KONSEP
DASAR MEDIS
A. DEFENISI
PENDAHULUAN
PSMBA adalah
perdarahan pada traktus gastrointestinal
terutama disebabkan oleh tukak gastrik atau gastritis. Namun
varises esofageal, perlukaan Mallory-Weiss pada fungsi
gastroesofageal dapat menimbulkan periode perdarahan.
Penampinan orang yang mengalami perdarahan traktus
gastrointestinal bagian atas sangat bervariasi, tergantung
pada jumlah dan kecepatan kehilangan darah.
B. ETIOLOGI
Penyebab umum perdarahan saluran pencernaan bagian atas
adalah :
1. Esofageal
a. Varises
b. Inflamasi
c. ulkus
2. Gaster
a. Ulkus
b. Gastritis
3. Usus
halus : ulkus peptikum
C. PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum adalah penyebab yang
paling utama dari
perdarahan gastrointestinal bagian atas. Ulkus ini ditandai
oleh rusaknya mukosa sampai mencapai mukosa muskularis. Ulkus
ini biasanya dikelilingi sel-sel yang meradang yang akan
menjadi granulasi dan akhirnya jaringan parut.
1
Sekresi asam yang berlebihan adalah penting untuk patogenesis
penyakit ulkus. Kerusakan kemampuan mukosa untuk mensekresi
mukus sebagai pelindung juga telah diduga sebagai penyebab
terjadinya ulkus. Faktor-faktor resiko untuk terjadinya
penyakit ulkus peptikum yang telah dikenal termasuk aspirin
dan obat
antiinflamasi
non-steroid, keduanya dapat
mengakibatkan kerusakan mukosa.
Ulkus akibat stress ditemukan pada klien yang mengalami sakit
kritis dan ditandai dengan erosi mukosa. Penurunan perfusi
diperkirakan memiliki andil dalam
merusak sekresi mukus,
penurunan pH mukosa dan penurunan tingkat regenerasi sel
mukosa.
Hemoragi gastrointestinal bagian atas mengakibatkan
kehilangan volume darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena
ke jantung dan penurunan curah jantung.
Jika perdarahan
berlebihan maka mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
Penurunan perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi seluler.
Sel-sel akan berubah menjadi
metabolisme anaerobik dan
terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan
efek pada seluruh sistem tubuh dan tanpa suplai oksigen yang
mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.
D. GAMBARAN
KLINIK
Tanda dan gejala dari perdarahan saluran makanan bagian atas
adalah ditunjukkan dengan adanya
hematemesis. Klien yang
memuntahkan darah biasanya mengalami perdarahan yang
bersumber di atas ligamen Treitz. Peristaltik balik jarang
sampai mengakibatkan hematemesis jika
tempat perdarahan
berada di bawah area ini. Muntah dapat berwarna terang atau
seperti kopi, tergantung dari jumlah kandungan lambung pada
saat perdarahan dan lamanya darah telah berhubungan dengan
sekresi lambung. Asam lambung mengubah hemoglobin merah
terang menjadi hematin coklat dan menerangkan tentang warna
2
seperti kopi drainase yang dikeluarkan. Cairan lambung yang
berwarna merah maron atau merah terang
diakibatkan dari
perdarahan hebat dan sedikit kontak dengan asam lambung.
E. PENATALAKSANAAN
MEDIK
1. Penatalaksanaan
kolaboratif
Penatalaksanaan klien dengan perdarahan saluran makanan
bagian atas adalah usaha kolaboratif. Intervensi awal
mencakup 4 langkah antara lain :
a. Kaji keparahan perdarahan
b. Gantikan cairan dan produk darah dalam jumlah yang
mencukupi untuk mengatasi syok
c. Tegakkan diagnosa penyebab perdarahan
d. Rencanakan dan laksanakan perawatan defenitif
2. Resusitasi
cairan dan produk darah
Klien dengan perdarahan membutuhkan akses intravena segera
dengan intrakateter atau kanula berdiameter besar. Untuk
mencegah perkembangan syok hipovolemik, mulai lakukan
penggantian cairan dengan larutan intravena seperti ringer
laktat. Tanda-tanda vital dikaji secara terus-menerus pada
saat cairan diganti. Obat-obatan vasoaktif digunakan untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi pada organ-organ
tubuh yang vital
3. Mendiagnosa
penyebab perdarahan
Endoskopi fleksibel adalah pilihan
prosedur untuk
menentukan penyebab perdarahan. Dapat dipasang selang
nasogastrik untuk mengkaji tingkat perdarahan.
4. Perawatan
defenitif
Terapi endoskopi
Skleroterapi adalah pilihan tindakan jika letak perdarahan
dapat ditemukan
dengan menggunakan endoskopi. Letak
perdarahan hampir selalu disklerosiskan menggunakan agen
3
pensklerosis seperti natrium morrhuate atau natrium
tetradesil sulfat. Agen ini melukai endotel menyebabkan
nekrosis dan akhirnya mengakibatkan sklerosis pada
pembuluh darah yang berdarah. Metoda endoskopi tamponade
termal mencakup fotokoagulasi laser dan elektrokoagulasi.
KONSEP
DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Istirahat/aktifitas :
Subjektif : kelemahan, kelelahan
Objektif : takikardia, takipnea/hiperventilasi
terhadap aktifitas)
Sirkulasi :
Subjektif : hipotensi ; takikardia,
(respons
disritmia
(hipovolemia/hipoksemia) ; kelemahan/nadi perifer
lemah ; pengisian kapiler lambat/perlahan
(vasokontriksi) ; warna kulit pucat, sianosis ;
kelembaban kulit/membran mukosa :
berkeringat
(menunjukkan status syok, nyeri akut, respons
psikologik)
Integritas ego :
Subjektif : faktor stress
akut atau kronis (keuangan,
hubungan kerja)
Objektif : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara
gemetar
Eliminasi :
Subjektif : riwayat perawatan di rumah sakit
sebelumnya
karena perdarahan GI atau masalah yang
berhubungan dengan GI, misalnya luka
peptik/gaster, gastritis
4
Objektif : nyeri tekan abdomen, distensi ; bunyi usus sering
hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan, konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet) ; haluaran urine menurun, pekat
Makanan :
Subjektif : anoreksia, mual, muntah ;
masalah menelan,
cekukan ; nyeri ulu hati, sendawa bau asam,
mual/muntah ; tidak toleran terhadap makanan ;
penurunan berat badan
Objektif : muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk, berat jenis urine
menurun
Neurosensori :
Subjektif : rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar,
kelemahan ; status mental : tingkat kesadaran
terganggu, rentang dari agak cenderung tidur
Nyeri/kenyamanan :
Subjektif : nyeri digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa
terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat
disertai
perforasi
;
rasa
ketidaknyamanan/distress
samar-samar setelah
makan banyak dan hilang ; nyeri epigastrium kiri
sampai tengah atau menyebar ke punggung dan
hilang dengan antasida ; tidak ada nyeri (varises
esofageal atau gastritis)
Objektif : wajah berkerut, berhati-hati pada daerah yang
sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit
Keamanan :
Subjektif : alergi terhadap obat/sensitif
Objektif : peningkatan suhu
5
Penyuluhan/pembelajaran :
Subjektif : adanya gangguan obat
resep/dijual bebas yang
mengandung asam, alkohol, steroid
B. DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN
1. Kekurangan
volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan
dengan perdarahan
Tujuan : volume cairan adekuat dengan kriteria klien
menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh
haluaran urine adekuat dengan berat jenis normal, tanda
vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
pengisian kapiler baik
Rencana
tindakan :
- Catat karakteristik muntah atau drainase (membantu
dalam membedakan penyebab distress gaster)
- Awasi tanda vital, bandingkan dengan hasil normal
sebelumnya. Ukur TD dengan posisi duduk, berbaring dan
berdiri bila mungkin (perubahan TD dan nadi dapat
diperkirakan untuk kasar kehilangan darah. Hipotensi
postural menunjukkan penurunan volume sirkulasi)
- Catat respons fisiologis klien terhadap perdarahan,
seperti
perubahan
mental, kelemahan, gelisah,
ansietas, pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan
suhu (simptomatologi dapat berguna dalam mengukur
berat/lamanya episode perdarahan. Memburuknya gejala
dapat menunjukkan berlajutnya perdarahan atau tidak
adekuatnya penggantian cairan)
- Pertahankan pencatatan
akurat subtotal cairan/darah
sesuai indikasi (potensial kelebihan tranfusi cairan,
khususnya bila volume tambahan
diberikan sebelum
tranfusi darah)
6
- Kolaborasikan dalam
pemberian cairan/darah sesuai
indikasi (penggantian cairan tergantung pada derajat
hipovolemia dan lamanya perdarahan)
- Awasi masukan dan haluaran serta hubungkan dengan
perubahan BB (memberikan pedoman
untuk penggantian
cairan)
2. Resiko
tinggi kerusakan perfusi jaringan : hipovolemia
Tujuan : perfusi jaringan dapat dipertahankan
dengan
kriteria hasil tanda vital stabil, kulit hangat, nadi
perifer teraba, GDA dalam batas normal, haluaran urine
adekuat
Rencana
tindakan :
- Selidiki perubahan
tingkat
kesadaran, keluhan
pusing/sakit kepala (perubahan dapat menunjukkan
ketidakadekuatan perfusi serebral sebagai akibat
tekanan darah arteriol)
- Selidiki keluhan nyeri dada (dapat menunjukkan iskemia
jantung sehubungan dengan penurunan perfusi)
- Auskultasi nadi apikal (perubahan disritmia dan
iskemia dapat terjadi sebagai
akibat hipotensi,
hipoksia, asidosis, ketidakseimbangan elektrolit atau
pendinginan dekat area jantung, bila lanjut air dingin
digunakan untuk mengontrol perdarahan)
- Kaji kulit terhadap dingin, pucat, keringat, pengisian
kapiler lambat dan nadi perifer lemah (vasokontriksi
adalah respons simpatis terhadap penurunan volume
sirkulasi atau sebagai akibat dari efek koping
pemberian vasopresin)
- Catat haluaran
urine dan berat jenis (penurunan
perfusis sistemik dapat menyebabkan iskemia, gagal
ginjal dimanifestasikan dengan penurunan haluaran
urine)
7
3. Ketakutan/ansietas
berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, ancaman mati
Tujuan : ansietas berkurang/hilang dengan kriteria klien
mendiskusikan
tentang
pengenalan
takut/masalah,
menyatakan rentang perasaan yang tepat, menunjukkan
rileks dan laporan ansietas menurun, menunjukkan
pemecahan masalah dan penggunaan sumber efektif
Rencana
tindakan :
- Awasi respon fisiologis (dapat
menjadi indikatif
derajat takut yang dialami klien, tetapi dapat juga
berhubungan dengan kondisi fisik/status syok)
- Catat petunjuk perilaku, seperti gelisah (indikator
derajat takut yang dialami klien, misalnya klien akan
merasa tak terkontrol terhadap situasi atau mencapai
status panik)
- Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan
balik (membuat hubungan terapeutik)
- Tunjukkan teknik relaksasi,
contoh visualisasi,
latihan nafas (belajar cara rileks
dapat membantu
menurunkan takut dan ansietas)
4. Nyeri
berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa
gaster, rongga oral
Tujuan : nyeri berkurang/hilang dengan kriteria hasil
klien rileks, tenang dan mampu tidur/istirahat dengan
baik
Rencana
tindakan :
- Catat keluhan nyeri (nyeri tidak selalu ada, tetapi
bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pada
klien sebelumnya
dimana dapat membantu mendiagnosa
etiologi perdarahan dan terjadi komplikasi)
8
- Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri (membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan
terapi)
- Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif (menurunkan
kekakuan sendi, meminimalkan nyeri/ketidaknyamanan)
5. Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang
proses
penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kekurangan informasi, tidak mengenal sumber
informasi
Tujuan : pengetahuan klien bertambah dengan kriteria
hasil kilen
mengungkapkan pemahaman tentang
penyebab
perdarahan sendiri (bila tahu) dan penggunaan tindakan
obat, mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah
kekambuhan, berpartisipasi dalam program pengobatan
Rencana
tindakan :
- Tentukan persepsi klien teradap penyebab perdarahan
(membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa
kesadaran yang konstruktif pada individu)
- Kaji ulang informasi tentang etiologi perdarahan
(memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat
membuat pilihan informasi/keputusan tentang masa depan
dan kontrol masalah kesehatan)
- Bantu klien untuk mengidentifikasi hubungan masukan
makanan dan pencetus atau hilangnya nyeri epigastrium
termasuk menghindari iritasi gaster (kafein dan rokok
merangsang keasaman lambung. Alkohol mendukung untuk
erosi mukosa lambung)
- Kaji ulang program pengobatan, kemungkinan efek
samping dan interaksi dengan obat lain dengan cepat
(membantu pemahaman tentang alasan meminum obat dan
gejala apa yang penting dilaporkan dalam pemberian
asuhan)
9
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
N a m a
Jenis kelamin
U m u r
Status perkawinan
A g a m a
LAPORAN KASUS
: Tn. N
: laki-laki
: 58 tahun
: sudah kawin
: Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
A l a m a t
Tanggal masuk
No. register
Ruangan/kamar
Golongan darah
: Pedangan
: Jl. Krakatau Pusuk Buhit No.2
: 08 Januari 2002
: 01 68 37
: Mawar/Kelas II-4
: O
2. Penanggung
jawab/keluarga terdekat
N a m a
Pekerjaan
A l a m a t
: Ny.
: Ibu Rumah Tangga
: Jl. Krakatau Pusuk Buhit No.2
3. Keluhan utama/yang
paling sering : muntah darah
4. Riwayat kesehatan
sekarang
Provocative/palliative :
a. Apa penyebab : rusaknya
kemampuan mukosa lambung untuk
mensekresi mukus
b. Hal yg memperbaiki keadaan : berobat ke RSU Imelda
Quantity/quality :
a. Bagaimana dirasakan : sakit pada perut (terutama area
epigastrium)
10
b. Bagaimana terlihat : klien muntah
bercampur darah,
frekwensi sering, warna kehitam-
hitaman
Region :
a. Dimana lokasinya :
saluran pencernaan bagian atas
b. Apakah menyebar : tidak
menyebar
Apakah mengganggu aktifitas
: ya, terjadi kelemahan umum
Kapan mulai timbul
Bagaimana terjadinya
: 2 hari yang lalu
: tiba-tiba
5. Riwayat kesehatan masa
lalu
Sakit yang pernah dialami : sirosis hepatis
Tindakan yang dilakukan : berobat ke dokter spesialis
Pernah dirawat
: pernah dirawat di RS Aceh
Allergi
:tidak allergi
terhadap
Immunisasi :
6. Riwayat kesehatan
keluarga
makanan/minuman atau suasana
tertentu
tidak diimunisasi
Orangtua : tidak pernah menderita penyakit
kronis
Saudara kandung
: tidak pernah menderita penyakit
kronis
Penyakit keturunan
: tidak
keturunan
ditemukan penyakit
Keluarga yang meninggal :
kakak klien (2 orang)
Penyebab meninggal
: tidak diketahui klien
11
Genogram :
Keterangan :
50 thn
17 thn
42 thn
19 thn
= perempuan
= laki-laki
= klien Tn. H
= tinggal serumah
= sudah meninggal
7. Riwayat/keadaan
psikososial
Bahasa yang dipergunakan : Bahasa Indonesia
Persepsi ttg penyakitnya : klien dapat menerima
keadaan
penyakitnya
Konsep diri
: klien ingin cepat sembuh karena
merasa dibutuhkan keluarga untuk
mencari nafkah
Keadaan emosi
: klien
dapat
mengungkapkan
perasaan sesuai realita
Perhatian thd orang lain : klien berkomunikasi dengan klien
lainnya yang satu ruangan
Hubungan dengan keluarga : baik, klien dijagai oleh keluarga
Hubungan dgn orang lain :
baik, terlihat dari kerabat yang
datang
Kegemaran
: olahraga
12
Daya sesuai (adaptasi) : klien dapat
beradaptasi dengan
lingkungan RS
Mekanisme pertahanan diri :
klien pasrah kepada
TYME dan
berdoa agar penyakitnya cepat
sembuh
8. Pemeriksaan fisik
Tanda vital
: dilaksanakan tanggal 08 Januari
2002 jam
23.30 wib
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi
Pernafasan :
Suhu tubuh
Kesadaran
: 80 kali permenit teratur
24 x/mnt teratur
: 37 oC peraxilla
:kompos mentis
Keadaaan umum : lemah, pucat
Penampilan :
kurang rapi
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan
Kepala :
Bentuknya
Rambut :
: 48 kg, BB tidak ideal
:oval
pendek, tidak mudah rontok, tidak
bercabang
Bentuk rambut : ikal
Warna
:hitam
Kulit kepala : kurang bersih
Penglihatan/mata :
Ketajaman
Sklera :
Pupil
Conjungtiva
:dapat membaca sebatas jarak 30 cm
ikterus
:isokhor kiri dan kanan, refleks
pupil
terhadap cahaya (+)
:ditemukan tanda-tanda anemis yaitu
pucat
pada area konjungtiva
Pemakaian alat bantu : tidak memakai alat bantu
13
Penciuman/hidung :
Polip
Perdarahan :
Peradangan :
:tidak meradang
tidak ada perdarahan
tidak ada peradangan
Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan
aroma, seperti
aroma buah jeruk dengan minyak kayu putih
Pendengaran/telinga :
Serumen
Cairan :
:ada sedikit dan tidak mengganggu
pendengaran
tidak ditemukan
Tanda peradangan : tidak ada peradangan
Alat bantu
: tidak memakai alat bantu dengar
Fungsi pendengaran : baik, masih dapat mendengarkan gesekan
rambutnya sendiri
Mulut :
Rongga mulut : bersih
Perdarahan :
Peradangan :
Gigi
Rumus gigi
Lidah
Tonsil :
tidak ada perdarahan
tidak ada peradangan
: lengkap
: 3
2 1 2
2 1 2 3
3 2 1
2 2 1
2 3
:bersih, tidak ditemukan bercak putih
tidak terjadi pembengkakan/peradangan
Fungsi pengecapan : baik, klien dapat membedakan rasa
manis, pahit, asam dan asin
Leher :
Kelenjar tiroid : tidak ada
pembesaran
TVJ
Thorak :
Bentuk :
Pernafasan :
Frekwensi
:tidak ditemukan peningkatan
simetris, tidak dijumpai kelainan anatomi
pernafasan perut/abdominalis
:24 x/mnt teratur
14
Bunyi nafas
Batuk
Sputum :
Jantung :
Nyeri dada
: vesikular, tidak dijumpai ronkhi,
rales
(-), mengi/wheezing (-)
:tidak ada batuk
tidak ada
: tidak ada nyeri dada
Denyut jantung : 80 x/mnt teratur
Bunyi jantung : tidak ditemukan kelainan/bunyi tambahan
seperti murmur (-), gallop (-), aritmia
(-)
Kulit :
Warna
Turgor :
Tekstur
Kelembaban :
:sawo matang
elastis, dapat kembali < 2 detik
:lembut tanpa lesi atau luka atau
infeksi
kering
Sensasi
Abdomen :
:dapat membedakan
tekanan
sentuhan, rabaan,
Turgor kulit : elastik/supel, dapat kembali cepat < 2
detik
Hepar
Lien
: tidak teraba
: tidak teraba
Massa or cair : tidak ditemukan
Ginjal : tidak dijumpai nyeri ketok
Reproduksi :
Siklus menstruasi : -
Organ seksual
Kehamilan
Perdarahan :
: tidak ada kelainan anatomis
:-
tidak dijumpai
Prostat
:tidak ditemukan
hiperplasia
tanda-tanda
15
Kebersihan :
Infeksi
Ekstremitas :
Atas :
Bawah
Pola nutrisi :
bersih
:tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
lengan kiri terganggu karena terpasang iv
line kateter Ringer Laktat 20 tts/mnt dan
tidak ditemukan odema, refleks baik
:dapat digerakkan dengan bebas dan
sedikit
lemah karena klien diinstruksikan
bedrest, refleks baik
Sebelum masuk RS :
makan 3 x sehari, makanan yang disukai tidak jelas, tidak
ada makanan pantangan
Setelah masuk RS :
makan 3 x sehari sesuai dengan jadwal diet RS, dengan
jenis diet M-II
PP (bubur) dan selera makan klien
berkurang/menurun
Pola minum :
Sebelum masuk RS :
6-8 gelas perhari (2000-2500 cc)
Setelah masuk RS :
minum 5 gelas/hari (1500 cc) disesuaikan dengan anjuran
tim medis
Pola elimimasi :
Eliminasi Bab :
Sebelum masuk RS :
lancar, frekwensi 1 x sehari, konsistensi lunak, berwarna
kuning dan tidak ada kelainan, bercak darah (-)
16
Setelah masuk RS :
Belum pernah BAB selama dirawat di ruangan RS
Eliminasi Bak :
Sebelum masuk RS :
lancar dengan frekwensi 5 x sehari (1000-1500 cc),
berwarna kuning jernih dan tidak
ditemukan kelainan
lainnya saat berkemih
Setelah masuk RS :
lancar dengan frekwensi 2 x sehari dan banyaknya urine ±
500-1000 cc, berwarna kuning pekat dan tidak ditemukan
kelainan lainnya
Pola istirahat :
Sebelum masuk RS :
kebiasaan tidur siang 2 jam dalam sehari, kebiasaan tidur
malam 8 jam, tidak mengalami kesukaran dalam tidur
Setelah masuk RS :
klien tidur siang 2-3 jam dan malam hari klien sukar
tidur. Untuk mengatasinya klien berusaha dengan menonton
tv atau menutup mata dengan lengan atas
Pola aktifitas : klien
bekerja yaitu berdagang di depan
rumahnya
Kebersihan perorangan :
Sebelum masuk RS :
mandi 2 kali sehari, gosok gigi tiap kali mandi dan
mencuci rambut 1 kali sehari
Setelah masuk RS :
dilap 2 kali sehari, gosok gigi tidak pernah, cuci rambut
tidak pernah
17
Hambatan dalam personal higiene :
Terpasangnya iv line kateter pada lengan kiri dan tubuh
lemah
9. Pemeriksaan penunjang
Darah : Hb 6,4 gr%
18
Analisa
Data
No
Data
1 Data subjektif :
Klien mengatakan
tidak
selera makan
Data objektif :
Diet yang disajikan 2-3
sendok yang dimakan
klien, diet M-II PP,
klien terlihat
lemah,
lesu, tidak bergairah
Kemungkinan
penyebab
Anoreksia
akibat
kerusakan
mukosa saluran
pencernaan
Masalah
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
:
2 Data subjektif :
Lingkungan
Gangguan pola
Klien mengatakan
tidak
yang
kurang
tidur
bisa tidur dengan tenang,
terutama pada malam hari
Data objektif :
Klien tampak pucat,
gelisah, mata merah,
tidur malam
4-5 jam,
nyaman
sering terjaga di malam
hari
3
Data subjektif : Keadaan
fisik
Gangguan
Klien mengeluh tidak
lemah
aktiftas
mampu melakukan aktifitas
(kelemahan
sehari-hari lagi karena fisik secara
tubuhnya terasa lemah umum)
Data objektif :
Aktifitas klien sehari-
hari dibantu oleh
keluarga dan perawat,
klien bedrest di tempat
tidur, iv kateter
terpasang pada tangan
kiri
Diagnosa
keperawatan berdasarkan prioritas :
sehari-hari
1. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Anoreksia akibat
kerusakan mukosa saluran pencernaan ditandai dengan Klien
mengatakan tidak selera makan, Diet yang disajikan 2-3
sendok yang dimakan klien, diet M-II PP, klien terlihat
lemah, lesu, tidak bergairah
19
2. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan Lingkungan yang
kurang nyaman ditandai dengan Klien mengatakan tidak bisa
tidur dengan tenang, terutama pada malam hari, Klien
tampak pucat, gelisah, mata merah, tidur malam 4-5 jam,
sering terjaga di malam hari
3. Gangguan
aktiftas sehari-hari berhubungan dengan Keadaan
fisik lemah (kelemahan fisik secara umum) ditandai dengan
Klien mengeluh tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari
lagi karena tubuhnya terasa lemah, Aktifitas klien sehari-
hari dibantu oleh keluarga dan perawat, klien bedrest di
tempat tidur, iv kateter terpasang pada tangan kiri
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN
1. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Anoreksia akibat
kerusakan mukosa saluran pencernaan ditandai dengan Klien
mengatakan tidak selera makan, Diet yang disajikan 2-3
sendok yang dimakan klien, diet M-II PP, klien terlihat
lemah, lesu, tidak bergairah
Tujuan :
kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi ditandai dengan
selera makan klien meningkat, perubahan diet dari M-II
menjadi makanan biasa, BB
meningkat, makanan yang
disajikan habis dimakan dan klien terlihat segar serta
bersemangat
Rencana
tindakan :
• Beri penjelasan tentang pentingnya makanan bagi tubuh
dan bagi penyembuhan penyakit klien (menambah
pengetahuan klien tentang pentingnya
makanan bagi
kesehatan)
20
• Berikan diet yang bervariasi, seperti nasi + lauk +
sayur + buah dengan roti dan susu (merangsang selera
makan klien cari segi visualitas)
• Sajikan diet dalam keadaan hangat (makanan yang hangat
tidak membuat klien mual)
• Berikan makanan yang bervariasi sesuai dengan selera
klien (makanan yang bervariasi menambah keinginan klien
untuk makan dari segi visualitas)
• Berikan diet dalam porsi kecil namun sering (porsi kecil
tapi sering tidak membuat klien kekenyangan dan
memberikan interval bagi klien untuk istirahat dan
menghemat energi)
Implementasi :
• Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa makanan
penting bagi kesehatan sebagai zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur
• Menyajikan makanan/diet klien sesuai dengan indikasi
diet yang dianjurkan bagian gizi
• Menyajikan makanan saat masih hangat
• Menyajikan makanan ke hadapan klien dengan porsi kecil
namun dengan frekwensi sering
Evaluasi :
S :Klien
mengatakan masih belum berselera untuk makan
O :Diet
yang disajikan hanya ¼ porsi yang dimakan klien,
diet M-II PP, klien terlihat masih lemah, lesu, tidak
bergairah
A :kebutuhan
nutrisi klien masih belum terpenuhi
P :pertahankan
rencana tindakan dan waspadai peningkatan
penurunan selera makan klien yang drastis, segera
laporkan
21
2. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan Lingkungan yang
kurang nyaman ditandai dengan Klien mengatakan tidak bisa
tidur dengan tenang, terutama pada malam hari, Klien
tampak pucat, gelisah, mata merah, tidur malam 4-5 jam,
sering terjaga di malam hari
Tujuan :
Pola tidur dapat dipertahankan dengan kriteria klien dapat
tidur dengan tenang pada malam hari, penampilan klien
segar pada pagi hari bangun tidur
Rencana
tindakan :
• Kaji faktor penyebab gangguan tidur (mengidentifikasi
secara dini peningkatan ketidaknyamanan klien)
• Ciptakan suasana kamar yang kondusif (suasana kondusif
memungkinkan klien untuk lebih tenang beristirahat)
• Batasi pengunjung masuk
kamar klien hanya pada jam
bertamu saja (kepadatan ruang menimbulkan kesan terlalu
sempit dan ribut)
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat relaksan
(membantu klien mudah istirahat untuk menghemat energi
cadangan)
Implementasi :
• Klien tidak dapat tidur dengan tenang di malam hari
akibat suasana RS yang ribut dan banyak keluarga klien
lainnya yang lalu lalang
• Menata ruang klien dengan bersih, menggantikan linen dan
sarung bantal klien setiap pagi dan atau bila kotor,
mengajurkan kepada keluarga untuk tidak mengganggu klien
saat jam istirahat dan membiarkan klien beristirahat
dengan tenang
• Membatasi pengujung hanya boleh bertamu pada jam bertamu
yang ditetapkan oleh RS
22
• Tim medis menginstruksikan untuk menangguhkan pemberian
obat relaksan, tapi lakukan tindakan imajinatif
Evaluasi :
S :Klien
mengatakan sudah bisa tidur dengan tenang, dan
pada malam hari agar bisa tidur klien nonton tv dan
membaca majalah
O :Klien
tampak masih pucat, gelisah berkurang, mata
merah, tidur malam 6-7 jam,
terjaga dimalam hari
berkurang
A :pola
tidur klien berangsur-angsur membaik
P :pertahankan tindakan dan waspadai peningkatan
ketidaefektifan pemenuhan kebutuhan klien
3. Gangguan
aktiftas sehari-hari berhubungan dengan Keadaan
fisik lemah (kelemahan fisik secara umum) ditandai dengan
Klien mengeluh tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari
lagi karena tubuhnya terasa lemah, Aktifitas klien sehari-
hari dibantu oleh keluarga dan perawat, klien bedrest di
tempat tidur, iv kateter terpasang pada tangan kiri
Tujuan :
Aktifitas sehari-hari klien dapat
terpenuhi dengan
kriteria klien mampu melakukan secara mandiri aktifitas
sehari-hari, seperti makan dan minum ditempat tidur
dilakukan oleh klien sendiri
Rencana
tindakan :
• Kaji faktor yang membuat klien tidak dapat melakukan
aktifitas
sehari-hari
(mengidentifikasi tingkat
kemampuan klien dalam beraktifitas)
• Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari
(tindakan penghematan energi klien)
• Support klien untuk latihan ROM aktif dan pasif ditempat
tidur (menghindari kekakuan otot dan atropi)
23
• Anjurkan klien untuk merubah sendiri posisi tidur
minimal setiap 2 jam sekali
(menghindari kerusakan
integritas jaringan kulit)
• Anjurkan klien untuk menyatakan kebutuhannya (memotivasi
klien untuk dapat meminimalkan
pemakaian energi
berlebihan)
• Anjurkan klien untuk melakukan pergerakan dimulai secara
perlahan-lahan, hindari pergerakan tiba-tiba (pergerakan
tiba-tiba dapat menyebabkan venous return yang
menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada saluran
pencernaan)
Implementasi :
• Klien tidak dapat beraktifitas karena merasa lemah dan
tidak bertenaga
• Dalam memenuhi kebutuhan tertentu seperti mandi, BAK,
dll dibantu oleh perawat dan keluarga
• Membantu klien melakukan pergerakan aktif dan pasif
ditempat tidur
• Klien merubah posisi sendiri dari posisi terlentang ke
posisi sim/miring kekiri atau kekanan, dan posisi semi
fowler dan fowler dengan dibantu
oleh perawat dan
keluarga
• Menganjurkan klien untuk menyatakan kebutuhannya
• Menganjurkan klien untuk melakukan pergerakan mulai dari
yang perlahan-lahan dan
menghentak/tiba-tiba
Evaluasi :
menghindari gerakan
S :Klien mengeluh
tidak mampu melakukan aktifitas
sehari-hari dengan baik seperti sebelum sakit karena
tubuhnya masih terasa lemah
O :Aktifitas
klien sehari-hari dibantu oleh keluarga dan
perawat, klien masih bedrest di tempat tidur, iv
24
kateter terpasang pada tangan kiri, perubahan posisi
dilakukan sendiri
A :kebutuhan
sehari-hari klien masih belum terpenuhi
P :pertahankan
tindakan, jangan biarkan klien melakukan
pergerakan sendiri tanpa dimonitor perawat atau
keluarga
25
Tgl
Dx
CATATAN
PERKEMBANGAN
Implementasi
Evaluasi
09/
1 • Menjelaskan
ulang
S : Klien mengatakan masih
01/
kepada
klien dan
belum berselera untuk
02
keluarga bahwa makanan
penting bagi kesehatan
sebagai zat tenaga, zat
pembangun dan zat
pengatur
makan dan berusaha
untuk memakan habis
dietnya
O : Diet yang disajikan
hanya ¼ porsi yang
• Menyajikan makanan/diet
klien sesuai dengan
indikasi diet yang
dianjurkan bagian gizi
dimakan klien, diet M-
II PP, klien terlihat
masih lemah, lesu,
tidak bergairah
• Menyajikan makanan saat A :
kebutuhan nutrisi klien
masih hangat
masih belum terpenuhi
• Menyajikan makanan ke P : pertahankan rencana
09/
hadapan klien dengan
porsi kecil namun
dengan frekwensi sering
2 • Klien sudah dapat tidur
tindakan dan waspadai
peningkatan penurunan
selera makan klien yang
drastis, segera
laporkan
S : Klien mengatakan sudah
01/
dengan tenang di malam
bisa
tidur
dengan
02
09/
01/
02
hari
• Ruangan klien bersih
dan tenang
• Mengingatkan kepada
keluarga jam istirahat
klien agar tidak
diganggu
• Mengingatkan pengujung
untuk waktu yang
terbatas dan waktu
istirahat klien
3 • Menganjurkan klien
untuk tidak
terlalu
banyak dulu
beraktifitas, terutama
hal-hal yang tidak
perlu untuk penghematan
tenang, dan pada malam
hari agar bisa tidur
klien nonton tv dan
membaca majalah
O : Klien tampak masih
pucat, gelisah ber-
kurang, mata tidak
merah lagi, tidur malam
8-9 jam, terjaga
dimalam hari tidak
pernah lagi
A : pola tidur klien
membaik
P : pertahankan tindakan
dan kaji faktor
penyebab wajah klien
tampak pucat
S : Klien mengatakan bahwa
ia merasa sudah sehat
dan dapat bergerak
dengan baik walaupun
masih sedikit lemah
26
tenaga klien
• Mengajurkan keluarga
klien untuk
tetap
O : Aktifitas klien sehari-
hari masih dibantu oleh
keluarga dan perawat,
10/
01/
membantu klien dalam
memenuhi aktifitas
sehari-hari
• Membantu klien
melakukan pergerakan
aktif dan pasif
ditempat tidur
• Memonitoring klien
melakukan perubahan
posisi
• Menganjurkan klien
untuk menyatakan
kebutuhannya
1 • Mengingatkan klien
untuk menghabiskan
dietnya
klien masih bedrest di
tempat tidur, iv
kateter terpasang pada
tangan kiri, perubahan
posisi dilakukan
sendiri
A : kebutuhan sehari-hari
klien masih belum
terpenuhi
P : pertahankan tindakan,
jangan biarkan klien
melakukan pergerakan
sendiri tanpa dimonitor
perawat atau keluarga
S : Klien mengatakan masih
belum berselera untuk
makan dan berusaha
02
• Menyajikan makanan/diet
klien sesuai dengan
untuk memakan habis
dietnya
indikasi diet yang
dianjurkan bagian gizi
• Menyajikan makanan saat
masih hangat
O : Diet yang masih ¼ porsi
yang dimakan klien,
diet M-II PP, klien
terlihat masih lemah,
• Menyajikan makanan ke
lesu, tidak bergairah
10/
hadapan klien dengan
porsi kecil namun
dengan frekwensi sering
2 • Klien sudah dapat tidur
A : kebutuhan nutrisi klien
masih belum terpenuhi
P : pertahankan rencana
tindakan dan waspadai
peningkatan penurunan
selera makan klien yang
drastis, segera
laporkan
S : Klien mengatakan sudah
01/
dengan tenang di malam
bisa
tidur
dengan
02
hari
• Ruangan klien bersih
dan tenang
• Keluarga mengatakan
klien sedang
beristirahat/tidur
siang dan terlihat
nyenyak
• Pucat
yang dialami
tenang, dan badan sudah
terasa segar
O : Klien tampak masih
pucat, klien tidak
gelisah lagi, mata
tidak merah/seperti
biasa, tidur malam 8-9
jam, tidur siang 2-3
jam, terjaga dimalam
hari tidak pernah lagi
klien disebabkan karena A :
pola
tidur klien
kadar Hb
klien yang
masih rendah
membaik,
teratasi
masalah
P : pertahankan tindakan
27
10/
01/
3 • Mengingatkan klien
untuk membatasi
dan kaji faktor
penyebab wajah klien
tampak pucat
S : Klien mengatakan bahwa
ia merasa sudah sehat
02
pemakaian energi yang
berlebihan
• Mengingatkan keluarga
dan dapat bergerak
dengan baik walaupun
masih sedikit lemah
11/
01/
02
klien untuk tetap
membantu klien dalam
memenuhi aktifitas
sehari-hari
• Membantu klien
melakukan pergerakan
aktif dan
pasif
ditempat tidur
• Memonitoring klien
melakukan perubahan
posisi
• mengingatkan klien
untuk menyatakan
kebutuhannya kepada
perawat atau keluarga
1 • Mengingatkan klien
untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi
sesuai dengan pesan
dokter selama perawatan
di rumah
• Mengingatkan klien dan
keluarga pentingnya
makanan bergizi untuk
penyembuhan klien
selama perawatan di
rumah
• Menganjurkan kepada
keluarga untuk
menyediakan dan
menyajikan makanan
klien dirumah dalam
keadaan hangat dan
porsi kecil tapi sering
• Mengingatkan kepada
keluarga agar segera
O : Aktifitas klien sehari-
hari masih dibantu oleh
keluarga dan perawat,
klien masih bedrest di
tempat tidur, iv
kateter terpasang pada
tangan kiri, perubahan
posisi dilakukan
sendiri
A : kebutuhan sehari-hari
klien masih belum
terpenuhi
P : pertahankan tindakan,
jangan biarkan klien
melakukan pergerakan
sendiri tanpa dimonitor
perawat atau keluarga
S : Klien dan keluarga
menyatakan pemahamannya
tentang pentingnya
makanan bergizi bagi
kesembuhan dan
kesehatan klien
O : Diet yang disajikan
masih ½ porsi
dihabiskan oleh klien
A : kebutuhan nutrisi klien
masih belum terpenuhi,
perlu penyuluhan
tentang perawatan di
rumah dan tentang
makanan bergizi
P : penyuluhan kesehatan
tentang makanan bergizi
sebelum klien pulang
membawa klien ke RS
bila terjadi penurunan
nafsu makan yang
drastis
28
11/
01/
3 • Mengingatkan klien
untuk membatasi
S : Klien mengatakan bahwa
ia merasa sudah sehat
02
pemakaian energi yang
berlebihan selama
dan ingin segera pulang
ke rumah
perawatan di rumah
• Mengingatkan keluarga
klien untuk tetap
membantu klien dalam
memenuhi aktifitas
sehari-hari selama
dalam perawatan di
rumah
• Mengajurkan keluarga
untuk tetap melakukan
tindakan latihan ROM
O : Aktifitas klien sehari-
hari masih dibantu oleh
keluarga dan perawat
dengan minimal, klien
dianjurkan istirahat di
rumah, iv kateter
dihentikan
A : kebutuhan sehari-hari
klien masih belum
terpenuhi, perlu
perhatian seterusnya
aktif dan pasif selama
perawatan di rumah
oleh keluarga di rumah
P : penyuluhan kesehatan
tentang pentingnya
penghematan energi
untuk mendukung
kesembuhan dan
kesehatan klien selama
dalam perawatan di
rumah sampai klien
merasa sudah sembuh
betul
29
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN Tn. H
DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PSMBA
(PERDARAHAN
SALURAN MAKANAN BAGIAN ATAS)
DI
RUANG MAWAR KELAS II-4 RUMAH SAKIT UMUM IMELDA MEDAN
Disusun
oleh :
I R
M A W A T I
NIM
: 20031
AKADEMI KEPERAWATAN
IMELDA MEDAN
MEDAN – 2002
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges, ME at.all., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman
Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Edisi III, Cetakan I, EGC, Jakarta.
Engram, Barbara at.all., 1999, Medical Surgical
Nursing Care
Plans, Volume 2, Cetakan I, EGC, Jakarta.
Long, Barbara S, 1996, Perawatan Medikal
Bedah : Suatu
Pendekatan
Proses Keperawatan, Jilid II, IAPK-Pajajaran,
Bandung.
Mansjoer, A at.all., 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I,
Edisi III, Cetakan IV, Media Aeskulapius FK-UI, Jakarta.
Soeparman, 1995, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi III, Balai
Penerbit FK-UI, Jakarta.
Tucker, SM at.all., 1998, Standar Perawatan Pasien :
Proses
Keperawatan,
Diagnosa dan Evaluasi, , Edisi V, Cetakan I,
EGC, Jakarta.
LEMBARAN
PERSETUJUAN
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Klien Tn. H dengan Gangguan
Sistem Pencernaan : Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas
(PSMBA) di Ruang Mawar Kelas II-4 Rumah Sakit Umum Imelda Medan
telah disetujui oleh :
Medan, Januari 2002
Disetujui
oleh :
Pembimbing :
Hasrat Jaya Ziliwu, S.Kep
Koordinator Mata Ajaran,
Betty
Pardosi, AMK
Diketahui oleh :
Direktris Akademi Keperawatan Imelda Medan,
Imelda
Liana Ritonga, S.Kp
ConversionConversion EmoticonEmoticon