggambarkan penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
Ø Aksentuasi
Yaitu menegaskan pesan
verbal atau menggarisbawahi.
Contoh : mengungkapkan
perasaan jengkel dengan memukul meja.
D. Proses Komunikasi
Proses komunikasi
adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga
dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengaan komunikatornya.
Proses komunikasi
terjadi bila unsur-unsur komunikasi saling terlibat antara unsur satu dengan unsur
yang lain. Proses komunikasi terbagi
menjadi dua macam, yakni :
1.
Model linier
Proses
komunikasi hanya bersifat satu arah, berawal dari komunikator dan berakhir pada
komunikan.
2.
Model sirkuler
Proses
komunikasi yang ditandai adanya unsur feed
back. Proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada
titik yang lain.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Komunikasi
Proses komunikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.
Perkembangan
Agar
dapat berkomunikasi secara efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti
pengaruh perkembangan usia, baik dari segi bahasa maupun proses berpikir
seseorang tersebut. Cara berkomunikasi dengan anak balita tentunya berbeda
dengan remaja.
2.
Persepsi
Persepsi
adalah pandangan pribadi seseorang terhadap sesuatu. Persepsi ini dapat
terbentuk dari pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya
komunikasi.
3.
Nilai
Nilai
adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk
menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat terjadi interaksi yang tepat dengan klien.
Misalnya pada kasus aborsi yang sebagian orang masih menganggap bahwa aborsi
merupakan perbuatan yang wajar apabila terjadi kehamilan tidak diinginkan.
4.
Latar belakang sosial budaya
Bahasa
dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan
membatasi cara bertindak dan cara berkomunikasi.
5.
Emosi
Emosi
merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Perasaan marah, sedih,
senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Bidan harus mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga mampu memberikan
asuhan kebidanan yang tepat. Selain itu bidan pun harus mengevaluasi emosi yang
ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.
6.
Jenis kelamin
Setiap
jenis kelamin mempunyai gaya tersendiri dalam berkomunikasi. Misal laki-laki
yang dalam berbicara cenderung langsung dan aktif, sedangkan perempuan terlalu
sopan dan pasif.
7.
Pengetahuan
Tingkat
pengetahuan dapat mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan lebih sulit merespon pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkatanan tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat
pengetahuan pasien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat
memberi asuhan kebidanan yang tepat
kepada pasien.
8.
Peran dan hubungan
Gaya
komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar perorangan yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan sesama bidan, bidan dengan pasien
akan berbeda tergantung perannya
9.
Lingkungan
Lingkungan
interaksi akan mempengaruhi terjadinya komunikasi yang efektif. Suasana yang
bising, tidak ada privasi yang terjaga akan dapat menimbulkan kekacauan,
ketegangan, dan ketidaknyamanan dalam berkomunikasi.
10. Citra
diri
Stiap
manusia mempunyai gambaran tertentu tentang dirinya, status social, kekurangan
dan kelebihannya. Citra diri ini dapat terungkap dalam komunikasi.
11. Kondisi
fisik
Kondisi
fisik mempunyai pengaruh yang penting dalam komunikasi. Dalam hal ini berkaitan
dengan indera penglihatan, pendengaran dan penglihatan.
Misal
: orang yang tuna wicara akan kesulitan berkomunikasi dengan orang normal yang
belum terbiasa berkomunikasi dengan seseorang yang memliki kebutuhan khusus.
F. Bentuk Komunikasi
1.
Interpersonal Communication
(face to face communication)
Komunikasi
interpersonal adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif dan
komunikator dapat langsung bertatap muka sehingga komunikator bisa langsung
dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan memperoleh tanggapan/respon.
Penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain bersifat dua arah, secara
verbal maupun non verbal
2.
Intrapersonal Communication
Komunikasi
intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri intividu. Komunikasi
tersebut akan membantu seseorang atau individu agar tetap sadar akan kejadian
di sekitarnya. Atau dapat juga disebut penyampaian pesan kepada diri sendiri.
3.
Mass Communication (Komunikasi
Massa)
Komunikasi
massa adalah komunikasi umum, bukan komunikasi pribadi, pesan yang disampaikan
tidak ditujukan pada satu orang saja tetapi bagi semua orang atau anggota
kelompok. Komunikasi massa merupakan
betuk komunikasi yang menyampaikan pesan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung, dan satu arah yang tertuju pada
publik. Penyampaian pesan dalam bentuk komunikasi massa ini dapat melalui surat kabar, radio, TV, film,
dan lain-lain.
Referensi
Ellins (2000), Komunikasi Interpersonal Teori dan Praktik, EGC : Jakarta
Geldend (2008), Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan Telnik Konseling, Mc
Graw Hill : New York
Mulyana (2005), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya : Bandung
Notoatmodjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta
Rakhmat (2005), Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya : Bandung
Uripni (2003), Komunikasi Kebidanan, EGC : Jakarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon