ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK
DENGAN
KRONIS MIELOSIT LEUKEMIA
I. Pengertian
Leukemia adalah
suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel
hematopietik.
II. Patofisiologi
Klasifikasi
leukemia dibagi menjadi menjadi 2 kelompok besar, yang ditandai dengan
ditemukannya sel darah putih matang yang menyolok – agranulosit (leukemia
granuosit/mielositi) atau limfosit (
limpfositik ). Klasifikasi ini didasarkan pada
morfologis diferensiasi sel dan
pematangan sel-sel leukemia predominan
di dalam sum-sum tulang dan sitokimiawi (Gralnick, 1977; Dabich, 1980,
Price,1995). Kalsifikasi ini juga dapat dijadikan suatu gambaran varian dalam
manifestasi klinik, prognosis dan
pengobatannya.
Jika dilihat
dari proses diferensiasi sel darah penggolongan leukemia limfoblastik dan
mieloblastik dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
|
|
||||||||
|
|
||||||||
|
|||
Leukemia dapat
terjadi sebagai akibat diferensiasi abnormal pada salah satu proses diatas.
Walaupun
leukemia menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih
banyak dibanding wanita
Penyebab
leukemia secara jelas hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi
pengaruh lingkungan dan genetik diperkirakan memegang peranan penting. Faktor genetik dapat dilihat pada tingginya
kasus leukemia pada anak kembar monozigot.
Faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai
manifestasi leukemia timbul bertahun-tahun kemudian. Zat kimia misalnya :
benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen antineoplastik, dikaitkan
dengan frekwensi yang meningkat , khususnya agen alkil. Agent virus HTLV-1 dari leukemia sel T sejak
lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia.
Leukemia kronik
baik granulositik atau mielositik
merupakan jenis leukemia yang banyak terjadi usia pertengahan. Hampir
90% pada kasus CML terjadi pergantian
sum-sum tulang normal oleh sel abnormal.
Hampir 70 % terjadi metamorfosis terminal menjadi bentuk leukemia aku
ganas.
Gambaran kasus :
-
Ditemukan pada semua jenis
kelamin dengan proporsi yang hampir sama
-
Umur 50 dan 60 tahun bahkan
bisa pada anak-anak
-
Terjadi tanda hipermetabolisme
seperti penurunan BB, keringat malam, lemah, anoreksia.
-
Splenomegali yang diikuti rasa
tidak nyaman pada abdomen
-
Gambaran anemia, pucat atau
tachikardi
-
Memar Epistaksis, menoragia,
atau perdarahan dari tempat lain.
-
Gambaran kurang umum berupa
gout, gangguan penglihatan dan gejala neurologis
-
Leukositoisis 50 X 10 9/L
dan kadang 500 X 10 9 /L
-
Spektrum sel meiloid lengkap
terlihat dalam darah tepi. Kadar neutrofil dan meilosit melebihi kadar sel blas
dan promeilosit.
-
Sum-sum tulang hiperseluler
-
Kadar fosfatase lindi neutrofil
rendah
-
Basofil sirkulasi meningkat
-
Biasanya anemia normokro,
normositik.
-
Vit B12 serum dan kapasitas ikatan B12 meningkat
-
Hitung trombosit dapat
meningkat
Therapi :- Busulfan sebagai alkilasi yang dapat dikombinasikan
dengan 6 mekartopurin atau 6-
trioguanin.
-
Allopurinol : untuk mencegah
kondisi tinggi urat.
-
Penyinaran atau splenoktomi.
-
Tranplantasi sum-sum tulang
Pronosis :
- Perjalanan konstan dengan respon kemotherapi baik dengan median
suvival 3-4 th, kematian biasanya akibat infeksi dan perdarahan.
Secara
jelas, hubungan antara patologi leukemi dengan respon klien
terhadap kondisi tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut:
Faktor internal
(Genetik, Imunologi) Faktor
Eksternal (HTLV-1, Karsinogenik
Agent, Obat-batan,
Radiasi,
LEUKEMI
Gangguan
pembentukan leuko memfagosit
Penekanan BM
Leukocyt
eritrocit&Trombocit Ggn
pembentukan
komponen darah
|
||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||
C.
Pengkajian
SISTEM
|
DATA
SUBYEKTIF
|
DATA
OBYEKTIF
|
Aktivitas
|
Lesu, lemah, terasa payah, merasa tidak
kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari
|
Kontraksi otot lemah
Klien ingin tidur terus dan tampak
bingung
|
Sirkulasi
|
Berdebar
|
Tachycadi, suara mur-mur jantung, kulit
dan mukosa pucat, defisit saraf cranial terkadang ada pendarahan cerebral.
|
Eliminasi
|
Diare, anus terasa lebih lunak, dan
terasa nyeri. Adanya bercak darah segar pada tinja dan kotoran berampas, Adanya darah dalam urine dan terjadi
penurunan output urine.
|
Perianal absess, hematuri.
|
Rasa nyaman
|
Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri
persendian, sternum terasa lunak, kram pada otot.
|
Meringis, kelemahan, hanya berpusat pada diri sendiri.
|
Rasa aman
|
Merasa kehilangan kemampuan dan harapan
Riwayat infeksi yang berulang, riwayat
jatuh, perdarahan yang tidak terkonrol meskipun trauma ringan.
|
Dpresi, mengingkari, kecemasan, takut,
cepat terangsang, perubahan mood dan tampak bingung.
Panas, infeksi, memar, purpura,
perdarahan retina, perdarahan pada gusi, epistaksis, pembesaran
kelenjar limpa, spleen, atau hepar, papiledema dan exoptalmus,
|
Makan dan minum
|
Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan,
muntah, penurunan berat badan, nyeri
pada tenggorokan dan sakit pada saat menelan.
|
Distensi abdomen, penurunan peristaltic
usus, splenomegali, hepatomegali, ikterus, stomatitis, ulserasi pada mulut,
gusi membengkak (acute monosit leukemia).
|
Sexualitas
|
Perubahan pola menstruasi, menornhagi.
Impoten.
|
|
Neurosensori
|
Penurunan kemampuan koordinasi, perubahan
mood, bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing, kesemutan,
telinga berdenging, kehilangan rasa
|
Peningkatan kepekaan otot, aktivitas yang
tak terkontrol.
|
Respirasi
|
Nafas pendek,
|
Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada suara
ronci, rales, penurunan suara nafas.
|
Belajar
|
Riwayat terpapar bahan kimia seperti
benzena, phenilbutazone, chloramfe-nikol, terkena paparan radiasi, riawat
pengobatan dengan kemotherapi.
Kesalahan kromosom,
|
|
Data penunjang:
Penghitungan sel darah :
-
Normocitic, normokromik anemia
-
Hb < 10 g/100 ml
-
Retikulosit : rendah
-
Platelet count : >
50.000/mm
-
WBC > 50.000/cm (Shift to
left) tampak blast sel leukemia
-
PT/PTT memanjang
-
LDH meningkat
-
Serum asam urat dalam urine :
meningkat
-
Serum tembaga : meningkat
-
Serum Zinc : menurun
-
Chest X- Ray : Pembesaran lien
1. Diagnose Keperawatan
1.
Resiko tinggi terjadi infeksi
s.d penurunan daya tahan tubuh, prosedur invasive, malnutrisi dan penyakit
kronis.
2.
Resiko tinggi devisit cairan
s.d kurang intake cairan, muntah, perdarahan, diare, demam
3.
Nyeri s.d pembesaran organ
intraabdominal, dan manifestasi dari kecemasan.
4.
Keterbatasan aktivitas s.d
kelemahan, penurunan cadangan energi, suplay oksigen yang tidak seimbang,
terapi isolasi.
5.
Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis dan
pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi.
2. Intervensi Keperawatan dan Rasional
DX
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
2.
3.
4.
5
|
-
Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung.
Awasi pemberian buah dan sayyur segar.
-
Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang
yang kontak dengan klien
-
Monitor vital sign
-
Cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian
cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat.
-
Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara
teratur..
-
Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering
dan rapi.
-
Jaga integritas kulit, luka yang terbuka dan
kebersihan kulit dengan pembersih antibakteri.
-
Periksa mukosa mulut dan lakukan oral hygiene.
-
Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital.
-
Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat.
-
Berikan asupan makanan yang adekuat yang mengandung
cairan serta protein tinggi.
-
Lakukan tindakan kolaborasi:
-
Blood test count :
WBC dan Neutrofil.
-
Lakukan kulture
-
Pemberian antibiotik sesuai order.
-
Review serial X-Ray
-
Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi
menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara
higienes.
- Monitor intake
dan out-put
- Tim bang berat
badan setiap hari
- Monitor Tensi
dan frekwensi jantung.
- Evaluasi turgor
kulit, capiler refill, dan kondisi mukosa.
- Perhatikan
mukosa dari ptechie, ecchymosis, perdarahan gusi.
- Lakukan tindakan
yang lembut untuk mencegah perlukaan seperti menggunakan sikat gigi yang
lembut, kapas swab, lakukan tepid sponge, gunakan alat cukur elektrik.
- Kolaborasi:
-
Lakukan pemasangan IV line
-
Monitor laboratorium Platelet, Hb/Ct, cloting.
-
Pemberian anti muntah
-
Pemberian Alluporinol
- Kaji keluhan
nyeri dengan skala nyeri (0 – 10)
- Monitor vital
sign dan kaji ekpresi nonverbal.
-
Jaga lingkungan agar tetap tenang
-
Kurangi stimulasi yang meningkatkan stress.
-
Letakkan pada posisi nyaman
- Lakukan
perubahan posisi secara periodic
- Evaluasi koping
mekanisme klien
- Kolaborasi:
-
Kadar asam urat
-
Pemberian analgetik
-
Pemberian narkotik
-
Antianxiety
- Kaji kelemahan
tubuh klien dan ajak anak berpartisipasi untuk bermain.
- Berikan
kesempatan istirahat dan tidur yang cukup
- Berikan makanan
selingan yang cukup selama kemotherapi
- Kolaborasi:
-
Antiemetik
-
Berikan oksigen
- Berikan
penjelasan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosenya.kepada
keluarga
|
-
Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat
menyebabkan infeksi.
-
Mencegah infeksi silang
-
Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau
demam sebagai efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi
-
Membantu menghilangkan demam yang dapat menimbulkan
ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak nyamanan serta komplikasi CNS.
-
Mencegah sumbatan sekresi saluran pernafasan.
-
Mencegah eksoriasi.
-
Untuk mencegah infeksi local. (Luka biasanya tidak
bernanah akibat rendahnya kadar granulosit).
-
Jaringan mukosa mulut merupakan medium bagi perkembangan bakteri.
-
Untuk mencegah terjadinya infeksi anal maupun
genital.
-
Untuk konservasi energi bagi perkembangan sel-sel
klien.
-
Untuk mempertahankan daya tahan tubuh klien dan
keseimbangan cairan tubuh kien.
-
Penurunan WBC merupakan
kesimpulan dari proses penyakit dan
efek samping dari pengobatan kemoterapi.
-
Untuk mengetahui sensitivitas
kuman.
-
Untuk mencegah infeksi
-
Indikator dari perkembangan
kondisi klien.
- Penurunan volune cairan dapat menjadi prekusor kerusakan RBC
sehingga dapat menimbulkan kerusakan tubulus ginjal dan terbentuknya batu
ginjal.
- Untuk melakukan analisis tentang fungsi ginjal.
- Perubahan dapat menjadi indikasi hipovolemia.
- Sebagai indicator status dehidrasi.
- Penekanan bone
narrow dan produksi platelet yang rendah beresiko menimbulkan perdarahan yang tak terkontrol.
- Jaringan yang
lemah, dan mekanisme pembekuan yang abnormal sering menjadi penyebab
perdarahan tak terkontrol.
- Untuk
mempertahankan kebutuhan cairan tubuh.
-
Jika platelet count <
20000/mm. Penurunan Hb/Hct dapat
menimbulkan perdarahan.
-
Mencegah hilangnya cairan
melalui muntahan.
-
Mencegah timbulnya nefropati
-
Untuk mempermudah intervensi
dan observasi terhadap
-
Mengetahui efektivitas
tindakan terhadap nyeri.
-
Meningkatkan kesempatan
istirahat dan memperbaiki koping mekanisme.
-
Mencegah rasa tidak nyaman
pada persendian
-
Meningkatkan sirkulasi
jaringan dan mobilitas sendi.
-
Untuk mengetahui kemampuan
kontrol klien terhadap nyeri.
- Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase
pengobatan, sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan.
-
Untuk menyimpan energi dan
perbaikan sel.
-
- Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi kasus yang
diderita anaknya.
|
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ruangan: Interna laki –laki RSUD Dr. Sutomo Surabaya.
A. Pengkajian
Dilakukan pada
tanggal : 12 Februari 2002
- Identitas Klien
Nama : Akh. S. Register :
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Tulungagung
21 – 4 - 1986
Umur : 16tahun
Anak ke : 1
Pendidikan : SMA
Nama ayah : Sm
Nama ibu : Rs
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan Ibu : SD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Tulungagung
Tanggal masuk : 15
Januari 2002
Diagnose medis : Cronik
Mieloblastik Leukemia
Sumber informasi : Catatan
medis, Orang tua dan klien sendiri.
- Riwayat keperawatan
a.
Sekarang
Keluhan utama saat
MRS :
- Badan terasa lemas, dan perut membesar
Riwayat penyakit :
Pada awalnya
keluhan timbul 2 bulan yang
lalu,berupa benjolan diperu dan makin
lama makin membesar, diikuti demam (sumer-sumer) turun bila diberi obat penurun
panas. Berat badan turun dan badan terasa lemas. Klien mengeluh kemampuan
pendengaran menurun secara perlahan terutama telinga bagian kiri, 5 sebelum MRS
telinga kanan juga mengalami penurunan pendengaran dan ada episode kadang
mendengar dan kadang tidak. Kemampuan penglihatan menurun perlahan terutama pada mata kiri.
Riwayat epistaksis (+) dan flu (+) 2 minggu sebelum MRS
b.
Sebelumnya:
Prenatal : Normal
(menurut keluarga) di bidan
Natal : Lahir normal, spontan pervaginam
dibantu oleh bidan BB lahir
3000 gr.
Post natal : ASI
hingga 4 bulan, penyakit yang sering
diderita batuk dan pilek
yang hilang setelah berobat kebidan.
Luka operasi : Tidak
ada
Alergi : Tidak ada
Pola kebiasaan : Bermain
dengan teman sebaya.
-
Sekarang kelas I SMA dengan
prestasi biasa saja, dan biasa bermain dengan
teman sebaya di sekolah maupun di rumah.
Imunisasi : Lengkap
Status gizi : BB 25 kg lingkar lengan ........ cm
Psikososial : Anak
selama ini dekat dengan semua keluarga.
Anak merupakan sulung 2 bersaudara. Dirumah biasanya selalu bermain
dengan teman sebaya. Sejak di RS klien hanya tiduran saja.
Psikoseksual : anak merasa malu jika ditanyai masalah
perkembagan
seksualnya.
Interaksi : Pendengaran sangat menurun, bahkan sudah
tidak dapat mendengar lagi. Komunikasi dilakukan dengan tulisan yang
dijawab dengan bahasa indonesia lancar
c.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
: Laki-laki /penderita
: Perempuan
Genogram keluarga dalam rangka penelusuran
genetika pada klien Leukemia
Lingkungan rumah dan komunitas : Kedua orang tuanya tidak bekerja.
Perawatan dibantu JPS.
Kultur dan kepercayaan : Keluarga merupakan penganut agama
islam yang taat dan percaya bahwa penyakit yang diderita oleh anaknya
disebabkan oleh kelainan dari tubuh anaknya.
Fungsi dan hubungan keluarga: Keluarga
kompak dan komunikasi serta peran antar anggota keluarga sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Tidak ada perilaku khusus yang dapat mengancam kesehatan keluarga.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : Keluarga
yakin, bahwa penyakit Eka S timbul akibat kelainan dalam tubuh A.S.Keluarga mengatakan tidak tahu
tentang penyakit yang diderita anaknya secara pasti. Keluarga mengatakan
bagaimana nantinya keadaan anaknya.
d.
Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum : Kesadaran
baik, klien tenang, tampak pucat, dan hanya berbaring di tempat tidur.
2). Tanda vital : S = 36, 7 o C, Nadi 86 X/mnt, T
: 120/80 mmHg, RR : 20X/mnt
3). Kepala dan wajah : Pucat, kulit hitam.
4) Mata : Konjuctiva
pucat, skelera keruh Visus OD 1/6, OS
1/300
5) Telinga : Normal/
bersih, pendengaran -/-
6) Hidung : Normal/
bersih, epistaksis (-)
7) Mulut : Nomal/
Gigi geraham belakang kiri berlubang
8) Tenggorokan : Normal
9) Leher : Nodul
pada leher kanan, ½ cm
10) Dada : Normal
11) Paru-paru : Normal
( Wh-/-, Rh -/- )
12) Jantung : S1S2
Normal (reguler)
13). Abdomen : Normal
14) Ginjal : Normal
15) Genetalia : Normal
16) Rektum : Normal/bersih
17) Ektemitas : Tampak mengecil dan ada massa lunak pada
femur dextra
555 555 di
tangan kiri terpasang
455 555 Venflon.
18) Punggung : Normal
19) Neurologi : Nervus Optikus /, auditorius /
20) Endokrin : Tidak
dikaji
e.
Pola fungsi kesehatan
Nutrisi dan metabolisme :
Porsi yang disediakan RS habis,
ditambah dengan makanan yang dibelikan oleh keluarga, keluarga sering
memberikan buah-buahan yang dibeli sendiri.
Eliminasi : Bab dan
Bak Normal
Istirahat : Cukup
Aktivitas dan latihan :
Persendian terutama kaki terasa sakit
jika duduk.
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
|
TANGGAL
PEMERIKSAAN
|
STANDAR
|
||
LAB
|
15-01-02
|
16-01-02
|
|
|
HB
|
11,1
|
10 gr/dl
|
|
|
PCV
|
24,8
|
|
|
|
LEUKO
|
467,2
|
|
|
|
BUN
|
|
20
|
|
|
SC
|
|
1,2
|
|
|
Uric Acid
|
|
5,1
|
|
|
Bil. Direct
|
|
0,19
|
|
|
Bil Indirect
|
|
0,42
|
|
|
Bil. Total
|
|
0,61
|
|
|
SGOT
|
|
49
|
|
|
SGPT
|
|
31
|
|
|
Ery
|
2,67
|
|
|
|
MCV
|
92,9
|
|
|
|
MCH
|
41,6
|
|
|
|
MCHC
|
44,8
|
|
|
|
Trombo
|
243
|
|
|
|
Alb. Urine
|
(+)
|
|
|
|
Leuko urine
|
2-3
|
|
|
|
Epitel urine
|
0-1
|
|
|
|
Silinder
|
(-)
|
|
|
|
Kristal
|
(+++)
|
|
|
|
Hapusan darah tepi
|
Hipokrom (P)
Tear drop
Cigret cell (+)
|
|
|
|
Pemeriksaan
Radiologi:
7-02-2002
-
Shenton line (n)
-
Trabekulasi tulang (n)
-
Celah dan permukaan sendi sacro
illiaka hip joint ka.ki baik
-
Sub condral bone layer (n)
-
Soft tisue pada gluteus kanan
-
Aligment tulang femur baik
Riwayat
Therapi:
16/1/02
|
21/1/2002
|
31/1/2002
|
|
|
Diet TKTP
|
Tranf. PRC
|
|
|
|
Cefo 3X1 gr
|
Busulvan 3X2 mg
Allopuri 3 X 100
Cefotaxim 3X 1gr
|
Busulvan 3X2 mg
Allopuri 3 X 100 mg
Cefriaxon 3 X 1 gr
|
|
|
Therapi
sekarang :
Diet TKTP
Busulfan 3 X 2
gr
Allopurinol 3 X
100 mg
Ceftriaxon 3 X 1
gr
g. Analisa Data
DATA
|
|
MASALAH
|
|||
Subyektif ::
Klien
mengeluh merasa lemas, pusing, cepat
lelah, klien makan buah yang dibeli diluar
Obyektif
Ada venflon ditangan
kiri, Lien membesar, leuko 467,2 /dl. BB :..... TB lingkar lengan Hipokrom
Tear
drop,Cigret cell (+
Subyektif :
Klien
mengeluh cepat lelah, tubuih terasa nyeri,
ektremitas sebelah kanan bawah terasa agak lemah, dan sulit kalau
duduk berjalan atau jongkok.
Data
obyektif:
Klien tampak
lebih banyak tiduran. Parese ektemitas dekstra 555
555
455 555
Kedua kaki tampak antopi
Data
Subyektif:
Keluarga belum
tahun jenis pengobatan yang akan dilakukan, lama pengobatan, kemungkinan
kesembuhan anaknya, serta lamanya di rawat di RS. Keluarga sering bertanya
tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah penurunan kondisi anaknya.
Data Obyektif:
Keluarga tampak pasrah. Keluarga sering
membelikan Klienanan yang dijual di RS.
|
Adanya
gangguan diferensiasi sel terutama leucocyt abnornal yang dapat menfagosit
sel lain
Leukositosis
Menyebabkan fagosit abnormal/ Soft tissue pada gluteus
kanan
Tulang dan sendi lunak serta
otot kaku, kelemahan seluruh tubuh
Kurangnya informasi tentang penyakit,
prognose, pengobatan serta kemungkina sembuh anaknya serta perawatan anak
yang menderita leukemia.
|
Potensial terjadi infeksi
Keterbatasan gerak dan aktivitas.
Kurangnya pengetahuan
|
|||
S : Klien tidak dapat mendengar lagi. Mata
kiri klien tidak bisa melihat, mata kanan hanya melihat sedikit sedikit
O : Visus OD 1/6 OS 1/300
Telingan : pendengaran berkurang.
|
Perdarahan tak terkontrol
Perdarahan di otak
Penekanan pusat nervus optikus
dan auditorius
Gangguan persepsi sensori
|
Gangguan persepsi sensori
|
B. Diagnose Keperawatan
1). Resiko terjadi infeksi b.d
adanya penurunan daya tahan tubuh
yang ditandai leukositosis ( 467,2 /dl ), BB : TB ..... Lingkar lengan keadaan umum
lemah.
2)
Keterbatasan aktivitas s.d
dengan kelemahan pada ektremitas, kelemahan
dan kekakuan pada persendian ditandai dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas,
kelemahanan dan nyeri pada kaki kanan, sulit duduk, berdiri dan berjalan, ada
soft tissue pada gluteus kanan.
3)
Gangguan persepsi sensori b.d
ketidakmampuan mendengar dan keterbatasan dalam melihat ditandai dengan Visus
OD 1/6, OS: 1/300, Pendengaran -/-.
4)
Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis,
pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya informasi, atau
misinterprestasi
C. Rencana Keperawatan
DX
|
Tujuan
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
||||
1
|
1Setelah dirawat selama 1 minggu tidak terdapat tanda-tanda
infeksi dan keluarga tahu mencegah terjadinya infeksi.
|
-
Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung.
Awasi pemberian buah dan sayur segar.
-
Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang
yang kontak dengan klien
-
Monitor vital sign
-
K/P cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara
pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat.
-
Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara
teratur..
-
Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering
dan rapi.
-
Periksa mukosa mulut dan lakukan oral hygiene.
-
Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital.
-
-
Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat.
-
Kontrol
berat badan secara teratur.
-
Berikan asupan makanan yang adekuat yang mengandung
cairan serta protein tinggi.
-
Lakukan tindakan kolaborasi:
Blood test
count : WBC dan Neutrofil.
Berikan makanan yang memiliki
resiko tinggi menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah
diproses secara higienes.
Kolaborasi
pemberian obat-obat :
- Cefriaxon 3 X 2 mg
- Allopurinol 3 X 100 mg
- Busulfan 3 X 2 mg
|
-
Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat
menyebabkan infeksi.
-
Mencegah infeksi silang
-
Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau
demam sebagai efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi
-
Membantu menghilangkan demam yang dapat menimbulkan
ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak nyamanan serta komplikasi CNS.
-
Mencegah sumbatan sekresi saluran pernafasan.
-
Mencegah eksoriasi.
-
Jaringan mukosa mulut merupakan medium bagi perkembangan bakteri.
-
Untuk mencegah terjadinya infeksi anal maupun
genital.
-
Untuk konservasi energi bagi perkembangan sel-sel
klien.
-
Untuk menentukan status gizi dan keadaan umum klien.
Gizi yang baik dapat mencegah timbulnya infeksi.
-
Untuk memperta-hankan daya tahan tubuh klien dan
keseimbangan cairan tubuh kien.
-
Peningkatan WBC merupakan kesimpulan dari proses penyakit
dan efek samping dari pengobatan
kemoterapi.
-
Indikator dari perkembangan
kondisi klien.
Untuk mencegah infeksi
Propilaksis
Mempertahankan dinding
|
-
Tidak terjadi infeksi silang pada eka:yang ditandai
dengan :
-
- Tidak ada panas
-
Tidak ada bengkak
-
Tidak
ada lesi pada tubuh anak
-
Suhu tubuh 36,5 – 36,9 o C
-
Respirasi 20 X/mnt
-
Tensi 110/70 mm Hg
-
Kesadaran kompos mentis
-
Setiap petugas dan keluarga melakukan prosedur cuci
tangan sebelum menyentuh klien
Keluarga
memberikan makanan dan minuman yang bersih dan sudah dimasak.
Berat badan
anak normal (26- 29 kg)
Tidak terjadi
reaksi alergi akibat pemakaian obat.
|
||||
DX
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
||||
2.
|
Setelah dirawat selama 3hari anak dapat beraktivitas secara bertahap
mulai duduk hingga berdiri, aktivitas tanpa keluhan nyeri
|
- Kaji kelemahan
tubuh klien dan ajak klien latihan aktivitas bertahapa.
- Berikan
kesempatan istirahat dan tidur yang cukup
- Berikan makanan
selingan yang cukup selama kemotherapi
- Kolaborasi:
- - Fisioterapi
-
|
Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase
pengobatan, sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan.
-
Untuk menyimpan energi dan
perbaikan sel.
-
Untuk memenuhi kebutuhan
energi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan.
Agar tidak terjadi kontraktur aktivitas
klien terkontrol.
-
|
Setelah tindakan
aktivitas klien: - terkontrol
dengan kriteria :
-
Klien beraktivitas secara teratur
-
Klien tidak mengeluh lelah setelah beraktivitas.
-
Klien tidak mengeluh nyeri saat beraktivitas.
-
Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa dibantu.
|
||||
DX
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
||||
3
|
Setelah di rawat klien
masih mampu melakukan komunikasi timbal balik dan tidak terjadi mispersepsi
|
-
Lakukan komunikasi non verbal secara terapeutik.
-
Lakukan komunikasi timbal balik dengan menggunakan
tulisan
-
Kolaborasi CT scan
|
- Agar tidak
terjadi mispersepsi dan klien merasa lebih dihargai.
- Agar klien
dapat mempersepsikan bentuk sensori dengan tepat dan komunikasi timbal balik
dapat terjaga.
- Untuk
memastikan penyebab penurunan fungsi pendengaran dan penglhatan.
|
-
Klien dapat mengungkapkan
perasannya.
- Klien mengerti maksud penanya.
- Klin tenang.
|
||||
DX
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
||||
4
|
Setelah dirawat selama seminggu klien
dapat mengetahui penyakit, pengobatan, lama pengobatan, prognose serta reaksi
yang bisa timbul akibat pengobatan kanker.
Keluarga tetap komitmen
untuk terus mendukung pengobatan klien.
|
-
Jelaskan tentang patologi leukemia, tindakan serta
prognosenya.kepada keluarga
-
-
Jelaskan tentang efek samping penggunaan sitostatika
|
-
Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi kasus
yang diderita anaknya.
- Mengantisipasi jika terjadi efek samping penggunaan
sitostatika.
|
Setelah
dirawat keluarga dapat :
-
mengetahui bahwa penyakit anaknya kanker darah.
-
-
Keluarga tahu tanda dan gejala kanker darah
pada anak berupa letih, lesu, lemas,
linglung dan pucat.
-
-
Tahu penyebab dari anemia adalah, faktor keturunan,
lingkungan dan virus.
-
-
Tahu bahwa pengobatan yang dilakukan minimal dua
tahun
-
-
Tahu cara mencegah akibat samping dari anemia dengan
cara menjaga kebersihan tubuh, memberikan makanan yang bersih dan menghindari
perlukaan.
Keluarga bersedia mendukung pengobatan anaknya.
-
|
||||
D.Tindakan Keperawatan
Hari/tgl/
Jam
|
Tindakan
|
Progress Note
|
Nama/T.Tangan Pelaksana
|
Selasa, 12 Feb 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Rabu, ¾ 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
10.00
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Kamis, 4 –4 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
09.00
11.00
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Jumat
5-4-2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
11.00
11.15
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
|
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
-
Menanyakan tidur anak
-
Memberikan obat oral
Cefotaxim 1 gr
Busulfan 2 gr
Alloprinol 100 gr
-
Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
Kaji keluhan umum klien
He agar keluarga
memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga.
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
-
Menanyakan tidur anak
-
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
Menganjurkan agar keluarga
mendampingi anak latihan dan melenturkan badan
Memberikan contoh latihan
- Jalan dan melenturkan
pinggang
-
Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
Kaji keluhan umum klien
He agar keluarga
memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga.
-
-
-
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
Menanyakan keluhan
anak
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
Persiapan pemeriksaan
darah rutin
Memonitorr
keadaan anak setelah tindakan
pengambilan bahan laboratorium
rutin (DL)
-
Monitor vital sign dan
keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
Kaji keluhan umum klien
He tentang penyakit, jenis
pengoba-tan, lama pengobatan dan
prognose dari penyakit anak.
Menyampaikan
bahwa, jika hasil lab hari ini baik yakni kadar leuko lebih dari 4000, Hb
lebih dari 10 % dl dan trobosit cukup anak akan diberikan leonase.
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
Menanyakan keluhan
anak
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
Menerima hasil pemeriksaan
DL
Pemberian Leonase 5000 m drip
Monitor vital sign dan keadaan
umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1 tab
Vitamin C 1 tab.
BM 1 tab
Kaji keluhan umum klien
He agar keluarga
menyampaikan jika ada keluhan dari anak
|
S; 36,7 o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T :
110 mm hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
Keluarga mengatakan mengerti.
Tempat tidur bersih
Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
Anak tidur cukup
Reaksi alergi tidak
ada
Keluarga setuju
Anak mau berlatih, tetapi
punggung masih kaku.
S; 36,7 o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T :
110 mm hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
Keluarga mengatakan mengerti.
Tempat tidur bersih
Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
Anak tidur cukup, nafsu makan baik, pusing tidak ada dan agak berdebar-debar jika
jalan-jalan di tangga.
Reaksi alergi tidak
ada
Anak dan keluarga siap secara fisik maupun psikologis dan siap ke laboratorium.
Anak lemas sehingga dianjurkan untuk tidur.
S; 36,9o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T :
10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
Keluarga mengatakan mengerti., dapat mengungkapkan kembali
penjelasan yang disampaikan.
Keluarga bersedia.
Tempat tidur bersih
Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 26 kg
Anak tidur cukup, nafsu makan baik, pusing tidak ada dan agak berdebar-debar jika
jalan-jalan di tangga. Bab 1 x sehari tidak mencret/ sembelit, BAK
biasa warna kuning jernih.
Reaksi alergi tidak
ada
Leuko 4500 %/dl, HB 10,8 % /dl, trombo cukup
Reaksi alergi tidak ada netes lancar
S; 36,9o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T :
10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
Keluarga bersedia.
|
|
Evaluasi
HARI
/TANGGAL
|
Diagnose
|
S
|
O
|
A
|
P
|
|||
Senin, 9/4/2001
Senin
9 – 4- 2001
Senin,
9-4-2001
|
Resiko terjadi infeksi s.e penurunan daya
tahan tubuh yang ditandai dengan kadar leuko 3800 %/ dl, hiperseluler dari sel bone marrow.
Keterbatasan aktivitas s.d dengan
kelemahan pada ektremitas, kelemahan
dan kekakuan pada
persendian ditandai dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas,
serta HB 10,8 % dl, hemiparese dextra.
Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis,
pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya informasi, atau
misinterprestasi
|
Pusing, panas, lemas, nyeri tubuh tidak
ada
Rasa lelah jika berjalan mulai berkurang,
anak dapat berjalan keliling bangsal anak bahkan sampai ke kantin. Punggung
masih kaku, kelemahan kaki kanan sudah berkurang
Keluarga dapat menjelaskan penyakit,
pengobatan, jenis tindakan, lama perawatan , komplikasi yang bisa timbul
serta tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
|
Leuko : 4500 %/dl, HB : 10,9 %/dl, Trombo
cukup, tanda-tanda infeksi tidak ada, S : 36,9 o C, N : 88 X/mnt,
T : : 100/70 RR: : 28 X/mnt, Suara nafas normal, Bab normal,
Bak normal warna jernih.
555
555
444
555
Anak mampu berjalan hingga kekantin depan
bangsal dan kelaboratorium tanpa mengeluh lelah yang berarti. Gerakan ektremitas lentur
Keluarga tidak memberikan makanan yang
dibeli sembarangan, keluarga aktif membantu latihan anak, keluarga aktif
menasehati anak agar menjaga kebersihannya.
|
Tidak terjadi infeksi silang Akan tetapi mengingat kondisi patologis
proliferasi sela darah maka pemantauan
harus tetap dilakukan.
Masih terdapat tanda-tanda kelemahan pada
kaki kanan, punggung masih kaku.
Hal itu
berarti masalah baru dapat diatasi sebagian
Masalah teratasi
|
Lanjutkan
rencana tindakan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Lanjutkan rencana tindakan sebelumnya dan
lakukan kolaborasi dengan fisioterapis
-
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon