LAPORAN
PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KX DENGAN PRE OP HERNIA INGUINALIS LATERALIS
A.
KONSEP DASAR
1.
Definisi
Hernia adalah penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intra
abdominal (sebagain atau seluruhnya) melalui lubang atau defek dinding abdomen.
Hernia
inguinalis lateralis (inderekta) adalah hernia yang keluar melalui annulus
internus menuju ke kanalis inguinalis – Anulus eksternus dan keluar ke dalam
kantong zakar.
Hernia terdiri dari 3 hal yaitu
kantong, isi dan cincin hernia.
2.
Pathofisio Logi
Hernia
inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar kangenital karena
penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau penonjolan peritoneum yang
disebabkan oleh penurunan testis yang menarik peritoneum ke daerah skrotum.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya
prossesus ini telah mengalami abliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat
melalui knalis tersegut. Bila prosseus terbuka terus (karena tidak mengalami
obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis longenital. Pada orang tua
kanalis tersebut telah menutup, namun karena menciptakan lokus minoris
resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal
meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisita.
Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan
intra abdominal memegang peranan untuk timbulnya dan membesarnya hernia.
3.
Etiologi
Keadaan yang dapat meyebabkan peningkatan tekanan intra
abdominal adalah kehamilan, batu kronis, pekerjaan mengangkat benda berat,
mengejar pada saat defekasi, dan mengejar pada saat miksi misalnya akbiat
hipertroki prostat.
4.
Gejala Klinis
a.
Adanya benjolan di daerah
inguinal
b.
Benjolan bias mengecil atau
menghilang.
c.
Benjolan akan muncul bila
adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
d.
Rasa nyeri , mual muntah bila
ada komplikasi.
e.
Sebagian besar tidak memberikan
keluhan.
5.
Pemeriksaan fisik
a.
Thumb test (Dengan menekan
Anulus internus dan klien mengejar) tidak di dapatkan benjolan keluar.
b.
Finger test (test invaginasi
jari lewat skrotum ke dalam inguinalis penderita mengejar) akan terasa benjolan
pada jari.
c.
Zremant test (Tangan kanan jari
II menekan Anulus internus kanan, jari III menekan Anulus Ekternus kanan, jari
IV menekan fasa ovalis kanan, penderita mengejar) akan adanya dorongan pada
jari II.
6.
Penatalaksaan
a.
Hil Ireponibilis
b.
Hil Incar serata
c.
Hil Strangulata
7.
Penatalaksanaan
Hernia
inguinalis lateralis reponibilis dilakuakn tindakan bedah elektif karena di
takutkan akan terjadi komlikasi yaitu Herniatomy dan Herniagrafi.
Bedah elektif adalah kanalis di buka,
isi hernia di masukkan kantong di ikat dan di lakukan bassiny plasty untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernia inkarserata dan strangulasi
dilakukan bedah darurat yaitu cincin hernia di cari dan di potong usus dilihat
apakah vital atau tidak bila vital dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak
di lakukan reseksi usus dan Anastomisis.
B.
KONSEP PERAWATAN
Proses
perawatan adalah suatu system dalam merencanakan pelayanan askep yang mempunyai
4 tahapan yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.
Pengkajian
a.
Pengumpulan data
1)
Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekrjaan, no register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2)
Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan
klien mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi
ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
3)
Riwayat kesehatan lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis
sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu
merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.
4)
Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di
selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita
berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda
berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu
juga di dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari
peningkatan tekanan intra abdominal.
5)
Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau
penyakit menular lainnya.
6)
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan umum
Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb
7)
Pemeriksaan penunjang
a.
Pemeriksaan laboratorium
-
Analisah slarah, untuk
mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah lekosit.
-
Analisah urin untuk mengetahui
adanya infeksi saluran kencing.
b.
Pemeriksaan penunjang
-
foto thorax, untuk mengetahui
keadaan dari jantung dan paru.
-
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada
pasien yang berusia ³ 45 th.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
s/d adanya insisi dari pembedahan dan trauma jaringan.
2.
Potensial terjadi infeksi s/d
adanya luka insisi pada operasi.
3.
Ancretas s/d kurangnya
pengetahuan klien tentang penyakitnya.
4.
Gangguan eliminasi urine:
Retensi urin s/d pengaruh anasthesi.
RENACANA PERAWATAN
Diagnosa I
Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya insisi dari pembedahan dan
trauma jaringan.
Tujuan : rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi dalam waktu
3x24 jam.
Kriteria : -
kx mengungkapkan myeri berkurang
-
kx bebas dari rasa nyeri
-
Ekspresi wajah tenang dan santai
-
kx dapat tidur dan istirahat dengan nyaman
Rencana tindakan
§ Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi yang
baik.
R/ : Dengan komunikasi yang baik
akan memudahkan kita dalam melaksanakan
asuhan keperawatan sehingga px & kiq lebih kooperatif
§ Catat lokasi, intensitas, durasi dan penyebaran rasa nyeri
R/ : Mengetahui perkembangan nyeri dan tanda – tanda
nyeri hebat sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya.
§ Beri penjelasan pada kx sebab – sebab terjadinya nyeri
R/ : kx tidak merasa cemas dan mengerti sebab – sebab
nyeri.
§ Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
R/ : Menurunkan ketegangan otot, sendi dan melancarkan
peredaran darah sehingga dapat mengurangi nyeri.
§ Beri dorongan pada klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.
R/ : Menghindari kekakuan sendi otot dan penekanan pada
daerah tertentu
§ Laksanakan instruksi dokter untuk pemberian obat analgesik
R/ : Analgesik berfungsi sebagai depresan system syaraf
pusat sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri.
Diagnosa 2
Potensial terjadi infeksi adanya luka pada okerasi.
Tujuan : Luka operasi tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : tidak ada tanda –
tanda infeksi / radang (color, dolor, rubar, tumor, functio laesa).
Rencana tindakan :
§ Beri penjelasan pada klien perlunya menjaga kebersihan daerah luka
operasi
R/ : Dengan penjelasan diharapkan kx mengerti tentang
pentingnya menjaga kebersihan daerah luka operasi.
§ Observasi tanda – tanda infeksi pada daerah operasi
R/ : Respon jaringan terhadap infeksi di manifestasikan
dengan oedem, kemerahan, dan berkurangnya epitelisasi atau granulasi kulit.
§ Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi.
R/ : Gangguan pada integritas kulit atau dekat dengan
lokasi operasi adalah sumber kontaminasi luka.
§ Rawat luka operasi dengan tekhnik aseptik
R/ : Tindakan aseptik akan menghangat pertumbuhan
kulitan dan menjaga luka operasi dari infeksi.
§ Observasi gejala kardinal
R/ : Mengetahui perkembangan kesehatan kx dan
peningkatan suhu merupakan salah satu tanda infeksi.
§ Jolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.
R/ : Anergiotik berfungsi untuk membunuh kuman dan
mencegah infeksi
ConversionConversion EmoticonEmoticon