LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN MORBILI
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Morbili adalah penyakit virus akut,
menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi
dan stadium konvalensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung
dengan pasien. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles atau rubeola
(purnawan junaidi dkk, kapita selekta kedokteran edisi ketiga, 2000)
II. ETIOLOGI
Virus morbili terdapat dalam sekret
nasofaring dan darah selama stadium sampai 24 jam setelah timbul bercak dikulit
III.PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit morbili terjadi
secara infeksi tetes riak (droplet nukleat). Virus melalui saluran pernafasan
masuk kesistem retikuendotelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar
keseluruh tubuh. Fenomena tersebut diatas akan menimbulkan gejala-gejala pada
saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva disertai dengan gejala yang
pathogromoni berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk
berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam cirkulasi
mekanisme imunologi seluler diduga ikut berperan juga dalam eliminasi virus
IV. GEJALA KLINIS
Masa inkubasi 10-20 hari, kemudian
timbul gejala-gejala yang dapat dibagi dalam 3 stadium yaitu :
- Stadium kataralis yang berlangsung 4-5 hari
Gejala-gejala menyerupai influensa yaitu batuk-batuk,
demam kira-kira 38,5oC, malaise, fotofobia, konjungtivitas, nyeri
tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening leher. Gejala khas
(patognomonik) adalah timbulnya bercak koplik menjelang akhir stadium kataral
dan 24 jam sebelum timbul enantem,. Bercak koplik berwarna putih kelabu,
sebesar ujung jarum, dikelilingi oleh eritema dan berlokalisasi dimukosa
bukalis berhadapan dengan molar bawah.
- Stadium erupsi
Gejala pada stadium kataral bertambah dan timbul enantem
dipalatum durum dan palatum mole. Kemudian terjadi ruam eritematosa yang
berbentuk makula, papula disertai menigkatnya suhu badan, ruam mula-mula timbul
dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian
belakang bawah dapat terjadi perdarahan ringan, rasa gatal dan muka bengkak.
Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan menghilang sesuai urutan
terjadinya. Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening mandibula dan leher
bagian belakang, splenomegali, diare dan muntah. Variasi lain adalah black
measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan
traktus digetivus
- Stadium konvalensi
Gejala-gejala pada stadium kataral mulai menghilang,
erupsi kulit berkurang dan meninggalkan bekas dikulit berupa hiperpigmentasi
dan kulit bersisik yang bersift patognomonik
V. KOMPLIKASI
Menurunya daya tahan tubuh
menyebabkan mudah terjadi infeksi sekunder antara lain:
- Otitis media
- Laringitis
- Bronkopneumoni
- Ensevalitis
Subakut skelerosis panencepalitis mungkin timbul sebagai
skuele beberapa tahun kemudian
VI. PENCEGAHAN / TATALAKSANA
Dapat dilakukan dengan imunisasi
aktif terhadap morbili, secara pasif dengan suntikan globulin gamma diberikan
bila terdapat kontak sebelum manifestasi penyakit timbul. Bila diberikan
terlambat, serangan morbili tatap timbul, tetapi dalam bentuk yang lebih
ringan. Diberikan dengan dosis pencegahan sebesar 0,25 ml/kg BB sekali saja.
Penatalaksanaanya penderita diisolasi untuk mencegah penularan. Perawatan yang
baik perlu diperhatikan, terutama higiene kulit, mulut dan mata. Perbaikan
keadaan kulit dan simtomatis boleh diberikan antipiretik, sedatif dan antitusif
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan laboratorim
Pemeriksaan laboratorium diperlukan pemeriksaan antara
lain : darah lengkap, urine lengkap, faeces lengkap
- Pemeriksaan lain
Konsultasi bagian mata didapatkan konjungtivitas, thorak
foto
B. ASUHAN KEPERAWAATAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada penderita morbili melalui beberapa tahap yaitu
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang
sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisannya hingga dapat diketahui
masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien
a.
Pengumpulan data
1)
Identitas penderita
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal
MRS, diagnosa medik, no registrasi dan tanggal anamnesa
2)
Keluhan utama
Passien dengan morbili sering mengeluh /didapati demam,
batuk-batuk, adanya lesi pada kulit, adanya nyeri tenggorokan
3)
Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien dengan morbili keluhan dimulai dengan
batuk-batuk, demam terutama adanya lesi pada kulit
4)
Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit yang pernah diderita penderita termasuk
penyakit waktu kecil (lahir) seperti asma dan alergi atau penyakit TB paru dan
sinusitas kronik
5)
Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui adanya faktor genetik yaitu apakah
keluarga penderita ada yang menderita morbili atau penyakit menular lain atau
juga alergi terhadap faktor yang lain misalnya makanan, debu
6)
Riwayat tumbuh kembang anak
Merupakan proses yang berkesinambungn mulai dari
konsepsi sampai dewasa sesuai dengan pola-pola tertentu pada setiap anak.
7)
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan umum
Keadanan umum anak tampak lemah, panas, pasien tampak
sulit bernafas karena batuk-batuk
b.
Pemeriksaan kepala, leher
Meliputi rambut, kepala,mata, hidung, mulut, telinga
c.
Pemeriksaan integumen/ kulit
Terdapat lesi pada kulit yang menjalar diseluruh tubuh
d.
Pemeriksaan abdomen
Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi
e.
Pemeriksaan neurologi
Biasanya kesadaran kompos metis, GCS 456
b.
Analisa data
Analisa data yang dikelompokkan kemudian
dipisah-pisahkan sesuai dengan data subyektif dan obyektif sehingga dapat
ditemukan masalah
c.
Diagnosa keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang
muncul adalah sbb :
1.
Ketidakefektifan jalan nafas
s/d sekret yang menumpuk dijalan nafas
2.
Gangguan rasa nyaman (suhu
tubuh meningkat ) s/d proses penyakitnya
3.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
s/d adanya lesi pada kulit
4.
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh
s/d nafsu makan yang menurun dan anak rewel terus
5.
Potensial terjadinya infeksi
s/d anak selalu menggaruk tubuhnya
6.
Gangguan integritas kulit s/d
adanya lesi dan proses peradangan
2. PERENCANAAN
- Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan jalan nafas s/d sekret yang menumpuk
dijalan nafas
Tujuan : jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil : anak tidak sesak, bunyi nafas normal,
tidak ada stridor, ronchi, wheezing, tidak ada pernafasan cubing hidung, rr:
30x/menit
Rencaana tindakan
1. Kaji
kecepatan, kedalaman, frekuensi, irama dan bunyi nafas
R/ perubahan yng tejadi dan hasil pengkajian
berguna dalam menunjukkan adanya komplikasi
2. Lakukan penghisaapan
lendir dengan hati-hati selama 10-15 detik, catat sifat, warna dan bau sekret
R/ Dengan dilakukannya penghisapan lendir maka
jalan nafas akan bersih dan akumulasi dari sekret bisa dicegah sehingga
pernafasan akan tetap lancar dan efektif
3. Berikan
penjelasan pada keluarga tentang sebab akibat dari sesaknya
R/ Keluarga mengerti sebab akibat sesak nafasnya
4.
Berikan nebulizer bila perlu atau ada indikasi
R/ Mengencerkan dahak sehingga mudah keluar
5.
Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi oksigen,
monitor ketepatan terapi oksigen, dan komlikasi yang timbul
B. Diagnosa
keperawatan
Gangguan rasa
nyaman (suhu tubuh meningkat) s/d proses penyakitnya
Tujuan : Rasa
nyaman terpenuhi/suhu tubuh menurun
Kriteria
hasil : Suhu tubuh kembali normal (36OC), rasa nyaman terpenuhi,
anak tidak rewel
Rencana tindakan :
1. Berikan kompres dingin pada daerah hypotalamus
R/
kompres dingin dapat mempengaruhi hypotalamus sehingga dapat menurunkan panas
2. Monitor suhu, RR, keadaan umum penderita tiap 2 jam
R/ Dapat
mengetahui perkembangan dan tindakan keperawatan selanjutnya
3. Beri minum sesering mungkin
R/ Dengan minum banyak dapat memenuhi
kebutuhan cairan yang hilang akibat panas
4. Monitor intake
dan output dalam 24 jam
R/ Mengetahui
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam
hal pemberian cairan dan obat-obatan antibiotik
R/ Dengan kolaborasi dapat mempercepat proses
penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Diagnosa keperawatan (terjemahan ) edisi v, diterjemahkan Niluh Gede yasmin Asih EGC,
Jakarta
2.
Mansyoer Arief, dkk, kapita
selekta kedokteran edisi ketiga jilid 2, Jakarta penerbit media Aesculapus
fakultas kedokteran universitas indonesia, 2000
3.
Pedoman Diagnosa dan Therapi
lab/upf ilmu kesehatan anak, Rumah sakit umum
Daerah Dr Soetomo, Surabaya
ConversionConversion EmoticonEmoticon