KATA PENGANTAR.
Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan bimbinganNya kami dapat meyelesaikan praktik klinik keperawatan Maternitas
di RB Rumah Sakit Umum Daerah Tambak Rejo ini mulai tanggal: 9 sampai dengan 18
September 2002.
Terlaksananya praktek klinik maternitas dan selesainya laporan ini
adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai fihak, maka dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada, Yth:
1.
Direktur
RSUD Tambak Rejo yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada kamii dalam
melaksanakan praktek klinik Maternitas.
2.
dr.
Masyhudi SPOG sebagai kepala instalasi obstetri dan ginecologi yang telah
memberikan kesempatan, fasilitas dan bimbingan selama praktek diruang bersalin.
3.
Ibu Sri
Amah selaku pembimbing klinik yang dengan sabar dan tekun memberikan bimbingan,
pengarahan dan dukungan moril selama praktek klinik maternitas di RSUD Tambak
Rejo.
4.
Ibu Ni
Ketut Alit Armini S Kp. Yang telah memberikan berbagai pengarahan, kritik,
saran, bimbingan dan tanggung jawab sejak kami dinas di maternitas sampai
selesainya pembuatan laporan persalinan ini.
5.
Seluruh
bidan dan perawat di RSUD Tambak Rejo yang telah banyak membantu kami selama
praktek klinik maternitas di RSUD Tambak Rejo.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua fihak yang telah
memberi kesempatan,dukungan dan bantuan
pada kami selama kami melaksanakan praktek klinik maternitas hingga
terselesainya laporan persalinan ini. Kami menyadari laporan ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu berbagai masukan dan kritik sangat kami harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami khususnya.
Surabaya, September 2002.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
.
HALAMAN JUDUL . . .
. . . . . . . . . . . ..
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 :
PENDAHULUAN.
1.1 Latar belakang
1.2 Pembatasan masalah
1.3 Tujuan.
1.4 Metode.
1.5 Sistematika penulisan.
Bab 2 : TINJAUAN
PUSTAKA.
2.1 Konsep dasar.
1)
Pengertian.
2)
Faktor
penyebab
3)
Patologi
atau perubahan sistemtubuh.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.
1)
Pengkajian.
2)
Diagnosa
keperawatan.
3)
Perencanaan.
4)
Pelaksanaan
5)
Evaluasi.
BAB 3 : TINJAUAN
KASUS.
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa keperawatan.
3.3 Rencana Tindakan.
3.4 Pelaksanaan.
3.5 Evaluasi.
BAB 4 : PEMBAHASAN.
4.1 Pengkajian
4.2 Diagnosa keperawatan.
4.3 Rencana Tindakan.
4.4 Pelaksanaan.
4.5 Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG.
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan
dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi
menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap
tahap tersebut. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999:138).
Dalam persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan
merasa sakit pinggang dan perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman
badan, tidak bisa tidur enak, sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan
perubahan-perubahan psikis yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya
sendiri, takut kalau terjadi bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut
tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan
pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang
lalu. Ketakutan karena anggapanya sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang
membahayakan (Cristina’s Ibrahim, 1993;80).
Menurut Susan Martin Tucker masalah lain yang timbul dalam persalinan
fisiologis akibat dari perubahan fisik adalah resiko cedera terhadap ibu,
resiko cidera terhadap janin dan gangguan membran mukosa.
WHO melaporkan sekitar 99 % kematian ibu terjadi di negara berkembang.
(2) Pada tahun 1994 dari 95.866 persalinan terdapat 67 kematian ibu (69,9 /
100.000 kelahiran hidup). (3) Jumlah kematian diluar rumah sakit sangat tinggi
73,3 % dan di dalam rumah sakit 26,7 %. (4) Di Jawa Timur tahun 2000 angka
kematian ibu 396 / 100.000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 1997; 4).
Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang berkembang sebagian
besar adalah penyebab obstetri langsung yaitu; perdarahan post partum,
eklamsia, sepsis dan komplikasi dari keguguran. Penyebab kematian ini sebagian
besar dapat dicegah, karena di negara-negara dengan angka kematian ibu yang
rendah penyebab kematian ini tidak didapatkan lagi. (Depkes RI, DNPK-KR 2001).
Mengingat ibu merupakan satu kesatuan dari Bio Psiko sosial spiritual
perlu mendapatkan perhatian khusus dari perawat dalam menyiapkan fisik dan
mental guna meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Perawat merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang keberadaanya
paling dekat dengan ibu mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui
proses perawatan. Dalam melaksanakan asuhan perawatan, perawat dituntut
memiliki wawasan yang luas trampil dan sikap profesional. Tindakan yang kurang
tepat dapat menimbulkan komplikasi.
2.1.
PEMBATASAN
MASALAH.
Sesuai latar belakang dan judul berlandaskan motivasi untuk terampil
dalam merawat ibu dengan persalinan fisiologis tetapi, mengingat terbatasnya
waktu, maka penulis membatasi asuhan keperawatan hanya pada persalinan
fisiologis yang dirawat di ruang bersalin RSUD Tambak Rejo Surabaya, dengan
waktu perawatan dua hari dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencegah
komplikasi.
3.1.
TUJUAN.
1) Tujuan Umum.
Mendapatkan
gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan
asuhan keperawatan pada kasus persalinan fisiologis sesuai dengan standart
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.
2) Tujuan Khusus:
Pada tujuan khusus
diharapkan penulis mampu melaksanakan standart keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan meliputi:
(1)
Melaksanakan
pengkajian data pada klien dengan persalinan fisiologis meliputi: pengumpulan
data, pegelompokan data, analisa data.
(2)
Menentukan
diagnosa keperawatan pada klien dengan persalinan fisiologis sesuai dengan
pengelompokan data.
(3)
Menyusun
rencana keperawatan dengan tujuan sesuai dengan diagnosa keparawatan klien
persalinan fisiologis.
(4)
Melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditentukan.
(5)
Melakukan
evaluasi kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan.
(6)
Mendokumentasikan
asuhan keperawatan dalam suatu laporan karya tulis.
4.1.
METODE.
1) Metode Penulisan.
Dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini. Metode yang dipakai adalah metode diskriptif yaitu
suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk gambaran atas diskriptif
tentang suatu keadaan secara subjectif (Soekidjo Notoatmojo, 1993, 135).
2) Tehnik pengumpulan data :
(1) Observasi.
Adalah pengumpulan informasi melalui indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan alat perasa (Lismindar, 1990:
3).
(2) Wawancara.
Adalah pengumpulan data dimana perawat mendapatkan
respon dari klien dengan tatap muka (Carol Vestal Allen, 1998; 22)
(3) Studi keperawatan.
Merupakan suatu telaah (review) pustaka yang
relevan dengan masalah yang diteliti, dapat berupa cuplikan-cuplikan bahan
pustaka yang bersangkutan dangan hukum, teori / prinsip yang relevan dalam
upaya menjawab masalah yang diteliti (Djarwanto, 1999; 15).
(4) Studi Kasus
Yaitu memberikan asuhan keparawatan kepada penderita
secara langsung untuk memperoleh gambaran secara nyata / langsung melalui
proses asuhan keperawatan pada kasus (Komarudin, 1987; 48).
(5) Pemeriksaan Fisik.
Adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk
menentukan masalah kesehatan klien yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi (Nasrul Effendy, 1995;22).
(6) Studi Dokumenter.
Adalah mempelajari pelajaran tentang
catatan-catatan keperawatan dan kesehatan klien (Nasrul Effendy 1995;48)
5.1.
SISTEMATIKA
PENULISAN.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis
menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan,
meliputi latar belakang, batasan masalah, tujuan, metode dan sistematika
penulisan.
BAB 2 : Tinjauan
Pustaka.
a. Konsep dasar medis yang menjelaskan
pengertian, etiologi, perubahan fisik dan psikis, tanda dan gejala.
b. Konsep dasar asuhan keperawatan sesuai
dengan daftar pustaka.
BAB 3 : Study
Kasus.
Menguraikan tentang pengalaman nyata yang diperoleh selama merawat klien
dengan persalinan fisiologis mulai pengkajian, diagnosa keparawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB 4 : Pembahasan.
Menguraikan tentang kesenjangan yang tejadi antara teori dengan kasus
nyata serta memberi alternatif pemecahan masalah dengan tujuan penulisan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A
KONSEP
DASAR
1)
Pengertian :
Persalinan adalah
proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
(Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
(Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan normal
(partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang
dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
·
Kala
I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase : Fase Laten (8 jam)
serviks membuka sampai 3 cm dan Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm
sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama Fase aktif.
·
Kala
II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi.
·
Kala
III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
·
Kala
IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama postpartum.
2)
Penyebab
Penyebab timbulnya
persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat
beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).
(1) Penurunan kadar progesteron :
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron dan
Estrogen di da;lam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron menurun
sehingga timbul his.
(2) Teori oxytocin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
(3) Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
(4) Pengaruh janin :
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
(5) Teori Prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan.
Hasil dari percobaab menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang
diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya
kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan.
Secara skematis
dikaitkan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar sebagai berikut :
Prostaglandin ¯
¯
Sintesa Prostaglandin di chorio amnion
¯
Kontraksi Uterus
|
Kadar Oxytocin
¯
Permiabilitas Na dalam Myometrium
¯
Cairan intra sel
¯
Kontraksi Uterus
|
Fetus cortisol
¯
Aktivasi Hormon Hypofise dan Intra renal
¯
Fetus normal
cukup/hampir cukup bulan
¯
Kontraksi Uterus
|
Prostaglandin
¯
Prostaglandin
Estroge ¯
¯
Aktivasi phospholipase dalam selaput
ketuban
¯
Kontraksi Myometrium
|
Peregangan otot rahim
¯
Sintesa
¯
Kontraksi Myometrium
¯
Prostaglandin
|
His : Kontraksi otot rahim yang terasa nyeri dan yang dapat menimbulkan
pembukaan servix pada persalinan
His : Kontraksi otot rahim yang terasa nyeri dan yang dapat menimbulkan
pembukaan servix pada persalinan
Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase :
v
Fase
Laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
Ø
Ansietas
Ø
Kurang
pengetahuan
Ø
Kurangnya
volume cairan
Ø
Koping
individu tidak efektif
Ø
Infeksi
Ø
Cedera
(janin)
v
Fase
aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat
dan sering selama Fase aktif.
Ø
Nyeri
Ø
Perubahan
eliminasi urin
Resiko tinggi
Ø
Cedera
(ibu)
Ø
Gangguan
pertukaran gas
Ø
CO ¯
Ø
Kurangnya
volume cairan
Ø
Kelelahan
|
Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Ø
Nyeri
(Akut)
Resiko tinggi
Ø
CO ¯
Ø
Gangguan
pertukaran gas
Ø
Kerusakan
integritas kulit/jaringan
Ø
Kurangnya
volume cairan
Ø
Infeksi
Ø
Cedera
(janin)
Ø
Kelelahan
|
Kala III
Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Resiko tinggi
Ø
Kurangnya
volume cairan
Ø
Cedera
(ibu)
Ø
Kurang
pengetahuan
Ø
Nyeri
Ø
Perubahan
proses keluarga
|
Kala IV
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
Resiko tinggi
Ø
Kurangnya
volume cairan
Ø
Cedera
(ibu)
Ø
Kurang
pengetahuan
Ø
Nyeri
Ø
Perubahan
proses keluarga
|
3)
Mekanisme
Persalinan (Cunningham, Mac Donald & Gant, 1995)
Mekanisme
Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat
persalinan.
Gerakan utama pada
Mekanisme Persalinan :
1.
Engagement
·
Diameter
biparietal melewati PAP
·
Nullipara
terjadi 2 minggu sebelum persalinan
·
Multipara
terjadi permulaan persalinan
·
Kebanyakan
kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan.
2.
Descent
(Turunnya Kepala)
·
Turunnya
presentasi pada inlet
Disebabkan oleh 4 hal :
a.
Tekanan
cairan ketuban
b.
Tekanan
langsung oleh fundus uteri
c.
Kontraksi
diafragma dan otot perut (kala II)
d.
Melurusnya
badan janin akibat kontraksi uterus.
·
Synclitismus
dan Asynclitismus
§
Synclitismus
q Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah
jalan lahir tepat antara symplusis dan promotorium.
q Os Parietal depan dan belakang sama tinggi.
§
Asynclitismus
Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau agak
kebelakang mendekati promotorium.
q Asynclitismus Posterior
Sutura sagitalis mendekati simplusis, Os parietal belakang lebih rendah
dari Os parietal depan.
q Asynclitismus Anterior
Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os parietal depan >
Os parietal belakang.
3.
Flexion
Majunya kepala ® mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul ® Flexi (dagu lebih mendekati dada).
Keuntungan : Ukuran kepala yang melalui
jalan lahir lebih kecil
(D. SOB = 9,5 cm) ® Outlet.
4.
Internal
Rotation
·
Bagian
terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis
·
Usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
(Bidang tengah dan PBP)
·
Terjadinya
bersama dengan majunya kepala
·
Rotasi
muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.
5.
Extension
·
Defleksi
kepala
·
Karena
sumbu PBP mengarah ke depan dan atas
·
Dua
kekuatan kepala
§
|
§
Tahanan
dasar panggul menolak ke atas
·
Setelah
sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclion ® lahir lewat perinium = occiput, muka dagu.
6.
External
Rotation
·
Setelah
kepala lahir ® kepala memutar
kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran
paksi dalam
·
Ukuran
bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.
7.
Expulsi
·
Bahu
depan di bawah symphisis ® sebagai Hypomoklion ® lahir ® bahu belakang, bahu depan ® badan seluruhnya.
B KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERSALINAN FISIOLOGIS.
Dalam melaksanakan asuhan keparawatan pada klien dengan persalinan
fisiologis, penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah
langkah; pengkajian data,diagnosa , perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil
tindakan keperawatan yang dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
2.2.1.
Pengkajian.
1)
Pengumpulan
data.
(1)
Biodata
meliputi:
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali klien antara yang satu
dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk
resiko tinggi / tidak. Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien.
Penghasilan mengetahui bagaimana taraf
hidup dan sosial ekonomi klien. Pada pesalinan fisiologis biodta didapatkan;
Umur dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atauterlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan keompok
resiko tinggi. (Depks RI, 1993: 65).
(2)
Keluhan
Utama.
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah,
perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya
sedikit-sedikit (Cristina’s Ibrahim, 1993,7).
(3)
Riwayat
penyakit sekarang .
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38
–42 minggu (Cristina’s Ibrahim, 1993,3) disertai tanda-tanda menjelang
persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin
sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir).kadang
ketuban pecah dengan sendirinya. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
(4)
Riwayat
penyakit dahulu.
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC, Hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan.
(Depkes RI, 1993:66).
(5)
Riwayat
penyakit keluarga.
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit
tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. Depkes RI,
1993,66).
(6)
Riwayat
Obstetri.
v
Riwayat
haid.
Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu) (Cristina’s Ibrahim, 1993,3),
prematur kurang dari 37 minggu (D.B. Jellife, 1994:28).
v
Riwayat
kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada
primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam,
sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam (Sarwono
Prawirohardjo, 1999,183).
(7)
Riwayat
psikososialspiritual dan budaya.
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan
fantasi . Pada trimester II adanya ketidak nyamanan kehamilan (mual, muntah),
Narchisitik, Pasif dan introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin
lagi karena perubahan tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress
keluarga karena adaanya perasaan sekarat selama persalinan berlangsung (Sharon
J Reeder Et all, 1987: 302).
(8)
Pola
Kebutuhan sehari-hari.
v
Nutrisi.
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun.
(Sharon J Reeder Et all, 1987: 405).
v
Istirahat
tidur.
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada
letak punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV. (Sarwono
Prawirohardjo, 1999,192).
v
Aktivitas.
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat
lelah, capai, lesu. Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke
dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan
disekitar ruangan / kamar bersalin. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,192). Pada
kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan
/ kiri . (Sarwono Prawirohardjo, 1999,195).
v
Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan (Chritina”s Ibrahim, 1993:7). Pada akhir trimester III dapat terjadi
konstipasi. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 406).
v
Personal
Hygiene.
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak
dipakai lagi. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,160).
v
Seksual.
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual /
fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
(Sharon J Reeder Et all, 1987: 285).
(9)
Pemeriksaan.
v
Pemeriksaan
umum meliputi:
·
Tinggi
badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan
pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang
sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat
badan selama hamil antara 10–12 kg. ( Depkes RI, 19993: 67).
·
Tekanan
Darah.
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan
biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg (Cristina’s Ibrahim, 1993,:45).
·
Suhu
badan nadi dan pernafasan.
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 360-370
C, bila suhu lebih dari 375C dianggap ada kelainan. Kecuali
bagi klien setelah melahirkan suhu badan 375C- 378C masih
dianggap normal karena kelelahan. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:46). Keadaan nadi
biasanya mengikuti keadaan suhu, Biola suhuu naik keadaan nadi akan bertambah
pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:46).
Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek
karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut (Cristina’s Ibrahim,
1993,:45), pernafasan normal antara 80 – 100 X / menit, kadang meningkat
menjadi normal kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam.
2)
Pemeriksaan
fisik.
(1)
Kepala
dan leher.
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada
kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun
normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran
kelenjar. ( Depkes RI, 19993: 69).
(2)
Dada.
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola
dan papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum. ( Depkes RI, 1993: 69).
(3)
Perut.
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba /
nigra, terdapat striae gravidarum. ( Depkes RI, 1993: 70).
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia
kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri /
punggung kanan , letak kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang
makin lama makin sering dan kuat. (Cristina’s Ibrahim, 1993,: 7).
Auskultasi : ada / tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit .
(Depkes RI, 1993: 75).
(4)
Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat pengeluaran
mekonium yaitu feses yang dibnetuk anak dalam kandungan, menandakan adannya
kelainan letak anak. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:50).
Pemeriksaan dalam untuk
mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan servic, panggul
serta keadaan jalan lahir.(Depkes RI, 1993: 76).
(5)
Ekstremitas.
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung / ginjal.
(Cristina’s Ibrahim, 1993,:47). Ada varices pada ekstremitas bagian bawah
karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen (Sharon
J Reeder Et all, 1987: 412).
3)
Pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan,
waktu pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi
untuk sifilis. (Persis Mary Hamilton, 1995: 151).
2.2.2.
Diagnosa
Keperawatan.
1)
Kala I
(Sharon J Reeder Et all, 1987: 476).
(1)
Perubahan
perfusi jaringan : peredaran darah ke plasenta, secundair terhadap posisi ibu
selama proses persalinan.
(2)
Defisit
volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan.
(3)
Perubahan
membran mukosa berhubungan dengan pernafasan mulut.
(4)
Nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pembatasan intake selama proses
persalinan.
(5)
Gangguan
rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi uterus .
(6)
Defisit
perawatan diri berhubungan dengan imobilitas selama proses persalinan.
(7)
Perubahan
pola istirahat tidur berhubungan dengan proses persalinan.
(8)
Inefektif
koping individu berhubungan dengan ketidak mampuan relaksasi atau bernafas
dengan benar.
(9)
Defisit
pengetahuan berhubungan dengan perubahan peran.
(10) Inefektif koping individu / keluraga
berhubungan dengan masuk rumah sakit selama proses persalinan.
(11) Inefektif koping keluarga berhubungan dengan
nyeri yang dirasakan klien.
2)
Kala II
(Sharon J Reeder Et all, 1987: 478).
(1)
Inefektif
koping individu berhubungan dengan
proses fisik selama proses persalianan.
(2)
Takut
berhubungan dengan lingkungan baru.
(3)
Nyeri
berhubungan dengan kontraksi uterus.
3)
Kala
III dan IV. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 494).
(1)
Nyeri
berhubungan dengan involusi uterus , episiotomi.
(2)
Resiko
infeksi (Vagina, perinium) berhubungan dengan infeksi scundair bakteri sampai
proses persalinan, persalinan dan episiotomi.
(3)
Perubahan
pola istirahat tidur, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
(4)
Perubahan
peran berhubungan dengan kurangnya pengalaman, kurangnya model peran.
Diagnosa
Keperawatan Persalinan Tahap I (Fase Laten) :
Kekuranagan volume
cairan (resiko terhadap).
Tujuan : Kebutuhan
klien selam kala I terpenuhi.
Kriteria Hasil :
·
Mukosa
bibir tidak kering.
·
Klien
tidalk merasa haus.
·
TTV :
·
Tekanan
darah : 120 / 80
·
Nadi :
80 – 88 x / menit.
·
Respirasi
rate : 18 – 20 x / menit.
·
Suhu 365
– 37 0 C
Tindakan / intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Pantau masukan / haluaran. Perhatikan berat jenis urine. Anjurkan
klien untuk mengosongkan kandung kemih sedikitnya sekali setiap hari – 1,5 –
2 jam.
Pantau suhu setiap 4 jam, lebih sering bila tinggi. Pantau tanda-tanda
vital / DJJ sesuai indikasi.
Kaji produksi mukus, jumlah air mata dalam mata, turgor kulit.
Berikan cairan jernih dan es batu sesuai izin.
Kaji praktik budaya mengeni masukan.
Berikan perawatan mulit dan permen keras sesuai izin.
Kolaborasi:
Berikan bolus cairan parentral, sesuai indikasi.
Pantau kadar hematokrit. (Ht).
|
Masukan dan haluaran harus diperkirakan sama, tergantung pada derjat
hidrasi. Konsentrasi urine meningkat sesuai peningkatan haluaran urin dan
waspada terhadap dehidrasi. Penurunan janin dapat diganggun bila kandung
kemin distensi.
Dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan suhu, Teknan darah pernafasan
dan detak jantung janin.
Tanda tambahan dari hidrasi akuat atau terjadinya dehidrasi.
Membantu meningkatkan hidrasi dan dapat menyediakan kalori.
Beberapa budaya (mis, beberapa orang Afrika, penduduk bagian seltan
Amerika Serikat) minum the khusus, meyakinkan mereka merangsang kemajuan
persalinan secara kontinue,
Menurunkan ketidak nyamanan karena mulut kering.
Mungkin diperlukan bila masukan oral tidak adekuat atau terbatas.
Bertindak sebagai oengaman dalam kejadian dehidrasi atau hemoragi, mengatasi
beberapa efek negatif dari anestesia atau anlgesia.
Ht meningkat sesuai penurunan komponen plasma pada adanya dehidrasi
berat.
|
Diagnosa
Keperawatan Persalinan Tahap I (Fase Aktif) :
Nyeri.
Tujuan:
Klien dapat
beradaptasi terhadap nyeri pada kala pembukaan .
Kitreria hasil:
·
Ibu
tampak tenang diantara kontraksi.
·
Ibu
tidak teriak oleh konstraksi datang.
·
Ibu
mengatakan nyeri tapi masih bisa mengontrol nyeri.
Tindakan / intervensi
|
Rasional
|
Mandiri:
Kaji derajat ketidak nyamanan melalui isyarat verbal dan non verbal;
verbal; perhatikan pengaruh budaya pada respons nyeri
Bantu dalam penggunaan tehnik pernafasan / relaksasi yang tepat dan
pada masase abdomen.
Bantu tindakan kenyamanan (mis; gosokan punggung/kaki, tekanan sakral,
istirahat punggung, perawatan mulut, perubahan posisi, perawatan perineal dan
pertukaran linen).
Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1-2 jam. Palpasi di atas simfisi
pubis untuk menentukan distensi, khususnya setelah blok saraf.
Berikan informasi tenang ketersediaan analgeia, rspons/efek samping
biasanya (klien dan janin), dan durasi efek analgetik pada lampu atau
sitiuasi penyerta.
Dukung keputusan klien tentangmenggunakan atau tidak menggunakan
obat-obatan dengan cara yang tidak menghakimi. Lanjutkan dorongan untuk upaya
dan penggunaan tehnik relaksasi.
Instruksikan klien dalam menggunakan analgesik yang dikontrol klien,
pantau caranya menggunakan.
Hitung waktu dan catat frkwensi, intensitas, dan durasi pola konstraksi
uterus setiap 30 menit.
Kaji sifat dan jumlah tampilan vagina, dilatasi servival, penonjolan,
lokasi janin dan penurunn janin.
Berikan tindakan pengamanan, mis, anjrkan klien untuk bergerak dengn
perlahan, memperthankan penghalang tempat tidur setelah pemberian obat dan
sokong kki selama pemindahan.
Kaji tekanan darah dan nadi setiap 1-2 menit setelah injeksi regional
selama 15 menit pertama, kemudian setiap 10 – 15 menit untuk sis waktu
persalinan. Posisikan pada posisi miring kiri dengan kepala datar dan kaki
ditinggikan , atau meninggikan lutut dan mengubah posisi uterus secara manual
ke kiri sesuai indikasi.
Libatkan klien dalam prcakapan untuk mengkaji sensori, pantau pola
pernafasan dan nadi.
Kaji terhadap kehangatan, kemerahan pada ibu jari atau bantalan kaki
dan distribusi seimabang dari obat spinal.
Kolaborasi:
Berikan analgesik seperti alfaprodin hidroklorida(Nisentil) atau
meperidin hidroklorida (Demerol) dengan kekuatan tranquilizer dengan IV atau
IM yang dalam di antara kontraksi, bila diindikasikan.
Lakukan atau bantu dengan blok paraservical bila serviks dilatasi 4-5
cm. (anastesi dapat diberikandalam dosis tunggal atau secara kontinu dengan
menggunakan indwelling kateter).
Berikan oksigen dan tingkatkan masukan cairan biasa bila tekanan
sistolik turun di bawah 100 mmHg atau turun lebih dari 30 % di bawah tekanan
dasar.
Pantau DJJ secara elektrolik, dan catat penurunan variabilitas atau
bradicardia. Dapatkan sample kulit kepala janin bila bradikardia menetap
selama 30 menit atau lebih.
Berikan bolus IV 500 – 1000 ml dari larutan Ringer Laktat tepat
sebelum pemberian blok peridural.
Berikan anestesi blok peridural, epidural atau kaudal dengan
menggunakan kateter indwelling.
Berikan soksinilkolin klorida dan bantu dengan intubasi bila terjadi
kejang.
|
Tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman
masa lalu, memahami perubahan fisiologis, dan latar belakang budaya.
Dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebral memlalui respons
kondisi dan stimulasi kutan. Memudahkan kemajuan persalinan normal.
Meningkatkan relaksasi dan higiene; meningkatkan perasaan sejahtera
(Catatan posisi miring kiri menurunkan tekanan uterus pada vena kava, tetapi
pengubahan posisi secara periodik mencegah iskemia jaringan dan / atau
kekakuan otot dan meningkatkan kenymanan.
Mempertahankan kandung kemih bebas distensi, yang dapat meningkatkan
ketidak nyamanan, mengakibatkan kemungkinan trauma, mempengaruhi penurunan
janin, dan meperlama persalinan. Analgesia epidural atau paraservical dapat
mempengaruhi sensasi penuh.
Memungkinkan klien membuat pilihan persetujuan tentang cara
pengontrolan nyeri. (Catatan: Bila tindkan konservatif tidak efektif dan
meningkatkan tegangan ototo meghalangi kemajuan persalinan, penggunaan
medikasi yang minimal dapat meningkatkan rlaksasi, memperpendek persalinan,
membatasi keletihan, dan mencegah komplikasi).
Membantu menurunkan perasaan gagal pada klien / pasangan yang telah
mengantisipasi kelahiran yang tidak diobati dan tidak mengikuti rencana
tersebut. Meningkatkan rasa kontrol dan dapat mencegah /menurunkan kebutuhan
medikasi.
Memungkinkan klien untuk mengatur kontrol nyerinya sendiri, biasanya
dengan sedikit medikasi.
Memantau kemajuan persalinan dan memberikan informasi untuk klien.
(catatan: Agens anastetik dapat mengubah pola kontraksi uterus).
Dilatasi servical seharusnya ,2 cm/jam pada nulipara dan 1,5 cm/jam
pada multi para, tampilan vagina meningkat dengan turunnya janin. Pilihan dan
waktu pemberian obat dipengaruhi oleh drajat dilatasi dan pola kontraksi.
Anestesi blok regional menghasilkan paralisis vasomotor, sehingga
gerakan tiba-tiba dapat mencetuskan hipotensi, Analgetika mengubah persepsi,
dan klien dapat jatuh karena mencoba turun dari tempat tidur.
Hipotensi maternal, efek samping paling umum dari anastesi blok
regional, dapat mempengaruhi oksigenasi janin. Hipotensi telentang dapat
terjadi karena posisi litotomi selama pemberian anestesi paraservical. Posisi
miring kiri meningkatkan aliran balik vena dan meningkatkan sirkulasi
plasenta, Kaji variabelitas DJJ. Agens seperti bupivakiain (Macaine) dan
Kloroprokain hidroklorida (Nesacaine) mempunyai efek kecil pada variabilitas
DJJ; perubahan harus diselidiki secara seksama. (Catatan: Risiko berkenaan
dengan anestesi kaudal meliputi perforasi kulit kepala janin, serta rectum
ibu).
Respon toksik sistemik dengan perubhan sensori terjadi bila obat
diabsorbsi ke dalam sistem vasculair. Perubahan sensori dapat juga menjadi
indikator awal dari terjadinya hipoksia. Gangguan fungsi pernafasan terjadi
bila analgesia terlalu tinggi menimbulkan paralisis diafragma.
Meyakinkan penempatan kateter yang tepat untuk kontinuitas blok dan
kadar yang adkuat dari agens anestesi.
Rute IV disukai karena menjamin pemberian analgetik lebih cepat dan
absorbsi seimbang. Medikasi diberikan dengan rute IM memerlukan sampai 45
menit untuk mencapai kadar plasma adekuat, dan ambilan maternal mungkin
bervariasi, khususnya bila obat dinjeksikan ke dalam lemak subcutan sebagai
pengganti otot.
Menganastesi pleksus hipogstrik inferior dan ganglia, memberikan
kelegaan selama dilatasi servic. (catatan: Blok paraservical dapat
menyebabkan bradikardia janin berat).
Meningkatkan volume cairan sirkulasi, perfusi plasenta, dan
ketersediaan oksigen untuk ambilan janin.
Bradikardia dan penurunan variabilitas janin adalah efek samping yang
biasa dari blok paraservical. Efek samping ini dapat mulai 2 – 10 menit
setelah pemberian anatetik dan dapat berakhir selama 5 – 10 menit.
Peningkatan kadar cairan sirkulasi membantu mencegah efek samping
hipotensi berkenaan dengan blok.
Memberikan kelegaan bila persalinan aktif ditentukan, penguatan
melalui kateter memberikan kenyamanan terus menerus selama melahirkan.
Analgesia ini tidak mengganggui aktivitas uterus dan/ atau refleks Ferguson.
Ini merelaksasikan servicks dan mempermudah proses persalinan, tetapi dapat
mengubah rotasi janin internal dan menurunkan kemampuan klien untuk mengejan
bila diperlukan.
Reaksi toksik sistemik pada anastetil epidural dapat mengubah
sendorium ataiu menyebabkan kejang bila obat diabsorbsi ke dalam sistem
vasculair.
|
Dignosa Keperawatan
Persalinan Tahap II (Pengeluaran) :
Nyeri akut.
Tujuan : Ibu dapat
beradaptasi terhadap nyeri akibat his persalinan.
Kriteria Hasil:
·
Ibu
dapat mengejan dengan benar,
·
Ibu
tampak lebih tenang.
·
Ibu
istirahat diantara kontraksi.
Tindakan / intervensi
|
Rasional.
|
Mandiri:
Identifikasi derajat ketidak
nyamanan dan sumbernya.
Berikan tindakan kenyamanan seperti perawatan mulut, perawatan .
masase perineal, linen dan pembalut yang bersih dan kering, lingkungan sejuk
(680sampai 720 F), kain sejuk lembab untuk wajah dan
leher, atau kompres panas pada perineum, atau punggung sesuai kebutuhan.
Berikan informasi pada klien / pasangan tentang tipe anstesia yang
tersedia pada tahab ini khususnya untuk situasi melahirkan (mis, anestetik
lokal, subaraknoid, atau blok pudendal, penguatan epidural atau kaudal) atau
Stimulasi saraf elektrikal Transkutan (TENS). Tinjau ulang keuntungan /
kerugian dengan tepat.
Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
Berikan informasi dan dukungan yang berhubungan dengan kemajuan
persalinan.
Anjurkan klien/pasangan untuk mengatur upaya untuk mengejan dengan
spontan, daripada dilakukan terus - menerus, mendorong selama kontraksi.
Tekankan pentingnya menggunakan obat abdomen dan merelakskan dasar pelviks.
Pantau penonjolan perienal dan rektal, pembukaan muara vagina dan
tempat janin.
Bantu klien dalam memilih posisi optimal untuk mengejan; (Misalnya
jongkok atau rekumben lateral, posisi semifowler (ditinggikan 30 – 60
derajat), atau penggunaan kursi melahirkan. Kaji keefektifan upaya untuk
mengejan; bantu klien untuk merelakskan semua otot dan beristirahat di antara
kontraksi.
Pantau tekanan darah (TD) dan nadi ibu, dan DJJ. Perhatikan reaksi
merugikan yang tidak biasanya terhadap obat-obatan, seperti reaksi
antibodi-antigen, paralisis pernafasan, atau blok spinal. Catat reaksi
merugikan seperti mual, muntah, retensi urine, pelambatan depresi pernafasan
dan pruritus pada wajah, mata atau mulut.
Kolaborasi
Kaji kepenuhan kandung kemih. Kateterisasi diantara kontraksi bila
distensi terlihat dan klien tidak mampu menghindari.
Dukung dan posisikan blok sedal atau anestesi spinal, lokal, pudendal
sesuai indikasi
Anestesi lokal :
Bantu sesuai kebutuhan pada pemberian anestesi lokal sebelum
episiotomi.
|
Mengklasifikasikan kebutuhan, memungkinkan intervensi yang tepat.
Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisik, memungkinkan klien
menfokuskan pada persalinan dan menurunkan kebutuhan terhadap analgesia atau
anastesia.
Meskipun klien yang mengalami stress persalinan dan tingkat
ketidaknyamanan dpat mempengaruhi ketrampilan pembuatan keputusan noemal., ia
masih memerlukan kontrol dan membuat keputusan persetujuan sendiri berkenaan
dengan anstesia. (catatan: Pilihan blok radiks saraf harus dibatasi pada
situasi rumah sakit dimana peralatan kedaruratan tersedia).
Memberikan informasi/dokumentasi legal tentang kemajuan kontinu;
membantu mengidentifikasi pola kontraksi abnormal, memungkinkan pengkajian
dan intervensi segera.
Pertahankan supaya pasangan tetap mendapatkan informasi tentang
perkiraan kelahiran; menguatkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan itu berarti
dan “akhirnya sudah terlihat.”
Anastetik dapat mengganggu kemampuan klien untuk merasakan sensasi
berkenaan dengan kontraksi, mengakibatkan mengejan tidak efektif. Upaya
mengejan spontan yang bukan terus – menerus menghindari efek negatif dari
Valsava manuver berkenaan dengan penurunan kadar oksigen ibu dan janin. Relaksasi
dasar pelviks menurunkan tahanan untuk upaya mendorong, memaksimalkan upaya
untuk mengeluarkan janin.
Pemutaran anal ke arah luar dan penonjolan perineal terjadi saat
verteks janin turun, menandakan kebutuhan untuk persiapan kelahiran.
Posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal mengoptimalkan
upaya mengejan, memudahkan kemajuan persalinan, menurunkan ketidaknyamanan
dan menurunkan kebutuhan terhadap penggunaan forsep. Relaksasi komplit di
antara kontraksi meningkatkan istirahat dan membantu membatasi
regangan/kelelahan otot.
Hipotensi ibu disebabkan oleh penurunan tahanan perifer saat
percabangan vaskuler dilatasi adalah reaksi merugikan yang utama terhadap
blok peridual atau subaraknoid. Hipoksia janin atau bradikardia
mungkinterjadi, karena penurunan sirkulasi dalam bagian plasenta ibu. Reaksi
merugikan yanglain setelah pemberian anastetik spinal atau peridural,
khususnya bila morfin digunakan
Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin,dan menurunkan
risiko trauma kandung kemih yang disebabkan oleh bagian presentasi janin.
Posisi yang tepat menjamin penenpatan tepat dari obat-obatan dan
membantu mencegah komplikasi.
Menganestesi jaringan perineal lokal untuk memperbaiki tujuan.
|
Diagnosa
Keperawatan Persalinan Tahap III (Pengeluaran Plasenta) :
Perubahan peran
berhubungan dengan kurangnya model peran.
Tujuan : klien dapat berperan sebagai ibu setelah
kelahiran bayinya.
Kriteria Hasil :
Ibu ingin
didekatkan dengan bayinya.
Ibu mengatakan
ingin merawat anaknya sendiri.
Tindakan / intervensi
|
Rasional.
|
Fasilitasi interaki antara klien dan / pasangan dan bayi baruy lahir
sesegera mungkin setelah melahirkan.
Berikan klein dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi dengan segera
setelah kelahiran bila kondisi bayi stabil.
Tunda penetesan salep profilaksis mata (mengandung eritomisin atau
tetrasiklin) sampai klien / pasangan dan bayi telah berinteraksi.
|
Membantu mengembangkan ikatan emosi sepanjang hidup di antara angota
keluarga. Ibu dan bayi mempunyai periode yang sangat sensitif pada waktu di
mana kemampuan interaktif ditingkatkan.
Kontak fisik dini membantu mengembangkan kedekatan. Ayah juga lebih
mungkin untuk berpartisipasi dalam aktivitas merawat bayi dan merasa ikatan
emosi lebih kuat bila mereka secara aktif terlibat dengan bayi segera setelah
kelahiran.
Memungkinkan bayi untuk membuat kontak mata dengan orangtua dan secara
aktif berpartisipasi dalam interaksi, bebas dari penglihatan kabur yang
disebabkan oleh obat.
|
BAB 3
TINJAUAN KASUS.
Tanggal masuk : 11 September 2002 Jam masuk : 01.25 WIB
Ruang/kelas : VK/ III Kamar No. : …….
Pengkajian tanggal : 11 September 2002 Jam :
01.25 WIB.
A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny SM Nama suami : Tn SW
Umur : 27 tahun Umur : 34 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SLTA.
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Pogot lama
3/10 Alamat : Jl Pogot lama 3/10 a
Status perkawinan : kawin
B. RIWAYAT KEPERAWATAN :
1. RIWAYAT
OBSTETRI
A
Riwayat
Menstruasi :
·
Menarche : umur 14 th. Siklus :
teratur
·
Banyaknya : sedang Lamanya : 4- 7 hari
·
HPHT : 20 Desember 2001 Keluhan : (-)
·
TP : 27 September 2002
B
Riwayat
Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak
Ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Komplikasi Nifas
|
Anak
|
||||||||
NO.
|
TAHUN
|
Umur kehamilan
|
penyulit
|
jenis
|
penolong
|
penyulit
|
laserasi
|
infeksi
|
perdarahan
|
Jenis
|
bb
|
pj
|
1
2
|
1995
Hamil ini
|
9 bulan
|
-
|
spt
|
Bidan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
♂
|
3,1
kg
|
51
|
C
Genogram
27 th
34 th
7 th
D
Kehamilan
Sekarang :
Diagnosa : G …II…..P1….A…0…… H 1
Imunisasi : TT 1 √ sudah
–
belum
TT2 √ sudah – belum
ANC berapa kali …8 kali
Keluhan selama hamil :
– mual
– muntah
– pusing
Lainnya ; ……………………………………
Pengobatan selama hamil – ya – tidak
Pergerakan janin : √ ya – tidak Sejak usia, 4, 5 bulan
Rencana perawatan bayi : ( √ ) sendiri (
) orang tua ( ) lain lain
Kesangggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
·
Breast
care : ( ) Ya ( √
) Tidak
·
Perineal
care : ( ) Ya ( √
) Tidak
·
Nutrisi : ( ) Ya ( √
) Tidak
·
Senam
nifas : ( ) Ya ( √
) Tidak
·
KB : ( ) Ya ( √
) Tidak
·
Menyusui : (
) Ya ( √ ) Tidak
E
Persalinan
Sekarang :
- Keluhan His
Mulai kontraksi tanggal/jam 11 September 2002.
( √ ) teratur tidak
interval : 10 menit
lama : 3 X 35 “
Kekuatan : adekuat
- Pengeluaran Pervagina
Jenis : – Lendir – Darah – Darah lendir (√ ) Air ketuban.
Jumlah : + 50 ml warna jernis
- Periksa Dalam : Jam 01.25 WIB
Oleh Rahayu Budi Utami
Hasil pembukaan 4 cm
Effecement 75 %
Ketuban : ( - )
Presentasi anak : kepala
Bidang Hodge II
- Kala Persalinan :
a. Kala I :
- Mulai persalinan : Tgl 11 Sep 2002. Jam 01.25 WIB
- Lama kala I :1 Jam 20 Menit
- Pengobatan yang didapat : ( - )
b. Kala II :
- Mulai : Tgl 11 Sep 2002 Jam 02.45.
- Lama kala II : - Jam 05 Menit
- Pengobatan yang didapat : -
- Penyulit : -
- Cara mengatasi : -
- Keadaan bayi :
Lahir tgl : 11 Sep 2002 Jam
02.50 WIB.
Jenis Kelamin : Perempuan
Apgar Score 1 : 6
Apgar Score 5 : 8
c. Kala III
- Mulai : Tgl 11 Sep 2002…Jam… 02.50
- TFU 1 jari bawah pusat .kontraksi uterus : ( √ ) baik – jelek
- Lama Kala III : - Jam 5 Menit.
- Cara kelahiran plasenta : ( √ ) spontan – tindakan
Sebutkan ……………..
- Kotiledon : ( √ ) lengkap – tidak
- Selaput : ( √ ) lengkap – tidak
- Perdarahan selama persalinan : + 200 CC.
- Pengobatan yang didapat : Piton 1 ampul.
Beferan 1 Suppositoria.
Methergin 1 ampul.
d. Kala IV :
- Keadaan Umum : baik
- Tanda vital :
TD :
135/100 mmHg P : 20
X/menit
N :
80 .X/menit S :
36,4 °C
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Kontrakssi uterus : ( √ ) baik – jelek
- Perdarahan : – Ya ( √ ) tidak Jumlah : 300 CC
- Perineum : ( √ ) Ruptur spontan – Episiotomi
- Jumlah Hecting : selujur dan HZ 4
5. Keadaan Bayi :
a. BB :
2550 gram
b. PB :
48 CM
c. Pusat :
( √ ) Normal –
Abnormal
d. Perawatan tali pusat :
( √ ) Alkohol 70%
– Bethadine
– Lainnya :……………
e. Anus : ( √ ) berlubang – tertutup
f. Suhu
: 36,8 °C
g. Lingkar kepala :
Lingkaran Sub Occipito Bregnatica : 9,5 Cm.
Lingkaran Fronto Occipitalis : 11,5 Cm
Lingkaran Mento Occipitalis : 9,5 Cm.
h. Kelainan kepala :
– Caput succedanum – Cephal Hematoma
– Hidocephalus – Microcephalus
– An encephalus
Lain – lain : tidak ada
Pengobatan yang
didapat : -
2. Riwayat
Keluarga Berencana
·
Melaksanakan
KB : ( √ ) ya ( ) tidak
·
Bila ya
jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) IUD ( ) Pil ( √ ) suntik ( ) Implant
( ) lain – lain. Sebutkan -
·
Sejak
kapan menggunakan kontrasepsi Th 1995 sampai Januari 2001.
·
Masalah
yang terjadi : tidak ada
3. Riwayat
Kesehatan :
Penyakit yang pernah dialami ibu :
tidak ada
Pengobatan yang didapat : tidak
ada
Riwayat penyakit keluarga
( - ) Penyakit diabetes mellitus
( - ) Penyakit jantung
( - ) Penyakit hipertensi
( - ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………………
4. Riwayat
Lingkungan
Kebersihan :
baik
Bahaya :
tidak ada
5. Aspek
Psikososial
- Persepsi ibu setelah bersalin : merasa gembira karena anaknya lahir dengan selamat
- Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari – hari ? ; tidak
- Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : merawat anaknya sendiri
- Ibu tinggal dengan siapa : suami dan anaknya
- Siapa orang yang terpenting bagi ibu : suami
- Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : mendukung ibu
- Kesiapan mental menjadi ibu : ya
6. Kebutuhan
Dasar Khusus :
1. Pola nutrisi
a. Frekwensi makan : 3 x/hari
b. Nafsu makan : ( ) baik ( √ ) tidak nafsu , alasan nyeri pada perut,malas
makan
c. Jenis makanan rumah : nasi, lauk, sayur.
d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan
: ( ) ada (
√ ) tidak ada
Bila ada sebutkan sebutkan : ……………………………………
2. Pola eliminasi
BAK
a. Frekwensi :
4 – 5 kali
b. Warna :
kuning jernih
c. Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak
ada
BAB
a.
Frekwensi : 1 kali/sehari
b.
Warna : kuning kecoklatan
c.
Bau : khas feces
d.
Konsistensi : lunak padat
e.
Keluhan : tidak ada
3. Pola personal Hygiene
- Mandi
·
Frekwensi
: 2 x/hari
·
Sabun :
( √ ) Ya ( ) tidak
- Oral hygiene
·
Frekwensi
: 2 x/hari
·
Waktu : ( √ ) Pagi ( √ ) sore ( ) Setelah makan
- Cuci rambut
·
Frekwensi : 1 x/seminggu
·
Shampo
: ( √ ) ya ( ) tidak
4. Pola istirahat dan tidur
·
Lama
tidur : 6 – 8 Jam /hari
·
Kebiasaan
sebelum tidur : nonton TV
·
Keluhan : tidak ada
5. Pola aktifitas dan latihan
·
Kegiatan
dalam pekerjaan : mengurus rumah
·
Waktu
bekerja : (
√ ) Pagi ( √ ) sore (
) Malam
·
Olah
raga : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Jenisnya : -
Frekwensi : -
·
Kegiatan
waktu luang : menonton TV
·
Keluhan
dalam aktifitas : tidak ada
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
·
Merokok : ( ) Ya , sebutkan ( √ ) Tidak
·
Minuman
keras : ( ) Ya , sebutkan ( √ ) Tidak
·
Ketergantungan
obat : ( ) Ya , sebutkan ( √ ) Tidak
7. Pemeriksaan
Fisik
·
Keadaan
umum : baik Kesadaran
: kompos mentis
·
Tekanan
darah :140/90mmHg Nadi :
84 x/menit
·
Respirasi : 20 X/mnt Suhu :
36,9 x/menit
·
Berat
badan : 65 kg Tinggi badan : 160 cm
- Sistem penglihatan
·
Posisi
mata : ( √ ) simetris ( ) Asimetris
·
Kelopak
mata : (
√ ) Normal ( ) Ptosis
·
Gerakan
mata : (
√ ) Normal ( ) Abnormal
·
Pergerakan
bola mata : ( √ ) Normal ( ) Abnormal
·
Konjungtiva : ( √ ) Normal /merah ( - ) Anemis ( - ) sangat merah
·
Kornea : ( √ ) Normal ( - ) keruh berkabut (-)
terdapat perdarahan
·
Sklera : ( ) Ikterik ( √ ) Anikterik
- Sistem Pernafasan
·
Jalan
nafas : ( √ ) Bersih ( - ) Sumbatan
( - ) sputum (
- ) Lendir ( - ) Darah ( - ) Lidah
·
Pernafasan : (
) Sesak ( √ ) Tidak sesak
( √ ) Dengan aktifitas ( ) Tanpa aktifitas
·
Suara
nafas : ( √ ) Vesikuler / normal ( √ ) Bronkovesikuler
( - ) Ronkhi ( - ) Wheezing
·
Menggunakan
otot – otot bantu pernafasan : ( ) Ya
( √ ) Tidak
·
Lain –
lain : tidak ada
- Sirkulasi jantung
·
Kecepatan
denyut apical : 100 x/menit
·
Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak teratur
·
Kelainan
bunyi jantung : ( - )
Murmur ( - ) Gallop
·
Sakit
dada : ( ) Ya ( √ ) Tidak
·
Timbul : (
- ) Saat beraktifitas ( - ) Tanpa aktifitas
·
Karakter
: ( -
) Seperti ditusuk- tusuk
(
- ) Seperti terbakar
( -
) Seperti tertimpa benda berat.
- Sistem Pencernaan
§ Keadaan mulut
·
Gigi : (
) Carries ( √ ) Tidak
·
Memakai
gigi palsu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
·
Lainnya
: tidak ada
- Sistem Uro Genital :
§ BAK
·
Pola
rutin : 7 – 8 x/hari ( √ ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol
·
Jumlah : 150 cc/24jam
·
Warna : ( √ ) Kuning Jernih ( )
Kuning kecoklatan
( )
Merah ( ) Putih
·
-
Lainnya : ……………………………………………………………….
- Sistem Integumen/ Muskuloskeletal
·
Turgor
kulit : ( √ ) Elastis ( ) Sedang (
) Buruk
·
Warna
kulit : kuning langsat
·
Kontraktur
pada persendian ekstremitas : ( ) Ya (√)
Tidak
·
Kesulitan
dalam pergerakan : ( ) Ya (√) Tidak
·
Lainnya
: ( - )
- Dada dan Axilla
·
Mammae
: membesar ( √ ) Ya
( ) Tidak
·
Areolla
mammae : hiperpigmentasi
·
Papila
mammae : Menonjol ( ) Datar
( ) Kedalam
( √ )
·
Colostrum : Keluar ( ) Ya ( √ ) Belum
PEMERIKSAAN KHUSUS
ABDOMEN & GENITAL
|
|
ANTENATAL & INTRANATAL
|
POSNATAL
|
Inspeksi
·
Membesar
: ya
·
Arah
: membujur vertikal
·
Linea : Nigra
·
Striae : Albicans
·
Luka
bekas operasi :
(
) Ya ( √ ) Tidak
Palpasi
·
Leopold
I :
TFU : 34 cm
Berisi bokong
·
Leopod
II : punggung kiri
·
Leopold
III : kepala
·
Leopold
IV : Tangan konvergen/sejajar/divergen
·
Osborn
Test :
·
TBJ :
3190 grm
·
Kontraksi
: baik
Auskultasi :
DJJ : 12 –11 - 12
Data Tambahan :
Perineum : ada
aliran cairan ketuban putih jernih
|
Inspeksi
·
Mengecil : ya
·
Arah
: membujur vertikal.
·
Linea
: Nigra
·
Striae
: Albicans
·
Luka
bekas operasi :
(
) Ya ( √ ) Tidak
PERINEUM
·
Utuh
/ laserasi : Tidak
·
Episiotomi
: Tidak
Jenis episiotomi :
( ) Medialis
( ) Lateralis
( ) Mediolateralis
·
Ruptur
: Ya
·
Tanda
– tanda infeksi : tidak ada
·
Lokhea
: rubra
Warna : merah darah
Banyaknya : 50 cc
Bau : darah/amis
Oedem / Hematom : tidak ada
Palpasi
·
TFU :
2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
·
Kondisi vesika urinaria
Distensi : Tidak
|
C. Data Penunjang
- Laboratorium : ( - )
- USG : ( - )
- Rontgen : ( - )
- Terapi yang didapat Amoxilin 3 X 500 mg, asam metanamat 3 X 500 mg, beferan 1 sup
D. Data Tambahan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Surabaya, 11 September 2002.
Pemeriksa
A N A L I S A D A
T A
DATA
|
ETIOLOGI
|
problem
|
S : Ibu mengatakan tidak
nafsu makan mulai kemarin siang, sejak perut terasa mules-mules.
Ibu mengatakan
mules-mules sejak tanggal 10 september 2002 jam 14.00 WIB.
O : Makan tidak mau
Pasien terbaring lemah
di tempat tidur
Ketuban (-)
Tidak mau / menolak
bila diberi roti & mie.
|
His persalinan
¯
Mules-mules dan nyeri pada daerah pinggang
¯
Keinginan untuk makan menurun
¯
Intake<<
|
|
S : Ibu mengatakan tidak
kuat menahan sakit di perut dan pinggang
O : His Adekuat 3 x 40 “
DJJ (+), TFU.....
Gerakan janin (+)
Skala nyeri 8 - 9.
Æ 4 cm
Ibu berteriak bila his
datang, ket (-)
|
Inpartu fase laten
¯
Æ 4 cm
¯
His adekuat
¯
His persalinan
|
Nyeri
|
S : Ibu bertanya kapan bayinya lahir.
Ibu bertanya apakah bisa melahirkan secara
normal.
O : Ibu tampak cemas
Wajah tegang
G II P 1 - 1
T : 140/90
RR : 20 x/mt
S : 360C
N :
x/mt.
|
Kurangnya informasi
¯
Ketakutan menghadapi persalinan
¯
Kurang pengetahuan tentang prosedur
persalinan
|
cemas
|
DIAGNOSA KAPERAWATAN
1.
Resiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang
selama persalinan.
2.
Gangguan
rasa nyaman (nyeri berat) berhubungan dengan his persalinan.
3.
Cemas
(sedang) berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur persalinan
Rencana keperawatan
Dx Kep & hasil yang diharapkan
|
Rencana keperawatan
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri berat) berhubungan dengan his persalinan.
Tujuan :
klien dapat beradaptasi dengan nyeri (his persalinan) dalam waktu 2 x 60
menit
Kriteria hasil
·
Klien
tidak berteriak bila his datang
·
Ibu
dapat beradaptasi bila nyeri datang.
·
Persalinan
berakhir dengan normal
|
1.
Jelaskan
pada ibu tentang sebab-sebab nyeri timbul.
2.
Jelaskan
pada ibu kapan nyeri timbul,berapa lama nyeri akan berlangsung.
3.
Diskusikan
pada ibu kapan ibu dapat mengalami peningkatan dan penurunan nyeri.
4.
Ajarkan
pada ibu cara-cara beradaptasi terhadap nyeri selama proses persalinan.
5.
Monitor
kembali tingkat nyeri , frekwensi , durasi dan lokasi nyeri tiap 30 menit.
6.
Monitor
his setiap 10 menit, pimpin persalinan bila pembukaan telah lengkap.
|
Cemas (sedang) berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur
persalinan
Tujuan :
Ibu mengatakan tidak cemas dalam waktu 1 x 60 menit
Kritria hasil:
·
Ibu
mengatakan tidak cemas lagi
·
Wajah
tidak tegang
·
Tekanan
darah: 120/80
·
Nadi
: 80 x /menit.
·
Suhu
: 365-370C
·
RR:
18 – 20 x /menit.
·
Bayi
lahir secara spontan.
|
1.
Kaji
ulang keadaan cemas pada ibu.
2.
Memberikan
kenyamanan dan ketenraman pada ibu selama menanti proses persalinan:
Tinggal dan selalu berada di dekat ibu.
3.
Jelaskan
pada ibu tentang proses prsalinan menggunakan kata-kata perlahan dan tenang, menggunakan kalimat yang pendek
dan sederhana.
4.
Perlihatkan
rasa empati pada ibu dengan datang secara tenang, memberikan sentuhan pada
ibu dan biarkan ibu menggenggam tangan perawat sambil berbicara tentang
kecemasannya.
5.
Tanyakan
kembali pada ibu tentang pengalamanya yang menyenangkan pada persalinannya
yang lalu.
6.
Monitor
tanda-tanda vital dan kecemasan
setelah diberikan penjelasan tentang prosedur proses persalinan.
7.
Tanyakan
pada ibu mekanisme koping yang digunakan ibu saat menghadapi kecemasan pada
persalinan dahulu.
8.
Evaluasi
kecemasan ibu dengan bertanya kepada ibuu tentang kesiapanya menghadapi
persalinan ini.
|
Tindakan dan evaluasi.
Tanggal
|
Jam
|
Tindakan
|
SOAP
|
TT
|
11/9/02
|
01.25
01.30
01.45
02.00
02.10
02.15
02.20
02.45
02.50
02.30
|
Membina hubungan sling percaya dan kenyamanan serta kekentraman pada
ibu ,
·
selalu
berada didekat ibu;
·
memberikan
sentuhan pada ibu .
·
Memberikan
support pada ibu.
Menjelaskan pada ibu tentang nyeri yangg dirasakan selama menanti
proses persalinan – persalinan secara perlahan dan tenang, dengan menggunakan
kalimat pendek dan sederhana.
·
Rasa
nyeri timbul karena adanya his / kontraksi otot-otot rahim, itu adalah hal
yang normal / fisiologis.
·
Nyeri
akan timbul bila ada his / perut kencang dan akan hilang bila his tidak ada.
Mengajarkan pada ibu cara-cara beradaptasi terhadap nyeri dan
mengurangi nyeri :
·
Menganjurkan
ibu untuk nafas dalam dan meghembuskan dari mulut secara perlahan –lahan
dilakukan bila rasa nyeri / kenceng-kenceng timbul.
·
Mengalihkan
perhatian ibu dengan mengajak ibu berbicara.
·
Menanjurkan
ibu miring kiri karena dapat memperlancar peredaran darah & mempercepat
turunya kepala bayi.
·
Menganjurkan
ibu berdo’a menurut agama & kepercayaanya.
Monitor his tiap 10 menit 3 X 40 “
Mengevaluasi kembali kemampuan ibu dalam beradaptasi terhadap nyeri.
·
Ibu
tidak berteriak-teriak bila his datang / kenceng kenceng.
·
Ibu
mengikuti semua anjuran perawat dalam mengatasi nyri.
·
Ibu
miring kekiri.
Menanyakan kepada ibu tentang pengalaman melahirkan sebelumnya.
Ibu mengatakan sudah lupa, karena sudah 7 tahun yang lalu.
·
Ibu
mengatakan rasanya sakitan melahirkan yang sekarang dari pada yang pertama.
Memonitor tanda-tanda vital ibu :
·
Tekanan
darah:
·
Nadi:
·
Suhu
:
·
Respirasi
rate:
Menjelaskan kepada ibu tentang prosedur persalinan yang akan
dijalankan ibu nanti
Mengajarkan cara mengedan yang baik, saat Æ lengkap.
Mengevaluasi kecemasan ibu dengan menanyakan pada ibu kesiapan
menghadapi persalinan.
·
Ibu
mengatakan akan berjuan melahirkan anaknya.
·
Ibu
mengatakan tidak cemac lagi.
·
Ibu
mengatakan siap kapan saja dipimpin untuk bersalin.
|
Tanggal 11 September 2002-09-18 Jam: 02.00 WIB
Diagnosa II
S:
·
Ibu
mengatkan lega karena anaknya sudah lahir.
·
Ibu
mengtakan sudah bisa beradaptasi dengan nyeri yang ada setelah melahirkan .
O:
·
Bayi
lahir secara spontan.
·
Berat
badan :
·
Panjang
badan
·
Apgar
skore:
·
Pasien
tampak lebih tenang.
·
Expresi
wajah ceria.
A :
Masalah nyeri dapat diatasi ibu dengan baik.
P :
Pertahankan intervensi untuk beradaptasi terhadap nyeri setelah
persalinan.
Diagnosa III.
11 September 2002.
Jam 02.30 WIB.
S:
·
Ibu
mengatakan bahagia sekali dapat melahirkan dengan normal.
·
Ibu
mengatakan senang karna anaknya selamat & normal.
O:
·
Wajah
tampak gembira
·
Wajah
berseri-seri.
·
Tekanan
darah:
·
Nadi:
·
Suhu
:
·
Respirasi
rate:
·
Ibu
selalu bertanya tentang keadaan anaknya .
·
Ibu
selalu tersenyum bila bicara tentang anaknya.
A:
·
Masalah
cemas teratasi
P:
·
Pertahankan
intervensi untuk mengurangi cemas setelah persalinan.
|
|
SYAIR OBSTETRI
LAPORAN PARTUS PERSALINAN NORMAL
Tanggal : 11 september 2002
Jam 02.30 S :
Mules mules bertambah sering
Klien ingin meneran
O : status
genetalis dalam batas normal
Status obstetrikus :
Fundus uteri 34 cm punggung kiri, TBJ ; 3190
grm
PD : pembukaan lengkap, ketuban : negatif
Kepala H : III, ubun- ubun kecil kiri depan
Tunggal
A : Ibu partus
kala II GII P 1 A 1 0001
Janin hidup, presentasi kepala, tunggal
P : Pecahkan
ketuban
Pimpin mengejan
Jam ……. Ketuban dipecahkan
Jam 02.45 Pimpin meneran
Klien dipimpin meneran sesuai dengan datangnya
his
Kepala turun menurut jalan lahir sehingga
tampak di depan vulva
Tampak perineum meregang
Tampak suoksiput dengan bawah simpisis, dengan
suboksiput sebagai hipomoklion kepala melakukan defleksi maksimal
Berturut-turut lahir ; uub,dahi, mulut, dagu,
dan seluruh kepala
Kepala mengadakan paksi luar, dengan pegangan
biparietal dan tekan ke bawah dan ke atas, lahir bahu depan dan belakang.
Dengan kaitan pada ketiak dilahirkan trochanter depan, belakang, seluruh kaki
Jam 02.50 : lahir bayi perempuan
Berat 2550 gram, PB 48 cm, AS 6 – 8
Jam 02.55 lahir plasenta
Spontan lengkap
Berat 700 gram, ukuran 20 X 25 cm tebal 2 cm
Panjang tali pusat 70 cm
Insersio sentral
Roberkan : -
Klien mendapat
terapi piton, methergin, berfen
(dilakukan
perineurafi dengan simpul cutgut)
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini
akan disajikan tentang kesenjangan antara bab 2 dan bab 3, dengan prinsip
pendekatan proses perawatan antara lain:
- Pengkajian.
Data fokus pada ibu dengan inpartu (ibu intranatal)
pada BB 2 (tinjauan teori) dibahas tentang masalah seksual, sedangkan pada
kasus nyata masalah seksual tidak dikaji, dikarenakan hal tersebut dianggap
wajar dan fisiologis.
- Diagnosa keperawatan.
Pada kasus nyata didapatka
diagnosa keperawatan : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang kurang selama proses persalinan. Gangguan rasa
nyaman (nyeri berat) berhubungan dengan his persalinan dan cemas (sedang)
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
prosedur persalinan. Sedangkan pada tinjauan teori (Bab 2) didapatkan
diagnosa keperawatan sebagai berikut: Perubahan perfusi jaringan, peredaran
darah ke plasenta sekunder terhadap posisi ibu selama proses persalinan.
Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan. Perubahan
membran mukosa berhubungan dengan pernafasan mulut. Nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan pembatasan intake selama proses persalinan.
Gangguan rasa nyaman (Nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi uterus. Defisit
perawatan diri berhubungan dengan immobilisasi selama proses persalinan.
Perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses persalinan. Inefektif
kopingg individu berhubungan dengan ketidak mampuan relaksasi atau bernafas
dengan benar. Defisit pengetahuan berhubungan dengan perubahan peran. Inefektif
koping individu / keluarga berhubungan dengan masuk rumah sakit selama proses
persalinan. Inefektif koping keluarga berhubungan dengan nyeri yang dirasakan.
Pada kasus nyata masalah
inefektif koping individu dan keluarga berhubungan dengan masuk rumah sakit
tidak timbul karena pasien adalah ibu dengan
multi para (G II), sehingga tidak ada masalah yang timbul dengan
masuknya ke rumah sakit.
- Rencana Keperawatan.
Pada penulisan rencana
keperawataan, khususnya pada penulisan tujuan pada tiap-tiap diagnosa
keprawatan pada kasus nyata dicantumkan kriteria waktu kapan tujuan itu akan
dicapai. Hal itu dilakukan untuk mempermudah perawat dalam mengevaluasi
kemajuan / kriteria yang diharapkan.
Sedangkan dalam tinjauan teori
pada Bab 2, kriteria waktu dalam penulisan tujuan tidak dicantumkan, karena
dalam teori sulit untuk memprediksi waktu dalam pencapaian suatu kriteria.
Rencana tindakan yang diberikan
pada diagnosa gangguan rasa nyaman (nyeri) pada tinjauan teori dapat diterapkan
pada kasus nyata, tetapi ada beberapa rencana tindakan yang tidak dapat
diterapkan di kasus nyata, antara lain: Anjurkan klien untuk berkemih setiap
1-2 jam di kamar mandi. Hal ini tidak dapat dilakukan di kamar mandi karena pada kasus nyata keadaan pasien
mengalami ketuban pecah prematur, sehingga klien disarankan untuk tidak terlalu
sering turun dari tempat tidur. Bahkan pasien diharapkan tetap berada di tempat
tidur dengan semua aktivitas di bantu.
- Tindakan keperawatan / implementasi.
Pada tindakan keperawatan /
implementasi tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan
pustaka., karena pada implementasi merupakan aplikasi / penerapan dari rencana
tindakan yang ditulis.
- Evaluasi.
Evaluasi pada tinjauan kasus
sesuai dengan kriteria waktu yang dicantumkan dalam tujuan. Sedangkan pada
tinjauan teori evaluasi belum bisa diterapkan karena tidak dicantumkan waktu
pada tujuan. Pada studi kasus, evaluasi dibuat dalam evaluasi proses dan
evaluasi hasil dalam bentuk catatan
perkembangan.
BAB 5.
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Setelah membahas mengenai uraian asuhan keperawatan pada
klien dengan persalinan fisiologis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
- Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan persalinan fisiologis didapatkan data spesifik berupa adanya his yang makin teratur dan kuat menjalar dari pinggang ke perut, pengeluaran pervagina baik berupa darah, lendir, cairan ketuban. Pada pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan dan effacement yang mencapai 100 % dan posisi bagian terendah janin.
- Dalam perencanaan perlu dituliskan target waktu dari masing-masing kriteria hasil yang disesuaikan dengan keadaan klien untuk memudahkan evaluasi. Pelaksanaan asuhan keperawatan akan lebih berhasil sesuai dengan tujuan dan kriteria yang diharapkan bila dalam perawatan melibatkan secara aktif peran perawat, klien dan tenaga kesehatan lain.
- Perawat / penolong harus cukup fleksibel menentukan mengenai hal-hal yang biasa dilakukan selama proses persalinan maupun pemilihan posisi saat melahirkan, harus menjaga privacy bila klien menginginkan.
- Perawat / penolong persalinan secara terus menerus harus melakukan proses pengambilan keputusan terhadap klien meskipun tidak didapatkan kelainan dan tidak ada masalah, penolong persalinan harus menilai klien dan janin berulang-ulang selama kala I, kala II, kala III dan pasca persalinan untuk mengetahui kondisi klien dan janin.
- Dalam memberikan asuhan pertolongan persalinan harus memperhatikan tehnik pencegahan infeksi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan memberikan perlindungan klien maupun perawat / petugas sendiri.
- Tidak semua diagnosa keperawatan yang ada muncul pada kasus nyata sebagaimana yang tercantum dalam tinjauan pustaka.
B. Saran.
Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberanikan diri untuk
memberikan saran sebagai beikut:
- Dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak boleh membeda-bedakan status klien.
- Dalam melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan perlu adanya pendekatan dengan klien yaitu; menjalin hubungan saling percaya sehingga klien mau mengungkapkan apa yang dirasakan dan masalah keperawatan yang dihadapi dapat teratasi.
- Perawat harus menjaga diri sendiri dengan menerapkan tehnik aseptik, antiseptik sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya pada kasus persalinan fisiologis hendaknya perawat memiliki pengetahuan, wawasan luas dan ketrampilan guna pengembangan serta perbaikan mutu pelayanan kesehatan.
- Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan persalinan fisiologis, perawat diharuskan memiliki sikap sabar, sopan, teliti, cermat, mempunyai pengetahuan, wawasan yang luas dan ketrampilan yang memadai sehingga proses persalinan berlangsung aman dan ibu merasa nyaman tanpa komplikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Allen, Vestal Carol. (1998). Memahami
Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan. EGC. Jakarta.
Bagian Obstetri &
Ginekologi, FK.Unpad. (1993). Obstetri. Elstar. Bandung.
Carpenito,Lynda Juall. (2001) Buku
Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8. EGC. Jakarta.
Depkes RI. (1997). Pedoman
Penamhanan Pertolongan Persalinan dan Nifas Bagi Petugas Puskesmas.
Jakarta.
Djarwanto. (1999). Petunjuk
Teknis Penyusunan Skripsi. BPFE. Yogyakarta.
Doenges, Marilynn E. (2001). Rencana
perawatan maternal/bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan
klien. EGC. Jakarta.
Effendy, Nasrul. (1995). Pengantar
Proses Keperawatan. EGC. Jakarta.
Hamilton, Persis Mary. (1995).
Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas edisi VI. EGC. Jakarta.
Ibrahim, Cristina. (1993). Ilmu
Kebidanan. Bhrata Niaga Media. Jakarta.
JNPK – KR. (2001). Pelatihan
Asuhan Persalinan bersih dan aman. JHPIEGO. Jakarta.
Komarudin. (1987). Metode
Penulisan Skripsi dan Tesis. Angkasa. Bandung.
Lismidar. (1990). Proses
Keperawatan Cetakan I. UI Press. Jakarta.
Manuaba, Gde Ida Bagus. (199).
Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arean. Jakarta.
Mochtar Rustam. (1993). Sinopsis
Obstetri Fisiologi Patologi. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo. (1993). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Bineka Cipta. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono.
(1995). Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono.
(1999). Ilmu Kebidanan edisi ketiga cetakan kelima. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono.
(2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Reeder, Sharon J. Ect all.
(1987). Maternity Nursing Sixteenth Edition. Lippincot Company. London.
ConversionConversion EmoticonEmoticon