Mata Kuliah :
Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan
Beban Studi :
2 SKS (T : 1, P : 1)
Kode Mata Kuliah :
Bd. 403
Pokok Bahasan : Komunikasi Efektif
Sub Pokok Bahasan : - Pengertian Komunikasi Efektif
-
Tujuan
Komunikasi Efektif
-
Manfaat Komunikasi
Efektif
-
Bentuk dan
Karakteristik Komunikasi Efektif
-
Unsur-Unsur
dalam Membangun Komunikasi Efektif
-
Teknik
Komunikasi Efektif
-
Proses Komunikasi
-
Indikator
Komunikasi Efektif
-
Kendala dalam
Komunikasi Efektif
-
Tips dalam
Komunikasi Efektif
Pertemuan ke- : II
Pengajar : Syuhrotut Taufiqoh, S. ST
KOMUNIKASI EFEKTIF
Kegiatan
komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.
Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan
penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan
tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.
Kemampuan
mengembangkan komunikasi yang efektif merupakan salah satu keterampilan yang
amat diperlukan untuk pengembangan diri kita baik sebagai pemimpin maupun
sebagai anggota sebuah tim. Paling tidak kita harus menguasai empat jenis
keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu menulis, membaca (bahasa tulisan),
mendengar, dan berbicara (bahasa lisan). Perhatikan,
hampir setiap saat kita mengahbiskan waktu untuk mengerjakan setidaknya salah
satu dari keempat hal tersebut. Oleh karena itu, kemampuan untuk menguasai
keterampilan dasar komunikasi dengan baik mutlak kita perlukan demi mewujudkan
efektifitas dan keberhasilan kita.
Menurut
Covey, komunikasi merupakan keterampilan terpenting
dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian
besar waktu kita untuk berkomunikasi. Namun, sama seperti kita tidak pernah
memperhatikan cara kita bernafas, komunikasi kita anggap sebagai hal yang
otomatis terjadi begitu saja. Kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukan
komunikasi dengan efektif. Sebagai contoh, kita tidak pernah mempelajari
bagaimana menulis efektif, bagaimana membaca cepat dan efektif, bagaiamana
berbicara secara efektif, dan bagaimana menjadi pendengar yang baik.
1. Definisi
Komunikasi Efektif
Komunikasi
efektif adalah komunikasi dimana pesan
yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud
oleh pengirimnya sehinggadapat
ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh penerima pesan dalam bentuk perubahan sikap (attitude change) pada
orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi efektif dapat terjadi apabila suatu pesan yang
diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi.
2. Tujuan
Komunikasi Efektif
Memberikan
kemudahan dalam memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima pesan sehingga bahasa lebih jelas,
lengkap, pengiriman umpan balik secara seimbang dan melatih penggunaan bahasa
non verbal secara baik.
3. Manfaat
Komunikasi Efektif
3.1. Mendorong
kerjasama antara hubungan pemberi dan penerima pesan. Bidan dengan bidan, bidan
dengan klien, atau keluarga pasien.
3.2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan perasaan dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang
dilakukan.
4. Bentuk
Dan Karakteristik Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif
mencakup bentuk-bentuk komunikasi verbal efektif dan komunikasi non verbal
efektif
4.1.Komunikasi
verbal efekttif
Komunikasi
verbal efektif mempunyai karakteristik jelas dan ringkas, perbendaharaan kata
mudah dimengerti, mempunyai
arti denotatif dan konotatif, intonasi mampu mempengaruhi isi pesan, kecepatan
bicara yang memiliki tempo dan jeda yang tepat, serta ada rasa humor.
4.2.Komunikasi
non verbal efektif
Komunikasi
non verbal efektif dapat disampaikan melalui beberapa cara yaitu melalui
penampilan fisik, sikap tubuh, cara berjalan, ekspresi wajah dan sentuhan.
5. Unsur-unsur
dalam membangun komunikasi efektif.
Untuk membantu
meningkatkan efektifitas komunikasi dapat dilakukan dengan cara:
5.1 Sebagai
pengirim pesan
·
Menggunakan bahasa yang
tepat dan menarik serta dimengerti oleh penerima.
·
Menggunakan empati
dengan berusaha menempatkan diri di tempat penerima.
·
Mempertajam persepsi
dengan membayangkan bagaimana pesan akan diterima, dibaca, ditafsir, dan
ditanggapi oleh penerima.
·
Mengendalikan bentuk
tanggapan dengan menggunakan kode atau lambing yang tepat dan saluran yang
sesuai.
·
Bersedia menerima umpan
balik positif maupun negative.
·
Mengembangkan
kredibilitas diri sehingga dapat dipercaya karena kualitas pribadi, mutu hidup
dan keahlian professional.
·
Mempertahankan hubungan
baik dengan penerima.
5.2 Sebagai
penerima pesan
·
Meningkatkan kemampuan
untuk mendengarkan sampai mampu mendengarkan dengan empatik.
·
Waspada terhadap
prasngka, bias, dan apriori dan sikap tidak terbuka dari kita.
·
Mengembangkan kecakapan
untuk bertannya.
·
Mengempangkan kecakapan
menyampaikan umpan balik secara konstruktif.
·
Berusaha berfikir
kreatif terhadap pesan yang diterima.
·
Bersikap terbuka tetapi
kritis.
·
Benar-benar mengerti
pesan komunikasi, jangan malu bertanya apabila
pesan belum kita tangkap atau tidak dimengerti.
·
Saat mengambil
keputusan sadar akan tujuannya.
5.3 Kefektifan
komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut :
·
Keterbukaan, yaitu
kesediaan membuka diri, merasakan pikiran dan perasaan orang lain, mereaksi
pada orang lain,
·
Empati, yaitu
menghayati perasaan orang lain.
·
Mendukung yaitu
kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung.
·
Positif yaitu
menyatakan sikap positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi.
·
Keseimbangan, yaitu
mengakui bahwa kedua belah pihak mempunyai kepentingan yang sama, pertukaran
informasi secara seimbang.
·
Percaya diri, yaitu
merasa yakin kepada diri sendiri, bebas dari rasa malu.
·
Kesegaran, yaitu untuk
segera melakukan kontak disertai rasa suka dan berminat.
·
Manajemen
interaksi, yaitu mengendalikan interaksi
untuk memberikan keputusan kepada kedua belah pihak.
·
Pengungkapan, yaitu
keterlibatan secara jujur dalam berbicara dan menyimak baik secara verbal dan
non verbal.
·
Orientasi kepada orang
lain, yaitu penuh perhatian, minat dan kepedulian kepada orang lain.
6. Teknik Komunikasi Efektif
Dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal
dalam forum formal diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebuut
adalah sebagai berikut :
6.1
Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi
6.2
Mengenali komunikan (Audience)
6.3
Berorientasi pada tema komunikasi
6.4
Menggunakan bahasa yang baik agar artinya jelas
6.5
Menggunakan alat bantu yang sesuai
6.6
Menjadi pendengar yang baik
6.7
Memusatkan perhatian
6.8
Menghindari terjadinya gangguan
6.9
Membuat suasana menyenangkan
6.10
Tahan emosi
6.11
Manfaatkan bahasa tubuh dengan benar (perhatikan isyarat non verbal)
7. Proses
Komunikasi Efektif
Suksesnya
proses komunikasi sehingga dapat menghasilkan komunikasi yang efektif tentu saja
dipengaruhi oelh banyak faktor,
baik itu faktor
dari komunikator maupun dari komunikan. Oleh karena itu diperlukan
kondisi-kondisi tertentu yang dapat menunjang
proses terjadinya komunikasi efektif , yaitu :
7.1 Pesan
harus dirancang dan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menaik perhatian komunikan, untuk merancang suatu pesan yang dapan menraik
perhatian ini sebaiknya sebagai keomunikator harus mencari tahu dulu
karakteristik orang yang akan kita beri pesan. Selain itu lomunikator harus
mempunyai kemampuann sebagai penyampai pesan yang menarik dan mudah dipahami.
7.2 Pesan
harus mengunakan lambang-lambang yang etrtuju kepada pengalaman yang sama
antara komunikator dengan komunikan, sehingga sam-sama mengerti. Sebaiknya
pesan disampaikan dengan beberapa metode dan tidak hanya secara lisan. Pesan
yang disampaikan dengan melibatkan beberapa panca indera missal : dapat
dilihat, didengar da diraba akan lebih mudah dimengerti dari pada pesan itu
disampaikan secra lisan.
7.3 Pesan
harus membangkitkan kebutuhan pribadi
komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Jadi pesan harus sesuai harapan atau sesuai kebutuhan penerima pesan.. pesan
yang disampaikan akan tersa membosankan dan tidak ada arti bagi penerima pesan
apabila pesan itu tidak dibutuhkan.
7.4 Pesan
harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan, dimana komunikan
digerakkan untuk memberikan tanggapan sesuai yang dikehendaki. Solusi pemecahan
masalah harus dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya.
8. Indikator Komunikasi Efektif
8.1
Pengertian
Pengertian artinya penerimaan
yang cermat dari sisi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi/sumber pesan.
Jika tidak adanya saling pengertian maka akan menimbulkan kesalahpahaman atau
bahkan akan menimbulkan kondlik, perkelahian dan lain sebagainya.
8.2 Kesenangan
Tidak semua komunikasi
ditujukan untuk menyampaikan informasi dan berbentuk pengertian. Ketika
mengucapkan “Selamat pagi, apa kabar?”, kita tidak bermaksud mencari
keterangan/informasi. Komunikasi seperti inilah yang membuat hubungan menjadi
hangat, akrab dan menyenangkan sehingga komunikasi antar sesama menjadi lancar
dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
8.3 Pengaruh Pada Sikap
Komunikasi ini yang sering
dilakukan. Hal ini disebut juga dengan komunikasi persuasif. Dengan komunikasi
ini, apa yang kita harapkan dapat terwujud karena orang atau receiver telah
terpengaruh dengan apa yang kita ungkapkan sehingga komunikasi kemungkinan
besar akan menjadi lebih efektif dengan adanya tindakan persuasif.
8.4 Hubungan yang Semakin Baik
Kurangnya komunikasi (tingginya
anomitas atau tidak saling mengenal), menjadikan orang lebih agresif, senang
mencuri, merusak dan kurang memiliki tanggung jawab sosial. Jadi, dengan komunikasi
yang baik, kita akan dapat saling mengenal, memahami, menumbuhkan ikatan
persaudaraan dan mengerti bagaimana orang atau masyarakat di sekitar kita
sehingga komunikasi dapat berjalan lebih lancar.
8.5 Tindakan
Keberhasilan suatu komunikasi
biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Untuk menimbulkan
tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk
dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tindakan merupakan hasil komulatif seluruh proses komunikasi.
9. Kendala dalam Komunikasi Efektif
9.1. Banyaknya
jumlah pesan atau informasi yang
disampaikan sehingga dapat ditafsirkan lain pada saat proses penerimaannya.
9.2. Lebih
banyak menekankan pada proses dan media
yang digunakan sehingga tujuan akhir diabaikan. Karena inti dari komunikasi
efektif adalah menyamakan persepsi.
9.3. Frekuensi
umpan balik yang kurang.
Umpan
balik (feed back) merupakan hasil dari interaksi antar personal yang dapat
berwujud verbal dan non verbal serta berlangsung dua arah. Biasanya kita sudah
puas dengan jawaban “ya” atau “tidak”, padahal tidak semua informasi yang
diberikan dapat diterima dengan penafsiran yang sama.
10. Tips
Berkomunikasi Secara Efektif
10.1 Gunakan
kalimat seefektif mungkin .Uraikan isi pembicaraan dengan kalimat efektif
dan langsung mengena pada sasaran. Hindari mengungkapkan informasi
detail yang kurang relevan, seperti, “Tadi sebelum menuju tempat ini saya
bertemu family saya di suatu tempat….”. Biasanya lawan bicara anda tidak akan
peduli dengan informasi yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan.
Hindari penggunaan idiom
bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon pendengar anda. Dengan kata lain,
kenali latar belakang calon pendengar anda.
10.2 Hendaknya tidak mengungkapkan
pengulangan ide/pokok bahasan
Jika anda ingin mengungkapkan ide, ketahui lebih dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika sudah, lebih baik anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak akan tertarik mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan kalimat-kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan. Aturlah urutan penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.
Jika anda ingin mengungkapkan ide, ketahui lebih dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika sudah, lebih baik anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak akan tertarik mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan kalimat-kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan. Aturlah urutan penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.
10.3 Hendaknya tidak bicara terlalu lambat. Tutur kata yang
terlalu pelan dan lambat hanya akan membuat lawan bicara menjadi bosan dan
tidak sabar. Begitupun gaya bicara yang
terlalu pelan akan mengesankan adanya keragu-raguan dan tidak adanya
kepercayaan diri. Karena itu bicaralah
dengan nada yang optimis dan penuh percaya diri. Namun yang patut kita
ingat, bukan berarti dalam berbicara harus secara cepat dan tanpa ritme. Kita
harus pandai menentukan ritme bicara yang tepat, dimana harus berbicara,
dimanan harus berhenti. Ritme yang tepat dalam
berkomunikasi tentunya didapat setelah anda sering melakukan latihan/pengalaman
orasi yang cukup.
10.4 Hindari gumamam yang terlalu sering. Gumaman yang terlalu
sering hanya akan mengganggu pembicaraan. Lawan bicara pun akan terganggu dan
merasa lelah karena menunggu kapan pembicaraan akan selesai. Sebisa mungkin
minimalkan atau hilangkan gumaman seperti ”ehmm......eeeee.....oooo.....”,
dan lain sebagainya. Hal ini juga akan mengurangi respek calon pendengar karena
telah dinilai tidak menguasai materi pembicaraan.
10.5 Hindari humor yang tidak perlu. Melontarkan
humor memang sah-sah saja untuk menyegarkan suasana. Namun, anda harus tanggap
membaca suasana setelah anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara anda
benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau bahkan
menunjukkan wajah yang terganggu dengan humor anda. Jika lawan bicara anda
tidak tertarik dengan humor anda, teruskan pembiraan kembali. Jangan memaksa
lawan bicara untuk mentertawakan humor anda yang telah gagal.
Referensi
Ellins
(2000), Komunikasi Interpersonal Teori
dan Praktik, EGC : Jakarta
Geldend
(2008), Membantu Memecahkan Masalah Orang
Lain dengan Telnik Konseling, Mc Graw Hill : New York
Mulyana
(2005), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
Remaja Rosdakarya : Bandung
Notoatmodjo
(2003), Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta
Rakhmat
(2005), Psikologi Komunikasi, Remaja
Rosdakarya : Bandung
Uripni
(2003), Komunikasi Kebidanan, EGC :
Jakarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon