LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATA
A.
Pengertian
Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang
didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ.
Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti
penonjolan.
B.
Macam – macam hernia.
Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :
1.
Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis
lateralis (indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis,
hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain –
lain.
2.
Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia
obturatorika, hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen
treitz.
Hernia inguinalis lateralis
inakserata merupakan hernia yang sering atau paling banyak didapat
terutama pada laki – laki, dengan bentuknya bulat lonjong. Disebut inkaserata
karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke dalam rongga perut
disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.
C.
Penyebab.
Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :
1.
Kongenital
Terjadi sejak lahir.
2.
Didapat (acquired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya
tekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk
kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat,
striktur uretra), ascites dan sebagainya.
D.
Patologi anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang
terdiri dari peritoneum, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum,
kadang berisi organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti
ovarium, apendiks divertikel dan buli – buli. Unsur terakhir adalah struktur
yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau
organ - organ lain misalnya paru dan
sebagainya.
Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus
keluar melalui kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau
ligamen sekitar (wanita). Ini diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk
menutup testis turun ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium.
Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang
mula – mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum.
Pada waktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan
berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis
sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup
(obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus vaginalis
peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis lebih sering
didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena proses
desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.
E.
Tanda dan gejala
Pasien mengeluh benjolan pada lipat paha atau perut di bagian bawah.
Benjolan dapat keluar dan masuk di daerah kemaluan, kadang – kadang terasa
kemeng. Bisa terjadi obstruksi usus seperti bising usus nada tinggi sampai tak
ada, mual dan muntah.
F.
Penatalaksanaan.
1.
Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati
dengan jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa
ditegakkan. Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a.
Herniotomy : membuang kantong
hernia, ini terutama pada anak – anak karena dasarnya adalah kongenital tanpa
adanya kelemahan dinding perut.
b.
Herniorrhaphy : membuang
kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut
bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.
Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak
dilakukan pembedahan, dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss).
Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu
istirahat (malam).
2.
Manajemen keperawatan
a.
Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan
(pembengkakan) di daerah inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang
hernia dan penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa
muncul adalah gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko
tinggi terjadi reinkarserata.
Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi
kepala tempat tidur ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali
secara manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai advis,
hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan intraabdominal : batuk kronik,
angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres dingin pada
daerah yang bengkak.
b.
Post operasi :
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko
tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka
operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
Daftar Pustaka
Carpenito,J,L (1999). ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan
“ Edisi 2
D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ”Medical Surgical
Nursing“, A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company,
Philadelphia
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning
Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4,
Jakarta, EGC
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), “Panduan Tindakan
Keperawatan Klinik Praktis”, alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC,
Jakarta
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical
Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
Senat Mahasiswa FK Unair (1996) Diktat Kuliah Ilmu Bedah 1,
Surabaya
Laporan
Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN TN. SUWITO
DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA
DI RUANG BEDAH G RSDS SURABAYA
|
||||
|
PENGKAJIAN
I.
Biodata
A.
Identitas pasien
1.
Nama : Tn. Suwito (Laki –
laki/62 tahun)
2.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
3.
Agama : Islam
4.
Status perkawinan : kawin
5.
Pendidikan/pekerjaan :
SD/swasta.
6.
Bahasa yang digunakan : Bahasa
Indonesia dan Jawa
7.
Alamat : Asam Jaya V/27
Surabaya
8.
Kiriman dari : datang sendiri
B.
Penanggung jawab pasien
Pasien sendiri bertanggung jawab atas perawatannya dan dijaga oleh
anak sulungnya yang tinggal bersama dengan pasien.
II.
Alasan masuk rumah sakit
A.
Alasan dirawat :
Pasien menderita nyeri hebat pada jam 11.00 tanggal 08 – 10 – 2001,
hernia yang menonjol tidak bisa masuk.
B.
Keluhan utama :
Pasien dan keluarga belum memahami mengenai penyakit yang diderita,
dan penanganannya. Pasien mengatakan apabila terjadi penurunan hernia maka yang
dilakukan hanyalah mendorongnya masuk kembali. Terjadi bila pasien bekerja
keras seperti mengangkat beban berat, saat BAB mengedan terlalu kuat. Pasein
mengatakan nyeri yang dirasakan biasanya di daerah perineum dan menjalar ke
belakang. Pasien dan keluarga menanyakan bagaimana penyakit ini bisa timbul dan
selain penanganan yang sudah dilakukan, tindakan lain apa yang harus dilakukan.
III. Riwayat kesehatan
A.
Riwayat kesehatan sebelum sakit
ini :
Pasien pernah menderita penyakit malaria waktu SD namun tidak sampai
opname. Pasien tidak ada alergi makanan dan obat – obatan.
B.
Riwayat kesehatan sekarang :
Pasien merasakan hal ini sejak 2 tahun yang lalu. Namun tidak
mengganggu aktivitas karena dianggap biasa saja. Selain itu dengan mendorong ke
atas maka hernia akan masuk kembali. Pada tanggal 09 – 10 – 2001 jam 11.00
pasien merasakan nyeri hebat yang tidak tertahankan. Pasien berusaha mendorong
masuk tetapi tidak bisa. Akhirnya jam 20.24 pasien dibawa ke IRD RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
C.
Riwayat kesehatan keluarga :
Kakek, nenek, saudara kandung ibu/bapak pasien tidak ada yang sakit.
Saudara kandung pasien salah satunya menderita asma. Orang tua pasien meninggal
karena usia tua.
Genogram :
Keterangan :
:
Laki-Laki
:
Perempuan
: Tinggal serumah
:
pasien
IV. Informasi khusus
A.
Masa balita
1.
Keadaan bayi lahir
Pasien waktu lahir normal dan sehat. Tidak tahu APGAR score, BB dan
PB lahir, dan lingkar kepala dan dada.
2.
Riwayat sehari – hari
Pasien tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya teman – teman yang
lain selama dalam proses tumbuh kembang.
B.
Klien wanita
Tidak dikaji
V.
Aktivitas hidup sehari – hari
Aktivitas
sehari – hari
|
Pre
masuk RS
|
Di
rumah sakit
|
A.
Makan
dan minum
1. Nutrisi
2. Minum
|
Pasien makan
tiga kali sehari, tidak ada makanan pantangan
Pasien hanya
minum air putih, 8 – 10 gelas/hari.
|
Pasien makan 3
kali/hari, saat ini pasien puasa untuk pemeriksaan gula darah, sebelumnya
diet lunak.
|
B.
Eliminasi
1. BAB
2. BAK
3. Keringat
|
1 kali sehari,
tidak konstipasi, warna dan jumlah normal serta tidak ada kelainan dan bau
BAK 2 kali/hari,
tidak ada kelainan
Berkeringat bila
bekerja
|
Belum BAB sejak
masuk.
BAK 2 kali
perhari, jumlah 2 gelas, warna kuning dan tidak ada kelainan
Tidak
berkeringat
|
C.
Istirahat
dan tidur
1. Istirahat
2. Tidur
|
Tidak tentu
Malam hari jam
21.00 – 05.00. Tidak ada kesulitan dalam tidur.
|
Istirahat di
tempat tidur
Pasien baru satu
malam di RS dan tadi malam bisa tidur dengan tenang karena hernia sudah masuk
kembali
|
D.
Aktivitas
|
Pasien sekarang
tidak bekerja lagi (di rumah saja).
|
Pasien melakukan
aktivitas seperti biasa, hanya saat terjadi herniasi maka pasien hanya
berbaring di tempat tidur. Saat sekarang mandi, menggosok gigi, BAB dan BAK
dilakukan di kamar mandi.
|
E.
Kebersihan
diri
|
Pasien mandi 2
X/hari, menggosok gigi setiap kali setelah mandi dan makan, tidak ada
hambatan dalam melakukana personal hygiene
|
Pasien mandi pagi dan sore, menggosok gigi.
Melakukan personal hygiene di kamar mandi
|
F.
Rekreasi
|
Pasien senang
mendengar radio dibandingkan menonton tv dan mendengar musik.
|
Tidak bisa
dilakukan karena masuk rumah sakit
|
VI. Psikososial
A.
Psikologsi
1.
Persepsi klien terhadap
penyakit :
Menurut pasien dan keluarga mereka belum mengerti proses penyakit,
dan cara menangani selain yang dilakukan pasien. Keluarga menanyakan bagaimana
bila dilakukan operasi karena baru pertama kali mengalami hal ini.
2.
Konsep diri :
Pasien mengatakan bahwa perannya sebagai orang tua terganggu namun
beliau menyatakan bahwa anak – anaknya sudah dewasa dan sudah biasa mandiri
bila ayahnya tidak ada.
3.
Keadaan emosi :
Pasien pasrah saja terhadap apa yang dialaminya.
4.
Kemampuan adaptasi :
Pasien mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya
sekarang.
5.
Mekanisme pertahanan diri :
Pasien menyerahkan sepenuhnya sakit yang dialaminya kepada Tuhan
Yang Mahaesa.
B.
Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana
anak – anak dan isterinya secara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien kontak mata
terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan. Kegemaran/hoby adalah
membaca dan merawat bunga.
C.
Spiritual
Pelaksanaan ibadah : pasien beribadah 5 waktu namun sejak masuk
rumah sakit pasien hanya berdoa dalam hati. Keyakinan tentang kesehatannya
menurut pasien karena pekerjaan yang keras dan tidak disadari bahwa hal
tersebut merupakan pencetus terjadi sakitnya..
VII.
Pemeriksaan fisik
A.
Keadaan umum :
Nampak tenang dan lemah, kesadaran baik, tampak sakit sedang. Tingkat
kesadaran compos mentis, GCS : 4 – 5 – 6. Ciri tubuh kulit sawo matang, rambut
air dan agak kurus. Tanda vital : nadi 140 X/menit, RR 20 X/menit, suhu 3670C,
tekanan darah 120/70 mmHg.
B.
Head to toe
1.
Kepala
Bentuk kepala bulat, posisi kepala datar tanpa bantal, tidak ada
luka atau cedera kepala dan kulit kepala tidak ada kotoran atau bersih.
2.
Rambut
Rambut lurus, warna hitam dan agak panjang. Nampak bersih, tidak ada
ketombe.
3.
Mata (penglihatan).
Visus/ketajaman penglihatan dapat melihat dengan baik, sklera putih,
konjungtiva tidak anemis, kedua pupil (kanan dan kiri) isokor, refleks cahaya
positif, posisi bola mata tengah, dan menggunakan alat bantu yaitu kaca mata.
4.
Hidung (penciuman).
Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai
dua lubang, sekret tidak ada, epistaksi dam rhinorrhea, peradangan mukosa dan
polip tidak ada, sedangkan fungsi penciuman normal.
5.
Telinga (pendengaran).
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan,
fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, demikian juga dengan
perdarahan dan otorrhoe serta alat bantu tidak ada.
6.
Mulut dan gigi.
Bentuk bibir normal, mulut tidak berbau dan bersih. Tidak ada
perdarahan dan peradangan pada mulut. Jumlah gigi utuh, tidak ada
karang/caries, tepi lidah tidak hiperemik, tidak ada benda asing atau gigi
palsu. Sedangkan fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta
tidak ada peradangan pada faring.
7.
Leher
Kelenjar getah bening, kelenjar tiroid dan tekanan vena jugularis
tak ada kelainan (tidak mengalami pembesaran), tidak ada kaku kuduk : dimana
pergerakan memutar dan menoleh dalam batas normal.
8.
Thoraks (fungsi pernapasan)
Inspeksi : simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernapasan
20 x/menit. Palpasi : hangat, ada vokal fremitus, ekspansi paru pada inspirasi
dan ekspirasi maksimal. Perkusi : tidak ada penumpukan sekret, tidak ada
hiperresonan dan bunyi konsolidasi. Auskultasi : tidak ada ronchii, rales
ataupun wheezing.
9.
Abdomen
Inspeksi : tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan
parut, dilatasi vena ataupun kemerahan. Palpasi : tidak ada spasme abdomen,
tidak ada nyeri tekanan lepas. Perkusi :
tidak ada distensi kandung kemih, ataupun lambung/saluran cerna.
Auskultasi : bising usus normal (17 X/menit).
10. Reproduksi (alat kelamin)
Inspeksi : nampak bersih dan pada saat pasien disuruh mengedan
nampak ada benjolan bulat lonjong di daerah inguinal. Palpasi : tes Zieman ada dorongan pada jari kedua dari
tangan kanan. Pada tes finger ada
dorngan atau tekanan pada ujung jari telunjuk dan pada tes Thumb tidak ada tonjolan pada waktu pasien mengedan. Tidak ada
nyeri tekan.
11. Ekstremitas
Tidak ada luka pada tangan kiri dan kanan. Kekuatan cukup, dimana
mampu membolak – balikan tangan dan menggerakan kakinya.
12. Integumen
Secara umum kulit kelihatan bersih, tidak ada penyakit kulit. Teraba
hangat di dahi dan daerah thoraks. Turgor kulit normal. Rambut di daerah
kemaluan dicukur habis.
VIII.
Pemeriksaan penunjang
A.
Laboratorium :
Tanggal 10 – 10 – 2001 : pemeriksaan WBC 7,4 X 100 ; RBC
5,17 X 105 ; Hb 14,3 g/dl ; PCV (Hct) 42,3 % ; MCV 81,8 fl ; MCH
27,7 pg ; Trombosit 299 X 1000 ; Eosinofil -- ; basofil -- ; stab -- ; segmen 85 ; limfosit 15 ;
monosit -- ; LED 32 mm/jam ; BUN 22
mg/dl ; creatinin 0,9 mg/dl ; SGOT 18 u/l ; SGPT 14 u/l ; gula darah puasa 72
mm/dl dan gula darah 2 jam PP 144 mg/dl.
B.
Radiologi
Ada x ray dada : interpretasi tidak ada kelainan.
C.
EKG/USG/IVP
Tidak ada
D.
Endoskopi
Tidak ada
Analisa data : tanggal 09 – 10 – 2001
No
|
Data subyektif
|
Data Obyekif
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
|
Pasien dan
keluarga mengatakan tidak memahami proses penyakit, perawatan/ penanganannya,
pasien mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit
|
Tidak bisa
menjawab pengertian, penyebab, proses penyakit, hanya menyebutkan cara
penanganan bila hernia timbul, dan tidak prosedur pembedahan : persiapan,
pendidikan SD,
|
Pengetahuan
|
Informasi yang
kurang
|
2.
|
Pasien
mengatakan hernianya hilang timbul
|
Saat pasien
disuruh mengedan nampak ada benjolan bulat lonjong di daerah inguinal.
Palpasi : tes Zieman ada dorongan pada
jari kedua dari tangan kanan. Pada tes finger
ada dorngan atau tekanan pada ujung jari telunjuk dan pada tes Thumb tidak ada tonjolan pada waktu
pasien mengedan.
|
Resiko tinggi
terjadi hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali
|
Meningkatnya
tekanan intrabdominal dan lemahnya
otot diinding perut.
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai
prioritas)
- Kurang pengetahuan tentang pengertian, proses dan perawatan penyakit hernia yang diderita berhubungan dengan kurangnya informasi.
- Resiko tinggi terjadinya hernia yang isinya kantongnya tidak dapat kembali berhubungan dengan meningkatnya tekanan intra abdominal dan lemahnya otot dinding perut.
Pada tanggal 10–10–2001 ditemukan masalah
baru (diagnosa keperawatan 3) yaitu :
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan menurunnya isi kantong hernia di daerah
inguinal, yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada angka 4 pada skala 5, pasien meringis, berkeringat,
ada benjolan di sebelah kanan inguinal (lipat paha).
PERENCANAAN
1.
Diagnosa keperawatan 1.
Tujuan : pengetahuan pasien dan keluarga tentang proses
penyakit dan penanganannya meningkat setelah 3 kali pertemuan.
Kriteria : -
dapat menyebutkan pengertian, penyebab dan tanda/gejala
-
dapat menyebutkan penanganan
bila terjadi reinkarserata
-
dapat menyebutkan aktivitas
yang menyebabkan reinkarserata
-
dapat memahami pembedahan yang
akan dialami
Intervensi :
- Kaji tingkat pengetahuan pasien
Rasional : tingkat pengetahuan membantu menentukan
metoda dalam memberikan pendidikan kepada pasien
- Berikan penjelasan mengenai hernia : pengertian, penyebab dan proses serta penanganan dengan jelas.
Rasional : penjelasan yang jelas membuat pasien dan
keluarga cepat memahami sehingga pengetahuan meningkat.
- Berikan penguatan bila pasien mampu menyebutkan kembali apa yang sudah dijelaskan.
Rasional : pasien akan lebih mudah mengingat jika diberi
reinforcement oleh perawat mengenai pemahamannya.
- Anjurkan pasien untuk menanyakan kepada pasien di samping untuk berbagi pengalaman
Rasional : eksplorasi penggalaman dengan pasien lain dalam
pembedahan yang sama membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga
2.
Diagnosa keperawatan 2.
Tujuan : selama menunggu jadwal pembedahan tidak terjadi tanda dan gejala reinkarserata.
Kriteria : -
tidak mengeluh nyeri
-
tidak ada benjolan/pembengkakan
di lipat paha
-
tidak mengeluh mual dan muntah
-
ADL dilakukan sesuai kemampuan
pasien
Intervensi :
- Berikan penjelasan dan monitor tanda – tanda terjadinya reinkarserata
Rasional : indikasi pembedahan elektif atau pembedahan
emergensi.
- Observasi tanda vital
Rasional : mengetahui perubahan dan perkembangan tanda
vital pasien sehingga tepat dalam menentukan tindakan selanjutnya.
- Anjurkan pasien untuk tidur dengan kepala tempat tidur ditinggikan.
Rasional : posisi kaki lebih tinggi dari kepala tempat
tidur memungkinkan penurunan/penonjolan isi hernia berkurang.
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas harian tanpa memerlukan energi yang tinggi.
Rasional : aktivitas yang berlebihan meningkatkan
tekanan intraabdominal sehingga memudahkan penurunan/penonjolan isi hernia.
- Anjurkan pasien untuk menggunakan celana hernia (truss)
Rasional : celana hernia membantu mencegah turunnya isi
hernia ke lipat paha.
3.
Diagnosa keperawatan 3.
Tujuan : setelah diberi tindakan keperawatan selama 3
jam pasien merasa nyaman (tidak merasa nyeri).
Kriteria : -
pasien rileks
-
tenang
-
tidak ada penonjolan pada
daerah lipat paha
-
tanda vital dalam batas normal
: Tensi 120/80, Nadi 100 x/menit, pernapasan 12 kali/menit dan suhu 373oC.
Intervensi :
- Kaji tingkat nyeri pasien
Rasional : pnentuan tindak selanjutnya
- Anjurkan teknik relaksasi
Rasional : teknik relaksasi membantu mengurangi
peningkatan tekanan intrabdominal
- Kolaborasi pemberian analgesik
Rasional : membantu mengurangi atau menghilangkan nyeri
- Dorong secara manual isi hernia agar kembali ke atas.
Rasional : mencegah terjadinya strangulasi yang bisa
menambah nyeri yang dialami pasien
- Pertahankan sikap yang kalem
Rasional : sikap yang kalem dan lingkungan tenang
membantu pasien mengontrol nyeri dan mengurangi kecemasan pasien.
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
No
|
Dx. kep
|
Hari/tgl
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
1
2
|
Selasa, 9–10
–2001
18.00
18.30
20.00
20.30
|
-
Mengkaji
tingkat pengetahuan pasien tentang pengertian, penyebab dan penanganan hernia
-
Menjelaskan
kepada pasien dan keluarga tentang :
a. Pengertian hernia
b. Penyebab
c. Tanda dan gejala
d. Penangannya
-
Menganjurkan
pasien untuk tidur dengan kaki ditinggikan
-
Menganjurkan
agar menggunakan kain untuk dibebat pada daerah inguinal untuk mencegah
turunnya isi hernia
-
Menganjurkan
kepada pasien agar dalam melakukan akrivitas harian tidak boleh berlebihan
seperti BAB tidak boleh terlalu kuat mengedan, mengangkat beban berat.
|
Jam 20.45
S :
pasien dan keluarga mengatakan
memahami proses penyakit tetapi penganan terutama pembedahan belum memahami
O : mampu menyebutkan kembali pengertian,
belum mampu menyebutkan proses penyakit secara keseluruhan, mampu menyebutkan
kembali aktivitas yang perlu dihindari dan belum mampu menyebutkan tujuan
dari pembedahan
A : pengetahuan pasien dan keluarga
bertambah
P : intervensi dipertahankan terutama
penjelasan tentang pembedahan.
S : Pasien mengatakan sekarang tidak ada
penurunan isi hernia
O : tidak ada pembengkakan, nyeri tidak
ada, mual – muntah tidak ada, pasien rileks
A : tidak ada tanda/gejala reinkarserata
P : intervensi
dipertahankan
|
No
|
Dx. kep
|
Hari/tgl
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2
|
1
2
3.
|
Rabu, 10 - 10
–2001
08.00
12.30
07.30
07.45
07.15
08.20
|
-
Menanyakan
kembali tentang pengertian, penyebab dan penanganan hernia
-
Menjelaskan
kepada pasien dan keluarga tentang proses terjadinya hernia dan pembedahan
yang akan dijalani : persiapan sampai pulang dari ruang operasi
-
Menganjurkan
kepada pasien untuk menanyakan pengalaman pembedahan pada pasien lain yang
sudah menjalani pembedahan (Tn. Mahmud)
-
Menganjurkan
pasien untuk tidur dengan kaki ditinggikan
-
Menganjurkan
agar menggunakan kain untuk dibebat pada daerah inguinal untuk mencegah
turunnya isi hernia
-
Menganjurkan
pasien agar aktivitas harian tidak boleh berlebihan seperti BAB tidak boleh
terlalu kuat mengedan, mengangkat beban berat.
-
Mengkaji
tingkat nyeri pasien dengan skala 1 – 5
-
Mengobservasi
tanda vital
-
Menganjurkan
untuk menarik napas dalam dan berusaha rileks
-
Mempertahankan
sikap yang kalem dengan pasien dan keluarga sambil mendengarkan keluhan
pasien dan keluarga
|
Jam 13.30
S :
pasien dan keluarga mengatakan
memahami pembedahan yang akan dihadapi pasien
O : mampu menyebutkan kembali pengertian,
mampu menyebutkan proses penyakit secara keseluruhan, mampu menyebutkan
kembali aktivitas yang perlu dihindari dan belum mampu menyebutkan tujuan
dari pembedahan
A : pengetahuan pasien dan keluarga
meningkat
P : intervensi dihentikan.
S : Pasien mengatakan sekarang ada
penurunan isi hernia jam 06.00 pagi
O : ada pembengkakan, nyeri, mual –
muntah tidak ada, pasien tegang
A : ada tanda/gejala reinkarserata
P : intervensi
dipertahankan
S : Pasien mengatakan nyeri pada 1 dari skala 5, tidak merambat sampai
ke pinggul
O : ada pembengkakan, pasien tegang, tensi
130/80 mmHg, nadi 135 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 38oC
A : gangguan rasa nyaman nyeri
P : intervensi
dipertahankan
|
No
|
Dx. kep
|
Hari/tgl
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2
|
2
3.
|
Kamis, 11 -
10–2001
08.00
12.30
07.15
08.20
|
-
Menganjurkan
pasien untuk tidur dengan kaki ditinggikan
-
Menganjurkan
agar menggunakan kain untuk dibebat pada daerah inguinal untuk mencegah
turunnya isi hernia
-
Menganjurkan
pasien agar aktivitas harian tidak boleh berlebihan seperti BAB tidak boleh
terlalu kuat mengedan, mengangkat beban berat.
-
Mengkaji
tingkat nyeri pasien dengan skala 1 – 5
-
Mengobservasi
tanda vital
-
Mempertahankan
sikap yang kalem dengan pasien dan keluarga sambil mendengarkan keluhan
pasien dan keluarga
|
Jam 13.30
S : Pasien mengatakan tidak ada penurunan
isi hernia
O : tidak ada pembengkakan, nyeri, mual –
muntah tidak ada, pasien tidak tegang
A : ada tanda/gejala reinkarserata
P : intervensi
dipertahankan
S : Pasien mengatakan nyeri pada 1 dari skala 5, tidak merambat sampai
ke pinggul
O : tidak ada pembengkakan, pasien
rileks, tensi 120/70 mmHg, nadi 100 x/menit, pernapasan 16 x/menit, suhu 37oC
A : gangguan rasa nyaman nyeri tidak
terjadi
P : intervensi
dihnetikan
|
Pada hari Jumad,
12 Oktober 2001 pasien menjalani pembedahan (herniotomi).
ConversionConversion EmoticonEmoticon