ASUHAN
KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN
ASFIKSIA RINGAN
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Asfiksia neonatorum
ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas scr spontan dan teratur
setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia
ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan,
atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk
apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan
pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi
gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999)
B. Etiologi
Asfiksia terjadi karena
adanya gangguan pertukaran gas serta transpor O2 dari ibu ke janin
sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam
menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun
akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak
karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. Penggolongan penyebab kegagalan
pernafasan pada bayi terdiri dari :
1. Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu, hal ini akan
menimbulkan hipoksia janin. Hipoksia ibu dapat terjadikarena hipoventilasi
akibat pemberian obat analgetik atau anestesi dalam.
b. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran
darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengairan O2 ke
plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada kasus-kasus :
1) Gangguan kontraksi uterus, misalnya
: hipertensi, hipotoni / tetani uterus akibat penyakit atau obat.
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena
perdarahan.
3) Hipertensi pada penyakit eklamsia.
2. Faktor Janin
a. Gangguan aliran darah dalam tali
pusat karena tekanan tali pusat.
b. Depresi pernafasan karena obat-obat
anastesia / analgetika yang diberikan kepada ibu.
c. Trauma yang terjadi pada persalinan,
misalnya : perdarahan intracranial.
d. Kelainan kongenital, misalnya :
hernia diafragmatika, atresia saluran pernafasan, hipoplasia paru, dan
lain-lain.
(Wiknjosastro, 1999).
C. Perubahan Patofiologis dan Gambaran
Klinis
Pernafasan spontan BBL
tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat
gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian
asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apnu disertai dengan penurunan
frekuensi. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi
dan penurunan TD.
Pada asfiksia terjadi
pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi.
Pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam
tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis
glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan
berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang
disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya :
1. Hilangnya sumber glikogen dalam
jantung akan mempengaruhi fungsi jantung.
2. Terjadinya asidosis metabolik yang
akan menimbulkan kelemahan otot jantung.
3. Pengisian udara alveolus yang kurang
adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru
sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan
mengalami gangguan. (Rustam, 1998).
D. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu :
1.
Denyut jantung janin
Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan
tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar his,
dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.
2.
Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada
presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai.
Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan
indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
3.
Pemeriksaan pH darah janin
Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan
kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini
diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun
sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin
disertai asfiksia.
(Wiknjosastro,
1999)
E. Penanganan pada asfiksia
Tindakan yang dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi BBL. Sebelum
resusitasi dikerjakan perlu diperhatikan bahwa :
1.
faktor waktu sangat penting.
2.
Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia /
hipoksia antenatal tidak dapat diperbaiki, tetapi kerusakan yang akan terjadi
karena anoksia / hipoksia pascanatal harus dicegah dan diatasi.
3.
Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan
keterangan yang jelas tentang faktor penyebab terjadinya depresi pernafasan
pada BBl.
4.
Penilaian BBL perlu dikenal baik, agar resusitasi
yang dilakukan dapat dipilih dan ditentukan secara adekuat. (Prawiroharjo,
2002)
F. Prinsip Dasar Resusitasi
1.
Memberikan lingkungan yang baik pada bayi dan
mengusahakan saluran pernafasan bebas serta merangsang timbulnya pernafasan.
2.
Memberi bantuan pernafasan secara efektif pada bayi
yang menunjukkan usaha bernafas lemah.
3.
Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi.
4.
Menjaga agar sirkulasi tetap baik. (Wiknjosastro,
1999)
G. Persiapan Alat Resusitasi
Sebelum menolong persalinan, selain persalinan, siapkan juga alat-alat
resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu :
1.
2 helai kain / handuk.
2.
Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa
kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah
disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
3.
Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.
4.
Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.
5.
Kotak alat resusitasi.
6.
Jam atau pencatat waktu.
(Wiknjosastro,
2007).
H. Langkah-Langkah Resusitasi
1.
Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian
keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
2.
Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi
terlentang pada alas yang datar.
3.
Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing
positor).
4.
Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari
mulut, apabila mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
5.
Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil
telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi.
6.
Nilai pernafasan
b.
Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung
selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai
warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri
oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
c.
Jika pernasalan sulit (megap-megap) lakukan
ventilasi tekanan positif.
7.
Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2
100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut
tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke
mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
8.
Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung
selama 6 detik, hasil kalikan 10.
a.
100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.
b.
60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan
pemberian PPV.
c.
60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung,
lakukan PPV, disertai kompresi jantung.
d.
< 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi
jantung.
9.
Kompresi jantung
Perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara
kompresi jantung :
a
Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan
tangan lain mengelilingi tubuh bayi.
b
Jari tengah dan telunjuk menekan stemun dan tangan
lain menahan belakang tubuh bayi.
10. Lakukan
penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
11. Denyut
jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut
jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
12. Jika
denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 :
10.000 dosis 0,2 – 0,3 mL / kg BB secara IV.
13. Lakukan
penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat.
14. Jika
denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas
tiap 3 – 5 menit.
15. Lakukan
penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di
atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara
IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA BAYI
BARU LAHIR NY. “P”
DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RB SURYA
ASIH
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal 20 November
2007 Pukul
: 10.00 WIB
A.
Identitas
1.
Bayi
Nama : Bayi Ny. Desi
Tanggal lahir : 20 November 2007
Jam lahir : 10.00 WIB
Jenis kelamin : Perampuan
2.
Orang tua
Nama Istri : Ny.
Desi Nama suami : Tn.
Edwin
Umur : 26 tahun Umur : 29 thaun
Agama : Islam
Agama : Islam
Suku : Jawa
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jl.Sesosa
No. 3 Alamat : Jl. Serosa No. 3
B.
Keluhan Utama
Dasar :
Bayi kesulitan dalam bernafas, suhu tubuh 36oC, APGAR sore
6/8, BB + 3000 gr, PB = 50 cm, frekuensi jantung = 100 x / menit, ekstremitas
biru
C.
Riwayat Persalinan
a
Persalinan ditolong oleh : bidan
b
Jenis persalinan : Spontan pervaginam
c
Tempat persalinan : RB Surya Asih
d
Lama persalinan : Kala I : 8 jam
Kala
II : 20
menit
Kala
III : 15
menit
e
Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada
f
Keadaan air ketuban : Jernih
g
Keadaan umum BBL : Kelahiran tunggal
Usia
kehamilan saat melahirkan +
40
minggu
D.
Pemeriksaan Fisik
1.
Nilai APGAR
No
|
Aspek yang dinilai
|
0
|
1
|
2
|
Waktu
|
|
1
|
5
|
|||||
1.
|
Frekuensi denyut jantung
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
1
|
2
|
2.
|
Usaha bernafas
|
Tidak ada
|
Lambat teratur
|
Menangis kuat
|
1
|
1
|
3.
|
Tonus otot
|
Lumpuh
|
Ekstremitas flexi sedikit
|
Gerakan aktif
|
1
|
1
|
4.
|
Reaksi terhadap rangsangan
|
Tidak ada
|
Gerakan sedikit
|
Menangis
|
2
|
2
|
5.
|
Warna kulit
|
Biru / pucat
|
Tubuh kemerahan ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh kemerahan
|
1
|
2
|
|
|
|
|
|
6
|
8
|
2.
Antropometro
a
Berat badan : 3000 gr
b
Panjang badan : 50 cm
c
Lingkar kepala : 35 cm
d
Lingkar dada : 30 cm
e
Lila : 9,5 cm
3.
Refleks
a
Moro : ada
b
Tonic neak : ada
c
Palmargrap : ada
4.
Menangis : bayi menangis saat dirangsang
5.
Tanda Vital
a
Suhu : 36oC
b
Nadi : 110 x / menit
c
Pernafasan : 34 x / menit
6.
Kepala
a
Simetris : tidak ada kelainan yang dialami
b
Ubun-ubun besar : cembung
c
Ubun-ubun kecil : tidak ada
d
Caput succedenum : tidak ada
e
Cephal hematoma : tidak ada
f
Sutura : tidak ada moulage
g
Luka di kepala : tidak ada
h
Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
7.
mata
a
Posisi : simetris kanan dan kiri
b
Kotoran : tidak terdapat kotoran
c
Perdarahan : tidak terdapat perdarahan
d
Bulu mata : ada
8.
Hidung
a
Lubang hidung : terdapat 2 lubang kanan dan kiri
b
Cuping hidung : ada, kanan dan kiri simetris
c
Keluaran : tidak ada
9.
Mulut
a
Simetris : atas dan bawah
b
Palatum : tidak ada celah
c
Saliva : tidak ada hipersaliva
d
Bibir : tidak ada labia skizis
e
Gusi : merah, tidak ada laserasi
f
Lidah bintik putih : tidak ada
10. Telinga
a
Simetris : kanan dan kiri
b
Daun telinga : ada kanan dan kiri
c
Lubang telinga : ada, kanan dan kiri berlubang
d
Keluaran : tidak ada
11. Leher
a
Kelainan : tidak ada kelainan
b
Pergerakan : dapat bergerak ke kanan dan kiri
12. Dada
a
Simetris : simetris kanan dan kiri
b
Pergerakan : bergerak waktu bernafas
c
Bunyi nafas : nafas lambat teratur
d
Bunyi jantung : teratur
e
Frekuensi jantung : 100 x / menit
13. Perut
a
Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
b
Bising usus : teratur
c
Kelainan : tidak ada kelainan
14. Tali pusat
a
Pembuluh darah : 2 arteri dan 1 vena
b
Perdarahan : tidak ada perdarahan
c
Kelainan : tidak ada kelainan
15. Kulit
a
Warna : kemerahan dan ekstremitas biru
b
Turgor : (+) ada
c
Lanugo : ada
d
Vernik koseosa : ada
e
Kelainan : tidak ada kelainan
16. Punggung
a
Bentuk : lurus
b
Kelainan : tidak ada kelainan
17. Ekstremitas
a
Tangan : simetris kanan dan kiri
b
Kaki : simetris kanan dan kiri
c
Gerakan : ada
d
Kuku : lengkap
e
Bentuk kaki : lurus
f
Bentuk tangan : lurus
g
Kelainan : tidak ada kelainan
18. Genitalia : jenis kelamin perempuan
II. Interpretasi Data Dasar
A.
Diagnosa
Dasar :
1.
Bayi lahir sungsang pervaginam tanggal 20
November 2007 pukul 10.00 WIB.
2.
Suhu tubuh 36oC, APGAR 6/8, BB = 3000 gr,
PB = 50 cm DJJ = 100x/menit, ekstremitas biru.
B.
Masalah
1.
Gangguan pemenuhan O2
2.
Hipotermi
Dasar :
1.
Terdapat lendir pada jalan nafas
2.
Nafas masih terdapat ronchi
3.
Suhu tubuh bayi 36oC
4.
Tubuh bayi terasa dingin
C.
Kebutuhan
1.
Pembersihan jalan nafas
2.
Perbaikan suhu
3.
Perawatan tali pusat
Dasar :
1.
APGAR 6/8, pengaturan suhu8
2.
Tali pusat masih basah
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
potensial
1.
Asfiksia berat
2.
Hipotermi berat / sedang
3.
Infeksi tali pusat
Dasar :
1.
Ekstremitas bayi telihat biru
2.
Suhu tubuh 36oC
3.
Tali pusat masih basah
IV. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
yang membutuhkan penanganan segera dan kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan
V. Perencanaan
1.
Cegah kehilangan panas
a
Bungkus bayi dengan handuk di atas perut ibu bila
tali pusat panjang
b
Hidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian
dada bayi
2.
Lakukan pembebasan jalan nafas
a
Bebaskan jalan nafas
b
Letakkan bayi pada posisi yang benar
c
Lakukan slim zuinger
3.
Lakukan rangsang taktil
a.
Usap-usap punggung bayiatau
b.
Sentil
4.
Lakukan penilaian bayi
a
Perhatikan dan nilai nafas bayi
b
Hitung frekuensi denyut jantung bayi
c
Nilai warna kulit bayi
5.
Lakukan perawatan tali pusat
a
Jepit tali pusat dengan 2 buah klem.
b
Potong tali pusat dengan gunting tali pusat.
c
Bungkus tali pusat dengan kassa steril.
d
Ajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat.
e
Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
secara teratur.
f
Lakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6.
Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
7.
Anjurkan ibu untuk mengonsumsi sayur-sayur hijau
VI. Pelaksanaan
Pada tanggal 20
November 2007 Pukul 10.00 WIB
1.
Mempertahankan suhu tubuh bayi
a
Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang
ada di atas perut ibu bila tali pusat panjang. Mengeringkan tubuh dan kepala
bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu
tubuh melalui evaporasi.
b
Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan
bagian dada bayi dengan meletakkan bayi terlentang di bawah alat pemancar
panas. Alat pemancar panas perlu disiapkan sebelumnya agar kasur tempat
diletakkan bayi juga hangat.
2.
Melakukan pembebasan jalan nafas
a.
Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan
mata, hidung, dan mulut bayi secara zig zag dengan kasa steril segera setelah
lahir.
b.
Meletakkan bayi terlentang atau miring dengan leher agak
ekstensi atau tengadah dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung di
bawah bahu sehingga bahu terangkat 2 – 3 cm.
c.
Membersihkan jalan nafas dengan menghisap caman
amnion dan lendir dari mulut dan hidung menggunakan slim zuinger. Bila air
ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dari trakea diperlukan untuk
mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap
dari hidung.
3.
Melakukan rangsang taktil
a
Usap-usap punggung bayi ke arah atas
b
Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan
rangsangan yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernafasan.
4.
Melakukan penilaian bayi
a
Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b
Menghitung frekuensi jantung bayi setiap 30 menit
c
Menilai warna kulit bayi
5.
Melakukan perawatan tali pusat
a
Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem.
b
Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat.
c
Membungkus pada ibu untuk perawatan tali pusat.
d
Mengajarkan pada ibu untuk perawatan wali pusat.
e
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali
pusat.
f
Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6.
Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI
eksklusif
a
Menganjurkan pada ibu agar memberikan ASI eksklusif,
yaitu dengan tidak memberikan makanan lain selain ASI
b
Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi
sayur-sayuran hijau seperti daun katuk, bayam, sawi dan lain-lain.
VII.
Evaluasi
Pada tanggal 20 November 2007 pukul 11.00 WIB
1.
Suhu tubuh dibungkus dengan handuk kering dan bersih
a
Bayi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih
b
Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan
handuk
c
Radian warmer telah melakukan pembebasan jalan nafas
2.
Pembebasan jalan nafas telah dilakukan
a.
Mata, hidung, dan mulut telah dibersihkan
b.
Bayi telah diposisikan dengan benar
c.
Jalan nafas telah dibersihkan
3.
Rangsang taktil telah dilakukan
Punggung telah diusap ke arah atas
4.
Bayi bernafas spontan
5.
Perawatan tali pusat telah dilakukan
6.
Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI eksklusif
a.
Ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI
eksklusif
b.
Ibu mengerti dan bersedia untuk mengonsumsi
sayur-sayuran hijau
Catatan Perkembangan
Hari ke-2
Tanggal 21 November 2007
S : a. Ibu mengatakan sudah melakukan yang
dianjurkan
b. Ibu
mengatakan sudah memberi ASI pada bayinya
c. Ibu
mengatakan anaknya BAB 3x
d. Ibu
mengatakan anaknya tampak sehat dan akan segera pulang
e. Ibu
mengatakan anaknya sudah dimandikan dan dibedung
O : a. Keadaan umum bayi anak
Rooting refleks : (+)
Sucking refleks : (+)
Swallowing refleks : (+)
b. Tanda-tanda
vital
RR : 30 x / menit
Suhu : 36oC
Nadi : 110 x / menit
c. Warna
kulit kemerahan
d. Tali
pusat terawat baik dan masih basah
e. Perut
bayi tidak kembung
f. Eliminasi
BAB : 3x/hari
BAK : 8x/hari
A : Diagnosa
Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar : Bayi lahir spontan, tanggal 20 November 2007 , pukul
10.00 WIB
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan tali pusat
2. Perawatan pada ibu dan keluarga tentang :
a.
Personal hygiene bayi
b.
Pemberian ASI eksklusif
c.
Pertahankan suhu tubuh bayi
3. Perawatan bayi sehari-hari
P : 1. Mandikan bayi 2 x sehari
2. Merawat
tali pusat
3. Berikan
penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
Hari ke 4
Tanggal 23 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi
tidur + 16 jam
2. Ibu
mengatakan bayinya BAK + 6 – 8 kali sehari, BAB 2 x sehari
3. Ibu
mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam
O : 1. Keadaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda
vital
RR : 50 x / menit
Suhu : 37oC
Nadi : 130 x / menit
BB : 3000 gr
3. Warna
kulit kemerahan
4. Tali
pusat masih lemah
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 3 hari
Dasar : Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20
2007
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari
2. Pemberian ASI
Ekslusif
P : 1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan
ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi
Hari ke 6
Tanggal 25 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan
baik dan tidak rewel
2. Ibu
mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar
3. Ibu
mengatakan bayinya tidur selama + 16 jam
O : 1. Keadaan umum bayi baik
Tanda – tanda vital
RR : 45 x / menit
Suhu : 37oC
Nadi : 128x/menit
BB : 3000 gr
2. Warna
kulit kemerahan
3. Tali
pusat mulai kering
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 5 hari
Dasar : Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 20 november 2007
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari
2. Pemberian ASI eksklusif
P : 1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
2. Melakukan
immunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri. Jakarta
: EGC
Wiknjosastro, Gulardi H. dkk. 2007. Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta
: JNPK-KR
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu
Kebidanan. Jakarta
: YBP
Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo. 2002. Pelaksanaan Kesehatan Maternal dan Neotatal. Jakarta : YBC
2 komentar
Click here for komentar1985 Mercury Capri AC Compressor
ReplyThis is a better-quality article as they all are. I make fun of been wonder wide this an eye to some beat now. Its great to receive this info. You are fair and balanced.
thankss jacob
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon