bab i
pendahuluan
I.
Latar Belakang
Pelayanan
kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan
penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu
hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemi, dekatnya jarak
antara kehamilan dan buruknya hygiene.
Penelitian telah
menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal
yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup bahkan kematian.
Neonatus pada
minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan
melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah dilahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 2002).
II. Tujuan
a
Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa akademi kebidanan mempunyai pengalaman nyata dalam mem berikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
b
Tujuan Khusus
Diharapkan
mahasiswa Akademi Kebidanan dapat menerapkan Asuhan Kebidanan dengan metode
Varney sebagai berikut :
1.
Melakukan pengkajian pada Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah
2.
Menentukan identifikasi masalah
pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
3.
Menentukan antisipasi masalah
potensial terjadinya Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
4.
Menentukan identifikasi masalah
potensial Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
5.
Menentukan identifikasi
kebutuhan segera Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
6.
Merencanakan asuhan kebidanan
sesuai masalah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
7.
Melaksanakan rencana asuhan
kebidanan yang ditentukan
8.
Mengevaluasi hasil asuhan
kebidanan yang telah dilakukan
III.
Batasan Masalah
Mengingat waktu dan
kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis membatasi asuhan kebidanan ini
pada bayi baru lahir normal umur 1 jam diRB Bunda.
IV.
Metode Penulisan
a
Study Kepustakaan
Penulis
membekali diri dengan membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan
bayi baru lahir dan melalui mata kuliah yang di berikan.
b
Study Dokumentasi
Untuk
mendapatkan data yang akurat serta Asuhan Kebidanan yang baik dan berhasil
mencapai apa yang menjadi tujuan, maka kita mempelajari proses asuhan kebidanan
serta penerapan terhadap pasien sehingga kita mendapatkan data dan kerjasama
yang baik dalam tercapainya proses Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir.
c
Praktek Langsung
Melakukan Asuhan Kebidanan serta pendekatan dengan klien dan
keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan berat
badan lahir rendah.
V. Sistematika Penulisan
Bab
I pendahuluan
I.
Latar Belakang
II.
Tujuan
a
Tujuan Umum
b
Tujuan Khusus
III.
Batasan Masalah
IV.
Metode Penulisan
V.
Sistematika Penulisan
Bab
ii LANDASAN TEORI
bab
iii tinjauan kasus
bab
iv penutup
a
Simpulan
b
Saran
Daftar
pustaka
BAB II
LANDASAN TEOR1
A Bayi baru lahir normal
I.
Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah :
a
Bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram. (Syahlan, 1992 : 69)
b
Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Nih Luh Gede Yasmin, 1995 :44)
WHO menyimpulkan bahwa kesehatan bayi
baru lahir sangat ditentukan oleh pelayanan yang didasarkan lima prinsip, yaitu :
a
Persalinan yang bersih dan aman.
b
Mempertahankan suhu tubuh.
c
Dimulainya pernafasan spontan.
d
Menyusui segera sesudah lahir.
e
Pencegahan dan tata laksana penyakit.
(Dr. Untoro Rachmi, MPH, 1996. Bayi
Baru Lahir Modul 10. Jakarta : Departemen Kesehatan RI: 2)
II.
Ciri-ciri Bayi Normal
a
Berat badan 2500 - 4000 gram.
b
Panjang badan lahir 48 - 52 cm.
c
Lingkar dada 30-38 cm.
d
Lingkar kepala 33 - 35 cnt
e
Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun
sampai 120 - 140 x/menit.
f
Pernafasan pada menit-menit
pertama cepat kira-kira
80 x/menit kemudian menurun setelah tenang
kira-kira 40 x/menit.
g
Kulit kemerah-merahan dan
licin karena jaringan subkutan
cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
h
Rambut lanugo telah tidak
terlihat, rambut kepala
biasanya telah sempurna.
i
Kuku telah agak panjang dan lemas.
j
Genetalia
Pada perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora.
Pada laki-laki : Testis sudah turun dalam skrotum.
k
Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l
Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
m
Grassping reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas
telapak tangan, bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflek.
n
Eliminasi baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama, mekoneum
berwarna hitam kecoklatan.
III.
Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
a
Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan
terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energi pada jam-jam pertama
setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak. Jika karena suatu hal
misalnya bayi mengalami hypotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi
kebutuhan pada neonatus, maka kemungkinan pada BBLR, bayi dari ibu yang
menderita kencing manis.
b
Penurunan Suhu Tubuh
Ketika bayi lahir, bayi berada pada
suhu lingkaran yang rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan
dalam suhu kamar 25°C maka bayi akan kehilangan panas melalu konveksi radian,
konduksi dan evaporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit. Sedangkan produksi panas
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan
suhu tubuh sebanyak 2°C dalam waktu 15 menit, akibatnya bayi bisa mengalami
hipotermi. Hipotermi adalah masalah
yang sering ditemukan pada bayi baru lahir dan merupakan masalah yang berbahaya. Adapun
masalah-masalah yang berhubungan dengan hipotermi antara lain :
1). Permukaan tubuh bayi lebih luas
daripada permukaan kepala (kepala bayi % bagian dari tubuhnya).
2). Untuk dapat mempertahankan panas
badan bayi tidak menggigil apabila kedinginan tetapi pengaturan suhu tubuhnya
dikerjakan oleh brown fat yang hanya terdapat pada bayi baru lahir yaitu pada
daerah dekat scapula, ketiak, sekitar tulang belakang / punggung dan ginjal.
Apabila bayi sangat kedinginan seluruh cadangan brown fat akan terpakai.
3). Masalah lain adalah
pembuluh-pembuluh darah tertutup kulit, sehingga bayi cepat kedinginan.
4). Kelenjar keringat belum berfungsi
dengan baik pada minggu pertama.
5). Untuk mendapatkan panas bayi akan
meningkatkan metabolismenya, dia akan menangis, menendang dan menggerakkan
tangannya. Dengan cara ini banyak kalori akan terbakar.
6). Bayi mudah kehilangan panas
melalui 4 cara :
a) Radiasi
Adalah panas tubuh bayi akan memancar
ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya bayi baru lahir
diletakkan di tempat yang dingin.
b) Evaporasi
Adalah cairan / air ketuban yang
membasahi kulit bayi menguap. Misalnya bayi baru lahir tidak langsung
dikeringkan dari air ketuban.
c) Konduksi
Adalah pindahnya panas tubuh
bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin Misalnya
menimbang bayi tanpa alas, popok yang basah tidak segera diganti.
d) Konveksi
e) Adalah kehilangan panas tubuh
bayi karena aliran udara di sekeliling bayi. Misalnya bayi diletakkan dekat
pintu atau jendela yang terbuka.
Reaksi pertama yang terjadi bila bayi
kedinginan :
a.
Pernafasan meningkat.
b.
Metabolisme meningkat.
c.
Aktivitas meningkat.
d.
Persediaan glukosa terpakai.
e.
Metabolisme brown fat terpakai.
c
Perubahan Pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat O2
dari pertukaran gas melalui placenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus
melalui paru bayi. Pada bayi aterm paru mampu menampung kira-kira 2 mili
cairan/kg (Blackburn, Loper 1992). Selama berlangsungnya kelahiran melalui
vagina, beberapa cairan menguap / mengering dari trakhea atau paru bayi baru
lahir. Dengan pernafasan udaranya yang pertama bayi baru lahir memulai
serangkaian perubahan kardiopulmonalis. Perubahan-perubahan itu adalah :
1).
Perubahan dari sirkulasi fetus ke sirkulasi neonatus.
2). Mengosongkan cairan dari dalam
paru.
3). Membentuk
karakteristik fungsi paru. (Neilson, 1987)
Rangsangan untuk gerakan pernafasan
bayi pertama adalah :
1) Tekanan
mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.
2) Penurunan Pa O2 dan
kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinuskarotis.
3) Rangsangan dingin di daerah muka
dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan.
4) Reflek
deflasi hering breus
Pernafasan pertama pada bayi
baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan
rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan cairan
paru (pada bayi normal jumlahnya 80 - 100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan
tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara.
d
Perubahan Sirkulasi
Pada saat perubahan respirasi terjadi,
sistem cardiovasculer juga membuat banyak perubahan. Sirkulasi fetus terhenti
dan sirkulasi ekstra uterus dimulai. Dengan berkembangnya paru-paru pada bayi
baru lahir mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2
menurun, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga
aliran darah meningkat, sehingga menyebabkan darah dari arteri pulmonalis
mengalir ke paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbikalis maka pada saat
tali pusat dipotong aliran darah dari placenta yang melewati vena cava inferior
dan feramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar bagian ibu.
e
Perubahan Berat Badan
Dari hari pertama BB akan turun oleh
pengeluaran urine, mekoneum, keringat. Masuknya cairan belum mencukupi
kebutuhan. BB yang turun tidak lebih dari 10% akan naik lagi pada hari ke-4
sampai hari ke-10. pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama
sebanyak 60 ml/kg BB/hari.
f
Perubahan
pada Gastro Intestinal
Setelah lahir janin akan mulai
menghisap dan menelan. Namun kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Bayi tidak mampu menelan makanan dari mulut ke faring.
Aktivitas peristaltik diesofagus tidak terkoordinasi dalam beberapa hari I
kehidupan bayi. Hubungan esofagus dengan lambung masih belum sempuma yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Reflek gumoh dan reflek batuk ini
terbentuk matang pada saat lahir. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas
kurang dari 50 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh
bayi sendiri penting, karena sprinter kardiac dan kontrol syaraf perut belum
matang sehingga dapat terjadi muntah. Muntah selama hari pertama atau kedua
kehidupan bayi dapat diturunkan dengan menghindari pemberian makanan yang
berlebihan atau dengan menepuk punggung bayi agar bersendawa.
g
Perubahan pada Sistem Kekebalan Tubuh
Sel yang mensuplai kekebalan bayi
berkembang sejak awal dalam kehidupan fetus. Untuk 3 bulan pertama kehidupan,
bayi dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Sistem imunitas
dari bayi baru lahir sendiri masih belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alarm dan kekebalan yang didapat. Kekebalan alami meliputi
:
1).
Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2).
Fungsi saringan saluran nafas.
3).
Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
4). Perlindungan kimia oleh lingkungan asam
lambung.
Kekebalan alami juga
disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir
membunuh mikroorgamsme asing. Tetapi pada BBL sel-sel darah ini masih belum
matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi
secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL yang lahir
dengan kekeblan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah sistem kekebalan tubuh. Oleh
karena itu pencegahan terhadap mikroba dan deteksi dini serta pengobatan dini
infeksi sangat penting.
IV.
Klasifikasi BBL Menurut Apgar Score
Tanda
|
Nilai 0
|
Nilai 1
|
Nilai 2
|
Appriance (warna kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, ekstrimitas biru
|
Seluruh tubuh kemerahan.
|
Pulse rate (frekuensi nadi)
|
Tidak ada
|
Kurang dari
100.
|
Labih dari
100.
|
Grimace (reaksi rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik.
|
Batuk / bersin
|
Activity (tonus otot)
|
Tidak ada
|
Ekstrimitas dalam sedikit fleksi
|
Gerakan aktif
|
Respiration (pernafasan)
|
Tidak ada
|
Lemah / tidak teratur
|
Baik /
menangis
|
Keterangan:
A - S :
1 - 3 PH dibawah 7,1 = asfiksi berat
A - S :
4 - 6 PH diantara 7,1 - 7,2 =
asfiksi sedang
A - S :
7 - 10 PH diatas 7,2 = normal
Pengkajian ini sudah dimulai sejak kepala tampak
besar di vulva (crowning).
V.
Penanganan BBL
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir
ialah :
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,
perawatan mata dan identifikasi adalah rutin dilakukan segera kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter
memberi instruksi khusus
a
Membersihkan
jalan lahir
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan
mata dan identifikasi adalah rutin dilakukan segera kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter
memberi instruksi khusus.
Membersihkan jalan nafas dan sekaligus menilai
apgar score menit pertama.
Memberikan jalan nafas dengan cara :
1)
Penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril (kalau ada).
2)
Bayi ditidurkan terlentang, kepala sedikit ekstensi, badan bayi dalam
keadaan terbungkus.
3)
Pangkal penghisap lendir dibungkus dengan kain kasa steril, masukkan ke
mulut penolong.
4)
Tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian telunjuk tangan kiri
dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai epiglotis (untuk menahan lidah bayi) jari
tangan kanan memasukkan pipa sejajar dengan jari telunjuk tangan kiri, hisap
lendir sebanyak-banyaknya dengan arah memutar.
5)
Masukkan berulang-ulang ke hidung, mulut, kemudian lendir dihisap
sebanyak-banyaknya.
6)
Lendir yang dihisap ditampung di atas bengkok dan ujung pipa dibersihkan
dengan kain kasa.
7)
Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan sampai lendirnya bersih
kemudian bersihkan daerah telinga dan sekitarnya.
b
Memotong
dan merawat tali pusat
Memotong dan mengikat tali pusat
dengan memperhatikan teknik-teknik aseptik dan antiseptik sekaligus memakai
apgar score pada menit ke-5
1)
Tali pusat dijepit dengan 2 buah klem, klem satu dijepitkan ± 5 cm dari
perut bayi kemudian tali pusat diurut ke arah placenta. Klem ke-2 dijepitkan ±
2 cm dari klem 1.
2)
Tali pusat dipotong dengan gunting tali pusat diantara 2 klem, kira-kira 2
cm dari klem 1. Waktu memotong tali pusat tangan kiri melindungi perut bayi,
sehingga gunting tali pusat tidak langsung menyentuh bagian bayi (sebelum
memotong tali pusat, sebaiknya tali pusat diolesi betadine 10 % atau iodium
tinture 3%) Setelah tali pusat dipotong ujung tali pusat diolesi
betadine 10% atau iodium tinture 3% dengan menggunakan kapas lidi, kemudian ikat
tali pusat dengan cara : ikatan tali pusat diikatkan untuk mencegah jangan
sampai ada ikatan yang lepas, yakinkan bahwa ikatan sudah kuat agar tidak
terjadi perdarahan tali pusat.
3)
Setelah tali pusat diikat, tali pusat dikompres / dibungkus dengan kain
kasa alkohol 70%, sebaiknya ditutup kembali dengan kain kasa steril. Gunanya
supaya alkohol tidak cepat menguap dan kuman tidak mudah masuk ke dalam tali
pusat.
c
Mempertahankan
suhu tubuh bayi
Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
Cara :
1). Bayi dibungkus dengan kain
hangat.
2). Jangan membiarkan bayi dalam
keadaan basah
3). Jangan mandikan bayi dengan air
dingin.
4). Daerah kepala dibungkus / memakai
topi yang terbuat dari plastik / kain.
d
Identifikasi
yang cukup
e
Pencegahan
infeksi.
f
Mendekapkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir.
g
Membersihkan badan bayi dengan cara
:
1). Siapkan tempat kapas, kapas dan
minyak / baby oil.
2). Bersihkan daerah muka dengan
menggunakan kapas lembab. Bersihkan dulu daerah mata, mulai dari bagian dalam
keluar, kemudian gunakan kapas minyak untuk membersihkan daerah telinga.
Selanjutnya muka dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas minyak sampai ke
leher.
3). Bersihkan daerah ekstremitas
atas, lipatan ketiak, daerah dada dan sekitarnya, daerah punggung, ekstremitas
bawah dan terakhir daerah genetalia.
4). Lakukan perawatan tali pusat
dan sekitarnya.
h
Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan
cara:
1). Mata
bayi dibersihkan
2). Jari telunjuk dan ibu jari tangan
kiri membuka mata dan tangan kanan meneteskan obat. Obat harus tepat di atas
kelopak mata.
3). Setelah obat masuk bersihkan
daerah luar mata dengan kapas lembab.
4). Bersihkan alat-alat
i
Melaksanakan
pemeriksaan kesehatan bayi
Maksud pemeriksaan adalah untuk menemukan
kelainan yang perlu mendapat tindakan segera dan kelainan yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.
1). Mengukur BB, PB, LK, LLA, LD
2).
Observasi tanda-tanda vital
3).
Observasi keadaan reflek
4). Keadaan eliminasi
5). Penampilan fisik dari kepala sampai kaki
j
Memasang pakaian bayi
k
Memberikan vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi. Berkisar 0,25 - 0,5%. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut semua BBL normal dan cukup bulan perlu
diberikan per oral 1 mg/hari selama 3 hari. Sedangkan risiko tinggi diberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 - 1
mg IM.
(Depkes RI, 1993. Asuhan Kesehatan Anak
dalam Konteks Keluarga. Jakarta)
VI.
Macam-macam Reflek Pada Bayi
a
Sucking Reflek (menghisap)
Menghisap obyek yang
diletakkan di dalam mulut. Muncul :
saat lahir Hilang : tidak tentu
b
Grasping Reflek (menggenggam)
Menggenggam objek dengan jari
ketika telapak tangan di sentuh. Muncul
: saat lahir Hilang : usia 4 bulan
c
Rooting
reflek (mencari)
Memiringkan kepala ke arah pipi yang diberi
stimulus sentuhan Muncul : saat lahir Hilang : usia 6 bulan
d
Staping
Reflek (berjalan)
Membuat gerakan melangkah ketika digendong pada
posisi tegak dengan kaki menyentuh permukaan. Muncul : saat lahir Hilang : usia 12 bulan
e
Tonikneck reflek (tonus leher)
Berusaha untuk menahan kepala
pada posisi tegak. Muncul : saat
lahir Hilang : usia 2-3 bulan
f
Moro Reflek
(terkejut)
Ekstensi tangan tiba-tiba ke arah luar dan
kembali ke garis tengah ketika bayi terkejut akibat bunyi keras atau perubahan
posisi yang cepat.
Muncul :
saat lahir
Hilang :
usia 4 bulan
g
Babinsky Reflek (sensorik)
Mengekstensikan jari-jari kaki
ketika telapak kaki diusap.
Muncul :
saat lahir
Hilang : usia 9 bulan
(Betz Cecily L., 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatri. Jakarta
: EGC)
VII.
Cara Menyusui yang baik dan Benar
a
Manfaat Menyusui bagi Ibu
1) Mengurangi perdarahan setelah
melahirkan
2) Membantu segera mengembalikan
tubuh anda kepada keadaan seperti sebelum hamil, terutama membantu mengerutkan
rahim anda.
3) Tidak merepotkan (tidak perlu
merebus botol dan menghangatkan susu), terutama pada malam hari.
4) Menghemat pengeluaran, karena
ASI dihasilkan sendiri.
5) Sangat mengurangi kerepotan
anda karena bayi anda lebih sehat.
6) Tidak perlu membawa botol susu
jika anda bepergian ke pasar, bertemu ataupun ke luar kota.
7) Menjadikan hubungan ibu dan
bayi semakin akrab.
8) Menunda masa kesuburan.
b
Manfaat Menyusui bagi Bayi
1) Air susu ibu (ASI) adalah
makanan yang terbaik bagi bayi yang :
a).
Mudah dicerna dan diisap
b).
Selalu bersih dan segar
c).
Aman
2) ASI menyempurnakan pertumbuhan
bayi, sehingga menjadikan bayi lebih sehat dan cerdas.
3) ASI memberikan perlindungan
terhadap berbagai penyakit, terutama infeksi.
4) Memperindah kulit, gigi dan
bentuk rahang
5) ASI selalu tersedia dengan
suhu yang tepat sehingga tidak akan mengecewakan bayi harus menunggu atau
karena suhu tidak tepat.
6) Bayi yang menyusu :
a). Jarang mengalami diare
(mencret)
b). Tidak akan mengalami sembelit
c). Jarang terkena alergi
d). Mempunyai hubungan yang erat
dan hangat dengan ibu
(Brinch Jennifer, MPH., 1986. Menysui
Bayi dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : PT. Gaya favorit Press : 11-12)
c
Persiapan Menyusui
Semua ibu dapat mempersiapkan puting
susunya untuk menyusui dengan melakukan hal-hal berikut setiap hari selama 6
minggu terakhir dari masa kehamilan.
1). Gosoklah puting susu
perlahan-lahan dengan handuk yang lembut setelah mandi. Janganlah menggunakan
sabun untuk mencuci puting susu dan daerah sekitarnya, karena dapat membuat
puting susu itu kering dan lecet.
2). Putar-putarlah puting susu
anda dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu, lalu
dengan hati-hati memutarnya ke kiri dan ke kanan, kemudian dengan
berangsur-angsur perbanyaknyaklah putaran puting susu itu.
3). Dengan gerakan memutar urutlah
payudara anda perlahan-lahan dengan cara menekankan jari-jari dan ibu jari anda
ke dada. Lakukan gerakan memutar ini di seluruh payudara, mulai dari bagian
atas dan berakhir di areola. Gunakan minyak atau krim yang tidak mengandung
minyak wangi untuk mengurut
4). Pakailah BH yang baik yang
menyangga payudara dan tidak terlalu ketat. Janganlah memakai BH pada malam
hari. Payudara anda akan bertambah besar di waktu hamil.
5). Janganlah memakai BH yang terbuat
dari nylon dan plastik atau yang menggunakan karet busa.
6). Kuatkan puting susu anda dengan
memakai BH khusus untuk menyusui dan membiarkan bagian depannya terbuka selama
satu jam sehari (pakailah blus katun) atau dengan melubangi bagian puting susu
BH itu.
7). Bersanggama dapat pula
mempersiapkan payudara bagi bayi dengan cara suami merangsang puting susu, baik
dengan mulut maupun dengan tangan.
8). Membiarkan payudara sejenak
karena cahaya matahari dan berada di udara terbuka dapat pula mempersiapkan
puting susu menyusui.
9). Janganlah memeras, menarik atau
menggesek payudara anda.
10).Yakinkanlah diri anda bahwa besar atau kecilnya puting susu atau
payudara tidak akan mempengaruhi kemampuan menyusui.
11).Perlu diketahui bahwa untuk payudara anda berubah karena anda hamil,
bukan karena menyusui.
12).Minumlah paling sedikit 8-12 gelas air atau minuman lain setiap hari.
13).Makanlah makanan yang segar dan bergizi setiap hari, yaitu :
a). Makanan sumber protein nabati
dan hewani
b). Makanan sumber hidrat arang
c). Sayuran dan buah-buahan
14).Makanlah lebih banyak dari biasanya (1-2 piring)
15).Bersihkan dan masaklah makanan dengan baik.
16).Jangan merokok, minum minuman keras atau berdiaet terlalu ketat.
17).Kurangi kopi, teh dan minuman ringan bersoda, karena dapat membuat anda
dan bayi anda sukar tidur.
(Brinch Jennifer, MPR, 1986. Menyusui Bayi dengan Baik dan
Berhasil. Jakarta : PT. Gaya favorit Press : 16 - 20)
d
Langkah-langkah Menyusui yang Benar
1). Sebaiknya sebelum menyusui, ibu
mencuci tangan terlebih dahulu.
2). Ibu dan bayi dalam keadaan
santai, tenang dan nyaman.
3). Hadapkan keseluruhan tubuh bayi
menghadap ke perut ibu.
4). Kepala dan tubuh bayi harus
lurus.
5). Ibu sebaiknya memeluk bayi dan
melihat ke arah bayi.
6). Puting harus masuk
sedalam-dalamnya agar lidah bayi dapat mengurut dan menghisap dengan benar.
7). Susui bayi pada kedua payudara
secara bergantian, agar ASI banyak dan lancar.
8). Bila bayi sudah
kenyang dan tidak menghisap lagi, masukkan jari ibu ke mulut bayi sehingga bayi
melepaskan puting.
9). Gunakan kapas
yang dicelupkan dalam
air hangat untuk membersihkan sekitar mulut bayi
setelah menyusu.
10).Keringkan puting.
11).Sendawakan bayi setelah menyusu, yaitu dengan meletakkan bayi pada bahu ibu
atau ditelungkupkan sampai bersendawa.
(IGK. Sudibia, BSc., DFSN, 2004. Diktat III Ilmu Gizi)
BAB III
Tinjauan
kasus
A Langkah I (Pengkajian)
Anamnesa tanggal
11-01-2007 Jam 20.30
I. Data Subyektif
a
Identitas
Nama Bayi : By Ny “M”
Tanggal Lahir :11-01-2007
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur : 1 jam
Anak ke : II (dua)
Nama Istri : Ny “M” Nama
Suami : Tn “J”
Umur : 29 tahun Tahun Umur : 33
Tahun
Agama : Islam Agama
: Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SmP
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp.1.500.000
Alamat : Raya lontar 122 Alamat
: Raya lontar 122
b
Keluhan Utama
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah.
c
Riwayat kehamilan dan persalinan
1)
Riwayat kehamilan
Ini merupakan anak yang kedua dan pada kehamilan ini tidak mengalami
komplikasi seperti DM, asma, hepatitis dan jantung. Ibu selama hamil tidak
pernah mengkonsumsi jamu-jamuan, obat-obatan yang diminum sesuai dengan yang didapat
dari bidan ANC 8x di RB Bunda dan mendapatkan imunisasi TT Pada kehamilan 7
bulan.
Keluhan saat hamil
Trimester I :
Ibu mengatakan pada awal kehamilannya sering mual, muntah, pusing dan nafsu makan berkurang.
Trimester II :
Ibu mengatakan apa yang dirasakan pada awal kehamilannya sudah berkurang, ibu
sudah tidak pusing lagi, nafsu makanpun sudah membaik.
Trimester III :
Tidak ada keluhan
2)
Riwayat prenatal
Ibu melahirkan sungsang tanggal 11-01-2007 jam 19.25 WIB dengan BB
lahir: 2400 gram PB:45cm AS: 8-9 langsung menangis RR:48x/menit, suhu:370C
melalui rectal, Nadi: 120x/menit, ketuban jernih, anus (+) tidak ada cacat atau
kelainan.
3)
Riwayat post natal
Keadaan umum baik
TTV: RR:48x/menit, suhu:370C melalui rectal, Nadi:
120x/menit bayi belum mendapatkan imunisasi, tali pusat di bungkus dengan
dengan kasa steril kering.
4)
Kebutuhan dasar
a)
Pola nutrisi
Setelah bayi lahir tidak langsung disusukan karena ASI
belum keluar dan diberi PASI berupa susu bebelac 1x 50cc
b)
Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB (-) , BAK (+)
c)
Pola istrahat tidur
Bayi lebih banyak tidur, bangun ketika lapar, BAB, BAK,
dan bila merasa tidak nyaman.
d)
Pola aktifitas
Bayi menangis dengan keras bila lapar, BAB, BAK, dan
bila merasa tidak nyaman.
e)
Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat kesehatan menular : TBC, hepatitis, dan penyakit menahun seperti :
jantung, DM, HT, paru-paru, dan penyakit menurun seperti DM, HT, asthma.
5)
Riwayat psikososial
Keluarga senang menerima kehadiran
bayinya dan sanggup merawat bayinya.
II.
Data Obyektif
a
Keadaan umum
Bayi dapat menghisap baik, warna
kulit merah, gerak aktif.
b
Tanda-tanda vital
S : 37oC
N : 120x/menit
RR : 48x/menit
A-S : 8-9
c
Pemeriksaan fisik
Kepala :
tidak ada kaput succedoneum, tidak ada
cephal hematom, tidak ada moulage, rambut hitam, ubun-ubun belum menutup
Muka :
tidak pucat, tidak ikterus, tidak
sianosis
Mata :
simetris, conjungtiva tidak anemis,
palpebra tidak oedema, sklera tidak icterus
Hidung :
simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak
ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak infeksi
Mulut :
simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
labio skisis dan labio palatokisis, reflek menghisap baik, lidah bersih, tidak
ada gigi susu
Telinga :
simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak
ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada :
simetris, tidak ada retraksi intercosta,
tidak ada wheezing dan ronchi
Perut : tidak
ada pembesaran hepar, tali pusat tidak ada perdarahan dan infeksi pada tali
pusat, tali pusat terbungkus kassa, tidak kembung
Punggung :tidak ada spina bifida, tulang pungggung
lurus, tidak ada kiposis, tidak ada skoliosis
Anus : tidak
atresia ani
Ekstrimitas:simetris,
pergerakan aktif, tidak ada polidaktili, akral hangat
d
Pemeriksaan neurologis
1)
Reflek morro (+)
Bayi diberi sentuhan mendadak, maka bayi terkejut.
2)
Conjungtiva mandibularis reflek
(+)
Bayi diberi sentuhan pada
pangkal kelopak matanya keatas kemudian ke mandibularis maka bayi akan
mengedipkan mata.
3)
Gland reflek (+)
Bayi diberi sentuhan pada hidung dengan jari tangan maka akan
mengerutkan keningnya dan mengedipkan mata.
4)
Rooting reflek (+)
Pipi bayi disentuh dengan jari
maka akan menolehkan kepalanya mencari sentuhan itu.
5)
Reflek menghisap (+)
Bayi diberi dot dimulutnya maka bayi
akan menghisap.
6)
Glabella reflek (+)
Bayi disentuh lipatan paha kanan kiri maka akan mengangkat kedua
pahanya.
7)
Reflek menggenggam (+)
Bayi disentuh telapak tangannya maka bayi akan berusaha menggenggam.
8)
Stepping reflek (+)
Telapak kaki bayi diletakkan pada telapak tangan pemeriksa maka bayi
akan berusaha menapakkan kakinya.
e
Pemeriksaan antropometri
Berat badan : 2400 gram (n : 2.500-4.000 gram)
Panjang badan : 45 cm (n : 48-52 cm)
Lila :
9,5 cm (n
: 13 cm)
Lida :
29 cm (n
: 32 cm)
Ukuran kepala :
Diameter SOB : 9,5 (n : 9,5 cm)
Diameter FO : 11 cm (n : 11,5 cm)
f
Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
B Langkah II (Interpretasi
diagnosa masalah dan kebutuhan)
Dx :
Bayi baru lahir umur 1 jam dengan berat badan lahir rendah.
Ds : -
DO: Keadaan umum
Tali pusat
terbungkus dengan kasa steril
Bayi lahir spontan bracht melahirkan tanggal 11-01-2007 jam 19.25
WIB dengan BB lahir: 2400 gram PB:45cm langsung menangis RR:48x/menit, suhu:370C
melalui rectal, Nadi: 120x/menit, ketuban jernih, anus (+) tidak ada cacat atau
kelainan.
Masalah: Bayi baru
lahir dengan berat badan lahir rendah.
Kebutuhan:
Pemberian ASI/PASI
Lingkungan yang bersih,
kering dan hangat.
Perawatan tali pusat agar
tidak terjadi infeksi
Menjaga kebersihan bayi
saat BAB dan BAK
C Langkah III ( Antisipasi masalah potensial}
Potensial terjadi
hipotermi dan infeksi tali pusat.
D Langkah IV ( Identifikasi
kebutuhan segera)
Perawatan pada
lingkungan yang hangat, kering, dan bersih, pemberian ASI/PASI, perawatan tali
pusat
E Langkah V (Intervensi dan
rasional)
Dx :Bayi
baru lahir umur 1jam dengan berat badan lahir rendah.
Tujuan :Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama + 1 jam bayi dapat menyesuaikan dengan lingkungan baru dengan kriteria :
- Tidak terjadi hipotermi
- Bayi bernafas secara teratur
- Menetek baik
- Dapat BAB dan BAK + 5 jam setelah lahir
- Gerakan bayi aktif
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (S: 36,5
0C-37,5 0C, N: 120-160x/menit, RR: 40-60 x/ menit)
- Tidak terjadi infeksi
Tanggal
|
Diagnosa
|
Intervensi
|
Rasional
|
11-10-2007
20.40 WIB
|
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah umur 1 jam.
|
1.
Berikan suhu lingkungan atau
keadaan yang hangat pada bayi.
2.
Lakukan perawatan tali pusat
3.
Observasi tanda-tanda vital
4.
Berikan ASI maupun PASI
5.
Miringkan bayi dan tepuk
punggung bayi setiap habis minum
|
1.
Suhu lingkungan yang stabil
sangat diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal sehingga tidak
terjadi hipotermi.
2.
Menghindari terjadinya
infeksi pada tali pusat maupun perdarahan
3. Dengan
observasi dapat dilakukan deteksi dini, bila terjadi perubahan-perubahan
kegawat daruratan
4. Memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan
5. Untuk
mencegah regurgitasi pada bayi
|
F Langkah VI ( Implementasi)
Tanggal
|
Implementasi
|
11-01-2007
20.50 WIB
|
1.
Memberikan suhu lingkungan
yang hangat pada bayi dengan cara membungkus bayi dengan selimut bayi dan memasukkannya
ke dalam couve.
2. Melakukan perawatan tali pusat secara
steril.
3.
Melakukan observasi TTV
Suhu : 37oC
Nadi : 120x/menit
RR : 48x/menit
Keadaan umum bayi baik.
4.
Memberikan ASI maupun PASI
5.
Memiringkan bayi dan tepuk
bayi setiap habis minum agar tidak terjadi regugitasi pada bayi.
|
G Langkah VII (Evaluasi)
Tanggal
11-01-2007 jam 21.00 WIB
S :
O : - Keadaan umum baik
- TTV
: S : 37oC, N : 120x/menit, RR : 48x/menit
- Reflek menghisap baik
- Kulit kemerahan masih terdapat verniks
kaseosa.
- Tali pusat terbungkus
kassa, tidak ada infeksi atau perdarahan tali pusat
- Akral hangat
A : Bayi
baru lahir umur 1 jam dengan berat badan lahir rendah
P : -
Pertahankan suhu tubuh bayi
- Memberikan ASI/PASI
- Merawat tali pusat
Bab Iv
Penutup
I.
Simpulan
Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan bayi baru lahir umur 1jam
dengan berat badan lahir rendah RB Bunda pada tanggal 11-01-2006, dilakukan
pengkajian dan didapatkan diagnosa atau masalah :
“Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah apgar 8-9
Kesimpulan bayi dalam keadaan umum baik, reflek menghisap baik,
kulit tidak cyanosis, akral hangat”
II.
Saran
a
Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dapat melakukan pemeriksaan bayi secara teliti dan tepat
agar diagnosa yang ditegakkan tepat. Tindakan dan terapi cepat dan tepat pula
karena kesalahan dalam penilaian melalui pemeriksaan dapat berakibat fatal.
b
Bagi ibu
Diharapkan ibu mau bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan mau
melaksanakan semua anjuran sehingga dapat tercapai kesehatan yang optimal bagi
ibu dan bayi.
c
Bagi keluarga
Diharapkan keluarga mau bekerjasama dan memberi dorongan mental dan
dukungan pada ibu.
Daftar
pustaka
Betz Cocily L. 2003. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : Egc.
Depkes Ri. 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Irene M. Bobak. 2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi.
Bandung : Universitas Padjajaran.
Mochtar
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : Egc.
Prawirohardjo Sarwono.
2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sastrowinata Sulaiman. 1983. Obstetri
Fisiologi. Bandung : Universitas Padjajaran.
ConversionConversion EmoticonEmoticon