BAB
II
TINJAUAN TEORI
- DEFINISI
Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh
gangguan supalai darah ke bagian otak.(
Brunner & Sudarth, 2000)
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
supalai darah kebagian otak( Brunner
& Sudarth, 2002)
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak. (Elizabeth J. Corwin, 2002)
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif, cepat
berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih
atau langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan oleh peredaran darah
otak non traumatik. (Mansjoer A. Dkk)
Stroke adalah defisit neurologis yang mempunyai awitan mendadak atau
berlangsung 24 jam sebagai akibat dari cerebrovaskular desease (CVD) atau
penyakit cerebrovaskular. (Hudak and
Gallo)
Stroke merupakan manifestasi
neurologis yang umum yang timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan
suplai darah ke otak. (Depkes RI 1996)
Timbulnya lesi iskemik atau lesi perdarahan didalam pembuluh darah
intrakanial.(Brenda Walters Holloway)
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal
maupun menyeluruh. (WHO dikutip Harsono)
Stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak
baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis
dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak. (Marilyn E. Doenges)
Stroke atau serebrovaskuler accident adalah gangguan suplai darah normal ke
otak yang sering terjadi dengan tiba-tiba dan menyebabkan fatal neurologik
deficit.( Igrativicius, 1995)
- ETIOLOGI
a. Trombosis
bekuan
darah dalam pembuluh darah otak atau leher: Arteriosklerosis serebral.
b. Embolisme serebral
bekuan
darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain:
endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi polmonal.
c. Iskemia
penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.
d. Hemoragi Serebral
Pecahnya
pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak
- FAKTOR RESIKO PADA STROKE
1.
Tidak dapat dirubah (Non Reversible)
Ø Jenis kelamin :
Pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding wanita.
Ø Usia :
Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
Ø Keturunan :
Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
2.
Dapat dirubah (Reversible)
Ø Hipertensi
Ø Penyakit jantung
Ø Kolesterol Tinggi
Ø Obesitas
Ø Diabetes Melitus
Ø Polistemia
Ø Stress Emosional
3.
Kebiasaan Hidup
Ø Merokok, Peminum Alkohol, obat-obatan terlarang.
Ø Aktivitas yang tidak sehat: Kurang olahraga,
makanan berkolesterol.
Ø
- KLASIFIKASI STROKE
Berdasarkan Klinik
1. Stroke Hemoragik (SH)
Stroke yang terjadi karena perdarahan Sub arachnoid, mungkin disebabkan
oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu, biasanya terjadi saat
pasien melakukan aktivitas atau saat aktif. Namun bisa juga terjadi saat
istirahat, kesadaran pasien umumnya menurun.
2. Stroke Non Hemoragik (SNH)
Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi
iskemi yang menyebabkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder,
kesadaran pasien umumnya baik.
Berdasarkan
Perjalanan Penyakit
1. Trancient Iskemik Attack (TIA) atau serangan
iskemik sepintas
Merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan hilang dalam
beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit) sampai beberapa jam (24 jam)
2. Stroke Involution atau Progresif
Adalah perjalanan penyakit stroke berlangsung perlahan meskipun akut.
Munculnya gejala makin bertambah buruk, proses progresif beberapa jam sampai
beberapa hari.
3. Stroke Complete
Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau permanen, maksimal sejak
awal serangan dan sedikit memperlihatkan parbaikan dapat didahului dengan TIA
yang berulang.
- PATOFISIOLOGI
Ganguan Aliran Darah
Kerusakan penekanan/pergeseran Gangguan pada
Neuro muskular Jaringan Otak N. Trigeminus
Glasofaringeus,
vagus
Transmisi Peningkatan Kelemahan pada
Impuls Terganggu TIK otit-otot untuk
Mengunyak
dan menelan
Kelemahan otot G3 Perpusi Intake nutrisi berkurang
Jaringan
Kontraktur Nyeri kepala
Mobilitas terganggu Merangsang SSO
Sistem
Saraf Simpatis
Terangsang
memacu RAS
REM
menurun
Pasien
terjaga
Hepertensi
Aneurisma
PD Otak
Pecah
PD
Penurunan
Perpusi jaringan Otak
Gangguan Perpusi Jaringan Iskemia Pelebaran
Kolateral Hemisper
Kiri
Anoxia Aktivitas
Elektrolit Terganggu Area Broca’s Area Wernick’s
Metabolisme Anaerob Pompa Na & K
gagal Motorik Bicara terganggu Apasia sensorik
Asam laktat Meningkat Na & air masuk
ke Sel Apasia Motorik
Asidosis metabolik lokal
Ketidak seimbangan elektolit edema intra sel gangguan komunikasi
verbal
Penekanan pada mid brain dan
dienchephalon Peningkatan TIK
Ketidakstabilan sirkulasi &
pernapasan depisit
neurolgi mendadak
Resiko bersihan jalan napas tidak
epektif
Resiko Aspirasi Hilang reflek menelan, Replek batuk(-)
Gangguan menelan Hilang / gangguan reflek
motorik Penurunan kesadaran
Nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan mobilitas fisik
Self
care defisit
- MANIFESTASI KLINIK
1. Tanda/Gejala awal Stroke Trombotik (TIA)
Hemiparesis
Kehilangan bicara
Parestesia satu sisi tubuh
2. Tanda dan Gejala umum yang ditemukan pada
perdarahan otak pada klien hipertensi:
Nyeri kepala hebat (dibelakang leher)
Vertigo (pusing) / sinkope
Parestesia (sensasi abnormal)
Paralisis
Epistaksis
Perdarahan retina
3. Penemuan Secara Umum
Nyeri kepala
Muntah
Kejang
Perubahan mental
Demam
Perubahan ECG: Gelombang T, interval P-R memendek,
interval Q-R memanjang, kontraksi ventrikel premature, sinus bradikardia dan
ventrikel dan supra ventrikel, takhikardi.
4. Manifestasi klinik berhubungan dengan penyebab
a. Trombosis
Cenderung berkembang selama tidur atau dalam 1 jam
bangun tidur
Iskemia secara berangsur-angsur oleh karena itu
manifestasi klinik berkembang lebih lambat
Kesadaran relatif terpelihara
Tensi naik atau hipertensi
b. Embolisme
Tidak dapat dilihat pola waktu, tidak berhubungan
dengan aktivitas
Manifestasi klinis terjadi cepat dalam 10-30 detik
dan sering kali tanpa tanda, tidak nyeri kepala.
Kemungkinan dapat meningkat cepat
Kesadaran relatif terpelihara
Tensi normal
c. Hemoragik
Khas terjadi selama aktif, jam kerja
Sakit kepala berat (bila klien mampu melaporkan
gejala)
Serangan cepat dari hemiplegia komplit, terjadi
beberapa menit-1jam bentuk umumnya fatal.
Biasanya menghasilkan kehilangan fungsi permanen
secara perlahan, rendahnya penyembuhan secara sempurna.
Cepat terjadi koma
Kekakuan nuchal (belakang leher)
- KEMUNGKINAN KECACATAN YANG BERKAITAN DENGAN STROKE
Stroke Hemisper kiri
1. Hemiparesis atau hemiplegia sisi kanan
2. Prilaku lambat dan sangat hati-hati
3. Kelainan bidang pandang kanan
4. ekspresip, reseptif, atau dispagia global
5. Mudah prustasi
Stroke Hemisper Kanan
1. Hemiparesis atau
hemiplegia sisi kiri
2. Depisit spatial sampai
perseptual
3. Penilaian buruk
4.
Memperlihatkan ketidak sadaran depisit pada bagian yang sakit oleh karena itu
cenderung (beresiko untuk jatuh) atau cidera lainnya
5. Kelainan pada bidang visual
kiri
- SPESIFIK DEFISIT SETELAH STROKE
1.
Hemiparesis dan hemiplegia : Kelemahan dan paralisis satu sisi tubuh terjadi
karena kerusakan area mata pada korteks atau pada saluran serat piramidal.
2.
Apraksia adalah suatu kondisi dimana klien dapat menggerakan bagian yang
terkena tetapi tidak dapat digunakan untuk pergerakan dengan tujuan spesipik
(berjalan, bicara, pembersihan)
3.
Apasia adalah kerusakan dalam menggunakan dan interpretasi simbol bahasa.
Apasia mungkin meliputi beberapa atau semua aspek dari penggunaan bahasa
seperti berbicara, membaca, menulis, dan mengerti pembicaraan.
Katagori
apasia adalah:
Ü Apasia sensorik (reseptive aphasia)
-
disebut juga
wernicke aphasia
-
dapat
berbicara dengan artikulasi dan gramatikal yang benar tetapi kurang mampu
memahami isi/kata yang dibicarakan
Ü Apasia motorik (ekspresif aphasia)
-
disebut juga
bioca aphasia
-
tidak mampu
membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon kata
tunggal.
Ü Apasia Global (kombinasi baik apasia reseptive
maupun ekpresif)
4.
Disatria adalah kesulitan dalam bentuk kata.
- klien mengerti bahasa tetapi kesulitan mengucapkan kata dan
menyambungkannya
- disebabkan karena fungsi saraf kranial
yang menghasilkan kelemahan dan paralisis dari otot bibir, lidah dan laring
atau kehilangan sensasi.
- sering mempunyai kesulitan mengunyah dan menelan
makanan (disfagia) karena rendah kontrol otot.
5.
Disfagia adalah kesulitan dalam menelan
6. Perubahan
penglihatan:
- Homonimus hemianopisa (kehilangan setengah lapang
penglihatan pada sisi yang sama)
- Diplopia (penglihatan ganda)
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Agnosia (ketidakmampuan mengidentifikasi
lingkungan melalui indera). Melalui visual, pendengaran atau taktil.
7.
Perubahan berfikir abstrak
Ketidakmampuan
membedakan kanan dan kiri, ketidak mampuan mengenali nomor (angka) seperti
penggunaan telepon atau mengatakan waktu.
8.
Emosi labil: frustasi, mara, depresi, ketakutan, permusuhan, keputusasaan, kehilangan
kontrol diri dan hambatan sosial.
9.
Inkotinensia
Tidak semua jenis stroke menghasilkan
inkotinensia bowel dan bladder neurogenik bowel dan blader, kadang-kadang
terjadi setelah stroke.
I. KEMUNGKINAN DATA FOKUS
1. Wawancara
a.
Keluhan : Kesadaran menurun, bicara rero
b. Riwayat kesehatan sekarang
a.
Identifikasi
faktor penyebab
b.
Kaji saat
mulai timbul; apakah saat tidur/ istirahat atau pada saat aktivitas
c.
Bagaimana
tanda dan gejala berkembang; tiba-tiba kemungkinan stroke karena emboli dan
pendarahan, tetapi bila onsetnya berkembang secara bertahap kemungkinan stoke
trombosis.
d.
Bagaimana
gejalanya; bila langsung memburuk setelah onset yang pertama kemungkinan karena
pendarahan, tetapi bila mulai membaik setelah onset pertama karena emboli, bila
tanda dan gejala hilang kurang dari 24 jam kemungkinan TIA.
e.
Observasi
selama proses interview/ wawancara meliputi; level kesadaran, itelektual dan
memory, kesulitan bicara dan mendengar.
f.
Adanya
kesulitan dalam sensorik, motorik, dan visual.
c. Riwayat penyakit dahulu
Ada
atau tidaknya riwayat trauma kepala, hipertensi, cardiac desease, obesitas, DM,
anemia, sakit kepala, gaya hidup kurang olahraga.
2.
Universal self care requisiter
a. Fungsi sadar
a) Keadan umum : klien tampak kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralisis
b) Tingkat kesadaran
c) Tanda-tanda vital : suhu, respirasi, nadi, tekanan
darah mengkat
d) Penurunan intelektual
e) Penurunan memory
b. Udara / oksigen
a)Gangguan kesadaran menurun
b) Disritmia
c)Penurunan kemampuan uantuk konsentrasi
d) Hepertensi arterial
e)Suara pernapasan klien snowring (ngorok)
f) Rongga
mulut banyak mukus (slim)
g) Terdengar suara cairan (gurgling)
c. Nutrisi
a) Bising usus negatif, dispagia
b) Sulit mengunyah, gangguan nervus V motorik
c) Tidak mampu / sulit menelan gangguan nervus N IX
dan X
d) Gangguan pergerakan lidah, gangguan N XII
e) Gangguan reflek N IX akan mengakibatkan menurunya
refkeks GAG dan gerakan uvula simetris
d. Kebutuhan eliminasi
Inkontinensia
urine, anuria, distensi abdomen, distensi kandung kemih berlebih.
e. Aktifitas dan pergerakan
a) Diplopia, ukuran / reaksi pupil tidak sama,
dilatasi / miosis pupil, psilateral (perdarahan / herniasis)
b) Gangguan tonus otot flaksid, spatis, paralitik
(hemiplegia dan terjadi kelemahan umum)
c) Hemiplegia / hemiparese kanan merupakan indiksi
adanya stoke yang melibatkan hemisphere serebral kiri
d) Kelemahan otot sebelah kiri menujukan adanya
hemisphere serbral sebelah kanan, kejadian ini di karenakan bahwa otot di
persyarafi oleh 50 % serabut (traktus piramidalis) yang sistm kerjanya
menyilang
e) Hipotonik / flaciality : tidak kuat menahan
gravitasi, tidak memunyai otot untuk menulis, adanya equilibrium atau
meluruskan ekstermitas dan ketidak mampuan untuk mempertahankan mekaisme
protektif.
f) Hiertonik, fiked position, kontraktur dan ROM
daerah persedian menjadi terbatas, berkurangnya kontrol gerakan kepala dan
leher, keseimbangan serta koordinasi.
f.
Kebutuhan
Komunikasi dan interaksi social
a) komunikasi klien dengan keluarga serta hubungan
interaksi klien dengan keluarga kooperatif/tidak, pada klien yang mengalami
penurunan kesadaran kebutuhan komunikasi dan interaksi sosial biasanya
terganggu karena adanya kerusakan jaringan otak termasuk pada nervus III dan
VIII.
b) Afasia.
g. Promosi Kesehatan
Persepsi
tentang penyakit, harapan terhadap
perawatan yang sedang dilakukan dan juga upaya hidup sehat dirumah setelah pulang
dari Rumah sakit.
3.
Development Self Care requisiter
Berhubungan dengan usia
klien dan kemampuan perawatan dan kliensebelum dan sesudah masuk rumah sakit.
4.
Pemeriksaan Diagnostik
a.
Angiografi
Serebral : Membantu
menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarakan, obstruksi
arteri, adanya titik oklusi/ ruptur.
b.
Scan CT : Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemik,
dan adanya infark.
c.
Fungsi
Lumbal : Menunjukan adanya
tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serabral dan TIA, sedangkan
tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menujukan adanya hemoragi
suaraknoid intrakranial. Kadar protein meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya
proses imflamasi.
d.
MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik,
malformasi arteriovena (MAV)
e.
EEG : Mengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin adanya daerah lesi yang spesifik.
f.
Sinar X
tengkorak : Menggambarkan
perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang meluas;
klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis serebral.
g.
Ultrasonografi
Doppler : Mengidentifikasi
penyakit arteriovena (masalah system arteri karotis), aliran darah / muncul
plak (arteriosklerotik)
J. Analisa Data
Self Care requisites
|
Self Care Ability
|
Self Care demand
|
Self Care Defisit
|
Udara/ Oksigen
|
·
Adanya
kesulitan bernapas
·
Parise
nervus fasialis
·
Batuk +/-
·
Reflek
batuk kurang
·
Adanya
secret
·
Peningkatan
respirasi
·
imobilisasi
|
·
Pola napas
kembali normal
·
Respirasi
dalam batas normal (16- 24 kali permenit )
·
Jalan napas
bersih
|
·
Ketidak
mampuan memenuhi kebutuaran oksigen
·
Perubahan
perfusi jaringan
|
Nutrisi dan cairan
|
·
Nafsu makan
menurun
·
Mual dan
muntah
·
Terdapat
ggn menelan
·
Kerusakan
nervus V (mengunyah), Nervus IX (ggn replek), Nervus X (disfagia), Nervus XII
(pergerakan lidah)
·
Penurunan
BB
|
Nutrisi dan cairan
terpenuhi sesuai kebutuhan
·
BB tetap
atau meningkat
·
Respon
menelan baik
·
Turgor
kulit baik
|
Ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi (pemenuhan intake)
|
Aktifitas dan pergera-kan
|
·
KU lemah
·
Kekuatan
otot turun
·
Paralisi/
hemiplegi
·
Defisit
visual
·
Ggn pada
nervus keVIII
·
Afasia
·
Ggn
kesimbangan
·
Penurunan
kesadaran
|
Aktivitas terpenuhi,
pergerakan baik
·
Aktifitas
dan pergerakan kembali seperti sebelum sakit
·
Kekuatan
otot meningkat
·
Komplikasi
akibat immobilisasi minimal
·
Kekuatan
otot
|
Ketidak-mampuan dalam
memenuhi kebutuhan aktifitas sehari- hari.
|
Eliminasi
|
·
Inkontenensia
urine
·
DIstensi
Abdomen
·
Bising Usus
menurun atau hilang
·
Penurunan
Kesadaran
·
Anuria
|
Pola eliminasi normal
·
Mampu mengontrol
BAB dan BAK
·
Bising Usus
4 sampai 12 kali permenit
|
Ketidak-mampuan dalam
memenuhi kebutuhan eliminasi
|
Komunikasi dan Interaksi
sosial
|
·
Apasia
Motorik
·
Apasia
Sensorik
·
Disfungsi
kognitif yaitu memori berkurang, penilaian buruk, menarik diri, isolasi, depresi,
disorientasi
|
Klien dapat
berkomunikasi misalnya dengan bahasa isyarat kepada perawat keluarga dan
pasien lain
|
Ketidak-mampuan dalam
memenuhi kebutuhan komunikasi dan interaksi sosial
|
Bahaya Terhadap
kehidupan dan kesejah-teraan
|
·
Penurunan
Penglihatan
·
Perubahan
sensasi
·
Diplopia
·
Potopobia
·
Kerusakan
memori
·
Hemiplegi/
hemipause
·
Nyeri
kepala hebat.
|
Keamanan dapat
dipertahankan
|
Ketidak-mampuan dalam
pencegahan terhadap bahaya yang mengancam kehidupan
|
Psikologis body image
emosional
|
·
Kesulitan
mengekspresikan diri
·
Emosional
labil, marah
·
Perubahan
konsep diri, isolasi depresi frustasi, kekacauan mental, keputus-asaan.
|
Klien dapat menerima
keadaannya dan memiliki koping yang positif
|
Ketidak-berdayaan
|
K. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1.Ketidakmampuan dalam mempertahankan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan iskemia.
2. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebuuhan nutrisi (pemenuhan
intake) berhubungan dengan gangguan menelan.
3. Ketidakmampuan dalam komunikasi verbal dan sosial
berhubungan dengan apasia motorik dan sensorik.
4. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan aktifitas
dan pergerakan berhubungan dengan deficit neurologist secara mendadak.
5. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi: BAB dan BAK berhubungan dengan gangguan fungsi neurologist karena
penurunan kesadaran
6. Ketidakmampuan dalam pencegahan terhadap bahaya
injuri yang mengancam kehidupan berhubungan dengan penurunan kesadaran.
7. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penurunan
kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/koordinasi otot, kerusakan
perseptual/ koognitif nyeri/ ketidaknyamanan, depresi ditandai dengan kerusakan
kemampuan ADL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon