Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LEUKIMIA LIMFOTIK AKUT


ASUHAN KEPERAWATAN pada ANAK N
dengan DIAGNOSA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT
 DI RUANG ANAK RS DR. SOETOMO


PENGKAJIAN
I.                   Identitas
Nama Lengkap Anak    : An. Nur Riza Umami
Nama Panggilan           : Riza
Jenis kelamin                : Perempuan
Agama/Suku                 : Islam / Jawa
Warga Negara               : Indonesia
Pendidikan                    : SD kelas I
Alamat Rumah              : Krukah Selatan II A/ 7 Surabaya

II.                Data Medik
Klien datang atas kehendakendiri langsung ke bagian hematologi RSUD DR Soetomo dan didiagnosa ALL & Ulcus. Sebelumnya anak pernah berobat dengan penyakit yang sama pada tahun 1999 dan pengobatan terakhir bulan Januari mendapat terapi 6MP dan MTX tablet yang diminum setiap hari senin.
Riwayat Kelahiran Anak:
Lahir cukup bulan ( 9 bulan ) dengan bantuan vakum ekstratum oleh dokter karena ketuban pecah dini 1 jam dan ibu kehabisan tenaga untuk meneran. Anak lahir langsung menangis kuat dan spontan, dengan BBL 3400 gram.
Riwayat Tumbuh Kembang:
Selama bayi selama satu tahun anak mendapat ASI dan setelah ASI diganti dengan PASI Lactogen sampai usia 2 tahun dan diganti dengan makan nasi. Pertumbuhan anak seperti layaknya anak lain normal, tidak ada kelainan dan tidak suka sakit-sakitan.
Riwayat pemberian imunisasi sudah lengkap sampai dengan usia 9 bulan yaitu campak,
Pada tahun 1999 anak pernah berobat ke bagian hematologi RSUD DR. Soetomo dan didiagnosa ALL.

III.             Keluhan Utama
Pucat sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, lemah, nafsu makan menurun. Panas badan naik turun mulai 4 minggu sebelum masuk RS. Ada mencret selama 5 hari, batuk, pilek saat panas khususnya pada malam hari.
Anak juga menjadi sering bisul sejak satu bulan yang lalu, warna merah dan bernanah biasanya berlangsung 4-5 hari.

IV.             Kesadaran
Keadaan Umum tampak sakit sedang, terpasang fenflon di tangan kanan, anak dapat berjalan-jalan sekitar ruangan aktifitas harian dibantu sebagian.
Kesadaran : Compos Mentis, TD : 110/60  P : 106x/menit  T : 372 oC

V.                Kajian Pola Kesehatan
A.     Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Anak didiagnosa ALL sejak tahun 1999 dan MRS di RSUD DR. Soetomo. Sebelumnya nak sering sakit-sakitan, flu, panas, diare. Setelah didiagnosa ALL anak berobat jalan ke RSUD DR. Soetomo  dan mendapatkan terapi. Pengobatan terakhir yang didapat pada bulan Januari 2001.

B.     Pola Nutrisi Metabolik
Sebelum sakit anak biasanya makan satu hari 2-3 kali, tergantung keinginan anak, tidak ada keluhan mual, muntah, ataupun alergi makanan. Makanan kesukaan anak adalah bakso.
Saat ini selama dirawat anak rutin makan 3 kali sehari, tetapi kadang anak tidak mau makanan dari RS, karena tidak berselera, orang tua menggantikan dengan makanan dari rumah atau beli di luar. Anak mendapat diet 1800 kalori dengan makan iga kali dan susu dari RS sebanyak 3 kali.
BB : 17 kg                                     Rongga mulut bersih
Gusi : Tidak terjadi perdarahan    Tidak terjadi pembesaran KGB
Gigi Geligi : Lengkap, geraham belakang belum tumbuh, missing tidak ada, gigi seri karies
Konjungtiva   : Tidak anemis        Sklera : Tidak icterus.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk terlihat agak membesar, terdapat bayangan vena,
Auskultasi : Peristaltik usus 8 kali/ menit
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
Hepar : Teraba membesar 4 x 3 x 1,5
Lien : tidak teraba
Perlusi : tanda asites tidak ada.
Laboratorium daah : Hb : 12.7           Leukosit : 2500

C.     kajian Pola Eliminasi
Tidak ada kelainan, tidak terjadi diare, malam hari frekuensi berkemih 2-3 kali. Peristaltik usus 8 kali/menit. Palpasi supra pubika : kosong, Nyeri ketuk ginjal negatif.

D.    kajian pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit anak besekolah di salah satu SD Negeri di Krukah kelas I. Aktivitas harian anak sepulang sekolah mengaji dan bemain. Saat ini anak cenderung pendiam, bermain bila ada adiknya saja, wktu luang lebih banyak nonton TV. Untuk pemenuhan kebutuhan harian dibantu sebagian oleh orang tua.
Perfusi pembuluh perifer kuku : Baik kurang dari 3 detik.

E.     Pola Tidur dan Istirahat.
Keadaan sebelum sakit anak biasa tidur siangselama kurang lebih2 jam dan malam hari tidur jam 9 sampai jam 5.30.
Keadaan anak saat ini : anak bila akan tidur harus ditemani oleh ibunya, malam hari mulai tidur jam 20 dan bangun pagi pukul 5.30
Ekspresi wajah tidak mengantuk, palpebrae inferior tidak berwarna gelap.

F.     Pola Persepsi Kognitif.
Menurut ibu anak tahu bahwa ia mengidap sakit Leukemia. Tetapi, ibu tidak menjelaskan apa itu penyakit leukemia karena masih terlalu kecil.

G.    Pola Persepsi dan Konsep Diri

H.    Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama.
Anak N merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Saat ini ibunya sedang mengndung anak ketiga. Anak N mengharapkan adiknya itu adalah perempuan, karena bisa diajak bermain.

I.       Pola Reproduksi dan Seksualitas

J.      Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap stress
Menurut ibu, semenjak anak R didiagnosa ALL, anak menjadi sensitif, mudah marah dan cepat menangis. Bila ada yag tidak disenagai atau masalah anak biasanya cerita kepada ayahnya.

K.     Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Keluarga adalah keluarga Islam yang taat beragama. Ibu memakai jilbab, tetapi OT tidak mengharuskan anak menggunakan jilbab untuk keperluan sehari-hari.Setiap kali orang tua sholt, anak ikut-ikutan sholat walaupun belum tahu doa-doanya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN

  1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :
    • Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
    • Gangguan kematangan sel darah putih
    • Peningkatan jumlah limfosit imatur
    • Imunosupresi
    • Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi)
Hasil yang Diharapkan :
Infeksi tidak terjadi,

Rencana tindakan :
1.      Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional ; Melindungi anak dari sumber potensial patogen / infeksi
2.      Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf petugas
Rasional : mencegah kontaminasi silang / menurunkan risiko infeksi
3.      Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hiertensi
Rasional : Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam terjadi pada kebanyakan pasien leukaemia.
4.      Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk.
Rasional ; Mencegah statis secret pernapasan, menurunkan resiko atelektasisi/ pneumonia.
5.      Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut.
Rasional : Rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme patogen
6.      Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap
Rasional : Penurunan jumlah WBC normal / matur dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau kemoterapo.
7.      Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik
Rasional ; Dapat diberikan secara profilaksis atau mengobati infeksi secara khusus.
8.      Hindari antipiretik yang mengandung aspirin
Rasional ; aspirin dapat menyebabkan perdarahan lambung atau penurunan jumlah trombosit lanjut


  1. Kekurangan volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubungan dengan :
    • Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
    • Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.
Hasil Yang Diharapkan :Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn, stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn.
Rencana Tindakan :
1.      Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine.
Rasional ; Penurunan sirkulasi sekunder terhadap sel darah merah dan pencetusnya pada tubulus ginjal dan / atau terjadinya batu ginjal (sehubungan dengan peningkatan kadar asam urat) dapat menimbulkan retensi urine atau gagal ginjal.
2.      Timbang BB tiap hari.
Rasional : Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal. Pemasukan lebih dari keluaran dapat mengindikasikan memperburuk / obstruksi ginjal.
3.      Awasi TD dan frekuensi jantung
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemik (perdarahan/dehidrasi)
4.      Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif.
Rasional ; Supresi sumsum dan produksi trombosit menempatkan pasien pada resiko perdarahan spntan tak terkontrol.
5.      Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa.
Rasional ; Indikator langsung status cairan / dehidrasi.
6.      Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus.
Rasional ; Jaringan rapuh dan gangguan mekanis pembekuan meningkatkan resiko perdarahan meskipun trauma minor.
7.      Berikan diet halus.
Rasional : Dapat membantu menurunkan iritasi gusi.
8.      Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan / elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.
9.      Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan
Raional : Memperbaiki jumlah sel darah merah dan kapasitas O2 untuk memperbaiki anemia. Berguna mencegah / mengobati perdarahan.

  1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
    • Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
    • Agen kimia ; pengobatan antileukemia.
Rencana Tindakan ;
1.      Awasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuk nonverbal,rewel, cengeng, gelisah
Rasional ; Dapat membantu mengevaluasi pernyatan verbal dan ketidakefektifan intervensi.
2.      Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stress
Rasional ; Meingkatkan istirahat.
3.      Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas denganan bantal
Rasional  ; Menurunkan ketidak nyamanan tulang/ sensi
4.      Ubah posisi secara periodic dan berikan latihan rentang gerak lembut.
Rasional : Memperbaiki sirkulasi jaringan dan mobilisasi sendi.
5.      Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis : pijatan, kompres
Rasional ; Meminimalkan kebutuhan atau meningkatkan efek obat.
6.      Berikan obat sesuai indikasi.
Previous
Next Post »

Translate