BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masa
nifas alat alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat- alat genital sepenuhnya
disebut involusi. Selain involusi terjadi perubahan – perubahan seperti
homokonsentrasi dan timbulnya laktasi.
Setelah
janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta
lahir, Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Uterus menyerupai buah advokat
gepeng berukuran panjang 15 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding uterus
sendiri kira – kira 5 cm, pada bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada
bagian –bagian lainnya.
Pada
hari kelima post partum uterus kurang lebih 7 cm atas simfisis atau setengah
simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis
atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi
diatas simfisis.
1.2.
Tujuan
1.1.1.
Tujuan Umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum
diharapkan mahasiswa kebidanan mampu memberikan asuhan kebidanan post partum
pada ibu dengan sisa plasenta.
1.1.2.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada
ibu dengan sisa plasenta, diharapkan mahasiswa mampu :
1.1.2.1. Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data
yang dibutuhkan pada ibu post partum.
1.1.2.2. Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa
pada ibu post partum.
1.1.2.3. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial
pada ibu post partum.
1.1.2.4. Menilai adanya kebutuhan segera
berdasarkan keadaan ibu post
partum.
1.1.2.5. Melakukan perencanaan untuk tindakan yang
komprehensif yang dilakukan, didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu
post partum.
1.1.2.6. Melakukan implementasi pada ibu post partum.
1.1.2.7.
Mengevaluasi
keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu post partum.
1.1.2.8.
Mendokumentasikan
asuhan kebidanan post partum.
1.3. Metode Pembahasan
Makalah ini disusun dengan cara praktek kerja lapangan,
studi kasus, konsultasi dengan pembimbing ruangan, konsultasi dengan dosen
pembimbing, studi pustaka dan ceramah tanya jawab.
1.4. Ruang Lingkup
Laporan asuhan kebidanan post partum di ruang
bersalin RSUD Dr Soegiri Lamongan.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam Penyusunan kebidanan ini
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode pembahasan dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan teori tentang Nifas
BAB III : Studi Kasus
BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Nifas
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8
minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode :
- Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
- Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
- Remote puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan, dan tahunan.
2.2 Involusi Alat – Alat
Kandungan
- Uterus. Uterus secara berangsur – angsur menjadi kecil sehingga akan kembali seperti sebelum hamil.
- Bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil karena kontraksi menonjol ke vakum uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih.
- Luka – luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7 hari.
- After pains disebabkan kontraksi uterus, berlangsung 2-4 hari PP.
- Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.Macam – macam lochea, antara lain :
-
lochea rubra: berisi darah
segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik kaseosa, lanugo,
dan mekonium selama 2 hari PP.
-
lochea sanguinolenta: berwarna
merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP
-
lochea serosa: berwarna kuning,
cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP
-
lochea alba: cairan putih
setelah 2 minggu
-
lochea purulenta: terjadi
infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
-
Lochiostasi:lochea tidak lancar
keluarnya.
- Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan – perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat melalui 2-3 jari dan setelah 7 hari terbuka 1 jari.
- Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali.
2.3. Perawatan Post Partum
- Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 8 jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian jalan-jalan, pada hari ke 4 atau 5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
- Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak cairan, buah dan sayur.
- Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama.
- Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka berikan laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma.
- Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras dan kering untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan pembalutan mamae sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti linoral dan perodel.
- Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae, yaitu :
-
Proliferasi jaringan pada
kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah.
-
Keluar cairan susu jolong dari
duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna kuning putih susu.
-
Hipervaskularisasi pada
permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi sehingga tampak lebih
jelas.
-
Setelah persalinan pengaruh
supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul pengaruh LH atau
prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar
susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari PP. Bila bayi
ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang secara
reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga
keluarlah ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna.
ASI merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag
ibu dan anaknya.
- Cuti hamil dan bersalin.
Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama
3 bulan bagi wanita pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah
partus.
- Pemeriksaan pasca persalinan : control kembali 6 minggu setelah partus bagi wanita yang melahirkan secara normal dan 1 minggu setelah partus bagi wanita dengan persalinan yang luar biasa.
2.5. Putting
Susu Lecet
Didalam
masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamae terutama pada
primipara karena mengingat belum mempunyai pengalaman dalam hal merawat
payudara dan cara / posisi menyusui yang benar.
Putting susu yang
lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Posisi dan perlekatan yang salah
- Melepas penghisapan bayi yang salah
- Membersihkan putting susu dengan menggunakan sabun/alkohol
Dalam mencegah kelainan pada putting susu terutama
putting susu yang lecet, penatalaksanaannya antara lain dengan memperbaiki
posisi menyusui, mengoleskan asi ke putting susu yang lecet, tetap mengeluarkan
ASI dari payudara, dan minum obat bila keadaannya parah. Selain itu juga
perawatan putting susu yang lecet sementara putting susu yang lecet tidak
digunakan untuk menyusui/istirahat selama sedikit-dikitnya selama 24 jam.
Putting susu yang lecet dapat diobati dengan menggunakan salep levertran. Jika
perlu pada waktu meneteki mempergunakan alat pelindung putting susu.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian :
15 Februari 2009 Pukul : 09.00 WIB
A.
Data Subyektif
- Identitas
Nama Istri : Ny.” A” Nama
Suami :Tn.”A”
Umur :
22 th Umur : 25 th
Agama :
Islam Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa Suku/bangsa :
Jawa
Gravida/Para : P1oo1 Pendidikan : SD
Pendidikan : SD Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : IRT Alamat :
Trosono
Alamat : Trosono
- Status
Perkawinan
Perkawinan : ke-1
Usia saat kawin istri : 20 th
Usia saat kawin suami : 23 th
Lama Perkawinan : 2 th
- Riwayat
kesehatan Kebidanan
Ibu mengatakan puting susunya lecet, sakit, panas setelah
menyusui bayinya.
- Riwayat
Menstruasi
Menarche : 13 th Bau : anyir
Siklus : 28 hari Dismenorhoe : hari pertama
Warna darah : merah kecoklatan HPHT :
lupa
Lama : 5- 6 hari
- Riwayat
Obstetri
a. Riwayat Kehamilan
·
Trimester
I : Hamil muda mengalami mual,
pusing, dan nafsu makan berkurang, ANC di bidan 1x mendapatkan obat cavilex
·
Trimester
II : Keluhan pusing dan nafsu makan
bertambah, ANC di badan mendapatkan obat cavilex dan TT ke-1.
·
Trimester
III : Hamil tua mengalami nyeri
punggung, ANC di bidan 2x mendapatkan obat cavilex dan TT ke-2.
b. Riwayat Persalinan
·
Kala
I : Tanggal 11 Feb 2009 pukul 09.00 WIB
ibu mulai merasakan perutnya mules – mules
·
Kala
II
Tanggal 12 Feb 2009 jam 02.30 wib jenis persalinan
spontan belakang kepala. Bayi: BB = 3000 gram, PB = 50 cm, AS = 4-5, jenis
kelamin laki-laki, anus ada, ada caput succedaneum/chepal hematom dan tidak
ditemukan kelainan kongenital.
·
Kala
III : tidak terkaji
·
Kala
IV : tidak terkaji
- Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
·
Klien
tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis
dan TBC) dan penyakit menahun (Diabetes millitus dan hipertensi)
·
Klien
tidak pernah operasi
- Riwayat
Kesehatan Keluarga
·
Keluarga
klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular
(hepatitis dan TBC) dan penyakit menahun ( Diabetes millitus dan hipertensi)
·
Keluarga
klien tidak mempunyai keturunan kembar
- Pola
Kebiasaan Sehari – hari
a. Pola Nutrisi
·
Selama
Hamil
Makan 3x/hari dengan porsi 1 piring
sedang, komposisi nasi, sayur dan lauk pauk bervariasi.
Minum 5-6 gelas/hari (1 gelas teh dan 5
gelas air putih)
·
Nifas
Hari ke-4 PP :
Makan 3x /hari sesuai menu dan porsi yang
disediakan di RS yaitu Diit nasi TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Minum 5-6 gelas/hari (1 gelas teh dan 5
gelas air putih)
b. Pola Eliminasi
·
Selama
Hamil
BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan
tidak nyeri
BAB 1x/ hari warna kuning, konsistensi
lunak dan tidak nyeri
·
Nifas
Hari ke-4 PP
BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan
tidak nyeri
BAB 1x/ hari warna kuning, konsistensi
lunak dan tidak nyeri
c. Pola Aktivitas
Selama Hamil
Ibu ikut
arisan RT dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, dan
mencuci.
Nifas Hari ke-4 PP
Ibu mobilisasi jalan – jalan dan menyusui bayinya.
d. Pola Kebiasaan Yang Merugikan
Selama Hamil
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan seperti
merokok, minum – minuman keras, minum obat – obatan terlarang dan minum jamu.
Nifas Hari ke-4 PP
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan
seperti merokok, minum – minuman keras, minum obat – obatan terlarang dan minum
jamu.
e. Pola Istirahat Tidur
Selama Hamil
Ibu tidur 6 – 7 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 5
jam tidur malam
Nifas Hari ke-4 PP
Ibu tidur 7 – 8 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 6
jam tidur malam
f. Pola Personal Hygiene
Selama Hamil
Mandi
2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/ hari sesudah
mandi.
Nifas Hari ke-4 PP
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan
celana dalam 2x/ hari sesudah mandi.
9. Riwayat Psikososial
·
Non Verbal : Ibu sangat senang dengan kelahiran
anaknya pertama, terlihat ibu sering mengunjungi dan menyusui bayinya.
Verbal :
1. Persalinan ini sangat diharapkan mengingat ibu belum punya anak.
2. Suami dan keluarga sangat senang dengan kehadiran si bayi, mengingat
suami dan keluarga sering menceritakan si kecil.
3. Ibu tinggal bersama suami dan orang tuanya.
4. Ibu berencana akan merawat bayinya sendiri, mengingat ibu tidak
bekerja.
5. Ibu berencana akan menyusui bayinya selama 2 tahun
6. Ibu belum bisa memandikan bayi dan perawatan tali pusat mengingat
ibu belum punya anak.
7. Ibu belum tahu tentang cara perawatan payudara dan cara menyusui
yang benar.
8.
Ibu belum tahu tentang personal hygiene, aktivitas, istirahat,
hubungan seksual dan perawatan perineum.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
·
Keadaan umum : Cukup
·
Kesadaran : Compos metis GCS : 4-5-6
·
TD : 110/70 mmHg Nadi
: 84 x/ menit
·
Suhu : 36,7 o C
·
TFU 3
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
·
Perineum
kering dan ada bekas jahitan perineum
·
Putting
susu lecet
2.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Warna rambut hitam, lurus, panjang,
distribusi merata, tidak ada luka, bersih dan tidak berketombe.
Muka
Tidak
ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
Mata
Tidak terlihat adanya ptosis,brill
hematoma,warna sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, conjungtiva
berwarna merah muda.
Hidung
Tidak ditemukan pernafasan cuping hidung,
mukosa lembab dan tidak ada polip.
Mulut
bibir lembab kecoklatan tidak ditemukan
cianosis. Gigi tidak ada caries, tidak ada gigi palsu, lidah lembab,tidak berslag, tidak hiperemi
dan tidak tremor.
Telinga
Tidak ada kelainan kulit, mukosa
lembab,terdapat serumen, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada benda asing dan
cairan.
Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan lymfe
Payudara
Asimetris, adanya hiperpigmentasi, puting
susu datar dan lecet, kolostrum sudah keluar sedikit, ada dekil pada puting,
tidak ada benjolan yang abnormal dan mencurigakan dan konsistensinya padat
Perut
Tidak ada bekas operasi,ada strie albican
dan linea nigra kontraksi uterus baik konsistensi keras,
TFU 3 jari dibawah pusat, dan perut berbentuk datar tapi masih sedikit
menonjol.
Genetalia
Vulva
dan vagina tidak ada oedema, tidak ditemukan varices, tidak ditemukan benjolan
abnormal, keluar lochea rubra, perineum ada luka bekas episiotomi, luka masih
basah. Anus tidak ada hemorroid.
Ekstremitas
Tidak
ada oedema dan varices
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9,5 gr%
II.
Interpretasi Data Dasar
Dx : P1001 Hari ke-4 PP dengan puting susu lecet
DS :
Ibu mengatakan telah
melahirkan anak ke-1 dengan jenis kelamin
laki-laki tanggal 12 feb 2009 jam 02.30 wib.
Ibu mengatakan puting susunya lecet, sakit dan
panas setelah menyusui bayinya
DO :
·
Keadaan umum : cukup
·
Kesadaran : Compos metis GCS
: 4-5-6
·
TD : 110/70 mmHg Nadi : 84 x/ menit
·
Suhu : 36,7
·
TFU 3
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
·
Perineum
kering dan ada bekas jahitan perineum
·
Putting
susu lecet
I.
Antisipasi Diagnosa Potensial
Tidak ada
II. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada.
III. Perencanaan Menyeluruh
Dx : P1001 PP Hari
ke-4 dengan Putting Susu Lecet
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan diharapkan dalam waktu < 24 jam masa nifas dapat berjalan dengan
normal dengan kriteria hasil :
Ø Keadaan umum baik kontraksi uterus baik
Ø TD :
110-130/60-90 mmHg TFU 3 jari
bawah pusat
Ø Nadi :
80-100 x/menit Lochea
rubra
Ø RR :
16-24x/menit
Ø Ibu mampu menyusui dengan benar
Ø Ibu mampu melakukan perawatan payudara dan
perineum
Ø Nyeri dan panas pada puting susu berkurang
Ø Puting susu tidak lecet
Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan terapeutik
R/ pasien lebih kooperatif dan dapat
bekerja sama dengan baik.
2. Ajarkan ibu cara/posisi menyusui yang
benar
R/ Posisi yang benar dapat mempengaruhi
bayi dalam menghisap ASI.
3. Anjurkan diit TKTP dan minum air putih
yang banyak.
R/ TKTP untuk mengembalikan
organ –organ tubuh ke bentuk semula
4. Ajarkan perawatan payudara
R/ perawatan payudara yang benar dapat
mencegah kelainan pada putting susu.
5. Ajarkan perawatan luka perineum
R/ perawatan luka yang aseptik
septik potensi terjadinya infeksi.
IV. Implementasi
Dx : P1001 Hari ke-4 PP dengan
puting susu lecet
No
|
Tanggal/jam
|
Implementasi
|
1
|
15-2-2009
pkl. 09.10 wib
|
Menciptakan lingkungan terapeutik
|
2
|
15-02-2009
pkl.09.20 wib
|
Mengajarkan ibu cara
/posisi menyusui yang benar
|
5
|
15-02-2009
pkl.09.40 wib
|
Menganjurkan ibu diit
TKTP dan minum air putih yang banyak
|
6
|
15-02-2009
pkl.09.50 wib
|
Mengajarkan ibu perawatan payudara
|
137
|
15-02-2009
pkl.10.00 wib
|
Melakukan perawatan
luka perineum dengan menggunakan kassa steril yang diolesi betadine
|
VIII. Evaluasi
Tanggal 15 feb 2009 Pukul 10.00 WIB
S : Ibu mengatakan nyeri dan panas pada puting
susu sudah berkurang
Ibu mengatakan sudah bisa cara / posisi menyusui yang
benar dan ingin pulang dengan membawa anaknya.
O : Keadaan Umum :
cukup TD : 110/70 mmHg
Kesadaran :
Compos Mentis Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,7 o C
Involusi uteri : TFU 3 jari bawah pusat, keras,
keluar lochea rubra
Ibu sudah bisa cara menyusui yang benar
A : P1001 Hari ke-4 PP dengan puting susu lecet
P :
Ajarkan ibu mengenali tanda- tanda bahaya masa nifas
Berikan health education :
- Perawatan bayi (tali pusat, memandikan, mengganti popok dan cara/posisi menyusui yang benar)
- Nutrisi
- Perawatan payudara dan luka perineum.
- Personal hygine, istirahat, aktivitas dan hubungan seksual.
Anjurkan segera ikut KB
Anjurkan pada ibu kontrol 1 minggu lagi dengan membawa bayinya atau
bila ada tanda – tanda bahaya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8
minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode, yaitu puerpurium dini,
puerpurium intermedial dan remote puerpurium.
Involusi alat – alat
kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi
uteri, plasental bed mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains,
lochea, servik dan ligamen. Macam – macam lochea, antara lain : lochea rubra,
lochea sanguinolenta, lochea serosa, lochea alba, lochea purulenta, dan
lochiostasi.
Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi,
diit, miksi, BAB, Perawatan payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan
pasca persalinan.
Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum:
tensi, nadi, keluhan.Keadaan umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi,
putting susu, dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, secret yang
keluar (lochia,flour albus ), dan keadaan alat-alat kandungan.
Involusi adalah
keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram
habis bersalin menjadi 40-60 gr selama 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini
kurang baik atau terganggu disebut sub- involusi. Faktor – faktor penyebab
antara lain : infeksi, sisa uri, mioma uteri, dan bekuan – bekuan darah.
Putting
susu yang lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : posisi dan
perlekatan yang salah, melepas penghisapan bayi yang salah, membersihkan
putting susu dengan menggunakan sabun / alkohol.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa
hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
4.2.2. Bagi latihan praktek
Dapat menyesuaikan antara
teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan
sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam mencegah kematian
pada ibu.
4.2.3. Bagi institusi pendidikan
Dapat
menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Gde M.
I.B, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Mochtar R, 2003. Sinopsis Obstetr. EGC. Jakarta.
Sarwono P,
2005. Ilmu Kebidanan. EGC. Jakarta.
Soemarto, 2003. Pedoman
Diagnosis Dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan; hal 73.
RSUD Dr Soetomo. Surabaya
ConversionConversion EmoticonEmoticon