PUSKESMAS
GUNUNG ANYAR KOTAMADYA SURABAYA
DALAM
PELAKSANAAN PROGRAMNYA
(Laporan Praktek PKM Mahasiswa PSIK FK
Unair Angk. I Kel. 3)
I.
PENDAHULUAN
Tujuan
pendidikan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian
profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapanagan secara
komprehensif, sehingga memiliki kemampuan profesional yang salah satunya adalah
menerapkan konsep, tepri dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik,
dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada masyarakat
terutama mengkoordinasikan sumber – sumber yang di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas untuk meningkatkan kesehatan komunitas yaitu puskesmas.
Puskesmas
merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat
sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat untuk
maksud tersebut, puskesmas berfungsi melaksanakan tugas teknis dan
administratif.
Sesuai
dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda – beda, maka kegiatan pokok
yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Pelaksanaan
kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat
terkecil. Dengan lain perkataan kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah kerjanya.
Puskesmas
Gunung Anyar dengan keadaan geografis, luas wilayah dengan 4 kelurahan, sarana
perhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua
penduduk dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan puskesmas.
Pada
praktek keperawatan puskesmas di Puskesmas Gunung Anyar, kami kelompok 3
gelombang II mengidentifikasi program – program puskesmas yang dilaksanakan
dari tanggal 10 – 30 Juli 2001 dengan tahapan yang dicapai adalah mengidentifikasi
P2M (DBD), KIA (Imunisasi) dan program Lansia. Diharapkan kami mampu
mengidentifikasi program puskesmas tersebut dalam hal target dan sasaran,
strategi, kegiatan, peran serta masyarakat, lintas program dan lintas sektoral,
melihat faktor pendukung dan penghambat, dan mengidentifikasi kesenjangan
antara program yang dilaksanakan dengan program kesehatan nasional dan strategi
intervensinya.
II.
ANALISA
SITUASI
A.
Data
Umum :
1.
Batas
wilayah kerja puskesmas Gunung Anyar
Utara dibatasi Kecamatan
Rungkut, Selatan dibatasi Kabupaten Sidoarjo, Barat dibatasi Kecamatan
Trenggilis Mejoyo dan Timur dibatasi Selat Madura.
2.
Luas
wilayah
Luas wilayah : 734.514 Ha,
yang terdiri dari 4 kelurahan :
a.
Kelurahan
Gunung Anyar : 276.483 Ha
b.
Kelurahan
G. Anyar Tambak :
259.000 Ha
c.
Kelurahan
Rungkut Menanggal : 97.970
Ha
d.
Kelurahan
Rungkut Tengah :
101.061 Ha
3.
Jumlah
penduduk
Jumlah penduduk pada tahun
2000 : 43.078 jiwa
4.
Sarana
pendidikan
a.
TK : 15
b.
SD : 12
c.
SMP
:
4
d.
SLTA : 1
5.
Sarana
ibadah
Sebagian besar penduduk
beragama Islam dengan sarana ibadah Masjid 14 buah dan Gereja 1 buah.
B.
Data
Khusus :
Puskesmas Gunung Anyar
terletak di Kelurahan Gunung Anyar, dengan Puskesmas Pembantu 1 buah terletak
di Kelurahan Rungkut Menanggal dengan 6 hari kerja dalam seminggu. Puskesmas
keliling ada di Kelurahan Gunung Anyar
Tambak, melayani IX dalam seminggu.
Struktur organisasi
puskesmas :
Keterangan :
|
6. Tata usaha : 1
7. Petugas loket : 1
8. Sanitasi : 1
9.
Asisten apoteker: 1
10.
Pembantu bidan : 1
11.
Tenaga lab.
: 1
|
C.
Sepuluh
penyakit terbanyak di Puskesmas Gunung Anyar Tahun 2000
1.
ISPA 6. Pulpa
2.
Gastritis 7. Diare
3.
Penyakit
jaringan otot 8. Stomatitis & peny. rongga mulut
lain
4.
Penyakit
peridental 9. Alergi
5.
Penyakit
kulit infeksi 10. Tekanan darah tinggi
D.
Jadwal
Kegiatan Posyandu
Tempat
/ lokasi
|
RW/RT
|
Waktu
|
Gunung Anyar
|
RW I Kelompok I
RW I Kelompok II
RW II kelompok I
RW II kelompok II
RW II kelompok III
RW II kelompok IV
RW III kelompok I
RW III kelompok II
RW IV kelompok I
RW IV kelompok II
RW V kelompok I
|
Kamis ketiga
Rabu kedua
Selasa kedua
Selasa ketiga
Kamis keempat
Kamis keempat dan Rabu ketiga
Kamis kedua
Selasa keempat
Jumat ketiga
Jumat ketiga
Sabtu keempat
|
Gunung Anyar Tambak
|
RW I kelompok I
RW II kelompok II
RW III
RW III dan IV
|
Selasa ketiga
Selasa keempat
Senin keempat
Selasa kedua
|
Rungkut Tengah
|
RW I
RW II
RW III
RW IV
RW V
RW VI
RW VII
|
Tanggal 17
Tanggal 18
Tanggal 19
Tanggal 20
Tanggal 21
Tanggal 22
Tanggal 24
|
Rungkut Menanggal
|
RW I RT 1
RW I RT 2
RW I RT 3
RW I RT 4
RW II RT 1
RW II RT 2
RW II RT 3
RW III RT 1
RW III RT 2
RW III RT 3
RW III RT 4
RW III RT 5
RW III RT 6
RW III RT 7
RW IV RT 1
RW IV RT 2
RW IV RT 3
|
Selasa kedua
Jumat ketiga
Jumat pertama
Rabu kedua
Kamis kesua
Jumat pertama
Jumat pertama
Minggu keempat
Rabu kedua
Rabu ketiga
Rabu keempat
|
III.
PELAKSANAAN
PROGRAM PUSKESMAS
A.
Secara
Umum
Puskesmas Gunung Anyar
dalam melaksanakan kegiatan programnya berjalan dengan baik. Ada 18 program
puskesmas yang dilaksanakan. Berikut nama program dan penanggung jawab program
:
1.
Pengobatan :
Ny. Suliati
2.
KIA :
Ny. Setijarsih
3.
KB :
Ny. Sriningsih
4.
P2M :
Ny. Sulistiawati
5.
Hygiene
dan sanitasi : Ny.
Suharsih
6.
Penyuluhan
kesehatan masyarakat : Ny.
Suharsih
7.
UKS :
Ny. Suliati
8.
Gizi :
Ny. Setijarsih
9.
Kesehatan
jiwa : Ny.
Suliati
10. Lab. sederhana : Subagi
11. Pencatatan dan pelaporan. : Drg. Ni Made Sariyani
12. Kesehatan gigi dan mulut : Drg. Titiek
13. Perkesmas : Ny. Suharsih
14. Kesehatan olahraga : Drg. Ni made
Sariyani
15. Mata :
Ny. Suliati
16. Kesehatan pengobatan tradisional : Ny. Yohani
17. Kesehatan kerja : Ny. Sulistiawati
18. Lansia. : Ny. Si Luh Putu
B.
Program
Sasaran
Program sasaran sebagai
praktek mahasiswa PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Angkatan I Kelompok 3 di Puskesmas Gunung Anyar adalah 3 program yakni program
Lansia, P2M (DBD) dan Imunisasi.
Berikut kami akan paparkan
program dimaksud.
IV. PROGRAM P2M (DBD)
A.
Pengertian
Pemberantasan
penyakit menular adalah menghilangkan atau merubah cara berpindahnya penyakit
menular dan/infeksi. Cara penularan ada dua yaitu langsung dimana dari manusia
ke manusia, dan tidak langsung dimana dengan perantaraan benda/barang kotor dan
binatang.
Demam
berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Agepty. Sedangkan tanda dan gejala dari
DBD adalah sebagai berikut :
1.
Hari pertama :
Panas
mendadak (suhu 38 – 400C), badan lemah dan lesu
2.
Hari
ke-2/ke-3 :
Ulu hati nyeri, petechiae
(+), epistaksis (+), kadang mulut dan gusi berdarah, kadang disertai hemoptoe.
3.
Hari
ke-4 s/d ke-7 :
Karena sudah parah maka
pasien gelisah (pre shock), dan bisa berlanjut ke shock dan selanjutnya DSS.
Bila tidak segera ditolong maka membawa kematian.
B.
Tujuan
P2M:
1.
Mencegah
penularan
2.
Mengurangi
kesakitan
3.
Mengurangi
kematian
C.
Sasaran
dan target :
Sasaran adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat agar terlindung dari malapetaka yang
disebabkan oleh wabah sedini mungkin terutama DBD.
Targetnya adalah
meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat.
D.
Langkah
– langkah pemberantasan penyakit :
1.
Mengumpulkan
dan menganalisa data
2.
Melaporkan
3.
Menyelidiki
4.
Tindakan
permulaan
5.
Menyembuhkan
6.
Pemberantasan
vektor
7.
Pendidikan
kesehatan.
E.
Program
P2M (DBD) di Puskesmas Gunung Anyar
1.
Perencanaan
Berdasarkan
data yang diperoleh maka kejadian DBD selama bulan Pebruari ada 5 orang, Maret
6 orang, April 7 orang, Mei 8 orang dan Juni 9 orang. Perencanaan yang
dilakukan terutama pada bulan Juli adalah sebagai berikut :
- Inspeksi sanitasi tempat pembuangan
sampah : 9 Juli 2001
- Survey jentik : 18 – 19 Juli 2001
- Klinik sanitasi : 20 Juli 2001
Khusus
Kelurahan Gunung Anyar berikut peta wilayah penyebaran DBD, yaitu :
RW II
Merah S
A
W
RW III A
H
Merah
Keterangan
:
Merah
: Rawan I (RW II/III)
Hijau
: Rawan II (RW IV/V)
Bebas : RW I
2.
Kegiatan
:
-
Survey
epidemiologi
-
Survey
vektor
-
Pemberantasan
vektor
-
Pertolongan
pada penderita
Berikut hasil kegiatan
yang dilakukan tim program P2M puskesmas Gunung Anyar dalam menangani DBD,
yaitu : pertemuan lintas sektoral dimana hasil kegiatannya 4, pencapaian 80 dan
nilai standarnya 80, pemeriksaan jentik berkala dimana hasil kegiatannya 33,
pencapaian 20 dan nilai standarnya 20, pembinaan satgas dimana hasil
kegiatannya 4, pencapaian 30 dan nilai standarnya 30, dan penemuan penyakit
DBD/bulan dengan hasil kegiatan 12, pencapaian
20 dan nilai standarnya 20. Dalam pelaksanaan kegiatan kendala yang dihadapi
adalah masalah dana dan perilaku masyarakat tentang hidup sehat masih minim.
F.
Hasil
dan Pembahasan.
Dari
data kejadian DBD tahun 2001 di Puskesmas Gunung Anyar Surabaya, peta wilayah
penyebaran penyakit DBD dan kendala yang dihadapi maka jika dihubungkan dengan
pedoman kerja puskesmas yaitu bahwa DBD merupakan salah satu penyakit potensial
wabah atau KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau mempuyai mortalitas tinggi
serta memerlukan tindakan segera. Oleh karena itu penanganan terhadap masalah
ini perlu mendapat perhatian yang serius.
Upaya
yang dilakukan pihak puskesmas baik dalam perencanaan menanggapi wabah DBD dan
pelaksanaannya perlu dipertahankan dan didukung oleh berbagai pihak terutama
peran serta masyarakat sendiri dalam perilaku sehari – hari dan pihak DKK baik
tingkat I maupun tingkat II. Pemberdayaan peran serta masyarakat bisa melalui
kader kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Jalur pendidikan seperti SD,
SLTP dan SLTA bisa digunakan sebagai sarana pihak puskesmas (program UKS) dalam
memberikan informasi tentang DBD, dimana siswa akan kembali ke rumah dan
menerapkannya atau memberitahukan kepada anggota keluarga lainnya.
Berdasarkan
wawancara dengan petugas puskesmas dalam menangani hal tersebut dilakukan
kegiatan penyuluhan tentang PSN dan 3M yang bertujuan untuk menurunkan angka
kejadian dan angka kematian serendah mungkin serta mengusahakan agar
penyebarluasan dapat dibatasi. Sedangkan perencanaan survey jentik dan
pengambilan sampel air telah dilaksanakan dari petugas puskesmas.
Khusus
untuk Kelurahan Gunung Anyar masih adanya wilayah dengan kategori Rawan I dan
II yaitu wilayah RW II s/d RW IV kecuali RW I yang dikategorikan bebas rawan,
kemungkinan pengaruh faktor demografi dan kesadaran masyarakat perlu
ditingkatkan dalam hal PSN dan 3M. Oleh karena itu peningkatan kerjasama dengan
lintas sektor yaitu DKK Tk. II dan I
dalam melakukan surveilance vektor.
G.
Usul
– saran
Beberapa saran yang dapat
kelompok sampaikan adalah :
1.
Prinsip
dipegang bahwa walaupun hanya beberapa orang menderita DBD namun perlu diingat
bahwa DBD merupakan penyakit wabah yang penyebarannya dalam waktu singkat.
2.
Penderita
atau suspect DBD perlu diambil darahnya untuk pemeriksaan serologis.
3.
Jadwal
yang pasti mengenai PSN, mengingat wabah dan dana yang mungkin diperoleh dari
sumbangan sukarela masyarakat.
4.
Penyuluhan
tentang tanda dan gejala serta upaya atau tindakan dini yang bisa dilakukan
sebelum penderita dibawa ke puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya sehingga
tidak sampai membawa kepada keadaan yang tidak diinginkan.
V.
PROGRAM
LANSIA
A.
Pengertian
Lansia
ialah mereka yang telah berusia 60 tahun ke atas dan merupakan figure
tersendiri dalam kaitannya dengan budaya bangsa, termasuk golongan yang patut
dihargai dan dihormati sesuai dengan eksitensi dalam sstrata kemasyarakatan
dalam kehidupan nasional. Lanjut usia merupakan sumber daya yang bernilai
sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang dimilikinya juga dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan suatu kehidupan secara keseluruhan.
B.
Tujuan
program lansia :
Meningkatkan
derajat kesehatan lansia sehingga dapat berguna dan tujuan khususnya adalah
kemandirian, mutu dan jenis pelayanan kesehatan, kerjasama petugas dengan
lintas program dan lintas sektoral, kemampuan petugas menggalang peran serta
masyarakat dan kemampuan petugas dalam upaya kesehatan usila dapat
ditingkatkan.
C.
Sasaran
:
Sasaran
langsung yaitu kelompok usila dini, kelompok usila dan kelompok usila risti ;
sasaran tidak langsung adalah keluarga, petugas social, petugas sector terkait
dan institusi pelayanan kesehatan dan non pelayanan kesehatan yang berkaitan
dengan pelayanan dasar.
D.
Upaya
pembinaan usila
Dilakukan
di lokasi puskesmas dan luar puskesmas yaitu di posyandu lansia, kunjungan
rumah dan panti werda yang meliputi promotif, preventif, kuratif, rehabilitasi
dan rujukan pustu ke puskesmas dan selanjutnya ke rumah sakit.
E.
Indikator
keberhasilan program
Bertambahnya
kelompok usila, meningkatnya jenis kegiatan usila dalam kelompok, bertambahnya
lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan kesehatan untuk usila,
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dan makin
mudahnya usila memperoleh pelayanan kesehatan.
F.
Rencana
kegiatan
1.
Dari
DKK Surabaya
a.
Pemeriksaan
kesehatan lansia tiap 3 bulan sekali
b.
Pembinaan
mental melalui pengajian tiap bulan
c.
Rekreasi
d.
Simulasi
tiap 3 bulan sekali
e.
Olahraga
tiap minggu satu kali.
f.
Koor
lansia tiap 3 bulan sekali.
2.
Program
lansia di puskesmas Gunung Anyar
a.
Gunung
Anyar Tambak.
Jadwal kegiatannya adalah
setiap kamis minggu ketiga tribulan dengan lansia binaan 54 orang. Namun yang
aktif 25 orang.
Programnya meliputi :
pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan bersama kader tiap 3 bulan sekali,
pembinaan mental tiap bulan, olahraga, rekreasi, simulasi dan koor lansia.
b.
Gunung
Anyar
Jadwal kegiatannya adalah
setiap rabu minggu ketiga dengan lansia binaan 50 orang. Namun yang aktif 33
orang. Programnya meliputi : pemeriksaan kesehatan tiap 3 bulan sekali, binaan
mental satu bulan sekali, olahraga seminggu sekali, simulasi 3 bulan sekali dan
koor lansia 3 bulan sekali.
c.
Rungkut
Menanggal
Jadwal kegiatannya adalah
setiap kamis minggu keempat dengan lansia binaan 42 orang. Namun yang aktif 35
orang. Programnya meliputi : pemeriksaan kesehatan tiap 3 bulan sekali, binaan
mental satu bulan sekali, olahraga seminggu sekali, simulasi 3 bulan sekali dan
koor lansia 3 bulan sekali.
G.
Hasil
dan Pembahasan.
Jika
dibandingkan dengan indicator keberhasilan program lansia maka pelaksanaan
program lansia di puskesmas Gunung Anyar Surabaya, boleh dikatakan cukup baik.
Mengingat lebih dari separuh lansia yang dibina terlibat aktif dalam
kegiatannya. Demikian juga dengan kegiatan yang dilakukan terutama binaan
mental dimana hal ini disesuaikan dengan keadaan budaya setempat yaitu berupa
pengajian. Menurunnya atau tidak aktifnya beberapa anggota lansia masing –
masing kelurahan disebabkan karena kurangnya informasi mengenai posyandu lansia
itu sendiri.
Untuk
pelaksanaan program kegiatan lansia setiap posyandu di masing – masing
kelurahan hampir semuanya tidak berjalan/tidak aktif. Program pemeriksaan
kesehatan rutin 3 bulan sekali dapat dilakukan oleh petugas puskesmas dan kader
tetapi oleh anggota lansia sering dimanfaatkan sebagai program pengobatan
gratis.
Program
kegiatan olahraga tidak aktif dilaksanakan karena keterbatasan alat, para
lansia kebanyakan kaum wanita sehingga kesulitan untuk olah raga dengan kendala
pakaian (rok/jarit). Selain itu kebiasaan atau keyakinan masyarakat bahwa tidak
boleh bergabung dalam suatu tempat antara kaum laki – laki dan perempuan.
Demikian
juga dengan program lansia yang lainnya agak sulit dilaksanakan karena
kesulitan dana dan pengorganisasian terhadap anggota lansia sendiri.
H.
Usul
– saran
Beberapa saran yang dapat
kelompok sampaikan adalah sebagai berikut :
1.
Perlunya
upaya promotif seperti penyuluhan seperti olahraga teratur dan makanan bergizi
2.
Perlunya
upaya preventif seperti pencegahan terjadi hipertensi, kecelakaan akibat
gangguan pendengaran, ingatan, penglihatan.
3.
Perlunya
mempertahankan pemeriksaan dan pengobatan rutinitas sesuai dengan program
puskesmas sebagai upaya kuratif.
4.
Perlunya
upaya rehabilitatif seperti pengembangan ketrampilan misalnya kerajinan tangan
bagi penderita rematik, tekanan darah tinggi dan fisioterapi.
5.
Perlunya
kerjasama dengans sector terkait terutama lembaga pemerintah, LSM atau swasta
seperti industri di sekitar puskesmas dalam membantu memberikan pelayanan
kesehatan untuk usia lanjut.
6.
Karena
lansia merupakan salah satu anggota keluarga maka pendekatan kepada keluarga
dan keterlibatan dari keluarga sangat diperlukan
VI. PROGRAM IMUNISASI
A. Tujuan
Menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kecacatan
B. Tahapan Program Imunisasi di Indonesia
1. Pengembangan program
BCG, DPT, Polio, Campak,
Hepatitis B
2. Perluasan jangkauan
Perluasan jangkauan ke rumah
sakit, puskesmas dan posyandu
- UCI
Target UCI adalah > 80%
yaitu anak mendapat imunisasi lengkap (1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,
3 dosis HB dan 1 dosis campak) sebelum usia 12 bulan. Dimana sebagai indicator
UCI adalah campak. Evaluasi UCI per bulan pada tingkat puskesmas untuk memantau
UCI desa dengan melihat PWS (pemantauan wilayah setempat) imunisasi. Bila
cakupan rata – rata bulanan < 6,7 % selama 3 bulan (dilakukan sweeping).
Sweeping merupakan upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi dasar pada
bayi.
- ETN
Tujuan ETN adalah menekan
insiden tetanus neonatorium < 1/1000 kelahiran hidup.
Tahun 2000 merupakan
target pencapaian ETN dan tahun 2005 menghentikan imunisasi TT bumil. Sasaran
imunisasi TT adalah bayi : DPT, bumil/catin/wus : TT, dan anak sekolah : DT dan
TT
- ERAPO
- Reduksi
campak
C. Strategi
1.
Sustainability
dan decentralization
2.
Pendekatan
resiko
D. Kebijaksanaan
- Umum
a.
Meningkattkan
jangkauan pelayanan imunisasi
b.
Skrining
secara tepat untuk menghindarkan kehilangan kesempatan di lapangan
c.
Mengadakan
supervisi secara rutin
d.
Menggunakan
satu jarum dan satu syiring untuk tiap suntikan
e.
Menekankan
pada angka drop out
f.
Penyuluhan
g.
Pemantauan
dampak terhadap PD3I
- Khusus
a.
Mengupayakan
alokasi dana
b.
Mengupayakan
potensi yang ada di masyarakat
c.
Mencari
celah potensi secara khusus yang dapat meningkatkan pencapaian program
d.
Perencanaan
dan pelaksanaan melibatkan program terkait
e.
Kerjasama
lintas program untuk eliminasi tetanus neonatorium dan eradikasi polio
E. Pelaksanaan Program
Imunisasi di Puskesmas Gunung Anyar
1. Planning of action
Belum adanya POA khusus
untuk program imunisasi.
2. Jadwal kegiatan imunisasi
Puskesmas : Setiap hari
senin s/d kamis di puskesmas.
Posyandu : jadwal kegiatan posyandu terlampir.
- Manajemen
penyimpanan vaksin
Vaksin diambil dengan cold
carrieer setiap bulan pada minggu kedua yaitu sebanyak 1,5 X pemakaian
dikurangi sisa sebelumnya. Disimpan pada suhu 0 – 80C.
F. Hasil dan pembahasan
Berdasarkan data laporan
cakupan dan data PWS Imunisasi di Puskesmas G. Anyar pada bulan Januari s/d Mei
2001 (terlampir) dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu
-
Imunisasi
D1 trend meningkat pada bulan januari dan pebruari, menurun pada bulan maret,
april dan mei dan persentase dari target total menurun pada bulan juni yaitu 67
%.
-
Imunisasi
campak trend meningkat pada bulan januari dan pebruari, menurun pada bulan
maret, april dan mei sedangkan persentase dari target total menurun pada bulan juni yaitu 58,9 %.
-
Imunisasi
P4 trend meningkat pada bulan januari
sampai mei kecuali bulan april trend menurun, sedangkan pada bulan juni
persentase dari target menurun yaitu 60
%.
-
Angka
drop out untuk imunisasi D1 – P4 trend meningkat pada bulan januari, maret dan
mei sedangkan menurun pada bulan pebruari, april.
-
Imunisasi
HB1 trend meningkat pada bulan
januari dan mei, menurun pada bulan pebruari, maret dan april,
sedangkan persentase dari target total
meningkat pada bulan juni yaitu 91,7 %.
-
Imunisasi
HB3 trend meningkat pada bulan januari, pebruari dan mei, trend menurun pada bulan maret
dan april. Sedangkan persentase dari target pada bulan juni meningkat yaitu 68 %.
-
Imunisasi
TT1 trend meningkat pada bulan januari, pebruari dan april dan trend menurun pada bulan maret dan mei.
Sedangkan persentase dari target total bumil yang diimunisasi menurun pada
bulan juni yaitu 62,5 %.
-
Imunisasi
TT2 trend meningkat pada bulan pebruari, tetap pada bulan januari dan trend
menurun pada bulan maret, april dan mei. Sedangkan persentase dari target total
bumil yang diimunisasi pada bulan juni menurun yaitu 32,5 %.
-
Angka
drop out (TT1 – TT2) trend meningkat pada bulan januari dan menurun pada bulan
pebruari, maret, april dan mei.
Jika
dilihat data di atas maka untuk program imunisasi pada Puskesmas G. Anyar
dilihat dari target nasional (UCI) yaitu bahwa target dalam setahun > 80 %
atau rata – rata bulanan adalah 6,7 % bisa
dikatakan cukup berhasil. Ini berkat kerja keras dari pihak puskesmas
yang dibantu oleh tenaga kader.
Namun
berdasarkan wawancara dengan pimpinan puskesmas dan staf mengenai ada
kecenderungan atau trend yang menurun dan angka drop out juga kadang
meningkat. Dikatakan bahwa hal itu
terjadi karena ada penduduk yang bersifat musiman, sehingga mempengaruhi pada
angka drop out. Untuk calon pengantin juga kesadaran mengenai pentingnya
imunisasi masih dirasakan kurang dimana mereka hanya mendapat imunisasi TT saat
membuat permohonan untuk mendapat surat keterangan sehat dari puskesmas. Selain
itu ada beberapa kader kesehatan yang sudah menurun keaktifannya, karena usia
yang bertambah. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi beberapa hambatan di atas
adalah pengaktifan kembali kader melalui penyegaran, pelatihan dan reward bagi
tenaga tersebut, walaupun hanya bersifat dorongan moril.
Untuk
beberapa hambatan dan keberhasilan dari puskesmas Gunung Anyar di atas maka
kelompok memberikan beberapa saran yaitu
:
1.
Perlunya
POA sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan program imunisasi, dengan melihat
kebijakan program imunisasi pada cakupan tinggi (UCI), kualitas atau potensi
vaksin, efektifitas (cara dan efisiensi (60 %)) dalam jumlah per bulan dan
pemakaiannya.
2.
Perlunya
dilakukan sweeping dimana merupakan
upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi pada bayi.
3.
Perlunya
Backlog fighting yaitu upaya aktif pemberian imunisasi pemberian imunisasi
pada anak yang drop out seperti ke SD, SMP ataupun calon pengantin.
4.
Perlunya
mempertahankan kerjasama dengan dokter dan bidan praktek dalam pemberian
imunisasi sehingga tidak hanya di puskesmas tetapi juga non puskesmas membantu
dalam pencapaian target dan cakupan imunisasi.
VII. KESIMPULAN
Dari
hasil penyajian kelompok diatas dapat disampaikan bahwa hal tersebut tidak
terlepas dari perawatan kesehatan masyarakat dengan tujuan umumnya adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan
kesehatan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Adapun
tujuan khususnya adalah masyarakat memahami pengertian sehat dan sakit,
meningkatny kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat untuk
melaksanakan keperawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah kesehatan,
tertanganinya keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan pelayanan
keperawatan, terlayaninya kasus – kasus yang memerlukan tindak lanjut dan
pelayanan keperawatan dan tertanganinya kasus – kasus resiko tinggi yang
memerlukan pelayanan keperawatan di puskesmas dan di rumah.
Dalam
hati kita bertanya, bagaimana keterkaitan perkesmas dengan kegiatan pokok
puskesmas dan sektor lainnya! Keterkaitan perkesmas dengan pelayanan kesehatan
lainnya dapat terjadi dalam upaya untuk meningkatkan cakupan kontak baru
pelayanan kesehatan, meningkatkan cakupan pembinaan kasus lama, meningkatkan
upaya deteksi dini resiko tinggi perinatal/neonatal, bayi, anak balita dan
maternal, perawatan kasus di puskesmas
dengan ruang rawat inap, keterkaitan dengan upaya kesehatan di
masyarakat. Keterkaitan dengan sektor lain yang menangani sasaran yang sama
seperti sektor sosial, sektor kehakiman.
Jadi
kegiatan pokok puskesmas lainnya termasuk yang dibahas di atas yaitu program
P2M (DBD), Lansia dan imunisasi juga merupakan bagian terintegrasi dengan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
dengan upaya perkesmas paripurna dasar meliputi :
-
pelayanan
keperawatan
-
asuhan
keperawatan
-
PSM
dalam asuhan keperawatan
-
Pengembangan
upaya keperawatan berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Dalam
melaksanakan peran dan tugas tenaga keperawatan yang profesional di puskesmas
maka perkesmas melaksanakannya berorientasi pada pemecahan masalah yang disebut
dengan proses keperawatan : pengkajian masalah keperawatan, perencanaan
pemecahan masalah, pelaksanaan dan penilaian. Sehingga dalam pelaksanaan
perkesmas diperlukan kebijaksanaan seperti kegiatan pokok perkesmas merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan puskesmas, dilaksanakan secara
menyeluruh terpadu pelayanan kesehatan puskesmas lainnya dengan metode proses keperawatan,
mengutamakan keluarga dengan penekanan pada pelayanan yang bersifat promotif,
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dan semua tenaga
keperawatan puskesmas mempunyai kesempatan yang sama sebagai pelaku dan
bertanggung jawab atas daerah binaan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI, (1989), Pedoman Kerja Puskesmas,
Jilid I – VI, Jakarta
PSIK FK Unair, (2001),
Pedoman Penyelenggaraan Program
Keprofesian Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners, Surabaya
Depkes RI, (1998), Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Buku 1, Jakarta
Effendy, Ch. (1995), Perawatan
Pasien DHF, EGC, Jakarta
Direktorat
Jenderal PPM dan PLP, (1985), Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas
Imunisasi, Jakarta
Departemen
Kesehatan, (1988), Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam Rangka
Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta
Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat,
(1988), Buku petunjuk Untuk Latihan
Kader, Jakarta
Nomor :
Surabaya, 3 Agustus 2001
Lampiran
:
Perihal : Undangan
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
.....................
Di
T e m p a t.-
Dengan hormat,
Sehubungan dengan
berakhirnya PKM mahasiswa PSIK FK Unair Angkatan I Kelompok 3 di Puskesmas
Gunung Anyar Surabaya, maka bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu untuk
persentasi hasil PKM dimaksud, yang sedianya akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Selasa, 7
Agustus 2001
P u k u l : 10.00
WIB
Tempat :
Puskesmas Gunung Anyar Surabaya
Demikian penyampaian kami,
atas kehadirannya diucapkan terima kasih.
Koordinator Kelompok 3,
Intim Cahyono
NIM. 0199300 B
LAPORAN INI TELAH
DISETUJUI DAN DISAJIKAN
DI PUSKESMAS GUNUNG ANYAR SURABAYA
TANGGAL 7 AGUSTUS 2001
Kepala Puskesmas P J M K
Gunung Anyar, Keperawatan Komunitas,
dr. Ny.
Y o h a n i Syamilatul Khariroh, SKp
Nip. 140 Nip. 132 255 151
ConversionConversion EmoticonEmoticon