A. PENGERTIAN BERPIKIR DAN MENGINGAT
a. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide untuk
membantu seseorang berpikir.
Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan
sebagai berikut:
1. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
1. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
a. Asosiasi bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide
mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat
merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi atau anak yang belum
sempat diberi makanan atau hal lainnya.
b. Asosiasi terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan
ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli
mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya,
pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang
hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas,
mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan
sebagainya.
c. Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas,
juga mengenai hal-hal yang tidak realistis
d. Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang timbul
secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada
waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat
e. Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat
subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri
pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam
mencipta karya-karya seninya.
2. Berpikir terarah, yaitu
proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu,
biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu
a. Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b. Berpikir kreatif, yaitu
berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan
pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk
artistik baru dan sebagainya
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.
Telah
dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan
persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan
persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam
strategi umum dalam memecahkan persoalan
1. Strategi menyeluruh: di sini persoalan
dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu
2. Strategi detailistis: di sini persoalan
di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
1. Set: pemecahan persoalan yang berhasil
biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya
(timbul: set). Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat dipecahkan
dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama
kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2. Sempitnya pandangan: sering dalam
memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar.
Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan
mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia
akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya
padangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa
kemungkinan jalan keluar.
c. Pengertian Mengingat
Mengingat adalah tingkah laku manusia yang selalu diperoleh pengalaman masa lampau yang diingatnya.
Mengingat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau.
1. Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang paling sederhana adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Bentuk ini disebut rekognisi. Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.
2. Bentuk mengingat yang lebih sukar adalah recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu,tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita. Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.
3. Lebih sukar lagi ialah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal kembali (rekognisi) sebuah nyanyian dan ingat juga bahwa anda pernah mempelajari nyanyian itu (recall), tetapi apakah anda menyanyikannya kembali (reproduksi)?
4. Bentuk mengingat yang keempat ialah melakukan (performance) kebiasaan-kebiasaan yang sangat otomatis.
Apabila kita melakukan rekognisi, recall, reproduksi ataupun performance, pertama-tama kita harus memperoleh materinya. Memperoleh materi merupakan langkah pertama dalam keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat.
Suatu bentuk memperoleh materi tertentu dikaitkan dengan tiap bentuk mengingat. Untuk merekognisi dan me-recall, seseorang harus mempersepsi, sedangkan untuk memperoduksi, seseorang harus membentuk kebiasaan. Karena itu, seseorang perlu belajar.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya.
Mengingat adalah tingkah laku manusia yang selalu diperoleh pengalaman masa lampau yang diingatnya.
Mengingat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau.
1. Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang paling sederhana adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Bentuk ini disebut rekognisi. Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.
2. Bentuk mengingat yang lebih sukar adalah recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu,tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita. Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.
3. Lebih sukar lagi ialah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal kembali (rekognisi) sebuah nyanyian dan ingat juga bahwa anda pernah mempelajari nyanyian itu (recall), tetapi apakah anda menyanyikannya kembali (reproduksi)?
4. Bentuk mengingat yang keempat ialah melakukan (performance) kebiasaan-kebiasaan yang sangat otomatis.
Apabila kita melakukan rekognisi, recall, reproduksi ataupun performance, pertama-tama kita harus memperoleh materinya. Memperoleh materi merupakan langkah pertama dalam keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat.
Suatu bentuk memperoleh materi tertentu dikaitkan dengan tiap bentuk mengingat. Untuk merekognisi dan me-recall, seseorang harus mempersepsi, sedangkan untuk memperoduksi, seseorang harus membentuk kebiasaan. Karena itu, seseorang perlu belajar.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya.
1. Rekoleksi, yaitu
menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala detail dan
hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Misalnya: seorang pria mengingat peristiwa pertama kali ia pergi dengan seorang
gadis.
2. Pembauran ingatan, hampir
sama dengan rekoleksi, tetapi ingatannya hanya timbul kalau ada hal yang
merangsang ingatan itu. Misalnya dalam contoh di atas ingatan timbul setelah
pria tersebut secara kebetulan berjumpa kembali dengan gadis yang bersangkut.
3. Memanggil kembali ingatan,
yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal lain di
masa lalu. Misalnya, mengingat sajak. Yang diingat di sini hanya sajaknya saja,
tetapi pada suatu saat apa saja yang dipelajari untuk pertama kalinya, tidak
diperhatikan lagi.
4. Rekognisi, yaitu mengingat
kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut. Misalnya ingat
suatu lagu, setelah mendengar sebagian dari nada lagu tersebut.
5. Mempelajari kembali,
terjadi kalau kita mempelajari hal sama untuk kedua kalinya, bhanyak hal-hal
yang akan diingat kembali, sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih
singkat.
ConversionConversion EmoticonEmoticon