PENYAKIT
CONGESTIVE HEARTH FAILURE (CHF)
A. DEFENISI
PENDAHULUAN
CHF adalah
suatu keadaan gangguan jantung kanan dan kiri terjadi
secara
bersamaan yang umumnya ditandai dengan adanya bendungan
paru dan
bendungan sistemik pada saat yang bersamaan.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume
diastolik
secara abnormal.
B. ETIOLOGI
1. Disfungsi miokard
2. Beban tekanan
berlebihan (pembebanan sistolik/preload)
3. Pembebanan
diastolik (afterload)
4. Peningkatan
kebutuhan metabolik
5. Gangguan pengisian
(hambatan input)
C. FAKTOR PREPOSISI
penyakit
yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel seperti
penyakit arteri koroner, hipertensi, kardiomiopati, penyakit
pembuluh
darah atau penyakit kongenital ; dan keadaan yang
membatasi pengisian ventrikel seperti stenosis
kardiomiopati
atau penyakit perikardial.
D. FAKTOR PENCETUS
mitral,
antara
lain meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan menjalani
pengobatan
anti gagal jantung, infark miocard akut esensial,
serangan
hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli
paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis
infektif.
1
E. PATOFISIOLOGI
Gagal
jantung kanan
Gagal
pompa ventrikel kiri
Curah
jantung kanan menurun
Tekanan
akhir diastole ventrikel kanan meningkat
Bendungan
atrium kanan dan tekanan dalam atrium
kanan
meningkat
Tekanan
vena cava meningkat
(bendungan
vena sistemik)
Hambatan
venous return
(bendungan
sistemik)
Gangguan
keseimbangan antara
supply
O2 dengan
kebutuhan
Gagal
jantung kiri
Gangguan
pompa ventrikel kiri
Curah jantung kiri menurun dan tekanan ventrikel
kiri
meningkat
Bendungan
atrium kiri dan tekanan atrium kiri
menurun
Bendungan
vena pulmonalis dan tekanan vena
pulmonalis
meningkat
Bendungan
paru
Bendungan
arteri pulmonalis dan
tekanan
rata-rata arteri
pulmonalis
meningkat
Sekresi
renin yang berlebihan
Angiotensin
I -II
Aldosteron
meningkat
Reabsorpsi
Na+ pada tubulus distal
GAGAL JANTUNG
Aliran
darah tidak efektif
Vasokonstriksi
ginjal
Fungsi
glomerulus menurun
Reabsorpsi
Na+ dan H2O (tubulus
proksimal)
Retensi
ginjal (Na + H2O)
Volume
plasma meningkat
Perubahan
kontraktil
lintas
jantung
Curah jantung menurun
Sekresi
ADH meningkat,
absorpsi
H2O pada
tubulus
distal
Kelebihan
volume
Intoleransi
cairan
ODEMA
cairan
2
F. TANDA DAN GEJALA
Temuan
klinis umum pada gagal ventrikel kiri & kanan, meliputi :
a. Kelelahan dan
kelemahan
b. Takhikardia
c. Sianosis pada
kegagalan jantung yang hebat
d. Pucat,
kehitam-hitaman, kulit berkeringat
e. Berat badan
bertambah
f. Murmur sistolik
abnormal
g. Irama gallop diastolik (bunyi jantung ketiga selama
distolik)
h. Oliguria
i. Meningkatnya
tekanan pada arteri pulmonal dan kapiler yang
menyempit
j. Meningkatnya
tekanan atrium kanan (tekanan vena sentral)
Gagal Jantung Kanan
Oedema
/pitting odema
Anoreksia/perut
kembung
Nausea
Ascites
Jugulare Vein Pressure
meningkat
Pulsasi
vena jugularis
Hepatomegali/liver
engorgement
Fatiq
Hipertropi
jantung kanan
Irama derap/gallop ventrikel
kanan
Irama
derap/gallop atrium kanan
Mumur
Gagal Jantung Kiri
Lemas/fatique
Berdebar-debar
Sesak nafas (dyspneu d’effort)
Orthopnea
Dyspnea nocturnal paroxismal
Pembesaran jantung
Keringat dingin
Takhikardia
Kongesti vena pulmonalis
Ronchi basah dan wheezing
Terdapat BJ III dan IV
(Gallop)
Cheynes stokes
Tanda-tanda
kronik
penyakit
paru
Bunyi P2 mengeras
hidrothorax
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi
fungsional
dalam 4 (empat) kelas, antara lain :
o Kelas 1 = bila klien dapat melakukan aktifitas berat
tanpa
keluhan
o Kelas
2 = bila klien tidak dapat melakukan aktifitas lebih
berat dari
aktifitas sehari-hari tanpa keluhan
o Kelas
3 = bila klien tidak dapat melaksanakan aktifitas
sehari-hari
tanpa keluhan
o Kelas
4 = bila klien sama sekali tidak dapat melakukan
aktifitas
apapun dan harus tirah baring
3
Diagnosa gagal jantung kongestif (kriteria Framingham),
meliputi :
Kriteria mayor :
o Dispnea nokturnal
paroksismal atau ortopnea
o Peningkatan tekanan
vena jugularis
o Ronki basah tidak
nyaring
o Kardiomegali
o Edema paru akut
o Irama derap S3 (gallop rhythm)
o Peningkatan tekanan
vena > 16 cm H2O
o Refluks
hepatojugular
Kriteria minor :
o Edema pergelangan
kaki
o Batuk malam hari
o Dyspneu d’effort
o Hepatomegali
o Efusi pleura
o Kapasitas vital
berkurang menjadi 1/3 maksimum
o Takikardia (>
120 x/mnt)
Kriteria mayor atau
minor :
o Penurunan berat
badan > 4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi
o Diagnosa
ditegakkan dengan mendapatkan 2 kriteria mayor atau
1
kriteria mayor + 2 kriteria minor yang ditemukan
pada saat
yang
sama/bersamaan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
1. EKG ; hipertropi
atrial atau ventrikular, penyimpangan aksis,
iskemia,
kerusakan pola mungkin terlihat, disritmia
2. Scan jantung ;
tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
gerakan
dinding
3. Kateterisasi
jantung ; tekanan abnormal merupakan indikasi
dan
membantu membedakan gagal jantung kanan versus kiri,
stenosis atau insufisiensi, juga mengkaji potensi arteri
koroner
4. Rontgen dada ;
dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan
dapat menunjukkan dilatasi/hipertropi bilik atau perubahan
pembuluh
darah mencerminkan peningkatan tekanan pulmonalis
5. Elektrolit
;
mungkin
berubah
pada
perpindahan
cairan/penurunan
fungsi ginjal
4
H. KOMPLIKASI
1. Edema paru
2. Fenomena emboli
3. Gagal/infark paru gagal nafas
4. Cardiogenik syok
I. PENATALAKSANAAN
1. Menghilangkan
faktor pencetus
2. Mengendalikan
gagal jantung dengan memperbaiki fungsi pompa
jantung, mengurangi beban jantung dengan pemberian diet
rendah
garam, diuretik dan vasodilator
3. Menghilangkan
penyakit yang mendasarinya, baik secara medis
atau bedah
4. Meningkatkan
oksigenasi dengan pemberian oksigen, diusahakan
agar PaCO2 sekitar 60 – 100 mmHg (saturasi O2 90 – 98 %) dan
menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan
aktifitas
5. Pemberian
obat-obatan sesuai dengan program, seperti morfin
diberikan untuk menurunkan faktor preload dan afterload ;
Furosemide untuk mengurangi oedema/diuresis ; Aminofilin
untuk merangsang miokardium ; obat Inotropik (Digitalis
glikosida,
Dopamin
HCL,
Phosphodiesterase
inhibitor)
meningkatkan kontraktilitas miokardium ; ACE inhibitor
menurunkan afterload dan meningkatkan kapasitas fisik ;
Nitrogliserin
untuk menurunkan hipertensi vena paru.
6. Bila perlu
monitoring menggunakan Central Venous Pressure
atau juga
dengan Swan Ganz Chateter
J. KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat
keperawatan
Reaksi dan
persepsi klien/keluarga
Gejala
umum
o Data
subjektif
fatique/kelelahan,
anoreksia,
nausea/vomitus,
ansietas, nokturia
o Data objektif
takhipnea, nokturia, takhikardia,
Gallops
(S3 dan S4), cyanosis perifer, rales, ronkhi,
aritmia,
intoleransi aktifitas, dyspnea
Gejala
khusus gagal jantung kanan
o Tekanan vena
meningkat distensi vena jugularis
o Edema ekstremitas bawah/tungkai, sakrum, genitalia
5
o Ascites
o Nyeri abdomen
kwadran kanan atas
o Hepatosplenomegali
o Berat badan
meningkat secara drastis
o Penurunan output
urine
o Anoreksia
Gejala
khusus gagal jantung kiri
o Nafas pendek/sesak
nafas
o gelisah
o Dyspnea rest or exertional
o Orthopnea &
tachypnea
o Batuk, rales dan
ronchi
o Hemoptisis
o Tekanan darah
meningkat
o Terdengar bunyi
jantung III
o Hipoxemia
o Krekles/ronki
o Cyanosis
o Odema paru
Pemeriksaan
diagnostik
o EKG
o Foto thoraks
o Echocardiografi
o Kateterisasi
jantung
2. Diagnosa Keperawatan,
Perencanaan dan Kriteria hasil
a. Penurunan curah
jantung berhubungan dengan faktor mekanik
(preload
dan afterload atau kontraktilitas)
Rencana
tindakan :
Kaji dan
pantau vital sign setiap 4 jam sesuai indikasi
Berikan
dukungan emosional dengan memberikan penjelasan
sederhana
Pantau in
take dan out put cairan
Meningkatkan
kemampuan pompa jantung dengan pemberian
obat-obatan, seperti Digitalis (Digoxin, Cedilanit),
Agen
inotropik, Pacemaker.
Menurunkan
beban kerja jantung
istirahat, menurunkan
kecemasan,
terapi vasodilator
Mengontrol garan dan retensi cairan diet rendah
garam, pemberian obat-obatan diuretika (Furosemid,
Lasix),
pembuangan cairan mekanik, misal dialisis
6
Kriteria
hasil :
Curah
jantung klien adekuat kembali ditandai dengan :
Tanda
vital dalam batas normal yang dapat diterima
sesuai
batas usia
Frekwensi
jantung dan curah jantung dalam batas diterima
Haluaran
urine meningkat
Toleransi
terhadap aktifitas meningkat
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran
kapiler alveoli yang diakibatkan oleh peningkatan
tekanan
kapiler paru
Rencana
tindakan :
Kaji dan
pantau adanya perubahan dalam pernafasan
Pantau
seri analisa gas darah arteri
Anjurkan
klien
untuk
menghindari
merokok
atau
menggunakan
produk tembakau
Menurunkan
kecemasan
Posisi
semi fowler
Meningkatkan pertukaran gas
Jika
terjadi hipoksemia tanpa hipercapnia (penurunan
kesadaran akibat peningkatan PaCO2) berikan O2 via
masker ;
bila O2 < 60 mmHg, lakukan intubasi dan bila
gagal beri
tindakan ventilasi (ventilator).
Kriteria
hasil :
Klien memperlihatkan perbaikan pertukaran gas ditandai
dengan :
Klien
bernafas tanpa kesulitas
Menunjukkan
perbaikan pernafasan
Paru
bersih pada auskultasi
Kadar PO2 dan PCO2 dalam
batas normal
c. Perubahan dalam
volume cairan : berlebihan berhubungan
dengan
gangguan mekanisme pengaturan
Rencana
tindakan :
Kaji dan pantau adanya peningkatan atau penurunan
tekanan
vena jugularis
Lakukan pemeriksaan fisik sistem pernafasan secara
teratur
atau bila dibutuhkan
7
Pertahankan cairan parenteral ; hindari hidrasi
berlebihan
dan cepat
Pantau in
take dan out put cairan
Timbang
berat badan klien setiap hari dengan timbangan
yang sama
Pantau
hasil pemeriksaan laboratorium
Pertahankan diet pembatasan natrium sesuai dengan
indikasi
Kriteria
hasil :
Klien
memperlihatkan tidak adanya tanda kelebihan beban
cairan
ditandai dengan :
Tidak
adanya odema
Penurunan
berat badan/kembali pada berat badan dasar
Tidak
ditemukan peningkatan vena jugularis
d. Tidak toleransi terhadap aktifitas berhubungan dengan
penurunan cardiac output ; supply oksigenasi serebral
menurun ;
oedema paru akut
Rencana
tindakan :
Kaji dan
pantau adanya tanda intoleransi aktifitas
Pertahankan
klien tetap tirah baring/Fasilitasi untuk
tidur
Identifikasi
faktor yang diketahui menyebabkan kelelahan
Bantu ADL
dan tingkatkan aktifitas seusia indikasi
Latihan
nafas dalam dan batuk efektif
Kriteria
hasil :
Klien mendemonstrasikan peningkatan aktifitas yang
ditoleransi
Mengungkapkan peningkatan energi untuk melakukan
aktifitas
sehari-hari
Vital sign
dalam batas yang dapat diterima selama dan
sesudah
aktifitas
e. Perubahan status
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan gangguan absorpsi zat-zat gizi sekunder
terhadap
penurunan curah jantung
8
Rencana
tindakan :
Pantau
adanya tanda-tanda malnutrisi, seperti penurunan
berat
badan drastis, stormatitis, anoreksia, kelemahan
dan
sebagainya
Timbang
berat badan klien setiap hari
Pertahankan
diet sesuai indikasi dan support klien untuk
menghabiskan
diet
Berikan
makanan sedikit dengan porsi kecil dan sering
Lakukan pemasangan selang makanan atau nutrisi
parenteral
sesuai indikasi
Kriteria
hasil :
Klien
memperlihatkan status nutrisi yang adekuat ditandai
dengan :
Berat
badan membaik atau normal sesuai usia dan bentuk
badan
Nafsu
makan membaik
Turgor
kulit baik
PENDIDIKAN
KESEHATAN
Monitoring
tanda dan gejala, seperti peningkatan berat
badan >
1 kg/hari, edema, sesak dan lain-lain
Pengaturan
aktifitas
Pengenalan
nama, dosis, waktu, dan cara mengkonsumsi
obat serta hal-hal yang harus diperhatikan selama
pengobatan
terutama untuk digitalis dan diuretik
Informasi
tentang diet, meliputi pembatasan garam dan
air ;
tidak kekenyangan atau tergesa-gesa dalam segala
hal
Informasi
untuk perawatan dirumah dan tindakan bila
timbul
masalah
REFERENSI BUKU :
1. Anderson, Sylvia,
1995, Patofisiologi, Edisi
VI, EGC, Jakarta.
2. Augustinus, AS,
1992, Pemeriksaan Fisik (Physical Assessment),
Edisi III,
Akademi Perawatan St. Carolus, Jakarta.
3. Doenges, ME
at.all., 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi
III,
Cetakan I, EGC, Jakarta.
9
4. Engram, Barbara
at.all., 1999, Medical Surgical
Nursing Care
Plans, Volume
2, Cetakan I, EGC, Jakarta.
5. Hudak & Gallo,
1996, Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik,
Edisi VI,
Volume I, EGC, Jakarta.
6. Long, Barbara S, 1996, Perawatan Medikal Bedah : Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan, Jilid II, IAPK-Pajajaran,
Bandung.
7. Mansjoer, A
at.all., 2001, Kapita Selekta
Kedokteran, Jilid I,
Edisi III,
Cetakan IV, Media Aeskulapius FK-UI, Jakarta.
8. Tucker, SM
at.all., 1998, Standar Perawatan
Pasien : Proses
Keperawatan, Diagnosa
dan Evaluasi, Volume I, Edisi V, Cetakan
I, EGC,
Jakarta.
10
A. IDENTITAS KLIEN
N a m a
U m u r
Jenis
kelamin
A g a m a
Pekerjaan
Pendidikan
A l a m a
t
Penanggung
jawab
Sumber
data
LAPORAN
KASUS
: Tn. R
: 62 tahun
: laki-laki
: Islam
: ikut anak
: SR (Sekolah Rakyat)
: Jl. Bunga Wijaya Lingkungan VI
: Tn. S (anak kandung Tn. R)
: klien dan keluarga
Tanggal pengkajian :
13 Desember 2001
B. KELUHAN UTAMA
KLIEN : sesak nafas yang diiringi
dengan nyeri dada
C. RIWAYAT PENYAKIT KLIEN
Klien
sudah mengalami sesak nafas dan nyeri dada sejak 5 tahun
yang lalu dan sudah pernah dirawat di rumah sakit dengan
diagnosa
CHF. Terakhir klien dirawat tahun 2000 di Rumah Sakit
Haji Adam
Malik dengan diagnosa CHF dengan gejala yang paling
utama
yaitu sesak nafas yang diiringi dengan nyeri dada. Hal ini
terutama
timbul bila klien beraktifitas ringan bahkan dalam
keadaan
akut, istirahatpun klien dapat sesak dan nyeri dada.
Sesak
nafas dan nyeri dada tidak berhubungan dengan perubahan
cuaca.
Saat
sekarang klien mengatakan bahwa sering merasa sesak nafas
dan
kadang-kadang nyeri dada sewaktu melakukan pekerjaan yang
agak berat
seperti mengangkat 1 ember air, menaiki tangga. Untuk
mengurangi
sesak nafas yang timbul klien mengatasinya dengan
beristirahat
yang cukup dan rajin kontrol ke rumah sakit HAM.
Kira-kira
1 bulan terakhir klien tidak kontrol ke rumah sakit
sebab
tidak menunjukkan gejala yang berarti bagi klien, sehingga
klien
malas dan merasa bosan terus berobat dan minum obat yang
sama
setiap saat.
Kebanyakan obat yang dikonsumsi klien berupa obat anti
hipertensi seperti catapres, adalat, resepin dsb. Ditambah
beberapa
obat-obat lainnya seperti diazepam.
11
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA
LALU
Saat kecil
klien tidak pernah mengalami penyakit akut maupun
kronis,
kecuali demam, flu dan batuk-batuk ringan. Klien pernah
dirawat
dengan penyakit CHF sebanyak 2 kali di rumah sakit HAM
tepatnya
di ruang IPI jantung dan selama menderita penyakit
tersebut
Tn. R rajin kontrol ke rumah sakit HAM setiap bulannya.
Riwayat
penyakit hipertensi sudah dialami klien sejak berumur 45
tahun,
tetapi masih dapat dikendalikan sampai berumur 57 tahun,
yang pada
akhirnya klien mengalami CHF. Klien tidak pernah
dioperasi
dan tidak mengalami alergi terhadap berbagai makanan
dan
minuman serta suasana tertentu.
E. RIWAYAT KESEHATAN
KELUARGA
Klien
mengatakan bahwa didalam keluarga ada anak-anaknya yang
menderita penyakit hipertensi yaitu anak pertama dan anak
ketiga.
Ada anggota keluarga yang sudah meninggal yaitu istri
klien
(Alm. Ny. L) pada usia 56 tahun, tanpa dikenali jenis
penyakitnya
(diduga klien faktor ketuaan).
Genogram :
Keterangan
:
Tn.R
Ny. L
Ny. S
=
laki-laki
= perempuan
= klien
Tn. R
= tinggal
serumah
= sudah meninggal
12
F. RIWAYAT PSIKOSPIRITUAL
Pola
koping
: klien dapat menerima keadaan
penyakitnya/adaptif sebagai
suatu yang
wajar terjadi di hari
tua
Harapan
klien ttg penyakitnya : klien berharap penyakitnya tidak
kambuh
lagi dan kalaupun kambuh,
jangan
sampai di rawat di RS
Faktor
stressor
Konsep
diri
: merasa bosan diam terus di
rumah, tapi bila kerja akan
kambuh
penyakitnya
: klien tidak merasa rendah diri
karena
keadaan
penyakitnya
Pengetahuan
klien
karena
dianggapnya wajar terjadi
di hari
tua
: klien mengatakan bahwa
penyakitnya
terjadi
akibat
tekanan
darah tinggi yang kronis
Hubungan dgn anggota keluarga : baik, anak-anak klien
sering
berkunjung
ke rumah klien
Hubungan
dgn masyarakat
Aktifitas
sosial
Kegiatan
keagamaan
G. KEBUTUHAN DASAR
Pola makan :
terutama
bila hari raya
: klien ikut dalam organisasi STM
di lingkungannya dan bergabung
dengan
sebayanya di kedai kopi
: klien mau mengikuti kegiatan di
masyarakat
sebatas kemampuannya
: klien rajin sholat dan tidak
ketinggalan
dalam berpuasa
keluarga
dan klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi-sayur-
lauk dan
kadangkala buah-buahan. Selama ini selera makan klien
tidak terganggu, apalagi klien mengikuti ibadah puasa. Makanan
pantangan sesuai dengan kaidah agamanya. Klien tidak mau
memilih-milih
makanan, kecuali makanan pantangan.
Pola minum :
selama bulan puasa klien hanya minum saat sahur dan saat buka
puasa.
Diperkirakan dalam 24 jam klien minum kira-kira 5-6 gelas
13
sehari
(1500-2000 cc) dengan minuman kesukaan kopi pahit setiap
pagi bila
tidak puasa.
Pola eliminasi
Eliminasi BAK :
klien buang air kecil lancar, dengan frekwensi 4-5 x sehari
(1000-1500
cc), tidak ada kelainan saat klien miksi dan tidak
ada
keluhan berarti dengan warna urine kadang jernih dan kadang
kekuning-kuningan
Eliminasi BAB :
klien BAB
1 kali sehari dengan lancar, konsistensi lunak dan
tidak ada keluhan saat BAB. Warna feses kuning dan tidak ada
dijumpai
kelainan
Pola tidur :
klien
mengatakan bahwa selama bulan puasa tidur malam agak
terganggu
karena banyak petasan dan harus sahur pada subuh, tapi
semuanya itu menurut klien tidak mengakibatkan kambuhnya
penyakitnya
karena dapat beristirahat pada siang hari dari jam
14.00-16.00
wib dengan tenang
Aktifitas sehari-hari
:
Klien
mengatakan bahwa ia tidak bekerja dan hanya melakukan
aktifitas
sehari-hari di rumah dengan membersihkan sekitar rumah
dan
melakukan kegiatan yang ringan-ringan saja dan kebanyakan
santai
dengan teman sebaya di kedai kopi dekat jalan raya
H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kulit
Kepala
: kelemahan
diakibatkan oleh kurangnya aktifitas
karena pembatasan pergerakan, perubahan mood
terjadi karena merasa tidak betah di rumah bila
tidak ada kerjaan dan vital sign, meliputi :
Tekanan darah 140/100 mmHg, Heart Rate 104
x/mnt, Respiratory Rate 26 x/mnt dan Temperatur
37oC
: kulit
sudah mulai keriput, kering, tapi tidak
ditemukan lesi, sianosis (-), edema (-)
: simetris
tegak lurus dengan garis tengah tubuh,
tidak ada luka, kulit kepala bersih, rambut
beruban dan bentuk lurus
14
Mata
Telinga
Hidung
: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan,
refleks
cahaya (+), tanda-tanda anemis tidak
dijumpai
: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran
tidak
terganggu dan tidak ada nyeri, serumen
sedikit
tidak mengganggu pendengaran dan tidak
ditemukan
cairan
: bentuk
simetris, fungsi penciuman baik, polip
(-), tidak
ditemukan darah/cairan keluar dari
hidung,
tidak ada tanda-tanda peradangan
Mulut & tenggorokan : bibir agak kering (pengaruh puasa),
sianosis
(-),
lidah
hipereremis,
dapat
Leher
Dada
dijulurkan
maksimal keluar dan bergerak bebas,
refleks
menelan baik dan tonsil tidak infeksi
: tidak
ada pembengkakan kelenjar tiroid, tekanan
vena jugularis 2 cmH2O dan leher dapat
digerakkan
bebas
: bentuk dan gerakan dada simetris, klavikula
menonjoldan
sternum terlihat rata serta tidak
ada
retraksi/distraksi area interkostal. Nyeri
dada
timbul seiring dengan sesak nafas akibat
aktifitas
yang tidak dapat ditoleran klien
Sistem pernafasan :
Sesak nafas timbul saat
melakukan aktifitas ringan-sedang
seperti
mengangkat 1 ember air atau naik tangga. Pernafasan
teratur
dengan frekwensi
26 x/mnt, suara pernafasan
bronchovesikuler
dengan sedikit adanya ronchi pada lapangan paru
bagian bawah dan percabangan bronchus pada pemeriksaan
auskultasi.
Sistem kardiovaskuler
:
TD selama
ini tidak teratur, tapi klien rajin kontrol. Saat
pemeriksaan
TD 140/100 mmHg, frekwensi jantung 104 x/mnt tidak
teratur
terutama bila beraktifitas (nadi apikal), cardiomegali
ringan
saat pemeriksaan, bunyi jantung meliputi : M1 > M2, A2 >
A1, P2 > P1, A2 > P2, gallop ritme tidak ditemukan, kapilary
refill melambat lebih dari 2 detik, dan terkadang jantung
berdebar-debar
terutama bila sedikit terkejut
15
Sistem
gastrointestinal :
Tidak
ditemukan kelainan, mual tidak ada, selera makan menurun
selama
masa puasa, nyeri epigastrium tidak ada, kadang-kadang
diare,
tapi tidak begitu mengganggu klien, konstipasi jarang.
Sistem genitourinaria
:
Tidak ada
kelainan, nyeri saat miksi (-), urine lancar berwarna
kuning,
tidak dijumpai partikel-partikel darah atau lainnya.
Sistem
muskuloskeletal :
Nyeri sendi kadang-kadang dialami klien bila cuaca terlalu
dingin, kekuatan otot 75%, kekakuan otot dan sendi (-), tonus
otot
sedang, atropi otot (-), nyeri tekan (-), edema (-),
kelemahan
(-)
Sistem neurologi :
Kesadaran kompos mentis, kehilangan memori (-), komunikasi
lancar dan
jelas, orientasi terhadap orang, waktu dan tempat
baik, emosi dapat dikendalikan, tenang, tremor (-) dan
parese/plegia
(-)
Sistem endokrin :
Riwayat DM
tidak ada dan riwayat makan berlebihan tidak ada,
belum pernah dideteksi adanya
penyakit akibat gangguan
metabolisme
lainnya
16
I. ANALISA DATA
No
Data
Kemungkinan
penyebab
Masalah
1 Data subjektif :
Perubahan
Resiko
curah
Klien mengatakan
kontraktilitas
jantung menurun
sering
mengalami sesak jantung
akibat
(resiko
nafas diiringi nyeri hipertensi kronis
dada bila melakukan dan proses
aktifitas ringan- degenerasi sistem
berulangnya
CHF)
sedang
seperti
kardiovaskuler
mengangkat
1 ember air
dan naik tangga,
jantung terasa
berdebar-debar
Data
objektif :
TD 140/100 mmHg, HR
apikal 26
x/mnt tidak
teratur,
irama jantung
kadang tidak teratur,
riwayat hipertensi
kronis, cardiomegali
ringan, tekanan vena
jugularis
+ 2 cmH2O
2 Data subjektif : Ketidakseimbangan
Intoleransi
Klien
mengatakan
antara
suplay
terhadap
sangat
harus
capek bila
melakukan
oksigenasi dengan
kebutuhan tubuh
aktifitas
sedang-berat
aktifitas sehari-hari
yang lebih berat
seperti
mengangkat/memindahkan
lemari, menimba air
dari sumur, dll.,
badan akan terasa
lemah dan
keringatan
Data
objektif :
akibat penggunaan
energi yang
berlebihan
Ekspresi wajah klien
terlihat lesu, tidak
bergairah, lebih
nyaman
istirahat dalam
posisi semi/fowler,
kapilary
refill lambat
lebih dari 2 detik,
terlihat keringatan
dan agak
gelisah
Prioritas dignosa
keperawatan :
1. Intoleransi
terhadap aktifitas sedang-berat berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplay oksigenasi dengan kebutuhan
tubuh
akibat penggunaan energi yang berlebihan ditandai dengan
klien
mengatakan sangat capek bila harus melakukan aktifitas
sehari-hari yang lebih berat seperti mengangkat/memindahkan
lemari,
menimba air dari sumur, dll., badan akan terasa lemah
17
dan keringatan, Ekspresi wajah klien terlihat lesu, tidak
bergairah,
lebih nyaman istirahat dalam posisi semi/fowler,
kapilary
refill lambat lebih dari 2 detik, terlihat keringatan
dan agak
gelisah
2. Resiko curah jantung menurun (resiko berulangnya CHF)
berhubungan dengan perubahan kontraktilitas jantung akibat
hipertensi
kronis dan proses degenerasi sistem kardiovaskuler
ditandai
dengan klien mengatakan sering mengalami sesak nafas
diiringi nyeri dada bila melakukan aktifitas ringan-sedang
seperti
mengangkat 1 ember air dan naik tangga, jantung terasa
berdebar-debar, TD 140/100 mmHg, HR apikal 26 x/mnt tidak
teratur,
irama jantung kadang tidak teratur, riwayat hipertensi
kronis,
cardiomegali ringan, tekanan vena jugularis + 2 cmH2O
18
J.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn. R
Tgl
Diagnosa
keperawatan
Tujuan Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
14/
Intoleransi thd aktifitas
Setelah dilaksanakan Kaji toleransi klien terhadap aktifitas
Kelemahan fisik dapat ditoleransi ketika Mengkaji toleransi klien terhadap
aktifitas
Subjektif :
12/
sedang-berat b/d ketidak-perawatan di rumah
sehari-hari
aktifitas yang dilakukan secara bertahap sehari-hari, dimana klien
mengatakan Klien
mengatakan memahami
01
seimbangan antara suplay selama 3 x
bahwa ia tidak dapat melakukan pekerjaan
bahwa ia tidak boleh melakukan
oksigenasi
dengan
pertemuan, klien
Anjurkan klien untuk tidak melakukan
Tindakan penghematan energi dan
yang sedang-berat seperti mengangkat 1
pekerjaan yang berat karena akan
kebutuhan tubuh akibat dapat
melaksanakan pekerjaan atau aktifitas berat yang mempertahankan beban kerja jantung tidak
ember air atau menimba air dari sumur, beresiko terhadap
kekambuhan
pengguna-an
energi yang aktifitas sehari-hari tidak
dapat ditoleransi
berlebihan
ditandai dengan dengan optimal
bertambah
naik tangga, dll
penyakitnya dan keluarga sudah
mengantisipasi dengan membiarkan
klien
mengatakan sangat dengan kriteria klien
Pertahankan istirahat terpenuhi dalam
Memenuhi keseimbagan pemakaian oksigen
Menganjurkan klien untuk istirahat bila klien
tanpa aktifitas yang rutin
capek bila harus Tn.
R berpartisipasi 24 jam lebih banyak dari waktu
dengan yang tersedia yang dapat dipompakan
sesak dan nyeri dada sudah
mulai timbul
Objektif
:
melakukan aktifitas sehari-pada aktifitas beraktifitas
hari yang lebih berat spt diinginkan
dalam
jantung
serta mengenali keadaan penyakitnya akan
kambuh Klien
terlihat sangat antusias saat
mengangkat
/memindahkan
memenuhi kebutuhan Anjurkan
keluarga memantau atau Mengurangi
resiko terhadap kecelakaan dan
dilkukan pemeriksaan fisik dan
lemari, menimba air dari sehari-hari,
klien
mendampingi klien saat melakukan
mengatisipasi bila terjadi kekambuhan
Menjelaskan kepada keluarga bahwa perlu
kooperatif saat pengkajian
sumur, dll., badan akan mengenal
aktifitas
terasa lemah dan yang
tidak boleh
aktifitas sedang-berat penyakit klien
mendampingi klien selama melakukan
dilakukan, ekspresi wajah klien
atifitas dan memberikan aktifitas ringan masih terlihat lesu,
kapilary refill
keringatan,
Ekspresi wajah dilakukan
Anjurkan keluarga memberikan
Meminimalkan rasa bosan yang dialami klien
kepada klien untuk mengatasi kejenuhan
lebih dari 2 detik, palpitasi (+)
klien
terlihat lesu, tidak
bergairah,
lebih nyaman
pekerjaan ringan kepada klien
selama masa tuanya
di rumah
Analisis :
istirahat
dlm posisi
Anjurkan keluarga untuk menjaga
Mencegah terjadi trauma/kejutan akibat lantai
Kontrak waktu dengan klien untuk
Klien mampu melakukan aktifitas
semi/fowler,
kapilary refill
lambat
lebih dari 2 detik,
kebersihan lantai, tidak licin terutama licin
atau rumah yang berserakan
kamar mandi
penyuluhan tentang penyakit penyabab CHF
yaitu penyakit hipertensi tanggal 18
ringan selama di rumah
terlihat
keringatan dan
Desember 2001 jam 11.00 wib sekaligus
Planning :
agak
gelisah
Diskusi dengan klien dan
keluarga Menambah pengetahuan klien dan
keuarga silahturahmi
tentang proses menua dan hubungannya serta mempersiapkan klien
menghadapi masa
dengan penyakit klien saat
ini terminasi
kehidupan
Penyuluhan tentang hipertensi
Ingatkan keluarga tentang
kebersihan lantai rumah
15/ Resiko curah jantung
Setelah dilakukan Lakukan pemeriksaan fisik sistem sistem Mengetahui secara dini adanya gangguan
atau Melaksanakan pemeriksaan fisik
secara
19
12/
menurun (resiko
perawatan di rumah kardiovaskuler, terutama
auskultasi nada
penurunan curah jantung
menyeluruh seperti diuraikan pada data Klien mengatakan bahwa
untuk
02
berulangnya CHF)
berhubungan dengan
selama 3 x
pertemuan resiko
apikal, frekwensi dan irama jantung
pengkajian di atas.
saat ini sesak nafas dan nyeri
dada tidak dialami, dan sudah
perubahan
kontraktilitas penurunan
curah
Pantau vital sign, terutama tekanan
Pemeriksaan vital sign tanggal 14
tidak minum obat lagi sejak awal
jantung
akibat hipertensi jantung dapat diatasi darah
Pada CHF lanjut, tubuh tidak mampu lagi
Desember 2001, meliputi TD 140/100 bulan puasa.
kronis dan proses dengan
kriteria
mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat
mmHg, HR 100 x/mnt, RR 28 x/mnt dan
degenerasi sistem tanda
vital dalam
kardiovaskuler ditandai batas
normal,
Kaji kulit terhadap pucat/sianosis
normal lagi
Tenp. 36,8 C
Objektif :
Keadaan kulit klien tidak
dengan
klien mengatakan meliputi 120/90
Pucat menunjukkan penurunan perfusi perifer
Keadaan kulit klien keriput, agak lembab,
ditemukan pucat atau sianosis,
sering mengalami sesak mmHg,
HR 60-100
oleh karena penurunan COP akibat
tidak ditemukan keadaan pucat, sianosis
juga tidak ditemukan lesi/luka,
nafas diiringi nyeri dada x/mnt,
hasil kontrol
bila melakukan aktifitas klien
dalam batas
refraksitori
gagal jantung koroner
Anjurkan istirahat psikologis dengan
serta tidak ada lesi atau luka pada kulit kulit agak kering dan
keriput,
tekanan
darah dalam batas dapat
ringan-sedang
seperti
dapat dipertahankan
memberikan lingkungan yang tenang Emosi dan stress
fisik dapat meningkatkan
Menganjurkan klien untuk istirahat untuk
ditoleransi klien
mengangkat
1 ember air
dan
naik tangga, jantung
dan suasana yang kondusif
beban kerja jantung
mengurangi pengeluaran energi yang
berlebihan sehingga dapat meningkatkan
Analisis :
terasa
berdebar-debar, TD
140/100
mmHg, HR apikal
Anjurkan klien minum obat sesuai
dengan program terapi
Minum obat secara teratur dapat
beban kerja jantung
Sampai sejauh ini penurunan curah
jantung tidak terjadi atau curah
26
x/mnt tidak teratur,
mempertahankan fungsi jantung dan
Mengajurkan klien untuk minum obat
jantung dapat dipertahankan
irama
jantung kadang tidak
memperbaiki secara perlahan fungsi jantung
secara teratur agar tidak terjadi resistensi
dalam keadaan normal
teratur,
riwayat hipertensi
kronis,
cardiomegali ringan,
Anjurkan klien bila mendapatkan gejala-
Mengatasi komplikasi lebih lanjut atau
terhadap penggunaan obat tertentu
Planning :
tekanan
vena jugularis +
gejala sesak nafas dan nyeri dada agar
keadaan gagal nafas
Mengajurkan klien bila mendapat gejala
Pantau vital sign setiap kali
2 cmH2O
segera berobat ke rumah sakit atau
sesak nafas dan nyeri dada segera berobat
pertemuan
praktek
dokter terdekat bila tidak dapat
diatasi
dengan istirahat
ke rumah sakit atau praktek dokter
terdekat
Ingatkan klien untuk kontrol ke
rumah sakit setelah bulan puasa
Kenalkan klien gejala-gejala
penurunan curah jantung
20
K. CATATAN KEPERAWATAN
Hari/ No Implementasi dan
Hasil evaluasi/modifikasi Nama/
tgl Dx observasi
paraf
Selasa
18/12/
01
1 Mengkaji toleransi klien
terhadap aktifitas
sehari-hari
saat ini
Melaksanakan
penyuluhan tentang penyakit
Subjektif :
Klien mengatakan bahwa ia sudah tahu penyebab
kegagalan jantung yang dialaminya adalah
penyakit hipertensi dan sudah dijelaskan dokter
hipertensi kronis sebagai penyebab tersering di RS, tapi tentang perawatan di rumah klien
Rabu
19/12/
01
dari
gagal jantung (CHF) kepada klien dan
keluarga
Mengingatkan
keluarga untuk tetap menjaga
kebersihan
lantai rumah, terutama kamar
mandi
untuk mencegah terjadinya kecelakaan
2 Mengobservasi kondisi fisik
klien
Pemeriksaan
vital sign tanggal 19 Desember
2001,
meliputi TD 130/90 mmHg, HR 84
x/mnt,
RR 26 x/mnt dan Tenp. 37,3 oC
Keadaan
kulit klien tidak ditemukan keadaan
pucat,
sianosis serta tidak ada lesi atau luka
pada
kulit
Menganjurkan
klien untuk istirahat agar
mengurangi
pengeluaran energi yang
berlebihan
sehingga dapat meningkatkan
beban
kerja jantung
Mengingatkan
klien untuk segera berobat
setelah
bulan puasa
Mengenalkan
klien dengan gejala-gejala yang
menandai
kekambuhan penyakitnya, seperti
sesak
nafas, nyeri dada, kelemahan tiba-tiba,
jantung
berdebar-debar, tekanan darah tidak
terkontrol,
dsb.
mengatakan masih belum memahami secara
keseluruhan
Objektif :
Klien terlihat memberikan perhatian serius
terhadap penjelasan perawat dengan pertanyaan
sekitar penyakitnya
Analisis :
Klien mampu melakukan aktifitas ringan selama
di rumah
Planning :
Ingatkan klien untuk tetap menjaga aktifitas
tidak melebihi batas toleransinya
Subjektif :
Klien mengatakan bahwa untuk saat ini sesak
nafas dan nyeri dada tidak dialami, dan sudah
tidak minum obat lagi sejak awal bulan puasa
serta klien berjanji untuk
segera berobat setelah
bulan puasa berlalu.
Objektif :
Keadaan kulit klien tidak ditemukan pucat atau
sianosis, juga tidak ditemukan lesi/luka, tekanan
darah dalam batas dapat ditoleransi klien
Analisis :
Penurunan curah jantung tidak terjadi atau
curah jantung dapat dipertahankan dalam
keadaan normal
Planning :
Pantau vital sign setiap kali pertemuan
Ingatkan klien untuk kontrol ke rumah sakit
setelah bulan puasa
21
ConversionConversion EmoticonEmoticon