BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari
pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatus merupakan periode yang
paling kritis. Melihat hal ini maka perawatan kesehatan
ibu hamil merupakan langkah awal untuk menentukan kesehatan kondisi neonatus.
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan. Berbagai
bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang
memperlemah kondisi ibu hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah,
anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan buruknya hygiene. Beberapa faktor
yang menyebabkan kematian perinatal antara lain : pendarahan, hipertensi,
infeksi, kelahiran preterm, bayi berat lahir rendah, asfiksia, dan hypothermia.
Penelitian telah menunjukkan bahwa
lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu pada bulan
pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir dengan sehat akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup
bahkan kematian.
Tak kurang pentingnya adalah
pencegahan infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pertolongan
pemotongan tali pusat, melalui mata, melalui telinga pada waktu persalinan atau
pada waktu memandikan dan membersihkan bayi dengan alat yang kurang bersih.
Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh ibu hamil dengan
melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah melahirkan, dan pemantauan pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat (Sarwono Prawirohardjo,
2002).
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi
Kebidanan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan
pelayanan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir sehingga dasar untuk
pemeriksaan selanjutnya dalam rangka perbaikan kematian perinatal dengan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2
Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek klinik
diharapkan mahasiswa dapat melakukan :
1.
Pengkajian bayi baru lahir.
2.
Identifikasi diagnosa dan
masalah pada bayi baru lahir.
3.
Antisipasi diagnosa dan masalah
potensial pada bayi baru lahir.
4.
Identifikasi kebutuhan segera
dan kolaborasi terhadap masalah yang terjadi pada bayi baru lahir.
5.
Menyusun rencana tindakan pada
bayi baru lahir.
6.
Pelaksanaan tindakan yang sudah
disusun pada bayi baru lahir.
7.
Evaluasi dari tindakan yang
sudah diberikan pada ibu Inpartu.
1.3 Metode Penulisan
1.3.1
Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari literatur
yang berkaitan dengan topik asuhan pada bayi baru lahir.
1.3.2
Praktek Langsung
Penulis melakukan Asuhan
Kebidanan pada bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen Varney secara
langsung.
1.3.3
Bimbingan dan Konsultasi
Dalam melakukan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini, penulis melakukan konsultasi pada pembimbing lahan dan
pembimbing pendidikan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
1.3
Metode
Penulisan
1.4
Sistematika
Penulisan
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.2 Perubahan Spesifik Pada Masa Transisi Bayi
Baru Lahir
2.3 Ciri-Ciri Bayi Normal
2.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru
Lahir
2.5 Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
2.6 Reflek-Reflek Bayi Baru Lahir
2.7 Tanda-Tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai
Pada Bayi Baru Lahir
2.8
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
BAB 3 TINJAUAN
KASUS
3.1
Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial
3.4 Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan
Segera
3.5
Rencana Pengembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan
5.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Syahlan, 1992).
Penatalaksanaan
awal bayi, dimulai sejak proses persalinan sampai dengan kelahiran bayi, hal
ini dikenal sebagai Asuhan Esensial Neonatal yang meliputi :
1.
Persalinan bersih dan aman.
2.
Memulai/inisiasi pernafasan
spontan.
3. Stabilisasi temperatur/tubuh, mejaga bayi
tetap hangat.
4. ASI dini dan eksklusif.
5. Pencegahan infeksi.
6. Pemberian imunisasi.
Asuhan
Esensial Neonatal seperti tersebut di atas merupakan prinsip kesehatan bayi
baru lahir, karena sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir
disebabkan oleh asfiksia, hipothermi, dan infeksi.
2.2
Perubahan Spesifik pada Masa Transisi Bayi
Baru Lahir
Setiap bayi
baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Proses ini dapat berjalan lancar tetapi dapat juga
terjadi berbagai hambatan yang bila tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.
Adapun masa transisi bayi baru lahir dibagi dalam 3 periode :
2.2.1 Periode Reaktivitas I (30 menit pertama
setelah lahir)
Pada awal stadium ini aktivitas system syaraf simpatik
menonjol, hal ini ditandai oleh :
1.
Sistem Kardiovaskuler
a. Detak jantung cepat tetapi tidak teratur,
suara jantung keras dan kuat.
b. Tali pusat masih berdenyut.
c. Warna kulit masih kebiru-biruan yang diselingi
warna merah waktu menangis.
2.
Traktus Respiratoris
a.
Pernafasan cepat dan dangkal.
b.
Terlihat ronchi dalam paru.
c.
Terlihat nafas cuping hidung,
merintih dan terlihat penarikan pada dinding thorax.
3.
Suhu Tubuh
a.
Suhu tubuh cepat turun.
4.
Aktivitas
a. Mulai membuka mata dan melakukan gerakan
eksplorasi.
b. Tonus otot meningkat dengan gerakan yang
makin mantap.
c. Ekstremitas atas dalam keadaan fleksi erat
dan ekstremitas bawah dalam keadaan ekstensi.
5.
Fungsi Usus
a. Peristaltik usus semula tidak ada.
b. Meconium biasanya sudah keluar waktu
lahir.
Menjelang akhir stadium ini,
aktivitas parasimpatik juga aktif yang ditandai dengan :
a. Detak jantung menjadi teratur dan
frekuensinya menurun.
b. Tali pusat berhenti berdenyut.
c. Ujung ekstremitas kebiru-biruan.
d. Menghasilkan lendir encer dan jernih,
sehingga perlu dihisap lagi.
Selanjutnya terjadi penurunan
aktivitas sistem syaraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis, oleh karena
itu harus hati-hati karena bayi relatif menjadi tidak peka terhadap ransangan
dari luar maupun dari dalam, periode ini biasanya berlangsung 15 menit. Biasanya penolong persalinan masih ada sehingga penyulit yang timbul
pada saat tersebut diketahui secara klinis terlihat :
a.
Detak jantung menurun.
b.
Frekuensi nafas menurun.
c.
Suhu tubuh rendah.
d.
Lendir mulut tidak ada.
e. Aktivitas otot dan tonus menurun.
f. Bayi tertidur.
2.2.2 Periode Reaktivitas II (Berlangsung 2-5
jam)
Pada periode ini bayi terbangun dari tidur yang nyenyak.
Sistem syaraf otonom meningkat lagi.
Ditandai dengan :
1. Kegiatan sistem syaraf parasimpatik dan
simpatis bergantian secara teratur.
2. Bayi menjadi peka terhadap ransangan dari
dalam maupun dari luar.
3. Pernafasan terlihat tidak teratur kadang
cepat dalam atau dangkal.
4. Detak jantung tidak teratur.
5. Reflek Gag/gumoh aktif.
6. Periode ini berakhir ketika lendir
pernafasan berkurang.
2.2.3
Periode III Stabilisasi
Periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam.
Pada umumnya, bayi baru lahir akan menyelesaikan masa
transisinya dalam waktu 6-72 jam, lebih mudah untuk tidur dan bangun.
2.3 Ciri-ciri Bayi Normal
Adapun ciri-ciri bayi normal antara lain :
1.
Berat badan 2500-4000 gram.
2.
Panjang badan lahir 48-52 cm.
3.
Lingkar dada 30-38 cm.
4.
Lingkar kepala 33-35 cm.
5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama,
kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120-140x/menit. Pernafasan pada
menit-menit pertama cepat, kira-kira 80x/menit, kemudian menurun setelah tenang
kira-kira 40x/menit.
6. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan
subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
7. Rambut lanugo sudah tidak terlihat, rambut
kepala biasanya sudah sempurna.
8. Panjang kukunya melebihi ujung jari.
9. Genetalia pada laki-laki, testis sudah
turun ke dalam skrotum, pada wanita labia mayora sudah menutupi labia minora.
10. Reflek menghisap dan menelan sudah baik.
11. Eliminasi urine dan mekonium, keluar dalam
24 jam pertama.
12. Grasping reflek positif baik apabila
diletakkan sesuatu benda di atas telapak tangan bayi akan ada reflek
menggenggam.
2.4
Perubahan yang Terjadi pada Bayi Baru
Lahir
2.4.1
Perubahan Metabolisme
Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan
kadar gula darah untuk menambah energi pada jam pertama setelah lahir, diambil
dari hasil metabolisme asam lemak. Bila karena sesuatu hal misalnya bayi
mengalami hipothermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan
pada neonatus maka memungkinan besar bayi akan menderita hypoglikemia, misalnya
bayi BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM dan lain-lainnya.
2.4.2
Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan
yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar 25ºC, bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan
evaporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit. Sedangkan produksi panas yang
dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10–nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu
tubuh sebanyak 2ºC dalam waktu 5 menit, akibat suhu yang rendah, metabolisme jaringan
meningkat dan kebutuhan O2 pun meningkat.
2.4.3
Perubahan Pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2
dari pertukaran gas yang melalui placenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas
harus melalui paru-paru bayi, ransangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah
:
1. Tekanan mekanis pada thorax sewaktu
melalui jalan lahir.
2. Penurunan tekanan O2 dan
kenaikan tekanan CO2, merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus
karotis.
3. Ransangan dingin di daerah muka dapat
merangsang permulaan gerakan pernafasan.
4.
Reflek defleksi Hering Breur.
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir, normal terjadi
dalam waktu 30 detik setelah kelahiran, tekanan rongga dada bayi mengakibatkan
cairan paru-paru (pada bayi normal jumlah 80-100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah
cairan tersebut, sehingga cairan hilang diganti dengan udara.
2.4.4
Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkat dan tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah ke alat tersebut
meningkat, hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke
paru-paru dan ductus arteriosus menutup.
Dengan menciutnya arteri dalam vena umbilikalis kemudian
tali pusat dipotong aliran darah dari placenta melalui vena cava inferior dan
foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi
sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.
(Departemen Kesehatan RI, 1993)
2.4.5
Perubahan Berat Badan
Dari hari pertama BB akan turun, oleh karena pengeluaran
mekonium, urine, keringat, dan masuknya cairan belum menutupi turunnya BB. BB
akan naik lagi pada hari ke-4 sampai ke-10. Pada umumnya cairan yang diberikan
pada hari pertama sebanyak 60 ml/kg BB dan setiap hari ditambah, sehingga pada
hari ke-14 dicapai 200 ml/kg BB.
(Departemen Kesehatan RI, 1993)
2.4.6
Perubahan Sistem
Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap
dan menelan reflek gumoh dan reflek batuk sudah terbentuk dengan baik saat
lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
(selain susu) masih terbatas. Hubungan eshophagus dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan
gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat
terbatas. Kapasitas akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya
bayi baru lahir. (Departemen Kesehatan RI, 1993)
2.5
Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
1. Pencegahan infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani
bayi.
c. Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi
tingkat tinggi.
d. Pastikan semua yang akan digunakan
terhadap bayi telah bersih.
2.
Membersihkan jalan nafas
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah selama jam
pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan
usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
Membersihkan jalan nafas dengan mengeluarkan kotoran
yang berupa lendir dan darah serta air ketuban dari mulut, tenggorokan, dan
hidung bayi dengan cara menghisap segera setelah bayi baru lahir :
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibunya sesegera mungkin.
Dengan kain bersih dan kering, keringkan bayi dengan
kain/handuk yang bersih, kering, hangat, kemudian lingkupi tubuh bayi (selimuti
dan beri tutup kepala).
3.
Memotong dan merawat tali pusat
a. Klemlah tali pusat dengan dua buah klem,
pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1
cm diantara klem-klem tersebut).
b. Potonglah tali pusat diantara kedua klem
sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
c. Pertahankan kebersihan pada saat memotong
tali pusat.
d. Periksa tali pusat tiap 15 menit, apabila
masih terjadi perdarahan lakukan pengikatan ulang.
4.
Memberi obat tetes/saleb mata
Obat mata Eritromycin
Tetracylin perlu diberikan apabila mata bayi mengalami gangguan karena
clamidia.
5.
Pemberian vitamin K
Untuk mencegah perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahir, setiap bayi normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin
K, dosis 0,5-1 mg IM.
6.
Penilaian awal
Hal-hal yang diawasi pada anak
yang baru dilahirkan dengan menggunakan metode APGAR SCORE.
APGAR SCORE YANG DINILAI
|
SCORE
|
|||
0
|
1
|
2
|
||
A
P
G
A
R
|
Appearance colour (warna kulit)
Pulse (heart rate) (frekuensi jantung)
Grimace (reaksi ransangan)
Activity (tonus otot)
Respiration (usaha nafas)
|
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak ada
|
Badan merah ekstremitas biru
Dibawah 100x/menit
Sedikit gerakan mimik
Ekstremitas dalam fleksi sedikit
Lemah tidak teratur
|
Seluruh tubuh kemerahan
Diatas 100x/menit
Menangis, batuk, bersin, gerakan aktif
Gerakan aktif
Menangis kuat
|
APGAR SCORE ditentukan 1 menit dan 5 menit, klasifikasi
klinik :
Nilai 7-10 :
Bayi normal
Nilai 4-6 : Bayi asfiksia ringan-sedang
Nilai 0-3 :
Bayi asfiksia berat
(Irene M. Bobak, 2000)
7.
Penimbangan dan pengukuran
Keakuratan penimbangan dan
pengukuran adalah penting dan juga merupakan bagian dari data dasar.
Kehilangan berat badan 5%
sampai 10% dari berat badan baru lahir disebabkan oleh penggunaan kalori,
kehilangan cairan tubuh, dan keluarnya mekonium, setelah 3 sampai 6 hari bayi
mulai meningkat kembali berat badannya.
8.
Mengukur suhu tubuh
Pada saat lahir, suhu tubuh bayi kira-kira sama dengan
suhu tubuh ibunya, namun kemampuan bayi untuk mengatur suhu tubuhnya masih
buruk, sehingga suhu tubuh bayi harus terus dipantau.
9.
Mencegah kehilangan panas
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah menjaga bayi
agar tetap hangat, yaitu :
a. Memastikan bayi tetap hangat dan terjadi
kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
b. Mengganti handuk kain/yang basah dan
bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan kepala bayi
terlindung dan mencegah keluarnya panas tubuh.
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan
memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
Beberapa hal di atas merupakan
cara penyaluran suhu tubuh bayi tetap stabil. Cara bayi kehilangan panasnya
antara lain :
a. Melalui Evaporasi
Yaitu kehilangan panas akibat
penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi.
b. Melalui Konduksi
Yaitu kehilangan panas karena
pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan
yang lebih dingin.
c. Melalui Konveksi
Yaitu kehilangan panas tubuh
bayi karena aliran udara di sekeliling bayi.
d. Melalui Radiasi
Yaitu panas tubuh bayi memancarkan ke lingkungan sekitar
bayi yang lebih dingin.
(Irene M Bobak, 2000)
Hal-hal yang terjadi bila bayi
kedinginan :
a.
Reaksi pertama adalah :
1)
Pernafasan meningkat.
2)
Metabolisme meningkat.
3)
Aktivitas meningkat.
4)
Persediaan glukosa terpakai.
5)
Metabolisme brown fat terpakai.
b.
Efek jangka panjangnya
1)
Terjadi respiratory distress.
2)
Asidosis dan hypoxia.
3)
Hipoglycaemia.
4)
Hiperbilirubinemia.
10.
Identifikasi Bayi
Alat pengenal untuk memudahkan
identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan pada setiap bayi baru dan
harus ada ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Yang harus tercantum dalam identifikasi
antara lain :
a.
Nama bayi dan ibunya.
b.
Tanggal, nomor bayi lahir, jam.
c.
Jenis kelamin.
11.
Mulai pemberian ASI
Pastikan bahwa permberian ASI
dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi baru lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu
untuk memeluk dan menyusukan bayinya segera setelah lahir.
2.6 Reflek-reflek Bayi Baru
Lahir
1.
Reflek Morro (reflek terkejut)
Rangsangan mendadak yang
menyebabkanlengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut dan relaksasi dengan
lambat, timbul saat lahir dan hilang sekitar 2 bulan.
2.
Reflek Menggenggam (grasping
reflek)
Bayi menggenggam setiap benda diletakkan ke dalam
tangannya cukup kuat sehingga dapat menyebabkan tubuhnya terangkat, timbul saat
lahir dan hilang sekitar 2 bulan.
3.
Tonick Neck Reflek
Respon fencing postural,
kepala, lengan, dan tungkai mengarah ke salah satu sisi relaksasi dengan
lambat, timbul saat 2 bulan dan hilang sampai 3 bulan.
4.
Reflek Menghisap
Bibir monyong, lidah melipat,
menarik ke dalam, atau menghisap disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.
5.
Reflek Rooting
Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh
ke arah sentuhan menghilang sekitar 6 bulan.
6.
Reflek Menelan
Menelan secara tepat cairan yang dimasukkan ke dalam
mulut.
7.
Babinsky Reflek
Terjadi ketika bagian lateral dari telapak kaki digores
dari tumit ke atas dan menyilang pada kaki menghilang sekitar 1 tahun.
8.
Reflek Merangkak
Terjadi ketika bayi tengkuapkan maka bayi akan menggerakkan
kaki dan tangannya seperti merangkak.
9.
Staping Reflek
Terjadi ketika bayi
dimiringkan maka bayi akan menggerakkan tangan dan kakinya seperti ingin
berjalan.
2.7
Tanda-tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai pada
Bayi Baru Lahir
1.
Pernafasan : Sulit
atau lebih dari 60x/menit
2.
Kehangatan : Terlalu
panas (>38ºC/dingin <36ºC)
3.
Warna : Kuning
terutama pada 24 jam pertama biru atau pucat memar.
4.
Pemberian makan : Hisapan
lemah mengantuk, berlebihan, banyak muntah.
5.
Tali pusat : Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, dan berdarah.
6.
Infeksi : Suhu
meningkat, merah, tali pusat keluar cairan bau busuk.
7.
Kemih/tinja : Tidak
berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, kering, warna hijau tua, ada lendir atau
darah pada tinja.
8. Aktifitas : Menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus, tidak bisa tenang, menangis
terus-menerus.
2.8 Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan
2.8.1
Pengertian
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh Bidan kepada
individu, pasien, kliennya. Dalam memberikan Asuhan
Kebidanan, Bidan menggunakan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah metode atau
pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh Bidan
di dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Adapun langkah-langkah
manajemen kebidanan menurut Varney :
1.
Langkah 1 (Pengkajian)
a.
Data Subyektif
1) Biodata mencakup identitas pasien/klien :
-
Nama
bayi lahir, ditanyakan nama orang tuanya.
-
Umur
dicatat dalam hitungan jam, hari dan tanggal ditanyakan untuk mengantisipasi
diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
-
Alamat
ditanyakan dengan maksud mempermudah hubungan bila diperlukan dalam keadaan
mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut Bidan dapat mengetahui tempat
tinggal pasien dan kliennya.
-
Pekerjaan
orang tua, ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien/klien.
-
Agama
orang tua, ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan dan memudahkan Bidan melakukan pendekatan dalam
melaksanakan Asuhan Kebidanan.
-
Pendidikan
orang tua, ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap, perilaku kesehatan seseorang.
-
Status
anak, ditanyakan untuk mengetahui status anak dalam keluarga, urutan anak dalam
keluarga.
2) Riwayat Antenatal, mencakup :
-
Pemeriksaan
kehamilan.
-
Gizi
ibu waktu hamil.
-
Penyakit
yang pernah diderita ibu dan keluarga. Data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya pengaruh terhadap bayi yang dikandungnya.
-
Penyakit
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien penyakit keluarga yang pelu
ditanyakan mencakup TBC, hepatitis, dan penyakit keturunan seperti hipertensi,
DM, jantung, asthma.
-
Keadaan
psikososial, untuk mengetahui keadaan psikososial klien.
3) Riwayat Natal Mencakup
-
Tempat, tanggal lahir.
-
Penolong.
-
Letak anak/posisi.
-
Riwayat persalinan.
-
Keadaan waktu lahir.
-
Komplikasi yang terjadi.
-
Apgar Score.
-
Jenis kelamin.
4) Riwayat Post Natal
Data ini diperlukan untuk
mengetahui ibu dalam masa post natal.
b.
Data Obyektif
1)
Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum, dapat dilihat dari :
BB normal > 2500 gram.
PB normal > 45 cm.
b) Suhu, normal 36ºC – 37,5ºC.
c) Respirasi, normal 40x/menit – 60x/menit.
d) Apgar Score, normal 7 -10
2)
Pemeriksaaan Antropometri,
meliputi :
a)
Lingkar dada, ukuran normalnya
(31-32).
b)
Lingkar lengan atas (10,5-11
cm)
c)
Lingkar kepala
·
Circum ferentia suboccipito
bregmatica (31-32 cm).
·
Circum ferentia fronto
occipitalis (33 cm).
·
Circum ferentia mento
occipitalis (34-35 cm)
3)
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Observasi
ada tidaknya benjolan, cepal hematom, caput succedaneum, keadaan fontanel mayor
belum menutup 2 jari dan frontanel minor belum menutup 1 jari.
Rambut : Observasi
warna rambut, pertumbuhan rambut.
Muka : Observasi kulit wajah, bentuk wajah, ada
tidaknya rambut lanugo.
Mata : Observasi terutama konjungtiva, apakah pucat
kering, simetris, tanda konjungtivitis.
Hidung : Observasi
lubang hidung, simetris/tidak.
Telinga : Kedua
telinga simetris atau tidak.
Mulut : Observasi bibir dan rongga mulut, apakah bibir
kering atau pucat, adakah kelainan.
Leher : Observasi adakah pembesaran kelenjar.
Tangan : Observasi
keadaan tangan terutama telapak tangan dan kuku jari-jari lengkap atau tidak.
Ketiak : Observasi
apakah ada benjolan.
Dada : Observasi bentuk thorax, adakah ronchi.
Abdomen
Inspeksi : Observasi
dilakukan untuk mengetahui bentuk abdomen, adakah perdarahan tali pusat.
Palpasi : Dilakukan
untuk mengetahui batas terabanya hepar, limpa, kemungkinan adanya benjolan atau
nyeri tekan.
Auskultasi : Untuk
mengetahui gerak peristaltik.
Perkusi : Untuk
mengetahui udara dalam saluran cerna.
Pelipatan
paha : Observasi kelenjar limfe, ada tidaknya hernia inguinalis.
Kaki : Observasi ada tidaknya kelainan
Punggung : Observasi ada tidaknya spina bifide.
Anus : Observasi ada tidaknya kelainan (atresia ani)
Genetalia : Pada
♀ apakah labia mayora sudah menutupi labia minora. Pada ♂ apakah testis sudah
turun pada skrotum.
Integumen: Observasi
warna kulit, tugor kulit.
2. Langkah II (Identifikasi Diagnosa dan
Masalah)
Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah berdasarkan
data dasar yang terkumpul.
Diagnosa yang muncul adalah
-
Neonatus cukup bulan sesuai
masa kehamilan
3. Langkah III (Antisipasi Diagnosa dan
Masalah Potensial)
Mengantisipasi diagnosa dan
masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang
sudah diidentifikasi serta antisipasi penanganannya.
Antisipasi potensial tersebut antara lain :
a. Hipothermi.
b. Perdarahan tali pusat.
c. Hipoglikemi.
d. Infeksi tali pusat.
e. Kuning.
4. Langkah IV (Identifikasi Tindakan dan
Kebutuhan Segera)
Pada bayi baru lahir, untuk mengantisipasi adanya
kelainan komplikasi yang bisa timbul, tindakan yang bisa dilakukan :
a.
Segera mengeringkan bayi.
b.
Tempatkan pada tempat hangat.
c.
Bungkus bayi dengan selimut.
d.
Rawat tali pusat.
e.
Segera mungkin tetekan bayi.
5.
Langkah V (Menyusun Rencana
Asuhan)
Dari diagnosa : Bayi baru
lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Rencana asuhan :
a. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu.
b. Jaga suhu bayi, lingkungan tetap hangat.
c. Anjurkan pada ibu sesegera dan sesering
mungkin meneteki bayinya.
d. Ajari ibu merawat tali pusat secara
septic.
e. Observasi tanda-tanda vital, perdarahan
tali pusat, tanda-tanda hipoglikemia.
Rasionalisasi
a. Pendekatan terapeutik membantu tercipta
adanya kerjasama yang baik.
b. Bayi baru lahir mudah mengalami
hypothermia karena pengaturan suhu belum berfungsi dengan baik.
c. Kontak dini ibu dengan bayi dan ASI
mengandung antibody untuk pembentukan awal tubuh bayi.
d. Perawatan yang baik mengurangi resiko
terjadinya tetanus neonatorum.
e. Mencegah resiko terjadinya komplikasi bayi
baru lahir.
6. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Tindakan)
Melakukan pelaksanaan rencana Asuhan
Kebidanan menyeluruh secara efisien dan aman sesuai dengan rencana yang
tersusun.
7.
Langkah VII (Evaluasi)
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, ulangi setiap asuhan yang diberikan, kemudian menilai keefektifannya
dengan :
S : - Ungkapan ibu seperti
·
Bayi menangis keras
·
Dapat menetek dengan baik
·
Berapa
kali berak dan kencing
·
Rewel atau tidak
O : - Tanda-tanda Bayi
·
BAB berapa kali, konsistensi,
bau
·
Gerakan
bayi aktif atau tidak
·
Bayi tidur atau tidak
·
Reflek bayi
A : Bayi
baru lahir hari ke I
P : - Lanjutkan Planning
·
Lanjutkan rencana tindakan
semua
·
Rawat tali pusat.
·
Memandikan bayi
·
Menjaga
bayi dalam kondisi hangat
·
Ganti popok
·
Tetekan bayi sesering mungkin
(Departemen Kesehatan RI, 1994)
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny. “A” DENGAN
BAYI BARU LAHIR
DI BPS BIDAN Hj. Ny.
SIAMI SULIMIN
SURABAYA
3.1 Pengkajian
Tanggal : 19-01-2008 Jam
: 20.00 WIB
3.1.1
Data Subyektif
1.
Biodata
Identitas bayi
Nama bayi : Bayi Ny.
”A”
Umur : 3 jam
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : I
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn.”M”
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Simo
Rukun Timur VIII/8
Nama Ibu : Ny.”A”
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Simo
Rukun Timur VIII/8
2.
Riwayat Antenatal
a.
Pemeriksaan Kehamilan
-
Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya mulai kehamilan 5
bulan di RB Nabila Rahayu Purwakarta dan pada usia kehamilan 9 bulan ibu pindah
dan periksa di BPS Hj. Ny. Siami Sulimin Surabaya
-
Mendapat
Imunisasi TT 2x pada trimester II.
-
Mendapat
tablet tambahan darah dan vitamin.
b.
Gizi Ibu Waktu Hamil
-
Ibu
makan nasi, sayur, dan lauk pauk, kadang buah-buahan. Minum air putih ± 6-8
gelas/hari. Minum susu 2 gelas/hari.
-
Saat
ibu hamil muda, nafsu makan menurun, mual, muntah terutama pagi hari tapi
setelah kehamilan 4 bulan, nafsu makan meningkat dan ibu suka makan dan ngemil.
-
Penyakit
yang pernah diderita ibu dan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak ibu
maupun keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, dan penyakit keturunan seperti hipertensi, DM, jantung, asthma.
c.
Keadaan Psikososial
-
Ibu mengatakan
bahwa dirinya dan keluarganya sangat mengharapkan kelahiran bayinya dan dapat
lahir dengan selamat juga sehat.
-
Ibu
mengatakan suaminya tidak membedakan jenis kelamin bayi.
-
Ibu
mengatakan suaminya dan keluarganya selalu memberikan dukungan dan dorongan
untuk menghadapi keadaan di masa kehamilan, kelahiran, dan nifas.
d.
Riwayat Natal
Tanggal lahir/jam : 19-01-2008/16.45
WIB
Tempat lahir : BPS Ny. Siami
Penolong : Bidan Siami
Letak
anak/posisi : Belakang kepala
Riwayat
persalianan
- Kelahiran : Spontan
- Ketuban : Hijau
keruh ± 200 cc
- Lama kala I : 9 jam 40 menit
- Lama kala II : 1 jam
Keadaan
waktu lahir : Spontan menangis
Komplikasi
yang terjadi : Tidak ada
Apgar
Score : 8 – 9
Jenis
kelamin : Perempuan
4. Riwayat Post Natal
-
Ibu
mengatakan lega dan senang setelah anaknya lahir dengan selamat.
-
Ibu
mengatakan ASI belum keluar.
-
Ibu
masih dalam perawatan di BPS Ny. Siami Sulimin
-
Bayi dirawat gabung
-
ASI belum diberikan
-
Bayi
menangis kuat, ibu masih kelelahan
-
Pola eliminasi :
Meconium Å
BAK 1 x
3.1.2
Data Subyektif
3.1.2.1
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Suhu : 36,7ºC
Nadi : 124x/menit
Respirasi : 40x/menit
3.1.2.2
Antropometri
BB : 3100
gram
PB : 50
cm
LIDA : 33 cm
LILA : 11 cm
LIKA : Circumferentia
Occipito Bregmatika : 32 cm
Circumferentia Fronto
Oksipitalis : 34 cm
Circumferentia Mentro
Occipitalis : 38 cm
3.1.2.3
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Tidak
ada benjolan chepal haematom (-), caput succedanium (-), fontanel minor belum
menutup 1 jari, fontanel mayor belum menutup 2 jari, moulage (-), kebersihan
kurang.
Rambut : Warna
hitam, perabaan halus, pertumbuhan merata.
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada kelainan.
Mata : Simetris, sklera tidak icterus, conjungtiva
tidak anemis.
Hidung : Simetris, baik, bersih, tidak mengeluarkan
cairan, tidak ada tanda pernafasan cuping hidung.
Telinga : Simetris,
kebersihan kurang, tidak mengeluarkan cairan.
Mulut : Bibir tidak pucat, labio shzizis (-), palato shzizis (-).
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), pembendungan vena
jugularis (-).
Tangan : Simetris,
jari-jari lengkap, polidactily (-), sindactily (-).
Ketiak : Pembesaran
kelenjar limfe (-), kebersihan cukup.
Dada : Simetris, dada burung (-).
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak membuncit, tali pusat tertutup
kasa, terdapat bercak darah pada kasa penutup tali pusat, tali pusat masih
basah.
Palpasi : Pembesaran
hepar (-), pembesaran lien (-), konsistensi kenyal, hergor baik, nyeri tekan
tidak ada.
Auskultasi : Gerak
peristaltik Å
Perkusi : Kembung
(-)
Pelipatan
paha : Pembesaran
kelenjar limfe (-), tanda hernia inguinalis (-)
Kaki : Simetris, jari-jari normal, polidactily (-), sindactily (-), teraba
dingin.
Punggung : Simetris.
Anus : Å, tidak ada athresia ani
Genetalia : Libia
mayora sudah menutupi labia minora, uretra ada.
Integumen : Warna
kulit merah mudah, turgor baik.
Macam-macam reflek :
-
Moro Reflek Å
-
Rooting Reflek Å
-
Grasping Reflek Å
-
Stapping Reflek Å
-
Sucking Reflek Å
-
Tonic neck Reflek Å
-
Babinsky Reflek Å
3.2 Identifikasi Diagnosa dan
Masalah
Tanggal
|
Data Dasar
|
Diagnosa/Masalah
|
19-01-2008
|
DS :
Ibu mengatakan :
-
Lega dan gembira
setelah anaknya lahir dengan selamat.
-
Melahirkan
anak ke-1 tanggal 19-01-2008 jam 16.45.
-
Cara lahir
normal, ditolong Bidan Siami, BB
: 3100 gram, panjang : 50 cm
DO :
-
Bayi lahir tanggal 19-01-2008
-
Jam 16.45
-
Jenis kelamin perempuan
-
Ketuban : hijau keruh
-
BBL : 3100 gr
-
PB : 50 cm
|
Bayi baru
lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Umur 3 jam
(masa transisi).
Kebutuhan :
- Menjaga kehangatan suhu tubuh bayi.
- Menjaga kebersihan bayi dan jalan nafas.
- Perawatan tali pusat.
|
Tanggal
|
Data Dasar
|
Diagnosa/Masalah
|
-
Lila : 11 cm
-
Lida : 33 cm
-
Lingkar Kepala :
Circum ferentia suboccipito bregmatika :
32 cm
Circum ferentia fronto occipitalis
: 34 cm
Circum ferentia mento occipitalis :
38 cm
-
Keadan umum:
Suhu :
26,7ºC
Nadi : 124x/menit
Respirasi :
40x/menit
-
Pemeriksaan
tidak ada kelainan
|
3.3
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial
-
Potensial
Hipotermi
DS : -
DO : - BB : 3100 gram
- PB : 50 cm
- Nadi : 124 x/menit
- Suhu : 36,7ºC
- Rr : 40x/menit
- Ekstremitas bawah teraba dingin
-
Potensial
Perdarahan Tali Pusat
DS : -
DO : - Tali pusat tampak masih
basah
- Terdapat bercak darah pada tali pusat
- Bayi rewel atau sering menangis
3.4
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan
Segera
1. Menjaga kehangatan suhu tubuh.
2. Menjaga kebersihan bayi dan jalan nafas.
3. Perawatan tali pusat.
|
||||
|
|
||||
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
|
Diagnosa
|
Catatan Perkembangan
|
20-01-2008
|
Bayi baru lahir
|
S : - Ibu mengatakan sudah dapat merawat bayinya.
- Ibu ingin
segera membawa pulang anaknya.
O : - Bayi baru lahir 24 jam I.
- Bayi menangis keras.
- Reflek
menghisap Å diikuti reflek lain.
- Tali pusat
masih basah.
- BB : 3100 gram
- Suhu : 37,2ºC
A : Bayi
baru lahir hari I
P : - Ibu sudah diperbolehkan pulang dengan
bayinya.
- Memberikan
nasehat pada ibu tentang perawatan bayinya antara lain :
1. Tetap
menetekan bayinya.
2. Tidak boleh diberikan makanan tambahan
apapun selain ASI.
3. Karena tali pusat masih basah, ibu harus
merawat tali pusat dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu kemudian
mengeringkan dan membungkus tali pusat dengan kasa steril.
4. Menjaga agar bayi tetap hangat.
5. Membawa bayi kontrol 1 minggu lagi dan
menjadwalkan untuk imunisasi selanjutnya 1 bulan lagi.
|
BAB 4
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir adalah bayi
yang telah dilahirkan dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat bayi badan
3500-4000 gram (Depkes, 1993). Setiap bayi baru lahir harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine, masa ini disebut masa transisi
dimana dapat terjadi berbagai masalah untuk melewati masa ini.
Masalah ini biasanya muncul
pada masa transisi diantaranya terjadi penurunan suhu tubuh (hypotermi) sebagai
akibat dari ketidakmampuan bayi dalam beradaptasi dengan lingkungan, adanya
perdarahan tali pusat yang kemungkinan dapat terjadi karena ikatan benang tali
pusat atau klem umbilikalis yang kurang erat, sehingga masa-masa ini merupakan
masa yang masih berbahaya dan memerlukan pengawasan ketat (Irene M Bobak. 2000).
Dalam kasus ini didapatkan
data bahwa bayi baru lahir tanggal 19-01-2008 jam 16.45 WIB secara spontan.
Keadaan umum bayi baik, langsung menangis, gerak aktif.
Melalui data-data inilah didapatkan suatu diagnosa masalah bayi baru lahir
dengan persalinan spontan pada masa reaktifitas pertama.
Segera setelah bayi lahir dilakukan implementasi berdasarkan
intervensi yang ada sesuai dengan teori yaitu membersihkan jalan nafas,
memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi
yang cukup, pencegahan infeksi, nutrisi. Sesuai kasus yang telah diperoleh,
penanganan pada bayi baru lahir yang telah dilakukan adalah membersihkan jalan
nafas, menilai APGAR score, memotong tali pusat, mempertahankan suhu tubuh
bayi, mengidentifikasi bayi, mencegah infeksi, melakukan kontak awal antara ibu
dan bayi dengan pemberian ASI, observasi TTV, dan pengukuran antropometri,
menciptakan lingkungan yang hangat, memandikan bayi ± 6 jam setelah lahir.
Selama melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi baru
lahir, tidak didapatkan adanya suatu kesenjangan antara teori dan hasil
pemeriksaan saat ini. Karena adanya kerjasama antara ibu bayi dengan petugas
kesehatan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan dan mengacu pada tujuan khusus, maka didapatkan
antara lain :
1.
Pengkajian
Tidak didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan
hasil pemeriksaan keluarga kooperatif dengan petugas saat dilakukan
anamnesa/wawancara yaitu dengan menjawab semua pertayaan yang diberikan petugas
dengan jelas dan sikap yang ramah.
2.
Pada Identifikasi Diagnosa/Masalah
Tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan hasil dari
pemeriksaan terbukti dalam kasus in penulis menemukan masalah sebagai berikut :
Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan, umur
3 jam dalam masa transisi.
3.
Pada Antisipasi Masalah
Potensial
Pada kasus ini, penulis dapat menemukan masalah
potensial :
a.
Potensial infeksi tali pusat.
b. Potensial terjadinya perdarahan tali
pusat.
c. Potensial
Hypoglikemia.
4.
Pada Identifikasi Kebutuhan
Segera
Pada kasus ini penulis dapat menemukan kebutuhan yang
segera dilakukan:
a. Menjaga kehangatan suhu tubuh bayi agar
tetap stabil.
b. Menjaga kebersihan bayi dan jalan nafas.
c. Perawatan tali pusat.
5.
Pada Intervensi
Tidak ditemukan adanya suatu kesenjangan antara teori
dan praktek terbukti ibu mau di ajak kerjasama pada saat menentukan rencana
untuk kontrol, kembali 3 hari lagi untuk dilakukan imunisasi BCG dan hepatitis
I
6.
Pada Implementasi
Pada pelaksanaan rencana tindakan tidak banyak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek, disebabkan oleh :
a. Adanya kerjasama yang baik antara petugas
kesehatan dengan klien.
b. Adanya dukungan dari keluarga pasien yang
cukup baik.
c. Adanya dana dan prasarana yang mendukung.
7.
Pada Evaluasi
Pada evaluasi tidak didapat
adanya suatu kesenjangan antara teori dan hasil Asuhan Kebidanan yang
diberikan, terbukti keluarga kooperatif dengan petugas. Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, penulis
berpegang teguh pada teori yang ada dan prosedur tetap yang berlaku sehingga
diharapkan dapat memberikan Asuhan Kebidanan yang baik pada ibu dan keluarga supaya
tercapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat menekan angka kesakitan
dan kematian perinatal.
5.2 Saran
5.2.1
Saran untuk Petugas Kesehatan
1. Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada
bayi baru lahir, tenaga yang potensial harus memberikan secara tepat dan tepat.
2. Hendaknya seorang Bidan juga memberikan HE
kepada ibu maupun keluarga cara-cara perawatan bayi sehingga nantinya ibu
menjadi mandiri.
3. Sebagai calon Bidan hendaknya meningkatkan
profesionalitasnya sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
5.2.2
Saran untuk Keluarga
1.
Hendaknya ibu meneteki anaknya
sesering mungkin sampai anak berumur 2 tahun dan memberikan makanan tambahan
setelah anak berumur 6 bulan.
2.
Hendaknya ibu maupun keluarga
melaksanakan perawatan tali pusat dengan tepat dan benar.
3.
Bila terjadi sesuatu kepada
bayi, segera bawa bayinya ke petugas kesehatan atau RS terdekat.
4.
Hendaknya ibu memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya ke posyandu atau puskesmas dan mendapatkan
imunisasi sesuai jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
|
Anonim. 2000. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowiharjo.
Bobak, M, Irene. 2000. Perawatan Maternitas dan Gekologi. Bandung : Universitas Padjajaran.
Departemen Kesehatan RI. 1993. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 1994. Manajemen Kebidanan. Jakarta.
Hamilton, Mary Persis. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta.
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Jakarta
: EGC
ConversionConversion EmoticonEmoticon