BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keperawatan
merupakan pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko
sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia ( Lokakarya Nasional 1983 ). Sarana pelayanan kesehatan dalam
menghadapi era globalisasi, berupaya meningkatkan mutu dan kualitas akan jasa
yang ditawarkan kepada masyarakat. Dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan kesehatan diantaranya yaitu harus memperhatikan kepuasan dan
ketidakpuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena
kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan
kompetitif. Implementasi kualitas jasa
yang dilakukan oleh sarana pelayanan kesehatan dengan cara memberikan pelayanan
(service) terbaik bagi konsumen dengan tujuan menciptakan kepuasan pasien.
Kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan
menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan
yang diberikan berkualitas dan pencapaian tujuan yang ingin dicapai
telah memberikan kepuasan kepada pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.
Dengan adanya kepuasan dalam pelayanan kesehatan maka akan mendorong masyarakat
untuk tetap menggunakan jasa pelayanan kesehatan.
Ketidakpuasan pemakai pelayanan
kesehatan yang menggunakan ASKESKIN menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang
diberikan tidak berkualitas, tidak diberikan perawatan/pelayanan yang terbaik sehingga
masyarakat akan enggan untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan ataupun masyarakat
( Menurut Levey dan Loomba Azwar dalam Muhdiarta 2003:425-426 ).
Sebagai salah satu bentuk sarana
pelayanan kesehatan yang bergerak di bidang jasa maka perlu memperhatikan
kualitas jasa yang dijadikan indicator oleh para pasien baik pasien yang
membayar secara langsung, juga pasien pegawai negeri / penerima pensiun yang
menggunakan asuransi kesehatan selain itu pasien yang merupakan masyarakat
miskin. Dengan adanya penilaian akan jasa tersebut maka sarana pelayanan
kesehatan tersebut diharapkan tetap dapat berdiri dan semakin berkembang.
Kualitas yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan akan menimbulkan
persepsi pasien terhadap pelayanan yang telah diberikan kepadanya. Sering kali
terdapat perbedaan antara harapan pasien dengan pelayanan yang diberikan oleh
sarana pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui apakah sarana pelayanan kesehatan
telah memberikan pelayanan jasa yang sesuai dengan harapan pasien, perlu dilakukan
evaluasi dari pasiennya. Setiap pasien menilai sarana pelayanan kesehatan /
rumah sakit sebagai badan usaha yang bergerak di sektor jasa khususnya
pelayanan kesehatan, dituntut untuk dapat menciptakan dan memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dalam upaya tetap unggul untuk persaingan jangka
panjang dengan menawarkan janji berupa jaminan kepastian dalam pelayanan
kesehatan bagi pasiennya. Menurut UU No. 40/2004 yang mengatur tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) terdapat 4 BUMN nirlaba yang mendapat mandat
dari pemerintah memberikan jaminan asuransi sosial yakni Askes, Asabri, Taspen
dan Jamsostek. Dalam rangka mengimplementasikan UU No 40/2004, mulai tahun 2004
lalu Askes mengambil kebijakan Turn Around Strategy, artinya Askes lebih fokus
pada peningkatan kualitas dan kepuasan pelanggan dari pada orientasi
keuntungan. Selain itu untuk menjamin askes penduduk / keluarga miskin terhadap
pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar hidupnya untuk bisa
hidup sehat. Pemerintah RI melaksanakan berbagai upaya program
pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin dengan diawali melalui pelaksanaan
Program Jaring pengaman sosial bidang kesehatan (JPS-BK). Kemiskinan dan
penyakit terjadi saling kait-mengkait, dengan hubungan yang tidak akan pernah
putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni
pada kemiskinannya atau penyakitnya. Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga
orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit. Sedangkan bagi
masyarakat yang mampu dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan akan
membayar setiap jasayang diperolehnya. ASKES / ASKESKIN akan bermuara pada
kepuasan dan ketidakpuasan akan jasa yang telah diterimanya selama mendapat
pelayanan kesehatan. Sejumlah keluhan tidak resmi sering dikemukakan bahwa
pasien Askeskin atau Askes PNS tidak mendapatkan pelayanan setara dengan pasien
Umum sehingga menimbulkan ketidakpuasan, contoh ” Pasien menyatakan saya telah
membayar lebih untuk mendapat pelayanan seharusnya diutamakan dalam pelayanan
daripada yang tidak membayar (Askeskin/Askes PNS)” dan contoh ” Karena saya
sebagai pasien yang gratis / dibayari oleh pemerintah mendapat pelayanan
berbeda dengan pasien yang membayar tunai ”. Tetapi sinyalemen itu belum banyak
diteliti secara formal khususnya di daerah Bangkalan. Penilaian kepuasan pasien
ini diyakini adanya perbedaan tingkat kepuasan antara pasien Askeskin dan
pasien yang membayar, Umum berdasarkan status asuransi pasien. Dengan demikian
peneliti mengganggap bahwa hal itu perlu diteliti mengenai faktor yang
mempengaruhi ketidakpuasan ( MASKIN ) masyarakat miskin yang menggunakan
asuransi kesehatan dalam pelayanan kesehatan di Bangkalan.
Pada kenyataan yang ada dimasyarakat,
pelayanan keperawatan kepada pasien yang menggunakan Askeskin masih belum
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan Departemen Kesehatan RI.
Pasien yang menggunakan Askeskin sering mengeluhkan dalam pelayanan yang
didapatkan seperti : ketika mendaftar tidak segera ditangani tetapi lebih
mendahulukan pasien yang membayar, masalah administrasi yang berbelit – belit,
tidak segera ditangani, perawat sering membentak ketika memberikan informasi,
sikapnya tidak ramah, kurangnya kebersihan, melakukan tindakan tidak sesuai
prosedur, alat – kesehatan yang kurang memadai dan hanya sedikit.
Dengan data tersebut diatas masalah –
masalah yag sering dihadapi oleh pasien askeskin selama dirawat disebuah Rumah
Sakit Bangkalan terdekat atau puskesmas terdekat adalah : pemahaman pengguna
jasa tentang pelayanan kesehatan, sikap peduli seorang perawat terhadap pasien
askeskin, biaya yang terkadang masih dibebankan pada keluarga pasien pasiennya sendiri, kecepatan petugas dalam
menangani pasien, kecepatan petugas dalam menanggapi keluhan pasien, kondisi
kebersihan ruangan, keandalan dan keterampilan perawat dalam memberikan
perawatan. Adapun peran perawat sebagai berikut : pemberi asuhan keperawatan,
advokat klien, educator, coordinator, kolabolator, konsultan dan pembaharu (
A.Aziz Alimul Hidayat, 2007 ).
Dengan melihat masalah tersebut diatas
kiranya bisa dicari cara untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya yaitu
setiap ada pasien baru perawat harus memberikan informasi tentang apa hak dan
kewajiban pasien selama menjalani proses pengobatan ( informasi tentang biaya,
obat – obatan yang diterima, waktu kunjungan ulang, dll ), juga sikap peduli dalam merawat pasien askeskin tanpa
membedakan status social, mendengarkan dan menanggapi keluhan – keluhan pasien
serta menjawa dan menerangka sampai pasien mengerti tentang apa hak yang
diperoleh dari pelayanan kesehatan dan kewajiban apa saja yang harus
dilakukannya, mengisi sebuah angket yang diberikan oleh petugas kesehatan
tentang kualitas / mutu pelayanan kesehatan yang telah diberikan selama
mengunjungi Puskesmas / Rumah Sakit terdekat, sehingga akan mengetahui titik
ketidakpuasan pasien dari segi yang berbeda.
1.2 Pembatasan
Masalah
Dalam penelitian ini akan membahas factor yang mempengaruhi
ketidakpuasan masyarakat miskin yang menggunakan asuransi kesehatan dipelayanan
kesehatan.
1.3 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, didapat rumusan maslah sebagai
berikut :
v Apakah ada pengaruh antara kurangnya pemahaman pengguna jasa
tentang jenis pelayanan kesehatan dengan tingkat ketidakpuasan pasien.
v Apakah ada pengaruh sikap kurang peduli seorang perawat terhadap
pasien askeskin dengan ketidakpuasan pasien
v Apakah ada pengaruh antara biaya dengan tingkat ketidakpuasan
pasien.
v Apakah ada pengaruh antara kurang cepatnya petugas dalam
menangani pasien dengan tingkat kepuasan pasien.
v Apakah ada pengaruh antara kurang cepatnya petugas dalam
menanggapi keluhan pasien dengan tingkat ketidakpuasan pasien.
v Apakah ada pengaruh antara kondisi kebersihan ruangan yang
kurang, keandalan dan keterampilan perawat yang kurang memadai dengan tingkat
ketidakpuasan pasien.
1.4 Tujuan
Penelitian
1.4.1Tujuan Umum
Untuk mengetahui factor
yang memepengaruhi ketidakpuasan masyarakat miskin yang menggunakan Askes dalam
palayanan kesehatan.
1.4.2 Tujuan Khusus
- Menganalisis pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan kesehatan yang menggunakan askeskin.
- Menganalisis sikap peduli ( Empati ) seorang perawat terhadap pasien askeskin.
- Menganalisis biaya perawatan pasien yang menggunakan askeskin.
- Menganalisis kecepatan petugas dalam menangani pasien yang menggunakan askeskin.
- Menganalisis kecepatan petugas dalam menanggapi keluhan pasien yang menggunakan askeskin.
- Menganalisis kondisi kebersihan ruangan, keandalan dan keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan perawatan terhadap pasien yang menggunakan askeskin.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kerangka dalam
mengembangkan ilmu konsep dasar keperawatan yang berhubungan dengan peraan
perawat dalam pelayanan kesehatan.
1.5.2
Manfaat Praktis
1.5.2.1
Manfaat bagi masyarakat
Dengan mengetahui penelitian ini, masyarakat mengetahui tentang
hak dan kewajibannya dalam menerima perawatan ketika sakit dalam pelayanan
kesehatan.
1.5.2.2
Manfaat bagi peneliti
Meningkatkan atau
mengembangkan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya ilmu konsep dasar
keperawatan yang telah diterima untuk dijadikan acuan ketika terjun dalam Rumah
Sakit.
1.5.2.3
Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kegiatan pendidikan
kesehatan pada keluarga dan meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien yang
menggunakan askeskin.
1.5.2.4
Bagi Perawat
Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan oleh perawat agar bersikap lebih ramah dan
professional yang sesuai dengan kode etik keperawatan tanpa membedakan status
sosial.
ConversionConversion EmoticonEmoticon