ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK
DENGAN LEUKEMIA
A. Pengertian
Leukemia adalah
suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel
hematopietik.
B. Patofisiologi
Klasifikasi leukemia dibagi menjadi menjadi 2 kelompok besar, yang
ditandai dengan ditemukannya sel darah putih matang yang menyolok – agranulosit
(leukemia granuosit/mielositi) atau limfosit
( limpfositik ). Klasifikasi ini didasarkan pada morfologis diferensiasi sel dan pematangan sel-sel leukemia
predominan di dalam sum-sum tulang dan
sitokimiawi (Gralnick, 1977; Dabich, 1980, Price,1995). Kalsifikasi ini juga
dapat dijadikan suatu gambaran varian dalam manifestasi klinik, prognosis dan pengobatannya.
Jika dilihat
dari proses diferensiasi sel darah penggolongan leukemia limfoblastik dan
mieloblastik dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
|
|
||||||||
|
|
||||||||
|
Leukemia dapat
terjadi sebagai akibat diferensiasi abnormal pada salah satu proses diatas.
Walaupun leukemia menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang
sedikit lebih banyak dibanding wanita. Leukemia lemfositik, terutama kronik
menyolok pada anak-anak umur kurang dari 15 tahun, dengan puncaknya pada umur
2-4 tahun.
Penyebab leukemia secara jelas hingga saat ini belum diketahui dengan
pasti, tetapi pengaruh lingkungan dan genetik diperkirakan memegang peranan
penting. Faktor genetik dapat dilihat
pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot. Faktor lingkungan berupa kontak dengan
radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia timbul bertahun-tahun kemudian.
Zat kimia misalnya : benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen
antineoplastik, dikaitkan dengan frekwensi yang meningkat , khususnya agen
alkil. Agent virus HTLV-1 dari leukemia
sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia.
Leukemia akut baik granulositik atau mielositik merupakan jenis leukemia yang banyak terjadi
pada orang dewasa. Manifestasi klinis berkaitan dengan berkurangnya atau tidak
adanya sel hematopoietik (Clarkson, 1983).
Tanda dan gejala leukemia akut berkaitan dengan netropenia dan
trombositopenia. Ini adalah infeksi berat yang rekuren disertai timbulnya tukak
pada membrana mukosa, abses perirektal, pnemonia, septikemia disertai
menggigil, demam, tachikardi dan tachypnea.
Trombositopenis menyebabkan perdarahan yang tak terkontrol. Tulang
mingkin sakit dan lunak. Anemia bukan merupakan manifestasi awal disebabkan
karena umur eritrosit yang panjang. Gejala anemia berupa pusing, malaise, dan
dispnea waktu kerja fisik yang melelahkan. Pensitopenia dapat terjadi setelah
dilakukan kemoterapi.
Leukemia limfositik akut (LLA), paling sering menyerang anak-anak dibawah
15 tahun dan mencapai puncaknya pada umur 2-4 tahun. Manifestasi LLA berupa
proliferasi limfoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat ekstra medular
seperti kelenjar limfe dan limpa. Tanda
dan gejala dikaitkan dengan penekanan pada unsur – unsur sum-sum tulang normal.
Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi utama. Tanda
lain berupa limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang, sakit kepala,
muntah, kejang, gangguan penglihatan.
Data laboratorium berupa leukositosis, limfositosis, trombosit dan sel
darah merah rendah, hiperseluler sum-sum
tulang belakang
Secara
jelas, hubungan antara patologi leukemi dengan respon klien
terhadap kondisi tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut:
Faktor
internal (Genetik, Imunologi) Faktor
Eksternal (HTLV-1, Karsinogenik
Agent, Obat-batan, Radiasi,
LEUKEMI
Gangguan pembentukan leuko memfagosit Penekanan BM
Leukocyt eritrocit&Trombocit Ggn pembentukan
komponen darah
C. Pengkajian
SISTEM
|
DATA SUBYEKTIF
|
DATA OBYEKTIF
|
Aktivitas
|
Lesu, lemah, terasa payah,
merasa tidak kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari
|
Kontraksi otot lemah
Klien ingin tidur terus dan
tampak bingung
|
Sirkulasi
|
Berdebar
|
Tachycadi, suara mur-mur
jantung, kulit dan mukosa pucat, defisit saraf cranial terkadang ada
pendarahan cerebral.
|
Eliminasi
|
Diare, anus terasa lebih lunak,
dan terasa nyeri. Adanya bercak darah segar pada tinja dan kotoran
berampas, Adanya darah dalam urine dan
terjadi penurunan output urine.
|
Perianal absess, hematuri.
|
Rasa nyaman
|
Nyeri abdominal, sakit kepala,
nyeri persendian, sternum terasa lunak, kram pada otot.
|
Meringis, kelemahan, hanya berpusat pada diri sendiri.
|
Rasa aman
|
Merasa kehilangan kemampuan dan
harapan
Riwayat infeksi yang berulang,
riwayat jatuh, perdarahan yang tidak terkonrol meskipun trauma ringan.
|
Dpresi, mengingkari, kecemasan,
takut, cepat terangsang, perubahan mood dan tampak bingung.
Panas, infeksi, memar, purpura,
perdarahan retina, perdarahan pada gusi, epistaksis, pembesaran
kelenjar limpa, spleen, atau hepar, papiledema dan exoptalmus,
|
Makan dan minum
|
Kehilangan nafsu makan, tidak
mau makan, muntah, penurunan berat badan,
nyeri pada tenggorokan dan sakit pada saat menelan.
|
Distensi abdomen, penurunan
peristaltic usus, splenomegali, hepatomegali, ikterus, stomatitis, ulserasi
pada mulut, gusi membengkak (acute monosit leukemia).
|
Sexualitas
|
Perubahan pola menstruasi,
menornhagi. Impoten.
|
|
Neurosensori
|
Penurunan kemampuan koordinasi,
perubahan mood, bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing,
kesemutan, telinga berdenging, kehilangan rasa
|
Peningkatan kepekaan otot,
aktivitas yang tak terkontrol.
|
Respirasi
|
Nafas pendek,
|
Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada
suara ronci, rales, penurunan suara nafas.
|
Belajar
|
Riwayat terpapar bahan kimia
seperti benzena, phenilbutazone, chloramfe-nikol, terkena paparan radiasi,
riawat pengobatan dengan kemotherapi.
Kesalahan kromosom,
|
|
Data penunjang:
Penghitungan sel darah :
-
Normocitic, normokromik anemia
-
Hb < 10 g/100 ml
-
Retikulosit :
rendah
-
Platelet count : < 50.000/mm
-
WBC > 50.000/cm (Shift to left) tampak blast sel
leukemia
-
PT/PTT memanjang
-
LDH meningkat
-
Serum asam urat dalam urine : meningkat
-
Serum lysozym : meningkat terutama pada acut monosit
dan myelosit leukemia.
-
Serum tembaga : meningkat
-
Serum Zinc : menurun
-
Biopsi Bone Narrow: abnormal WBC lebih dari 50 %, lebih
dari 60 % - 90 % blast sel,
-
Chest X- Ray : Pembesaran hepar dan lien
-
Lymp node biopsy : tampak pengecilan
C. Diagnose Keperawatan
1.
Resiko tinggi terjadi infeksi s.d penurunan daya tahan
tubuh, prosedur invasive, malnutrisi dan penyakit kronis.
2.
Resiko tinggi devisit cairan s.d kurang intake cairan,
muntah, perdarahan, diare, demam
3. Nyeri
s.d pembesaran organ intraabdominal, dan manifestasi dari kecemasan.
4.
Keterbatasan aktivitas s.d kelemahan, penurunan
cadangan energi, suplay oksigen yang tidak seimbang, terapi isolasi.
5.
Kurangnya pengetahuan
tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan s.d kurangnya
informasi, atau misinterprestasi.
D. Intervensi Keperawatan dan Rasional
DX
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
2.
3.
4.
5
|
-
Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung.
Awasi pemberian buah dan sayyur segar.
-
Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang
yang kontak dengan klien
-
Monitor vital sign
-
Cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian
cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat.
-
Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara
teratur..
-
Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan
rapi.
- Jaga
integritas kulit, luka yang terbuka dan kebersihan kulit dengan pembersih
antibakteri.
- Periksa
mukosa mulut dan lakukan oral hygiene.
- Jaga
kebersihan kebersihan anus dan genital.
- Awasi
istirahat dan pola tidur klien secara
ketat.
- Berikan
asupan makanan yang adekuat yang mengandung cairan serta protein tinggi.
- Lakukan
tindakan kolaborasi:
-
Blood test count :
WBC dan Neutrofil.
-
Lakukan kulture
-
Pemberian antibiotik sesuai order.
-
Review serial X-Ray
-
Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi
menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara
higienes.
-
Monitor intake dan out-put
-
Tim bang berat badan
setiap hari
-
Monitor Tensi dan frekwensi jantung.
-
Evaluasi turgor kulit, capiler refill, dan kondisi
mukosa.
-
Perhatikan mukosa dari ptechie, ecchymosis,
perdarahan gusi.
-
Lakukan tindakan yang lembut untuk mencegah perlukaan
seperti menggunakan sikat gigi yang lembut, kapas swab, lakukan tepid sponge,
gunakan alat cukur elektrik.
-
Kolaborasi:
-
Lakukan pemasangan IV line
-
Monitor laboratorium Platelet, Hb/Ct, cloting.
-
Pemberian anti muntah
-
Pemberian Alluporinol
-
Kaji keluhan nyeri dengan skala nyeri (0 – 10)
-
Monitor vital sign dan kaji ekpresi nonverbal.
-
Jaga lingkungan agar tetap tenang
-
Kurangi stimulasi yang meningkatkan stress.
-
Letakkan pada posisi nyaman
-
Lakukan perubahan posisi secara periodic
-
Evaluasi koping mekanisme klien
-
Kolaborasi:
-
Kadar asam urat
-
Pemberian analgetik
-
Pemberian narkotik
-
Antianxiety
-
Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak anak
berpartisipasi untuk bermain.
-
Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup
-
Berikan makanan selingan yang cukup selama
kemotherapi
-
Kolaborasi:
-
Antiemetik
-
Berikan oksigen
- Berikan penjelasan tentang patologi leukemia, tindakan
serta prognosenya.kepada keluarga
|
- Untuk menjaga klien dari
agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
- Mencegah infeksi silang
-
Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai
efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi
- Membantu menghilangkan
demam yang dapat menimbulkan ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak
nyamanan serta komplikasi CNS.
- Mencegah sumbatan sekresi
saluran pernafasan.
- Mencegah eksoriasi.
- Untuk mencegah infeksi
local. (Luka biasanya tidak bernanah akibat rendahnya kadar granulosit).
- Jaringan mukosa mulut
merupakan medium bagi perkembangan
bakteri.
- Untuk mencegah terjadinya
infeksi anal maupun genital.
- Untuk konservasi energi
bagi perkembangan sel-sel klien.
- Untuk mempertahankan daya
tahan tubuh klien dan keseimbangan cairan tubuh kien.
-
Penurunan WBC merupakan kesimpulan dari proses
penyakit dan efek samping dari
pengobatan kemoterapi.
-
Untuk mengetahui sensitivitas kuman.
-
Untuk mencegah infeksi
-
Indikator dari perkembangan kondisi klien.
- Penurunan
volune cairan dapat menjadi prekusor kerusakan RBC sehingga dapat menimbulkan
kerusakan tubulus ginjal dan terbentuknya batu ginjal.
- Untuk
melakukan analisis tentang fungsi ginjal.
- Perubahan
dapat menjadi indikasi hipovolemia.
- Sebagai
indicator status dehidrasi.
- Penekanan bone narrow dan
produksi platelet yang rendah beresiko menimbulkan perdarahan yang tak terkontrol.
- Jaringan yang lemah, dan
mekanisme pembekuan yang abnormal sering menjadi penyebab perdarahan tak terkontrol.
- Untuk mempertahankan
kebutuhan cairan tubuh.
- Jika
platelet count < 20000/mm. Penurunan Hb/Hct dapat menimbulkan perdarahan.
- Mencegah
hilangnya cairan melalui muntahan.
- Mencegah timbulnya nefropati
-
Untuk mempermudah intervensi dan observasi terhadap
-
Mengetahui efektivitas tindakan terhadap nyeri.
-
Meningkatkan kesempatan istirahat dan memperbaiki
koping mekanisme.
-
Mencegah rasa tidak nyaman pada persendian
-
Meningkatkan sirkulasi jaringan dan mobilitas sendi.
-
Untuk mengetahui kemampuan kontrol klien terhadap
nyeri.
- Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan,
sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan.
-
Untuk menyimpan energi dan perbaikan sel.
-
- Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi
kasus yang diderita anaknya.
|
BAB
II
TINJAUAN
KASUS
Ruangan: Anak C RSUD Dr. Soetomo Surabaya
A. Pengkajian
Dilakukan pada
tanggal : 2 April 2001
- Identitas Klien
Nama : Eka. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : 12
September 1992
Umur : 9 tahun
Anak ke : 7
Nama ayah : Sudarmaji
Nama ibu : Pujiati
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan Ibu : SMP
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kemulan, RT 2/2 Malang
Tanggal masuk : 20
Februari 2001
Diagnose medis : Leukemia
Sumber informasi : Catatan
medis, Orang tua dan klien sendiri.
- Riwayat keperawatan
a.
Sekarang
Keluhan utama : Badan terasa lemas, bila
beraktivitas cepat lelah.
Riwayat penyakit :
Pada awalanya keluhan timbul
3,5 bulan yang lalu, berupa panas naik turun yang selanjutnya diikuti
dengan keluhan gusi membengkak dan mengeluarkan darah serta bau mulut tidak
enak. Eka S 3,5 bulan yang yang mimisan
jika suhu tubuh meningkat. Sering timbul bintik perdarahan pada kulit . Eka S
sejak 3,5 bulan sering mengeluh sakit kepala, perut merongkol tetapi tidak
nyeri. Sejak itu muka tampak pucat, nafsu makan menurun serta BAB hitam seperti
petis. Pada saat masuk RS anak dikeluhkan panas, pucat, munta-muntah dan kejang
sebanyak 2 kali. Setelah kejang anak mengeluh badan sebelah kanan terasa lemas.
Sejak itu aktivitas menjadi terbatas.
- Sebelumnya:
Prenatal : Normal
(menurut keluarga)
Natal : Lahir normal, spontan pervaginam
dibantu oleh bidan BB lahir 2600 gr.
Post natal :
ASI hingga 4 bulan, penyakit yang sering
diderita batuk dan pilek yang hilang setelah berobat kebidan.
Luka operasi : Tidak
ada
Alergi : Tidak
ada
Pola kebiasaan : Bermain dengan teman sebaya
dan suka makan makan bakso dan jajan di warung.
Tumbuh kembang :
-
Tumbuh gigi umur 6 bulan
-
Tengkurep umur 6 bulan
-
Duduk umur 8 bulan
-
Berdiri umur 9,5 bulan
-
Berjalan umur 13 bulan
-
Naik sepeda umur 2 tahun
-
Tk umur 6 tahun
-
SD umur 7 tahun
-
Sekarang kelas III SD dengan prestasi sangat
baik yaitu juara kelas.dan biasa bermain dengan teman sebaya di sekolah maupun
di rumah.
Imunisasi : Lengkap
Status gizi : BB 25 kg lingkar lengan ........ cm
Psikososial : Anak selama ini sangat dekat
dengan semua keluarga. Anak merupakan
anak bungsu dari 7 bersaudara. Dirumah
biasanya selalu bermain dengan teman sebaya. Sejak di RS anak hanya bermain
dengan keluarga dan mencari hiburan dengan membaca bacaan anak – anak.
Psikoseksual : anak merasa malu jika ditanyai
masalah perkembagan seksualnya.
Interaksi : Komunikasi dengan bahasa indonesia
lancar, dan komunikatif.
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga
: Laki-laki /penderita
: Perempuan
Genogram keluarga dalam rangka penelusuran genetika pada klien Leukemia
Komposisi keluarga : Eka S merupakan anak ke-7 dari 7
saudara. Sekarang tinggal dirumah dengan kedua orang tuanya dan bergabung
dengan nenek serta kakeknya.
Lingkungan rumah dan komunitas : Keluarga
merupakan pekerja pembuat batu bata yang tidak .
Kultur dan kepercayaan : Keluarga merupakan penganut agama
islam yang taat dan percaya bahwa penyakit yang diderita oleh anaknya
disebabkan oleh kelainan dari tubuh anaknya.
Fungsi dan hubungan keluarga: Keluarga
kompak dan komunikasi serta peran antar anggota keluarga sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Tidak
ada perilaku khusus yang dapat mengancam
kesehatan keluarga.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : Keluarga
yakin, bahwa penyakit Eka S timbul akibat kelainan dalam tubuh Eka S, bukan karena gangguan ilmu
hitam. Keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya
secara pasti. Keluarga mengatakan bagaimana nantinya keadaan anaknya.
d.
Pemeriksaan
Fisik
1). Keadaan umum : Kesadaran
baik, Klien tenang, tampak pucat, dan hanya berbaring di tempat tidur.
2). Tanda vital : S = 36, 7 o
C, Nadi 86 X/mnt, T : 110/60 mmHg, RR : 28X/mnt
3). Kepala dan wajah : Normal
4) Mata : Konjuctiva
pucat lainnya normal
5) Telinga : Normal/
bersih
6) Hidung : Normal/
bersih
7) Mulut : Nomal/
Gigi geraham belakang kiri berlubang
8) Tenggorokan : Normal
9) Leher : Normal
10) Dada : Normal
11) Paru-paru : Normal
12) Jantung : Besar
normal, RR : 0,533, PR : 0,14, QRS : 0,088
Axis : 86 O
; ; Supraventrikuler, prematur beat dan ventrikuler prematur beat.
13). Abdomen : Normal
14) Ginjal : Normal
15) Genetalia : Normal
16) Rektum :Normal/bersih
17) Ektemitas : Tampak mengecil
dan ada sisa hemiparese
444 555
444 555
18) Punggung : Normal
19) Neurologi : Nervus facialis normal, parese pada ektremitas kanan.
20) Endokrin : Tidak
dikaji
e.
Pola fungsi kesehatan
Nutrisi dan metabolisme : Porsi yang disediakan RS habis, ditambah
dengan makanan yang dibelikan oleh keluarga.
Eliminasi : Bab dan
Bak Normal
Istirahat : Cukup
Aktivitas dan latihan :
Persendian terasa sakit jika jongkok
maupun bergerak terlalu banyak.
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
- Hb : 10,9
%/dl - RBC :
3.380.000 %/dl - Leuko 3100 %/dl
- Trombo
cukup - Ansositois + - Hipokrom +
- Alb : 13,8 dl
Foto : Pembesaran pada jantung tetapi
dalam batas normal
BM : Hiperseluler aktivitas serta eritopoetik
terdesak aktivitas sistem granulopoetik megalosit tidak dijumpai. Terdapat sel
mononukleus di sitoplasma tepi.
Riwayat
Therapi:
MTX
IV 500 mg
MTX
+ Dexa + Arn + CIT
DNR
30 mg/m2 IV
VCR 1,5 mg/mg/ minggu/IV
Dexa 4 mg/m2
GMP
30 mg /m2/hari
Therapi
sekarang :
Amox 3 X 500 mg
Dexa 3-2-2
BC/C 3 X 1
Vitamin E 1 X 1
Trombop untuk kulit
Bila hasil DL baik maka :
- Leonase : 5000 U/IV
- DNR : 25 gr IV
- VCR : 1,5 gr IV
g. Analisa Data
DATA
|
|
MASALAH
|
|||
Subyektif
::
Klien mengeluh
merasa lemas, pusing, cepat lelah.
Obyektif
Ada bekas tusukan di tangan kiri. Leuko : 3100 gr/dl,
Hasil BM hperseluler dari sel bone marrow, terdapat Hiperseluler aktivitas
serta eritopoetik terdesak aktivitas sistem granulopoetik megalosit tidak
dijumpai. Terdapat sel mononukleus di sitoplasma tepi.
Subyektif :
Klien mengeluh cepat lelah, tubuih terasa
nyeri, ektremitas sebelah kanan terasa
agak lemah, cepat lelah dan sulit kalau berjalan atau jongkok.
Data obyektif:
Klien tampak lebih banyak
tiduran. Parese ektemitas dekstra
444 555
444 555
Kedua
kaki tampak antopi
Data Subyektif:
Keluarga belum tahun jenis pengobatan yang akan
dilakukan, lama pengobatan, kemungkinan kesembuhan anaknya, serta lamanya di
rawat di RS. Keluarga sering bertanya tentang apa yang harus dilakukan untuk
mencegah penurunan kondisi anakanya.
Data Obyektif:
Keluarga tampak pasrah. Keluarga sering
membelikan Eka S. makanan yang dijual di RS.
|
Adanya sel-sel ganas pada sum-sum tulang yang
menyebabkan gangguan pembentukan leukosit, trombosit serta eritosit.
Penurunan kadar HB dan kelemahan dari seluruh tubuh
Kurangnya informasi tentang penyakit, prognose,
pengobatan serta kemungkina sembuh anaknya serta perawatan anak yang
menderita leukemia.
|
Potensial
terjadi infeksi
Keterbatasan
gerak dan aktivitas.
Kurangnya
pengetahuan
|
B. Diagnose Keperawatan
1). Potensial
terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan kadar leuko
3800 %/ dl, hiperseluler dari sel bone marrow.
2)
Keterbatasan aktivitas s.d dengan kelemahan pada ektremitas,
kelemahan dan kekakuan pada persendian
ditandai dengan tubuh cepat
lelah, lemah saat beraktivitas, serta HB 10,8 % dl, hemiparese dextra.
3)
Kurangnya pengetahuan
tentang perjalanan penyakit, prognosis, pengobatan dan efek samping
pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi
C. Rencana Keperawatan
DX
|
Tujuan
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
|||||
1
|
1Setelah
dirawat selama 1 minggu tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan keluarga tahu mencegah terjadinya infeksi.
|
-
Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung.
Awasi pemberian buah dan sayur segar.
-
Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang
yang kontak dengan klien
-
Monitor vital sign
-
K/P cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara
pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat.
-
Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara
teratur..
-
Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan
rapi.
- Periksa
mukosa mulut dan lakukan oral hygiene.
- Jaga
kebersihan kebersihan anus dan genital.
-
- Awasi
istirahat dan pola tidur klien secara
ketat.
-
Kontrol
berat badan secara teratur.
- Berikan
asupan makanan yang adekuat yang mengandung cairan serta protein tinggi.
-
- Lakukan
tindakan kolaborasi:
Blood test count :
WBC dan Neutrofil.
Berikan
makanan yang memiliki resiko tinggi menimbulkan infeksi sperti yang sudah
dimasak atau yang sudah diproses secara higienes.
Kolaborasi
pemberian obat-obat :
-Amox 3 X 500 mg
Dexa 3-2-2
BC/C 3 X 1
Vitamin E
1 X 1
Vitamin C
Bila hasil DL baik
maka :
- Leonase :
5000 U/IV
- DNR :
25 gr IV
- VCR :
1,5 gr IV
Trombop untuk kulit
|
- Untuk menjaga klien dari
agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
- Mencegah infeksi silang
-
Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai
efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi
- Membantu menghilangkan
demam yang dapat menimbulkan ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak
nyamanan serta komplikasi CNS.
- Mencegah sumbatan sekresi
saluran pernafasan.
- Mencegah eksoriasi.
- Jaringan mukosa mulut
merupakan medium bagi perkembangan
bakteri.
- Untuk mencegah terjadinya
infeksi anal maupun genital.
- Untuk konservasi energi
bagi perkembangan sel-sel klien.
- Untuk menentukan status
gizi dan keadaan umum klien. Gizi yang baik dapat mencegah timbulnya infeksi.
- Untuk memperta-hankan daya
tahan tubuh klien dan keseimbangan cairan tubuh kien.
-
Penurunan WBC merupakan kesimpulan dari proses
penyakit dan efek samping dari
pengobatan kemoterapi.
-
-
Indikator dari perkembangan kondisi klien.
Untuk
mencegah infeksi
Propilaksis
Mempertahankan dinding sel dan mensupresi sum-sum
tulang memproduksi sel-sel darah.
Vit B sebagai
faktor pembentukan darah
Vit E : mempertahankan elastisitas dinding sel
tubuh
Untuk pembekuan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Kombinasi untuk menekan pembentukan sel-sel kanker
melalui mekanisme kompetisi target sel.
Antiinflamasi
lokal
|
- Tidak terjadi infeksi
silang pada eka:yang ditandai dengan :
- - Tidak ada panas
- Tidak ada bengkak
- Tidak ada
lesi pada tubuh anak
- Suhu tubuh 36,5 – 36,9 o
C
- Respirasi 20 X/mnt
- Tensi 110/70 mm Hg
- Kesadaran kompos mentis
- Setiap petugas dan
keluarga melakukan prosedur cuci tangan sebelum menyentuh klien
Keluarga memberikan
makanan dan minuman yang bersih dan sudah dimasak.
Berat badan anak normal
(26- 29 kg)
Tidak terjadi reaksi
alergi akibat pemakaian obat.
|
|||||
|
|
-
|
-
|
-
|
|||||
|
|
|
|
|
|||||
DX
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
|||||
2.
|
Setelah
dirawat selama 7 hari anak dapat
beraktivitas tanpa kelelahan yang berarti dan mampu beraktivitas tanpa
keluhan nyeri
|
-
Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak anak
berpartisipasi untuk bermain.
-
Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup
-
-
Berikan makanan selingan yang cukup selama
kemotherapi
-
Kolaborasi:
-
- Fisioterapi
-
|
Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan,
sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan.
- Untuk
menyimpan energi dan perbaikan sel.
-
- Untuk
memenuhi kebutuhan energi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan.
Agar tidak terjadi
kontraktur aktivitas klien terkontrol.
-
-
|
Setelah
tindakan aktivitas klien: - terkontrol dengan kriteria :
- Klien beraktivitas secara
teratur
- Klien tidak mengeluh lelah
setelah beraktivitas.
- Klien tidak mengeluh nyeri
saat beraktivitas.
- Klien dapat melakukan
kegiatan sehari-hari tanpa dibantu.
- Klien dapat bermain dengan
keluarga dan temn sebaya yang dirawat di RS.
- Klien dapat menikmati hobi
membaca buku tanpa merasa kelelahan.
-
|
|||||
DX
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
EVALUASI
|
|||||
3
|
Setelah dirawat selama seminggu klien dapat mengetahui
penyakit, pengobatan, lama pengobatan, prognose serta reaksi yang bisa timbul
akibat pengobatan kanker.
Keluarga tetap komitmen
untuk terus mendukung pengobatan klien.
|
-Jelaskan tentang patologi leukemia,
tindakan serta prognosenya.kepada keluarga
-
-Jelaskan tentang efek samping
penggunaan sitostatika
|
- Menyiapkan mental untuk
tindakan menghadapi kasus yang diderita anaknya.
- Mengantisipasi
jika terjadi efek samping penggunaan sitostatika.
|
Setelah dirawat
keluarga dapat :
- mengetahui bahwa penyakit
anaknya kanker darah.
-
- Keluarga tahu tanda dan
gejala kanker darah pada anak berupa
letih, lesu, lemas, linglung dan pucat.
-
- Tahu penyebab dari anemia
adalah, faktor keturunan, lingkungan dan virus.
-
- Tahu bahwa pengobatan yang
dilakukan minimal dua tahun
-
- Tahu cara mencegah akibat
samping dari anemia dengan cara menjaga kebersihan tubuh, memberikan makanan
yang bersih dan menghindari perlukaan.
Keluarga bersedia mendukung pengobatan anaknya.
-
|
|||||
D.Tindakan Keperawatan
Hari/tgl/
Jam
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Nama/T.Tangan Pelaksana
|
Selasa,
3 April 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Rabu, ¾ 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
10.00
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Kamis, 4 –4 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
09.00
11.00
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Jumat
5-4-2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
11.00
11.15
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
|
-
-
-
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
-
Menanyakan tidur anak
-
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
-
Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor
makan klien
Memberikan
obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
Kaji
keluhan umum klien
He agar
keluarga memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga.
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
-
Menanyakan tidur anak
-
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
Menganjurkan agar keluarga mendampingi anak
latihan dan melenturkan badan
Memberikan contoh latihan
- Jalan dan melenturkan pinggang
-
Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor
makan klien
Memberikan
obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
Kaji
keluhan umum klien
He agar
keluarga memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga.
-
-
-
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
Menanyakan keluhan
anak
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
Persiapan pemeriksaan darah rutin
Memonitorr keadaan
anak setelah tindakan pengambilan
bahan laboratorium rutin (DL)
-
Monitor
vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor
makan klien
Memberikan
obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
Kaji
keluhan umum klien
He tentang
penyakit, jenis pengoba-tan, lama pengobatan
dan prognose dari penyakit anak.
Menyampaikan
bahwa, jika hasil lab hari ini baik yakni kadar leuko lebih dari 4000, Hb
lebih dari 10 % dl dan trobosit cukup anak akan diberikan leonase.
-
-
Membersihkan tempat tidur klien.
-
Memonitor makan
-
Menimbang BB klien
-
Menanyakan keluhan
anak
Memberikan obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
Menerima hasil pemeriksaan DL
Pemberian Leonase 5000 m
drip
Monitor
vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor
makan klien
Memberikan
obat oral
Amox 500 mg
Dexa 1 tab
BC 1 tab
Vitamin E 1
tab
Vitamin C 1
tab.
BM 1 tab
Kaji
keluhan umum klien
He agar
keluarga menyampaikan jika ada keluhan dari anak
|
Tempat
tidur bersih
Menu yang
disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
Anak tidur
cukup
Reaksi
alergi tidak ada
S; 36,7 o
C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 110 mm hg Suara nafas normal, mukosa
mulut lembab, mulut bersih
Porsi
makan habis
Reaksi
alergi tidak ada
Klien
tenang dan tidur
Keluarga
mengatakan mengerti.
Tempat
tidur bersih
Menu yang
disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
Anak tidur
cukup
Reaksi
alergi tidak ada
Keluarga setuju
Anak mau
berlatih, tetapi punggung masih kaku.
S; 36,7 o
C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 110 mm hg Suara nafas normal, mukosa
mulut lembab, mulut bersih
Porsi
makan habis
Reaksi
alergi tidak ada
Klien tenang
dan tidur
Keluarga
mengatakan mengerti.
Tempat
tidur bersih
Menu yang
disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
Anak tidur
cukup, nafsu makan baik, pusing tidak
ada dan agak berdebar-debar jika jalan-jalan di tangga.
Reaksi
alergi tidak ada
Anak dan
keluarga siap secara fisik maupun psikologis
dan siap ke laboratorium.
Anak lemas
sehingga dianjurkan untuk tidur.
S; 36,9o
C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut
lembab, mulut bersih
Porsi
makan habis
Reaksi
alergi tidak ada
Klien
tenang dan tidur
Keluarga
mengatakan mengerti., dapat mengungkapkan kembali penjelasan yang
disampaikan.
Keluarga
bersedia.
Tempat
tidur bersih
Menu yang
disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 26 kg
Anak tidur
cukup, nafsu makan baik, pusing tidak
ada dan agak berdebar-debar jika jalan-jalan di tangga. Bab 1 x sehari tidak
mencret/ sembelit, BAK biasa warna kuning jernih.
Reaksi
alergi tidak ada
Leuko 4500
%/dl, HB 10,8 % /dl, trombo cukup
Reaksi
alergi tidak ada netes lancar
S; 36,9o
C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut
lembab, mulut bersih
Porsi
makan habis
Reaksi
alergi tidak ada
Klien
tenang dan tidur
Keluarga
bersedia.
|
|
E.Evaluasi
HARI
/TANGGAL
|
Diagnose
|
S
|
O |
A
|
P
|
|||
Senin,
9/4/2001
Senin
9 – 4- 2001
Senin,
9-4-2001
|
Potensial
terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan kadar
leuko 3800 %/ dl, hiperseluler dari sel bone marrow.
Keterbatasan aktivitas s.d dengan kelemahan pada
ektremitas, kelemahan dan kekakuan
pada persendian ditandai dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas,
serta HB 10,8 % dl, hemiparese dextra.
Kurangnya
pengetahuan tentang perjalanan
penyakit, prognosis, pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya
informasi, atau misinterprestasi
|
Pusing,
panas, lemas, nyeri tubuh tidak ada
Rasa
lelah jika berjalan mulai berkurang, anak dapat berjalan keliling bangsal
anak bahkan sampai ke kantin. Punggung masih kaku, kelemahan kaki kanan sudah
berkurang
Keluarga
dapat menjelaskan penyakit, pengobatan, jenis tindakan, lama perawatan ,
komplikasi yang bisa timbul serta tindakan yang harus dilakukan untuk
mencegah komplikasi
|
Leuko : 4500 %/dl, HB : 10,9 %/dl, Trombo cukup,
tanda-tanda infeksi tidak ada, S : 36,9 o C, N : 88 X/mnt, T : :
100/70 RR: : 28 X/mnt, Suara nafas normal, Bab normal,
Bak normal warna jernih.
555 555
444 555
Anak
mampu berjalan hingga kekantin depan bangsal dan kelaboratorium tanpa
mengeluh lelah yang berarti. Gerakan
ektremitas lentur
Keluarga
tidak memberikan makanan yang dibeli sembarangan, keluarga aktif membantu
latihan anak, keluarga aktif menasehati anak agar menjaga kebersihannya.
|
Tidak
terjadi infeksi silang Akan tetapi
mengingat kondisi patologis proliferasi sela darah maka pemantauan harus tetap dilakukan.
Masih
terdapat tanda-tanda kelemahan pada kaki kanan, punggung masih kaku.
Hal
itu berarti masalah baru dapat diatasi
sebagian
Masalah
teratasi
|
Lanjutkan rencana
tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Lanjutkan
rencana tindakan sebelumnya dan lakukan kolaborasi dengan fisioterapis
-
|
LAPORAN KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN
LEUKEMIA
DISUSUN DALAM RANGKA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DI RUANG C
ANAK
RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA TANGGAL 2 S.D 9 APRIL 2001
OLEH
I WAYAN SUARDANA
NIM. 019930038 B
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
200
ConversionConversion EmoticonEmoticon