PERIAPENDISITIS
INFILTRAT
PENGERTIAN
Periapendisistis infiltrat adalah suatu peradangan yang disertai adanya pembesaran pada apendiks
periformis yang merupakan asaserbasi dari proses peradangan akut, yang belum
tertangani secara adekuat. (Tabrani, 1998 hal. 788). Apendiks periformis
merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan
panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup
iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney.
PATOFISIOLOGI
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari
sekum. Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding
mukosa atau obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras). Akibat
penutupan lumen periformis , terjadi peningkatan tekanan intraluminal, terjadi
edema, iskemik, bakteri sehingga timbul peradangan, dimana dalam waktu 24-36
jam jika daya tahan tubuh klien bagus tidak terjadi perforasi akan tetapi dapat
terus berkembang semakin membesar sehingga tampak adanya timbunan massa dalam lumen
(infiltrat) (RSUP. Sanglah, 1997 ) dan
bila proses ini berlangsung terus-menerus organ disekitar dinding
apendik terjadi perlengketan dan akan menjadi abses (kronik), dimana pada
kondisi ini tidak selalu menimbulkan nyeri di daerah abdomen. Peritonitis
merupakan komplikasi yang sangat serius..
Lihat
tabel dihalaman berikutnya
|
Masa / tinja / benda asing
|
|
|
ß
|
|
|
Obstruksi lumen apendiks
|
|
|
ß
|
|
|
Peradangan
|
|
|
|
|
sekresi,
mukus tidak dapat keluar
|
|
Pembengkakan jaringan limpoid
|
|
|
|
|
Peregangan apendik
|
|
|
ß
|
|
|
Tekanan intra luminal
suplai darah terganggu
|
|
|
ß
|
|
|
Hipoksia
|
|
|
ß
|
|
|
Nyeri
|
|
|
ß
|
|
Akut ---- Ulserasi +
invasi bakteri
|
Daya
tahan tubuh baik
|
Kronis ---- Nekrose +
perporasi
|
|
ß
|
|
|
Asseserbasi |
|
|
ß
|
|
|
Peradangan
kronis berlanjut
|
|
|
ß
|
|
Gangguan pengaturan suhu tubuh
|
Pembengkakan/infiltrat/
abses
|
Resiko terjadi perforasi
|
|
ß
|
|
|
Persiapan operasi
|
Kecemasan
|
|
ß
|
|
|
Defisit
knowlegde
|
|
ETIOLOGI
·
Ulserasi pada mukosa
·
Hiperplasi limfoid
·
Obstruksi pada colon oleh fecalit (faeses yang
keras)
·
Pemberian barium
·
Berbagai macam penyakit cacing
·
Tumor
·
Striktur karena fibrosis pada dinding usus
·
Variasi anatomik
INSIDEN
Periapendisitis
infiltrat sering terjadi pada usia
tertentu dengan range 20-30 tahun. Pada wanita dan laki-laki insidennya sama
kecuali pada usia pubertas dan usia 25 tahun wanita lebih banyak dari laki-laki
dengan perbandingan 3 : 2. Angka kematian berkisar 2-6 %, 19 % kematian jika
terjadi pada wanita hamil, dan pada anak kurang dari 2 th tingkat hingga 20 %.
PENCEGAHAN
Pencegahan
pada apendisitis infiltrat yaitu dengan
menurunkan resiko obstruksi atau peradangan pada lumen apendik atau dengan
penanganan secara tuntas pada penderita apendisitis akut. Pola eliminasi klien
harus dikaji, sebab obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena tidak
adekuatnya diit serat, diit tinggi serat.
Perawatan
dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko. Pengenalan yang cepat
terhadap gejala dan tanda apendisitis dan apendisitis infiltrat meminimalkan
resiko terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat:
Data
yang dikumpulkan perawat dari klien dengan kemungkinan periapendisitis infiltrat meliputi : umur, jenis kelamin,
riwayat pembedahan, dan riwayat penyakit abdomen yang pernah dirasakan
sebelumnya, konsumsi antibiotik dan antiinflamasi serta riwayat medik lainnya,
pemberian barium baik lewat mulut/rektal, riwayat diit terutama makanan yang
berserat.
Pengkajian
a. Data Subyektif
Sebelum operasi
·
Nyeri daerah pusar menjalar ke
daerah perut kanan bawah
·
mual, muntah, kembung
·
Tidak nafsu makan, demam
·
Tungkai kanan tidak dapat
diluruskan
·
Diare atau konstipasi
·
Riwayat penyakit perut sebelumnya
·
Riwayat pengobatan sakit perut
sebelumnya
·
Tanggapan klien tentang
tindakan/penatalaksanaan yang akan
dilakukan pada klien.
Sesudah operasi
·
Nyeri daerah operasi
·
Lemas
·
Haus
·
Mual, kembung
·
Pusing
b. Data Obyektif
Sebelum operasi
·
Nyeri tekan di titik Mc. Berney
·
Psoas sign (+)
·
Nyeri lepas
·
Nyeri jalar
·
Tampak pembesaran pada regio abdomen kanan bawah
·
Spasme otot
·
Takhikardi, takipnea
·
Pucat, gelisah
·
Bising usus berkurang atau tidak ada
·
Demam 38 - 38,5 ° C
·
Leuko > 18.000 /mm3
·
LED > 1,5 dalam 5”
Sesudah operasi
·
Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
·
Terpasang infus
·
Terdapat drain/pipa lambung
·
Bising usus berkurang
·
Selaput mukosa mulut kering
c. Pemeriksaan Laboratorium
·
Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3
·
Netrofil meningkat 75 %
·
WBC yang meningkat
sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya perforasi (jumlah sel darah
merah)
d. Data Pemeriksaan Diagnostik
·
Radiologi : Foto colon yang memungkinkan adanya fecalit pada katup.
·
Barium enema : apendiks terisi barium hanya sebagian
e. Potensial Komplikasi
·
Perforasi
·
Peritonitis
·
Dehidrasi
·
Sepsis
·
Elektrolit darah tidak seimbang
·
Pneumoni
Diagnosa Keperawatan
No
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
/ KRITERIA
|
RENCANA
TINDAKAN
|
1
|
Nyeri abdomen sehu-bungan
dengan obstruksi dan peradangan apen-diks.
Subyektif
:
·
Nyeri daerah pusar menjalar kedaerah perut kanan
bawah.
·
Tungkai kanan tidak dapat diluruskan.
Obyektif
:
·
Nyeri tekan di titik Mc Burney.
|
Nyeri berkurang.
Kriteria :
Klien mengungkapkan ra-sa
sakit berkurang.
Wajah dan posisi tubuh
tampak rilaks
|
·
Kaji tanda vital
·
Kaji keluhan nyeri, tentukan lokasi, jenis dan
intensitas nye-ri. Ukur dengan skala 1-10.
·
Jelaskan penyebab rasa sakit, cara mengurangi.
·
Beri posisi ½ duduk untuk melokalisir peradangan
pada perut bawah dan pelvis.
·
Ajarkan tehnik relaksasi dengan nafas dalam atau
massage di daerah kontralateral untuk menga-lihkan pemusatan pikiran klien
dari nyeri yang dialami.
·
Kompres es pada daerah sakit untuk mengurangi
nyeri dan melokalisir peradangan.
·
Anjurkan klien untuk tidur pada posisi nyaman
(miring dengan menekuk lutut kanan).
·
Makan lunak dan minum biasa
·
Ciptakan lingkungan yang tenang.
·
Laksanakan program medik.
·
Pantau efek terapeutik dan non terapeutik dari
pemberian analgetik.
|
2
|
Potensial kekurangan vo
lume cairan sehubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan diare.
|
Cairan dan elektrolit
da-lam keadaan seimbang.
Kriteria :
Turgor kulit baik.
Cairan yang keluar dan
masuk seimbang.
|
·
Observasi tanda vital suhu, nadi, tekanan darah,
perna-pasan tiap 8 jam.
·
Observsi cairan yang keluar dan yang masuk.
·
Jauhkan makanan/bau-bauan yang merangsang mual
atau muntah.
·
Kolaborasi pemberian infus dan pipa lambung jika
ditemukan distensi abdomen.
|
3
|
Kurang pengetahuan ten
tang prosedur persiapan dan sesudah operasi.
Subyektif
Klien / keluarga ber-tanya
tentang prosedur persiapan dan sesudah operasi
Obyektif
Klien tidak kooperatif
terhadap tindakan per-siapan operasi.
|
Setelah diberikan
penje-lasan klien memahami tentang prosedur persiap-an dan sesudah operasi
Kriteria
Klien kooperatif dengan
tindakan persiapan operasi maupun sesudah operasi.
Klien mendemonstrasikan
latihan yang diberikan.
|
·
Jelaskan prosedur persiapan operasi.
Þ
pemasangan
infus.
Þ
puasa makan & minum sebelumnya 6 - 8 jam.
Þ cukur daerah
operasi.
·
Jelaskan situasi dikamar bedah.
·
Jelaskan aktivitas yang perlu dilakukan setelah
operasi.
Þ Latihan batuk
efektif.
Þ mobilisasi dini
secara pasif dan aktif bertahap.
|
4
|
Kerusakan integritas
ku-lit sehubungan dengan luka pembedahan.
|
Luka insisi sembuh tanpa
ada tanda infeksi.
|
·
Pantau luka pembedahan dari tanda-tanda peradangan
: de-mam, kemerahan, bengkak dan cairan yang keluar, warna jum-lah dan
karakteristik.
·
Rawat luka secara steril.
·
Beri makanan berkualitas atau dukungan klien untuk
makan. Makanan mencukupi untuk mempercepat proses penyembuhan.
·
Beri antibiotika sesuai program medik.
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon