Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI ”I” DENGAN IMUNISASAI DPT COMBO 1 POLIO 2 DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN SURABAYA





ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI  I DENGAN IMUNISASAI DPT COMBO 1 POLIO 2
DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN
 SURABAYA

 




Bab 1
Pendahuluan


A      Latar Belakang
      Penyakit yang disebabkan infeksi masih banyak terjadi dinegara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi ini merupakan penyebab utama kematian berjuta-juta anak. Dewasa ini, keadaan dinegara yang sudah maju sangatlah berlainan, yaitu infeksi telah dapat ditekan serendah-rendahnya. Keberhasilan itu dapat dicapai antara lain dengan dilaksanakannya imunisasi, selain adanya perbaikan nilai sosial dan ekonomi inilah yang melatar belakangi perlunya dilakukan imunisasi.
      Di Indonesia, pengertian akan imunisasi belumlah memasyarakat secara umum, cakupan imunisasi pun hanya menyentuh golongan masyarakat tertentu, menurut survey tahun 1990 diperkirakan hanya sekitar 25-30% anak terlindung dengan imunisasi. Atas dasar inilah WHO mencanangkan suatu sasaran imunisasi dasar bagi seluruh anak pada tahun 1990 dan bagi tercapainya tujuan kesehatan untuk semua pada tahun 2000.
      Asuhan Kebidanan ini ditulis dalam rangka turut menunjang tercapainya sasaran atau tujuan imunisasi. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan lebih mengenal dan menyadari manfaat imunisasi bagi kesehatan dan kesejahteraan anak.
(Wahab Samik, 2002)

B       Tujuan
             I.      Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan pemberian imunisasi DPT COMBO I POLIO 2 diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dalam pemberian imunisasi pada bayi.



          II.      Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu :
a         Melakukan pengkajian pada Asuhan Bayi Sehat
b        Merumuskan masalah / diagnosa pada Asuhan Bayi sehat
c         Mengidentifikasi kebutuhan segera pada Asuhan Bayi Sehat
d        Mengantisipasi masalah potensial pada Asuhan Bayi Sehat
e         Menentukan rencana tindakan pada Asuhan Bayi Sehat
f         Melaksanakan rencana tindakan pada Asuhan Bayi Sehat
g        Melakukan evaluasi keberhasilan tidakan pada Asuhan Bayi Sehat

C      Batasan Masalah
      Mengingat keterbatasan waktu serta kemampuan penulis, maka penulis membatasi Asuhan Kebidanan ini pada klien dengan imunisasi DPT  COMBO I, POLIO 2

D      Lokasi dan Waktu
      Asuhan Kebidanan pada klien dengan Imunisasi DPT COMBO I POLIO 2 pada bayi ini dilaksanakan di PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN.

E       Metode Penulisan
             I.      Studi Kepustakaan
Dalam makalah ini penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan imunisasi.
          II.      Praktek Langsung
Melakukan pendekatan dengan menggunakan manajemen kebidanan serta memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
       III.      Bimbingan dan Konsultasi
Dalam menulis makalah ini penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing ruangan dan pembimbing Akademi STIKES Insan Unggul


F       Sistematika Penulisan
Bab 1   Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan umum dan tujuan khusus, batasan masalah, tempat dan waktu, metode penulisan serta sistematika penulisan.
Bab 2   Landasan Teori, membahas tentang imunisasi DPT COMBO 1 POLIO 2
Bab 3   Tinjauan Kasus, berisi tentang pengkajian, identifikasi diagnosa / masalah, identifikasi masalah / diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan segera, pengembangan rencana dan evaluasi.
Bab 4   Pembahasan
Bab 5   Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
Daftar Pustaka




















Bab 2
Landasan teori


A      Konsep Imunisasi
             I.      Pengertian Imunisasi
            Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu.
            Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan kedalam tubuh bayi / anak yang disebut antigen. Dalam tubuh, antigen akan bereaksi dengan antibody sehingga akan terjadi kekebalan.
(Purnawan Junaedi, 1992)
          II.      Jenis Kekebalan
Ada 2 jenis kekbalan yang bekerja dalam tubuh bayi / anak :
a         Kekebalan aktif
      Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
Kekebalan aktif dibagi menjadi 2 jenis :
1)      Kekebalan aktif alami
Dimana anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.
2)      Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).
b        Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri tetapi diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.


Kekebalan pasif dapat terjadi melalu dua cara :
1)      Kekebalan pasif alami atau bawaan
Kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya, kekebalan ini tidak berlangsung lama yaitu 3 bulan setelah lahir.
2)      Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh setelah anak / bayi mendapatkan suntikan zat penolak.
(Depkes RI, 1993)
       III.      Tujuan Pemberian Imunisasi Secara Umum
a         Mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
b        Apabila terjadi penyakit, tidak akan terlalu parah dan dapat dicegah gejalanya yaitu gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian

       IV.      Daftar Imunisasi Yang Diharuskan di Indonesia
No
Vaksin
Pemberian Vaksin
Selang Waktu Pemberian
Umur
1.
2.
3.
4.
5.
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis
1x
3x (DPT I, II, III)
4x (Polio I, II, III, IV)
1x
3x (HB I, II, III)
-
4 minggu
4 minggu
-
1-2 : 4 minggu
2-3 : 5 bulan
0-11 bulan
2-11 bulan
2-11 bulan
9-11 bulan
2-11 bulan

(Drs, Suryanah, 1996)
          V.      Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Imunisasi DPT
DPT merupakan vaksin yang mengandung tiga elemen yaitu toksoid corynebacterium diptheriae (difteri), bakteri bordetela pertussis yang telah dimatikan (seluruh sel), dan toksoid clostridium tetani (tetanus).
a.       Toksoid difteri
      Toksoid difteri adalah preparat toksin difteri yang di inaktifkan dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam aluminium untuk menaikkan antigenesitasnya. Pada anak yang telah mendapatkan imunisasi lengkap, biarpun terjangkit difteri, gejalanya akan jauh lebih ringan tanpa komplikasi yang berarti, DT diberikan pada anak yang mempunyai kontraindikasi terhadap vaksin pertusis.
b.      Toksoid tetanus
      Toksoid tetanus (TT) adalah preparat toksin tetanus yang di inaktifkan dengan dengan formadehid dan diabsorbsi pada garam aluminium untuk meningkatkan antigenesitasnya. TT merangsang pembentukan antitoksin untuk menetralkan toksin tetanus. Antitusin yang melewati plasenta ke janin pasca imunisasi aktif pada ibu dapat mencegah kejadian tetanus neonatorum. TT adalah vaksin yang sangat efektif, presentasi kegagalannya sangat kecil, efektifitas dua dosis Tt selama hamil dalam mencegah tetanus neonatorum berkisar antara 80-100%.
c.       Vaksin pertusis
   Vaksin pertusis ada dua jenis, yaitu vaksin seluruh sel, yaitu vaksin yang mengandung seluruh bakteri pertusis yang dimatikan dengan bahan kimia atau panas, dan yang kedua adalah vaksin aseiuler yang mengandung protein antigen pertusis murni yang diekstrasi dari bakteri.
(Samik, Wahab, 2002)
       VI.      Kegunaan dan Susunan Vaksin DPT
a.       Kegunaan vaksin DPT
Adalah memberikan kekebalan terhadap penyakit diphteria, pertusis, dan tetanus. Kadaluarsanya adalah 2 tahun setelah tanggal pengeluaran.
b.      Susunan vaksin DPT
Vaksin DPT mengandung 10-20 if toksoid difteria perdosis dengan potensi toksoid difteria sekitar 30 IU perdosis. Selain itu mengandung 15 IU tetanus toksoid.




B       Konsep Imunisasi DPT
             I.      Dosis Pemberian
0,5 ml untuk tiap suntikan dan dapat diberikan 3x suntikan dengan interval minimum 4 minggu.
          II.      Jadwal Pemberian
DPT I diberikan antara umur 2 bulan sampai 4 bulan
DPT II diberikan antara umur 3 bulan sampai 5 bulan
DPT III diberikan antara umur 4 bulan sampai umur 6 bulan
       III.      Cara Pemberian
Intra muscular pada paha bagian luar sebelah kanan atau kiri.
       IV.      Kekebalan
Daya perlindungan / potensi vaksin difteria cukup baik yaitu sebesar 80-95% dan daya proteksi tetanus sangat baik yaitu sebesar 90-95%. Sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%. Oleh karena itu, tidak jarang anak telah mendapat imunisasi pertusis masih terjangkit penyakit batuk rejam tapi dalam bentuk batuk yang lebih ringan. Pada saat ini telah ada vaksin yang telah murni dan berdaya proteksi lebih tinggi, namanya pertusis a-seluler, tetapi masih mahal dan belum beredar di Indonesia.
          V.      Reaksi Imunisasi
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri ditempat suntikan selama 1-2 hari
(Samik Wahab, 2002)
       VI.      Efek Samping Imunisasi DPT dan Penanganannya
a         Efek samping
1)      Demam > 39oC, akan sembuh dalam waktu setengah hari. Kalau panas muncul setelah 24 jam, berarti itu bukan efek samping dari DPT
2)      Bengkak local
3)      Abses steril



b        Penanganan
1)      Untuk panas : berikan antiseptik ¼ tablet, puyer, atau sanmuldrop 3-4x/hari 0,5 ml, jangan diselimut dengan selimut yang terlalu tebal, kompres
2)      Rasa sakit didaerah suntikan, nyeri, merah dan bengkak akan hilang dengan sendirinya. Jika perlu kompres dengan air hangat
3)      Radang à bengkak selama 1 minggu atau lebih, bisa terjadi karena jarum suntuk yang tidak steril, solusi : rujuk ke puskesmas
4)      Kejang : karena vaksin pertusisnya, segera rujuk ke puskesmas
(Suryanah, 1996)
    VII.      Kontra Indikasi
            Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang menderita kejang demam kompleks, DPT juga tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi umur). Pada suntikan berikutnya jangan diberikan DPT lagi tetapi cukup DT (tanpa P) sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan, bukan merupakan kontraindikasi yang mutlak.
(Samik, Wahab, 2002)
C      Vaksin Polio
             I.      Vaksinasi dan Jenis Vaksin Polio
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit polio melitis, terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II dan III yaitu :
a         Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang sudah dimatikan, cara pemberiannya dengan penyuntikan (vaksin saik)
b        Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih hidup tetapi telah dilemahkan, cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan (vaksin sabin)
          II.      Penjelasan Penyakit Polio
Polio melitis ialah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus polio. Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak menjadi lumpuh pada salah satu anggota geraknya, setelah dia menderita demam selama 2-5 hari bila kelumpuhan itu terjadi pada otot pernapasan, mungkin anak akan meninggal karena sukar bernafas. Penyakit ini dapat langsung menular dari seorang penderita polio atau melalui makanan.
       III.      Cara Imunisasi
Di Indonesia dipakai vaksin yang diberikan melalui mulut. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BGG, vaksin hepatitis B, dan DPT.
       IV.      Kekebalan
Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95-100%.
          V.      Reaksi Imunisasi
Biasanya tidak ada, mungkin bayi akan terdapat berak-berak ringan, diare ringan.
       VI.      Efek Samping
Hampir tidak ada efek samping. Bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak seperti pada penyakit polio sebenarnya.
    VII.      Kontra Indikasi
Pada anak dengan diare berat atau sedang sakit parah, imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan. Demikian pula pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak imunisasi polio. Alasannya pada diare berat kemungkinan terjadinya diare yang lebih parah. Pada penyakit batu, pilek, demam, atau diare ringan imunisasi dapat diberikan seperti biasanya.




D      Konsep Tumbuh Kembang
             I.      Pengertian
Tumbuh kembang adalah
Tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), panjang (cm, meter), umur dan keseimbangan.
Sedangkan perkembangan adalah : kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan (Soetjiningsih, 1995, 1)
          II.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
a.       Faktor genetik
Merupakan modal dasar untuk proses tumbuh kembang anak dapat pula ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
b.      Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan, faktor lingkungan dibagi menjadi :
1)      Lingkungan pranatal
Yang dimaksud disini adalah gizi ibu sewaktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio.
2)      Lingkungan post natal
Yang termasuk disini adalah lingkungan biologis(ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon). Faktor fisik (cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi). Faktor psikososial (stimilasi, motivasi, belajar, hukuman, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang). Faktor keluarga dan adat istiadat (pekerjaan, pendidikan ayah / ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu, agama, adat istiadat, urbanisasi, kehidupan politik).
       III.      Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang , secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar :
a         Kebutuhan fisik-biomedis Asuh
Meliputi : pangan / gizi, perawatan dasar, pemukiman yang layak, sanitasi lingkungan, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi dll.
b        Kebutuhan emosi / kasih sayang Asih
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (banding) dan kepercayaan dasar (basid trust).
c         Kebutuhan dasar akan stimulasi Asah
Stimulasi ini akan mengembangkan perkembangan psikososial : kecerdesan, ketrampilan, kreativitas, agama, kepribadian, moral, etika, produktifitas, dan sebagainya).
(Soetjiningsih, 1995 : 13-14)
       IV.      Perubahan Pada Bayi 0-1 Tahun
a         Perubahan fisik bayi
Dapat diketahui dengan mengukur BB, IK, ID, dan Lila dimana ukuran dalam batas standar normal
1)      Berat badan
Berat badan lahir normal 2.500-3.000 gram, terjadi penurunan yang fisiologis antara 5-10% setelah 10-14 hari, kemudian kembali normal lagi. Bayi mengalami empat penyesuaian utama yaitu perubahan suhu, pernafasan, menghisap dan menelan serta cara pembuangan melalui organ-organ sekresi.
2)      Panjang Badan
Pada bayi baru lahir + 48-50 cm dan tahun pertama naik 10 cm.
3)      Lingkar kepala
Pada bayi normal 33-35 cm dan tahun pertama naik 10 cm.

4)      Pertumbuhan otak
Seperempat dari berat badan, otak orang dewasa dicapai pada usia 9 tahun.
5)      Pertumbuhan sex
Pertumbuhan alat kelamin adalah paling lambat pada anak, cepat pada masa dewasa.
6)      Pertumbuhan fungsi fisiologis
Pada masa bayi merupakan dasar pola fisiologis seperti makan, tidur dan buang air besar harus berbentuk.
b        Perubahan psikologi / mental pada bayi
Merupakan kebutuhan utama untuk mendapatkan kepercayaan dan kepastian anak diterima dilingkungannya. Perkembangan mental anak dapat dilihat dari gerakan-gerakan kasar atau halus yang dimulai dari umur :
1)      Dari lahir 1-3 bulan
a)Belajar mengangkat kepala
b)      Belajar mengikuti objek
c)Melihat kemuka seseorang dengan tersenyum
d)     Bereaksi terhadap suara
e)Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
f) Menahan barang yang dipegangnya
g)      Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
2)      Dari 3-6 bulan
a)Mengangkat kepala 90o dan mengangkat dada dengan bertopang pada tangan
b)      Mulai berjalan meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya
c)Menaruh benda-benda dimulutnya
d)     Berusaha memperluas lapangan pandang
e)Tertawa dan menjerit karena gembira diajak bermain
f) Berusaha mencari benda yang hilang


3)      Dari 6-9 bulan
a)Dapat duduk tanpa bantuan
b)      Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
c)Dapat merangkak, meraih benda atau mendekati seseorang
d)     Memindahkan benda dengan ibu jari telunjuk
e)Bergembira dengan melempar benda-benda
f)       Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
g)      Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
h)      Mulai berpatitisipasi dalam permainan tepuk tangan dan petak umpet
4)      Dari 9-12 bulan
a)Dapat berdiri tanpa bantuan
b)      Dapat berjalan dengan dituntun
c)Menirukan suara
d)     Mengulang bunyi yang didengarkannya
e)Belajar mengungkapkan satu atau dua kata
          V.      Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 2 Bulan
a         Pertumbuhan bayi
1)      Pertumbuhan berat badan
Berat badan normal bayi usia 2 bulan
Berat badan lahir 3950 gram
Berat badan sekarang 6200 gram
2 x 700   = 1400                      2 x 1000    = 2000
BBL       = gram         BBL          = gram
Berat badan normal antara 5350 gram sampai 5950 gram.
2)      Pertumbuhan kepala
Bayi umur 2 bulan pertumbuhan kepala normalnya 35 cm sampai 44 cm. pada pemeriksaan fontanel mayor dan fontanel minor belum menutupi, normalnya menutupnya fontanel mayor pada minggu ke 16-18 sedangkan pada fontanel minor pada minggu ke 6-8.

3)      Pertumbuhan panjang badan
Bayi umur 2 bulan panjang badan normal diantara 61 cm sampai 64 disesuaikan berat badan normal.
4)      Perkembangan bayi usia 2 bulan
a)      Bayi sudah belajar mengangkat kepala
b)      Bayi belajar mengikuti objek
c)      Melihat kemuka seseorang dengan tersenyum
d)     Dapat Bereaksi terhadap suara
e)      Mengenal ibunya dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
f)       Menahan barang yang dipegangnya
(Depkes RI, 1995)



































BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    Pengkajian                       Tanggal: 26-01- 08                jam      : 10:00 WIB
             I.      Data Subjektif
a        Biodata
Nama                     :  By. A
Tanggal Lahir        :  13-10-2007
Jenis Kelamin        :  perempuan
Umur                     :  3 bulan
Diagnosa medik    :  Imunisasi DPT 1 dan polio 2

Nama Ibu              :  Ny..A                       Nama Ayah        :  Tn. N
Umur                     :  24 tahun                   Umur                  :  28 tahun
Agama                   :  Islam                        Agama                :  Islam
Suku/Bangsa         :  Jawa/Indonesia        Suku/Bangsa      :  Jawa/Indonesia
Pendidikan            :  SMA                        Pendidikan         :  SMP
Pekerjaan               :  IRT                           Pekerjaan            :  Swasta
Alamat                  :  kedungmangu          Alamat               :  kedungmangu selatan
                                 Selatan 2A/41                                         2A /41
b        Alasan kunjungan
Ibu datang dengan bayinya yang berumur 3 bulan ingin di imunisasi DPT 1 dan polio 2


c         Riwayat kehamilan dan kelahiran
1)      Prenatal
      Keluhan saat hamil : T I : mual muntah, nafsu makan menurun, T II dan T III tidak ada keluhan.
      Periksa hamil ± 4 kali di rumah sakit tambak rejo Surabaya dan mendapatkan imunisasi TT lengkap
      Selama hamil ibu mengatakan  tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol dan minum jamu.
2)      Natal
      Bayi lahir Spt B laki-laki, lahir tanggal 13 oktober 2007, BB : 3100 Kg, PB : 50 cm, bayi ditolong oleh bidan.
3)      Post Natal
      Bayi lahir sehat, minum ASI (Air Susu Ibu) ditambah MPASI (Makanan Pendampin Air Susu Ibu) sampai sekarang.

d        Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga bayi (Ayah maupun Ibu) tidak ada yang mempunyai penyakit menurun, menahun, menular (Seperti DM, HT, Jantung, Asma, TBC, Hepatitis dll).

e         Kebutuhan dasar
1)      Makan       :  Bayi minum ASI
2)      Pola tidur  :  Bayi tidur ± 18 jam/hr dan bangun menangis jika lapar, kencing,     
                           BAB, dan bermain.
3)      Mandi        :  2 kali sehari.
4)      Eliminasi   :  BAK ± 9 x/hr
                           BAB ± 3 x/hr
5)      Kebersihan: Ganti celana jika basah, BAK dan BAB ganti baju 2x/hari (setelah mandi) atau  bila terkena kotoran.


f         Keadaan kesehatan saat ini
1)      Diagnosa               : Imunisasi DPT 1 dan Polio 3
2)      Bayi dalam keadaan sehat
3)      Status Nutrisi        : Nutrisi, kebutuhan bayi yang dikonsumsi sesuai dengan jumlah kebutuhannya, ASI + MPASI.

          II.      Data Objektif
a        Pemeriksaan fisik
1)      Keadaan umum     : Baik
2)      Kesadaran             :  Composmenitis
3)      TTV                       :  RR : 27 x/menit
4)      BB : 5850 gr         Umur : 3 bulan.

Kepala                   :  Rambut hitam, bersih, tidak ada benjolan.
Muka                     :  Simetris, sclera tak ikterus, conjungtiva tak anemis.
Hidung                  :  Simetris, tak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Telinga                  :  Simetris, tidak ada kelainan, bersih.
Mulut                    :  Simetris, tidak ada labiopatoskisis, bibir tidak kering, lidah bersih.
Leher                     :  Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada                     :  Tidak ada retraksi intercostae.
Abdomen              :  Tidak kembung, tidak ada massa.
Genetalia               :  Tidak ada pembesaran, labia mayor sudah menutupi labio minor.
Anus                      :  tidak ada atresia ani.
Ekstramitas           :  Simetris, tidak ada polidaktili / syndaktili.




B.     Identifikasi diagnosa dan masalah
Dx : Bayi umur 2 bulan BB : 5850 gram dengan imunisasi DPT 1 dan polio 2
Ds  : Ibu datang dengan bayinya dengan umur 2 bulan dan ingin imunisasi DPT 1 dan
        Dan  polio 2
Do : K/U   :  Baik
              RR     :  27 x/menit
              BB     :  5850 gram

C.    Antisipasi masalah potensial
             I.      Potensial terjadinya peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan diberikannya vaksin DPT.
Tindakan antisipasi
a         Memberikan kompres air biasa pada bayi (bila panas)
b        Memberikan obat penurun panas
          II.      Potensial terjadinya bengkak pada lokasi bekas suntikan
a         Motivasi ibu untuk tidak massase pada daerah bekas suntikan
b        Kompres air hangat bila bengkak

D.    Identifikasi kebutuhan segera
         Tidak ada

E.     Intervensi
Tujuan     : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan bayi telah mendapatkan imunisasi DPT 1 dan polio 2
Kriteria      :  Imunisasi Dpt 1 dan polio 2 telah masuk ke tubuh bayi.






Tanggal
Diagnosa
Intervensi
Rasional
26-01-2008
10:00 WIB
Bayi sehat umur 3 bulan dengan imunisasi DPT 1 dan polio 2
1        Lakukan pendekatan pada bayi dan keluarga.



2        Berikan penjelasan tentang manfaat imunisasi.
3         Berikan penjelasan pada keluarga bayi tentang vaksinasi DPT dan polio serta efek sampingnya.
4        Lakukan persiapan imunisasi DPT dan polio.
5        Lakukan imunisasi DPT  dan polio secara teknik aseptik.
6        Observasi keadaan umum bayi dan bekas suntikan

7        Memotivasi ibu untuk tidak memberikan minum pada bayi.
8        Motivasi ibu untuk memberikan obat anti piretik atau penurun panas
9        Berikan jadwal imunisasi berikutnya       


1        Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan pada keluarga terhadap petugas.
2        Menam bah pengetahuan ibu

3        Ibu dapat mengerti tentang vaksinasi DPT dan polio serta  efek sampingnya

4        Agar proses imunisasi berjalan dengan lancar.
5        Agar tidak terjadi infeksi.

6        Untuk mengetahui adanya kelainan atau alergi setelah dilakukan imunisasi
7        Karena akan mengurangi keefektifan dari polio
8        Mengatasi efek samping panas dari imunisasi

9        Untuk mencegah terjadinya kekeliruan dan dapat lebih mudah meningkatkan ibu untuk kontrol imunisasi selanjutnya


F.     Implementasi

Tanggal
Diagnosa
Implementasi
26-01-2008
10:15 WIB
Bayi sehat umur 2 bulan  dengan imunisasi DPT 1 dan polio 2
1        Melakukan pendekatan pada bayi dan keluarga dengan melakukan anamnesa.
2        Memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat :
-     imunisasi DPT yaitu memberi kekebalan terhadap penyakit difteria, pertusis dan tetanus
-     Polio untuk melindungi anak dari penyakit polio melitus
3        Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi DPT dan penanganannya :
-     Meningkatnya suhu tubuh penanganannya : berikan pakaian yang tipis dan jangan diberikan selimut yang tebal serta diberikan obat penurun panas dan kompres air biasa
-     Bila terjadi bengkak kompres dengan air hangat, bila tidak sembuh bawa segera kerumah sakit
-     Reaksi polio relatif tidak ada mungkin hanya berak-berak ringan
4        Melakukan persiapan imunisasi DPT I dan polio 2
-     Persiapan alat
      Spuit 3 cc, kapas alkohol 70%
-     Persiapan bayi dan persiapan lingkungan
-     Dosis 0,5 cc
-     Vaksin polio
5        Melakukan imunisasi DPT I
-     Disuntikkan secara Im di paha sebelah kiri
-     Antiseptik dengan kapas alkohol 70% sebelum melakukan injeksi
-     Masukkan jarum dengan sudut 90o, diaspirasi bila tidak keluar darah masukkan obat ambil kapas alkohol cabut jarum dan tekan bekas suntikan dengan kapas alkohol
-     Polio 2 tetes didalam mulut
6        Melakukan observasi keadaan umum pasien setelah dilakukan imunisasi hasilnya :
-     Tidak terjadi alergi terhadap vaksin yang diberikan
-     Keadaan umum bayi baik
-     Tidak terjadi pembengkakan pada bekas suntikan
7        Memotivasi untuk tidak memberikan minum pada bayi + 30 menit
8        Memotivasi ibu untuk memberikan obat penurun panas sanmol 3x0,5 ml
9        Memberikan jadwal imunisasi






G.    Evaluasi
         Dx          :  Bayi sehat Umur 3bulan dengan Imunisasi DPT 1 & polio 2
         S :           Ibu mengatakan bahwa bayinya telah disuntik Imunisasi DPT 1 & polio 2
         O            :  K/U bayi baik
                        Imunisasi DPT 1 dan polio 2 telah di masukkan ke dalam tubuh bayi
                        RR : 27 x/menit
         A            :  Tujuan berhasil
     P :           Pemberian KIE pada   ibu :
-          Segera kontrol ke petugas kesehatan jika didapatkan kelainan
-          Berikan imunisasi selanjutnya sesuai jadwal DPT III dan polio III
-          Berikan obat panas bila anak panas




















BAB IV
                                              P E N U T U P     

A.    KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada By A dengan Imunisasi DPT 1 dan polio 2, Dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1.         Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan dari ibu Bayi sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa kebidanan.
2.         Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi Bayi.
3.         Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.

B.   SARAN
1.      Bagi petugas.
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus meningkatkan kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki kerja  sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
2.      Bagi klien.
Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat terpecahkan.
3.      Bagi pendidikan.
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang merupakan gudang ilmu bagi para anak didik

Daftar pustaka


Depkes Ri, 1993, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontek Keluarga, Jakarta : Depkes ri

Junaedi, Purnawan, 1992, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Fakultas Kedokteran Ui.

Soetjiningsih, dr, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : Egc.

Suryanah, Dra, 1996, Keperawatan Anak Untuk Siswa Spk, Jakartya : Egc.

Wahab, Samik, 2002, Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun, Jakarta : Widya Medika.




Previous
Next Post »

Translate