Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR









ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR

A.  DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
sebagian ataupun keseluruhan yang terjadi bila tulang tidak kuat/tahan benturan
atau tekanan.

B.  ETIOLOGI
1.   Tekanan eksternal (akibat kecelakaan, trauma dan lain-lain.)
2.   Karena penyakit/patologis (demineralisasi berlebihan).

C.  MANIFESTASI KLINIK
1.   Nyeri
2.   Immobilisasi
3.   Menurunnya pergerakan
4.   Adanya crepitasi
5.   Echymosis dan eritema
6.   Spasme otot
7.   Deformitas
8.   Bengkak atau adanya memar
9.   Gangguan sensasi
10. Hilangnya fungsi
11. Menolak untuk berjalan atau bergerak

D.  KOMPLIKASI
1.   Infeksi
2.   Kompartemen sindrom
3.   Kerusakan kulit, abrasi, laserasi, penetrasi dan nekrosis
4.   Gangren
5.   Emboli paru
6.   Trombosis vena


30









7.   ARDS
8.   Osteoporosis pasca trauma
9.   Ruptur tendon
10. Syok hemoragik
11. Pembuluh darah robek
12. Osteomyelitis
13. Tetanus

E.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.   Foto roentgen
2.   Pemeriksaan fisik
3.   Pemeriksaan darah

F.   PENATALAKSANAAN
1.   5 - 10 menit, reduksi tanpa nekrose (immobilisasi)
2.   > 20 menit, terjadi spasme lakukan reduksi dengan nekrose
3.   Fraktur tertutup (reposisi tertutup)
4.   Fraktur terbuka (bidai, tutup luka, hentikan perdarahan dengan balut tekan)
5.   Rekognisi (mencari lokasi fraktur)
6.   Reduksi/reposisi (mengembalikan posisi awal)
7.   Retensi (memilih tindakan) gips atau traksi
8.   Rehabilitasi


















31








G.  ANALISA DATA PRE OPERASI

NO                DATA











PENYEBAB










MASALAH
KEPERAWATAN


1      DS:
- Klien mengeluh
nyeri
DO:
- Wajah tampak
meringis
- Selalu melindungi
area fraktur







2      DS:
- Mengeluh tidak
bisa beraktivitas
penyakitnya
DO:
- Tampak lemah
- Dibantu keluarga
dalam pemenuhan
ADL
3      DS:
- Selalu
menanyakan
tentang
keadaannya
DO:
- Tampak bingung
dan cemas


Benturan/cedera, kelemahan tulang
Trauma/fraktur
Mempengaruhi jaringan sekitarnya
Kerusakan periosteum,
pembuluh darah, ruptur tendo,
dislokasi sendi
Perdarahan otot, sendi dan spasme
otot
Nyeri
Fraktur
Nyeri timbul saat bergerak
Pembatasan aktivitas
Immobilitas fisik


Kurangnya pengetahuan klien
tentang penyakitnya
Stressor psikologis
Cemas
















32


Nyeri
















Immobilitas fisik










Ansietas









H.  ANALISA DATA POST OPERASI

NO                DATA
1      DS:
- Klien mengeluh











PENYEBAB
Fraktur










MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri


nyeri
DO:
- Tampak meringis
- Selalu melindungi
area fraktur







2      DS:
- Mengeluh tidak
bisa beraktivitas
DO:
- Tampak lemah
- Terpasang gips
- Dibantu keluarga
dalam pemenuhan
ADL
3      DS : -
DO:
- Nampak ada luka
terbuka


Adanya tindakan rekontruksi pada
tulang (pembedahan)
Rangsangan mediator kimia
(prostaglandin)
Afferent
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan
Fraktur
Nyeri timbul saat bergerak
Pembatasan aktivitas
Immobilitas fisik


Fraktur
Luka terbuka/terputusnya
kontinuitas jaringan sekitar
Port d’entry kuman
Risiko infeksi















33















Immobilitas fisik










Risiko infeksi









I.    RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI










RENCANA ASUHAN


NO


DIAGNOSA KEPERAWATAN


KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)


1      Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan
tulang/tulang rawan, spasme otot
ditandai dengan:
DS:
- Klien mengeluh nyeri
DO:
- Wajah tampak meringis
- Selalu melindungi area/lokasi
fraktur
2      Immobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri, cedera jaringan sekitar ditandai
dengan:
DS:
- Klien mengeluh tidak bisa
beraktivitas dan susah untuk
bergerak
DO:
- Klien tampak lemah dibantu oleh
keluarganya dalam pemenuhan
ADL
3      Ansietas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
kondisi fraktur yang dialami ditandai
dengan:




34


T : Nyeri dapat teratasi/hilang dalam 3
x 24 jam
K : - Nyeri berkurang/hilang
    - Klien tampak rileks, tenang
I : - Kaji tingkat/skala nyeri
- Observasi tanda-tanda vital
    - Ajarkan teknik relaksasi
    - Lakukan teknik distraksi
    - Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
T : Immobilitas fisik dapat teratasi
dalam jangka 3 x 24 jam
K : - Klien bisa melakukan/mampu
beraktivitas
I : - Tinggikan bagian yang sakit
    - Berikan penyangga pada
ekstremitas yang fraktur
    - Lakukan latihan aktif dan pasif
    - Dorong pasien untuk beraktivitas
sesuai kemampuan


T : Ansietas dapat teratasi dalam
jangka 2 x 24 jam
K : - Klien tidak lagi bertanya-tanya
tentang penyakitnya
    - Nampak rileks, tenang









DS:
- Klien selalu bertanya mengenai
penyakitnya
DO:
- Tampak cemas, bingung

















































35








I : - Kaji tingkat cemas
    - Beri penjelasan tentang
penyakitnya dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
    - Beri kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan
perasaannya
    - Ajarkan/bantu klien dalam
mengatasi stressor yang
dihadapinya








J.   RENCANA PERAWATAN POST OPERASI










RENCANA ASUHAN


NO


DIAGNOSA KEPERAWATAN


KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)


1      Nyeri berhubungan dengan luka bekas
operasi ditandai dengan:
DS:
- Klien mengeluh nyeri
DO:
- Wajah tampak meringis
- Selalu melindungi area fraktur










2      Risiko tinggi infeksi berhubungan
dengan adanya luka terbuka ditandai
dengan:
DS: -
DO:
- Nampak verband pada luka operasi


















36


T : Nyeri dapat teratasi dalam jangka 3
x 24 jam
K : - Klien nampak rileks
    - Tidak lagi mengeluh nyeri
I : - Kaji tingkat nyeri
    - Tinggikan ekstremitas fraktur
yang mengalami
    - Berikan posisi yang nyaman
    - Berikan teknik distraksi
    - Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat
analgesik
T : Infeksi tidak terjadi dalam jangka
3x24 jam
K  :  -  Tidak tampak adanya tanda-tanda
infeksi (kalor, rubor, bengkak
kemerahan dan lain-lain)
I : - Observasi TTV
- Monitor tanda-tanda vital
    - Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik dalam melakukan
tindakan
    - Ganti balutan setiap hari dengan
alat steril
    - Beri antibiotik sesuai dengan
anjuran dokter









3      Immobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri pemasangan gips/traksi ditandai
dengan:
DS:
- Klien mengeluh tidak bisa
beraktivitas dan susah untuk
bergerak
DO:
- Klien tampak lemah, dibantu oleh
keluarga dalam pemenuhan ADL







































37








T : Immobilitas fisik dapat teratasi
dalam jangka 3 x 24 jam
K : - Klien bisa/mampu untuk
beraktivitas
I : - Pantau gips/traksi/jam
    - Lakukan latihan aktif/pasif
    - Dorong pasien untuk beraktivitas
sesuai kemampuan
Previous
Next Post »

Translate