BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Dalam negara
berkembang pada kehamilan tidak selalu berjalan dengan lancar dan baik, salah
satunya terjadi abortus. Sehubungan dengan ini dan mengetahui sedini mungkin
tanda-tanda terjadi abortus. Saat ini masih besar matluntt Slager dan Eistman
“Abortus terjadi sekitar 10% dari keharnilan, dm abortus terjadi pada bulan ke
2-3 mencapai 80%.
Di
Indonesia, bedasarkan undang-undang melakukan abortus buatan dianggap suatu
kejahatan, merupakan tindak pidana yang terlasana. Akan tetapi abortus buatan
sebagai tindakan pengobatan apabila itu salah satunya kalau untuk menolong jiwa
dan kesehatan ibu serta sungguh sungguh dapat dipmggungjawabkan, dapat
dibenarkan dan biasanya tidak di tuntut.
Indikasi
medis akan berubah-ubah menurut perkembangan ilmu kedokteran untuk melaku kan
abortus, ada pula indikasi yang bersifat sosial, medis, hermenier, dan igenetis
bukan semata-mata untuk menolong ibu, tetapi juga dengan pertirnbangan
keseiamatan anak, jasmani, dan rohani.
Menurut
beberapa penelitian, abortus abortus buatan paling banyak dilakukan orang
golongan wanita yang bersuami, disebabkan karena banyak anak. tekanan ekonomi,
dan sebagainya.
Keputusan
untuk melakukan abortus buatan harus diambil oleh sekurang-kurangnya dua orang
dokter dengan persetujuan tertulis dan wanita hamil atau suaminya atau
keluarganya yang dekat dan dilakukan di suatu rumah sakit yang mempunyai cukup
fasilitas untuk menger jakannya.
1.2. Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dan pengalaman
yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan
reproduksi abortus incompletus di BPS surabaya
reproduksi abortus incompletus di BPS surabaya
1.2.2.
Tujuan Khusus
Diharapkan
mahasiswa akaderni kabidanan dapat:
1.
Melaksanakan pengkajian pada klien dengan abortus incompletus.
2.
Menentukan identifikasi masalah klien Melaksanakan pengkajian pada klien dengan
abortus incompletus.
abortus incompletus.
3.
Menentukan antisipmi masalah pada klien dengan abortus incornpletus.
4.
Menentukan identifikasi kebutuhan segera pada klien dengan abortus incompletus.
5.
Menentukan rencaxa asuhan kebidanan disertai resionalisasi dan mengintewensi
pada klien dengan abortus incompletus.
pada klien dengan abortus incompletus.
6.
Melaksadcan intervensi yang telah dilanukan pada klien dengan abortus
incompletus.
incompletus.
7.
Mengevaluasi klien hasil tidakan yang telah dilakukan pada klien dengan abortus
incompletus.
incompletus.
1.3. Ruang
Lingkup
Studi
kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi.
1.4. Metode
Penulisan
1. Studi
Kepustakaan
Penulis membekaii diri dengan membaca literatur-literatur yang beraitan dengan topik-topik asuhan kebidanan dengan abortus incompletus.
Penulis membekaii diri dengan membaca literatur-literatur yang beraitan dengan topik-topik asuhan kebidanan dengan abortus incompletus.
2. Praktek
langsung
Dengan memberikan asuhan kebidanan penulis berupaya melakukan pendekatan dan memberikan pelayanan kesehatan pada klien secara langsung.
Dengan memberikan asuhan kebidanan penulis berupaya melakukan pendekatan dan memberikan pelayanan kesehatan pada klien secara langsung.
3. Bimbingan
dan konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penufis melakukan konsultasi dan bimbingan, baik bimbingan ruangan maupun pembimbing pendidikan.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penufis melakukan konsultasi dan bimbingan, baik bimbingan ruangan maupun pembimbing pendidikan.
1.5.
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode penuiisan, serta sistematika.
Dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode penuiisan, serta sistematika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang abortus incompletus dengan tindakan curaretage.
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang abortus incompletus dengan tindakan curaretage.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny”S” dengan abortus incompletus.
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny”S” dengan abortus incompletus.
BAB IV
PENUTUP
Dalam Bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang dapat berguna bagi sernua pikak.
Dalam Bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang dapat berguna bagi sernua pikak.
DAFTAR
PUSTAKA.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian
EASTMAN :
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup
hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400 – 1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu (Sinopsis Obsetri, Fisiologis, Pathologis : 209).
JEFFCOAT :
Abortus adalah pengeiuaran dihasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 rninggu,
yaitu fetus belurn viable by low (Sinopsis Obsetris Fisiologi Pathologi : 209)
HOLNER :
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 di mana proses
plarentasi belum selesai (Sinopsis Obsetris Fisiologi, Pathologi : 209)
2.2. Abortus
Imcompletus (Keguguran Bersisa)
2.2.1.
Pengertian
Adalah abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cerviks, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak (Sarwono Prawirorahardjo, 1999) Adalah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan. yang tertinggal adalah desidua.plasenta (Sinopsis, Obsetri, Fisiologi, Pathologi : 1998)
Adalah abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cerviks, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak (Sarwono Prawirorahardjo, 1999) Adalah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan. yang tertinggal adalah desidua.plasenta (Sinopsis, Obsetri, Fisiologi, Pathologi : 1998)
2.2.2.
Patofisiologi
Perubafian patofisiologi dimulai dari perdarahan pada desidua yang menyebabkan necrose dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian / seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut “Bligrted Ovum”.
Perubafian patofisiologi dimulai dari perdarahan pada desidua yang menyebabkan necrose dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian / seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut “Bligrted Ovum”.
2.2.2.
Gejala-gejala
Yang
terpenting adalah :
1) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan berlangsung terus menerus,
2) Serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim, maka uterus &an berusaha mengelwkannya dengan mengadakan kontraksi.
3) Amenorhoe
4) Sakit perut
5) Biasanya berupa stolsel (darah beku)
6) Sering terjadi infeksi
7) Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan
1) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan berlangsung terus menerus,
2) Serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim, maka uterus &an berusaha mengelwkannya dengan mengadakan kontraksi.
3) Amenorhoe
4) Sakit perut
5) Biasanya berupa stolsel (darah beku)
6) Sering terjadi infeksi
7) Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan
2.2.3.
Penyebab
Pada hamil
muda abortus selaiu didahului oleh kematian janin. Kematian janin disebabkan
oleh :
1) Kelainan telur (kelainan kromosom : trisomi, poliploid) kelainan telur menye babkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa shingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan pertumbuhan
selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor ekstrogen virus, radiasi, zat kimia)
1) Kelainan telur (kelainan kromosom : trisomi, poliploid) kelainan telur menye babkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa shingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan pertumbuhan
selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor ekstrogen virus, radiasi, zat kimia)
2) Penyakit
ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
a. Infeksi
akut yang berat pneumonia, typaus dan lain-lain, dapat menyebabkan abortus
prematum : janin dapat meninggal oleh toxin-toxidkarena penyehuan yang toxis
dapat menyebabkan abortus wdaupun janin hidup.
b, Kelainan
endoktri, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenja.r gondok.
c. Trauma,
misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus
d. Kelainan
alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang pendek, retro flexio
utero incarcereta, kelainan endometriala, selama ini dapat menimbulkan abortus.
2.2.5.
Komplikasi
1)
Perdarahan (haemorrogrie)
2) Perforasi
3) Infeksi dan tetanus
4) Payah ginjal akut
5) Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
2) Perforasi
3) Infeksi dan tetanus
4) Payah ginjal akut
5) Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
2.3.
Tindakan Operatif Penanganan Abortus
2.3.1.
PengeIuaran Secara digital
Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan wrviks uteri yang dapat dilalui oleh satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri.
Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan wrviks uteri yang dapat dilalui oleh satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri.
2.3.2.
Kuretose (kerokan)
Adalah cara
menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum
melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan
letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus.
2.3.3 Vacum
kuretase
Adalah cara
mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum
BAB III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
Tanggal
pengkajian : 28 July 2007
I.
Pengkajian Data
A. Data
Subyektif
1. Identitas
1. Identitas
Nama : Ny.
“D”
Nama Suami : Tn. “A”
Umur :30 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agarna : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ lndonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidlikan : SMEA tamat Pendidikan : STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Status kawin : Menikah lx Status kawin : Menikah lx
lamanya 3 tahun lamanya 3 tahun
Alamat : Jl . L .K Surabaya Alamat : Jl. L .K Surabaya
Umur :30 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agarna : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ lndonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidlikan : SMEA tamat Pendidikan : STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Status kawin : Menikah lx Status kawin : Menikah lx
lamanya 3 tahun lamanya 3 tahun
Alamat : Jl . L .K Surabaya Alamat : Jl. L .K Surabaya
2. Anamnesa
Pada tanggal : 28 juli 2007 Jam : 16 . 30 WIB
I) Alasan utama masuk BPS : Ibu mengatakan keluar flek hitam pada hari sabtu tanggal 28 – 07 – 2007 jam 16.00 WIB
Pada tanggal : 28 juli 2007 Jam : 16 . 30 WIB
I) Alasan utama masuk BPS : Ibu mengatakan keluar flek hitam pada hari sabtu tanggal 28 – 07 – 2007 jam 16.00 WIB
2) Keluhan
utarna : ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah dari
kemaluannya sebanyak setengah kotex sejak tadi pagi puku104.30 WTB.
3) Perasaan
(terakhir datangg ke BPS ); cemas dengan keadaannya saat ini.
4)
Pengeluaran pervaginam
3. Riwayat
kesehatan dahulu
Ibu
mengatakan tidak mempunyai penyakit seperti jantung, TBC, asma, hipertensi,
demam berdarah.
4. Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit seperti jantung, TBC. asma,
hipertensi dan gemelly.
5. Riwayat
psikososial dan spiritual
a. Riwayat
psikologis
- Pasien mengatakan apakah tidak sakit bila curetage
- Pasien tampak kesakitan karena perut mulas.
- Pasien mengatakan apakah tidak sakit bila curetage
- Pasien tampak kesakitan karena perut mulas.
b. Riwayat
sosial
Hubungan pasien dengan suami, anak dan semua famili serta tetangga baik, pasien tinggal serumah dengan suami dan anaknya.
Hubungan pasien dengan suami, anak dan semua famili serta tetangga baik, pasien tinggal serumah dengan suami dan anaknya.
c. Riwayat
spiritual
Pasien memeluk agama Islam dan rajin melakukan sholat 5 waktu.
Pasien memeluk agama Islam dan rajin melakukan sholat 5 waktu.
6. Riwayat
kebidanan
a. Riwayat
haid
- Menarche : 13 tahun
- Sikius : 28 hari
- Teratur/tidak : teratur
- Dysmenorhae : tidak
- HPHT :19-04-2007
- Menarche : 13 tahun
- Sikius : 28 hari
- Teratur/tidak : teratur
- Dysmenorhae : tidak
- HPHT :19-04-2007
b, Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas lalu
No Tgl Lahir
Usia Keha milan Jenis Persalinan Tempat Persalinan Komplikasi Penolong Bayi
Nifas Ket
Umur Ibu Bayi PB/BB/Kel Keadaan Keadaan Lact
123 1 thn 2 hr 7 bln
Umur Ibu Bayi PB/BB/Kel Keadaan Keadaan Lact
123 1 thn 2 hr 7 bln
9 bln
Spontan
Spontan
Tindakan RS
RS -
- -
- Bidan
Dokter
Dokter 48
cm/L
1900g
1900g
50 cm/P
3150 g
3150 g
- Sehat
Sehat
- Baik
Baik
- 1 bln
-
- Sehat
Sehat
-
7. Pola
Kebiasaan sehari-hari
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga , pekerjaan yang biasa dilakukan seperti memasak, mencuci, menyetrika, mengepel, menyapu dan megurus anak.
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga , pekerjaan yang biasa dilakukan seperti memasak, mencuci, menyetrika, mengepel, menyapu dan megurus anak.
B. Data
Obyektif
1.
Pemeriksaan umum :
- Keadaan
umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Suhu / nadi : 36°C / 84 x /mnt
- RR : 22 x / menit
- Berat badan : 53 kg
- Tinggi badan : 158 cm
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Suhu / nadi : 36°C / 84 x /mnt
- RR : 22 x / menit
- Berat badan : 53 kg
- Tinggi badan : 158 cm
2. Pemeriksaan
fisik :
- Rambut : bersih, hitam, lurus.
- Muka : wajah tampak cemas, doasma gravidanun (-)
- Mata : Icterus (-) conjungtiva tidak anemis
- Hidung : bersih, polip (-)
- Telinga : bersih, sekret (-)
- Mulut : bibir tidak pucat, stomatitis (-)
- Gigi : tidak caries, tidak berlubang
- Leher : pembesaran keienjar limfe -/-, kelenjar tiroid -/-
- Payudara : simetris, hiperpivmentasi, aerola mamae (-) putting susu menonjol
- Perut : pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas operasi
- Vulva : tanda barthofirnitis (-), pengeluaran darah (+), bekas jaringan parut
Pada perut.
- Rambut : bersih, hitam, lurus.
- Muka : wajah tampak cemas, doasma gravidanun (-)
- Mata : Icterus (-) conjungtiva tidak anemis
- Hidung : bersih, polip (-)
- Telinga : bersih, sekret (-)
- Mulut : bibir tidak pucat, stomatitis (-)
- Gigi : tidak caries, tidak berlubang
- Leher : pembesaran keienjar limfe -/-, kelenjar tiroid -/-
- Payudara : simetris, hiperpivmentasi, aerola mamae (-) putting susu menonjol
- Perut : pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas operasi
- Vulva : tanda barthofirnitis (-), pengeluaran darah (+), bekas jaringan parut
Pada perut.
3.
Pemeriksaan khusus
- Infeksi : perut agak membesar, linea nigra (+), striae Iivide (+), luka parut (-)
- Pafpasi : Tfu 2 jari atas simpisis
- Auskultasi : dll (-)
- Infeksi : perut agak membesar, linea nigra (+), striae Iivide (+), luka parut (-)
- Pafpasi : Tfu 2 jari atas simpisis
- Auskultasi : dll (-)
4.
Pemeriksaan penunjang
Ø Laboratorium HB 11,5 gram %
Ø Dilakukan pemeriksaan USG
Ø Laboratorium HB 11,5 gram %
Ø Dilakukan pemeriksaan USG
5. Tindakan
dan terapy
Pemberian amoxilin 3 x 1
Asam mefenamat 3 x I
II. Identifikasi Masalah / Diagnosa
Pemberian amoxilin 3 x 1
Asam mefenamat 3 x I
II. Identifikasi Masalah / Diagnosa
Tanggal/jam
Diagnosa/masalah/Kebutuhan Data Dasar
28-07-2007
Pk. 16.00 WIB G III P 100021 dengan abortus incomplete
28-07-2007
Pk. 16.00 WIB G III P 100021 dengan abortus incomplete
Masalah:
Cemas sampai dengan tindakan curetase
DS
Ø Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan
DO
Ø KU ibu baik
Ø TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 84 x/mnt
Resp : 22x/mnt
Keluar darah pervaginam (+) sedikit
Ds asien tampak gelisah
Do : Ku baik
IIII. Antisipasi Masalah Potensial
Cemas sampai dengan tindakan curetase
DS
Ø Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan
DO
Ø KU ibu baik
Ø TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 84 x/mnt
Resp : 22x/mnt
Keluar darah pervaginam (+) sedikit
Ds asien tampak gelisah
Do : Ku baik
IIII. Antisipasi Masalah Potensial
Perdarahan
IV.
Identifikasi kebutuhan segera
- Kolaborasi
dengan dokter obgyne
- Observasi TTV
- Pasien dipuasakan
- Observasi TTV
- Pasien dipuasakan
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Abortus Incomplete (keguguran bersisa) merupakan abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cervik, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak.
Salah satu gejala yang terpenting adalah setelah terjadinya abortus dengan pengeluaran jaringan. Perdarahan berlangsung teruas menerus selain itu servik tetap terbuka karena masih ada benda asing di dalam rahim maka uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi.
Abortus Incomplete (keguguran bersisa) merupakan abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cervik, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak.
Salah satu gejala yang terpenting adalah setelah terjadinya abortus dengan pengeluaran jaringan. Perdarahan berlangsung teruas menerus selain itu servik tetap terbuka karena masih ada benda asing di dalam rahim maka uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi.
4.2. Saran
1. Bagi tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana kebidanan lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Bidan harus meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan lainnya, klien dan keluarganya.
1. Bagi tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana kebidanan lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Bidan harus meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan lainnya, klien dan keluarganya.
2. Bagi
klien dan Masyarakat
Untuk keberhasilan Asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
Untuk keberhasilan Asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
3. Bagi
Mahasiswa
Diharapkan mampu menguasai materi sebelum terjun ke lahan praktek.
Diharapkan mampu menguasai materi sebelum terjun ke lahan praktek.
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer
Arief , 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ke-3. media Asculapius.
Jakarta
Erica
Ruyston. 1989. Pencegahan kematian Ibu Hamil. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta
Rustam
Muchtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Penerbit EGC. Jakarta
Henderson,
Cristine Kathleen Jones. 1997. Konsep Kebidanan. EGC. Jakarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon