BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah
besar. Penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.
AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah
307 per 100.000 kelahiran hidup Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama.
Banyak faktor yang menyebabkan
keadaan gawat darurat pada ibu antara lain : persalinan berlangsung lama,
tindakan operasi persalinan, ketuban pecah dini atau keadaan yang dapat
menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan postpartum.
Pada kala III dapat pula terjadi
gangguan atau kelainan patologis dalam bentuk perdarahan postpartum, retensio
plasenta, inversio uteri dan perdarahan
robekan jalan lahir. Perdarahan postpartum merupakan salah satu sebab utama
kematian ibu dalam persalinan.
Asuhan kebidanan diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa kritis bagi ibu. Oleh karena itu dibutuhkan
perhatian dan penanganan yang serius agar tidak menimbulkan komplikasi.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan retensio plasenta melalui pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu ;
1)
Melakukan pengkajian pada ibu bersalin
dengan retensio plasenta
2)
Menentukan diagnosa
3)
Menentukan diagnosa atau
masalah potensial
4)
Menentukan kebutuhan segera ibu
bersalin dengan retensio plasenta
5)
Menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
6)
Melaksanakan perencanaan pada
ibu bersalin dengan retensio plasenta
7)
Melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang dilakukan
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam
asuhan kebidanan ini pada Ny U P3003
dengan retensio plasenta di Ruang
Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan
1.4
Metode Penulisan
Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik, studi buku catatan perkembangan pasien dan studi kepustakaan
1.5
Pelaksanaan
Penyusunan laporan ini berdasarkan
pelaksanaan praktek mulai tanggal 13
Agustus 2007 s/d 19 Agustus 2007 di
Ruang Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang, Tujuan, Ruang lingkup, Metode penulisan, pelaksanaan, Sistematika
penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian,
interpretasi data dasar, identifikasi masalah potensial, identifkasi kebutuhan
segera, intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB IV Penutup
terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Retensio Plasenta
2.1.1 Pengertian
Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir ( Saifudin,
2002)
Retensio Plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum
lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir ( Mochtar, 1998).
2.1.2 Jenis Retensio Plasenta
1)
Plasenta adhesive adalah
implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan
mekanisme separasi fisiologis
2)
Plasenta akreta adalah
implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium
3)
Plasenta inkreta adalah
implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki miometrium
4)
Plasenta perkreta adalah
implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa dinding uterus
5)
Plasenta inkarserata adalah
tertahannya plasenta didalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium
uteri.
2.1.3 Etiologi
1)
Plasenta belum terlepas dari
dinding rahim, disebabkan karena :
-
Kontraksi uterus kurang
kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta
adhesiva)
-
Plasenta melekat erat pada
dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus desidua sampai miometrium (plasenta
inkreta) menembus lebih dalam kedalam miometrium (plasenta akreta) sampai dibawah peritoneum (plasenta perkreta)
2)
Plasenta sudah lepas tetapi
belum keluar karena atonia uteri dan
akan menyebabkan perdarahan yang banyak, atau karena adanya lingkaran
konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar (
plasenta inkarserata).
2.1.4 Penanganan
2.1.4.1
Sikap Bidan dalam Menghadapi Retensio Plasenta
1)
Sikap Umum Bidan
a.
Memperhatikan keadaan umum penderita
-
Apakah anemis
-
Bagaimana jumlah perdarahannya
-
Keadaan umum penderita :
tekanan darah, nadi, dan suhu
-
Keadaan fundus uteri :
kontraksi dan tinggi fundus uteri
b.
Mengetahui keadaan plasenta
-
Apakah plasenta inkarserata
c.
Memasang infus dan memberikan
cairan pengganti
2)
Sikap Khusus Bidan
a.
Retensio plasenta dengan
perdarahan
-
Langsung melakukan plasenta
manual
b.
Retensio plasenta tanpa
perdarahan
-
Setelah dapat memastikan
keadaan umum penderita segera memasang infus dan memberikan cairan
-
Merujuk pasien ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk
mendapatkan penanganan yang lebih baik
-
Memberikan transfusi
-
Proteksi dengan antibiotic
-
Mempersiapkan plasenta manual
2.1.4.2
Penanganan Umum
1)
Jika plasenta terlihat dalam vagina, minta ibu meneran dan
jika dapat merasakan plasenta dalam
vagina keluarkan plasenta tersebut.
2)
Pastikan kandung kemih kosong.
Jika diperlukan lakukan kateterisasi kandung kemih.
3)
Jika plasenta belum dilahirkan
setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan
penarikan tali pusat terkendali.
4)
Jika traksi tali pusat
terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan pengeluaran secara manual.
2.2
Plasenta manual
2.2.1
Pengertian
Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari
tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri
secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan
penolong persalinan yang dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri.
2.2.2
Indikasi
-
Retensio plasenta/plasenta adhesive
2.2.3
Kontraindikasi
-
Plasenta inkreta
-
Plasenta perkreta
2.2.4
Prosedur Plasenta Manual
1)
Kaji ulang indikasi
2)
Persetujuan tindakan medis
3)
Kaji ulang prisip dasar
perawatan dan pasang infus
4)
Berika sedative dan analgetika,
misalnya petidin dan diazepam IV
5)
Berika antibiotika dosis
tunggal (profilaksis)
-
Ampicillin 2 gram IV ditambah
metronidazol 500 mg IV
-
Atau Sefazolin 1 gram ditambah
metronidazol 500 mg IV
6)
Gunakan sarung tangan DTT
7)
Jepit tali pusat dengan kacher
dan tegangkan sejajar lantai
8)
Masukkan tangan secara
obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. Jaga agar jari-jari
merapat dan melengkung mengikuti tali pusat masuk cavum uteri sampai mencapai
plasenta
9)
Dengan bagian lateral jari-jari
tangan dicari insersi pinggir plasenta.
Buka tangan secara obstetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari
dirapatkan.
10)
Tentukan implantasi plasenta,
temukan tepi plasenta yang paling bawah. Gerakkan tangan kanan kekiri dan
kekanan sambil bergeser ke kranial sampai permukaan maternal plasenta dapat
dilepaskan.
11)
Jika plasenta tidak dapat
dilepaskan kemungkinan plasenta akreta dan siapkan laparatomi untuk
histerektomi supravaginal
12)
Pegang plasenta dan keluarkan
tangan bersama plasenta. Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan
uterus saat plasenta dikeluarkan
13)
Lakukan eksplorasi untuk
memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
14)
Berikan oksitosin 10 IU dalam
500 ml cairan IV garam fisiologik atau RL 60 tts/menit dan masase uterus untuk
merangsang kontraksi
15)
Jika perdarahan masih banyak,
beri ergometrin 0,2 mg IM. Atau prostaglandin
16)
Periksa kelengkapan plasenta,
jika tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri.
17)
Periksa dan perbaiki robekan jalan
lahir
2.2.5
Penanganan Pasca Tindakan
1)
Pantau kesadaran, tensi, nadi,
pernafasan setiap 30 menit selama 6 jam
2)
Tentukan tinggi fundus dan pastikan kontraksi tetap baik
3)
Teruskan infus dan berikan
tranfusi darah bila perlu
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MKB :
17 Agustus 2007 Jam :
02.45
Reg :
12-46-57
Ruangan : RB Sakinah
Tanggal : 17 Agustus 2007 Jam 02.50 WIB
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1.
Biodata
Nama Istri
|
Ny. U
|
Nama Suami
|
Tn. N
|
Umur
|
35 tahun
|
Umur
|
40 tahun
|
Status kawin
|
Kawin
|
Perkawinan
|
Ke 1
|
Suku/Bangsa
|
Jawa /
|
Suku/Bangsa
|
Jawa /
|
Agama
|
Islam
|
Agama
|
Islam
|
Pendidikan
|
SLTA
|
Pendidikan
|
SLTA Tamat
|
Pekerjaan
|
Ibu Rumah Tangga
|
Pekerjaan
|
Swasta
|
Alamat
|
Keset Rt 4/1 Sidorejo
Deket Lamongan
|
2.
Keluhan Utama
Plasenta belum lahir 1 jam setelah bayi lahir
3.
Riwayat Menstruasi
Menarche
|
13 tahun
|
|
|
Siklus
|
30 hari
|
|
|
Lama
|
4-5 hari
|
|
|
Jumlah
|
Hari 1-2 2-3 kotek penuh, hari
berikutnya 2 kotek tidak penuh
|
||
Dismenorhoe
|
Hari pertama menst
|
|
|
Sifat darah
|
Cair, sedikit bergumpal
|
|
|
Warna
|
Merah segar
|
|
|
Fluor albus
|
1-2 hari sebelum
menstruasi, warna putih jernih, tidak
berbau
|
||
HPHT
|
27 Desember 2006
|
|
|
4.
Riwayat Obstetri
a.
Riwayat Kehamilan
G.P.A : G3P2002
Umur
Kehamilan : 9 bulan
A.N.C : 7
kali di bidan A
Trimester I Ibu periksa 2 x pada umur kehamilan 1
bulan dan 3 bulan, mendapatkan
mendapatkan vitamin, diminum sampai
habis dan penyuluhan makanan sehat
Trimester II Ibu periksa 3 x dibidan, ibu mengalami
perdarahan pada usia 4 bulan dan dirujuk kedokter RAB, mendapat pemeriksaan USG
dan obat serta anjuran untuk istirahat. Ibu mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2
pada bulan ke-5 dan 6 kehamilan
Trimester III Ibu periksa 2x mendapatkan folavit 1x1
dan penyuluhan perawatan diri
Perawatan buah dada : ibu
sudah melakukan perawatan payudara setiap
selesai mandi sejak kehamilan 8 bulan
b.
Riwayat Kehamilan , Persalinan dan Nifas Yang Lalu
No
|
Suami
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
KB
|
|||||
|
|
|
Pnylit
|
Pnolong
|
Jns Pers
|
Penyulit
|
Seks
|
BBL
|
Umur
|
|
1
|
1
|
9 bln
|
-
|
Bidan A
|
Spt
|
-
|
L
|
3500/50
|
12 thn
|
Suntik 1bl
|
2
|
1
|
9 bln
|
-
|
Bidan A
|
Spt
|
-
|
PR
|
3000/50
|
8 thn
|
Suntik 1 bl
|
c.
Riwayat Persalinan
Persalinan : Tanggal 17-8- 2007, Jam
01.15 WIB
Tempat persalinan : BPS Bidan A
Penolong : Bidan
Jenis persalinan :
Spontan B
Lama persalinan :
Kala I : Tidak terkaji
Kala II : Tidak terkaji
Kala III : Plasenta belum lahir
Perdarahan : ± 500 cc
Keadaan
Bayi : Normal
- Jenis
kelamin : laki-laki
- BB/PB : 4000 gram / 50 cm
- A-S : 7-8
d.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu juga tidak pernah menderita penyakit
menular seperti seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular seksual, tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi
serta tidak mempunyai keturunan kembar
e.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada keturunan kembar,
tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular seksual
f.
Pola Kesehatan Fungsional Sehari-hari
Anamnesa tanggal 17-8-2007 Jam 06.30
a.
Pola Nutrisi
Selama hamil : ibu makan 3x/hari, tiap makan habis 1 piring sedang
dengan komposisi nasi, sayuran hijau dan lauk pauk seadanya. Ibu minum 8-9
gelas / hari , jenis minuman air putih dan air teh
Selama di RS
: minum air teh 2 gelas, makan , mendapatkan jatah dari RS NS TKTP makan
habis ½ porsi
b.
Pola Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x/ hari konsistensi
lembek, BAK 5-6x/hari berwarna jernih, lancar
Selama di RS : terpasang DC , urine 100 ml
c.
Pola Istirahat
Selama hamil : Ibu tidur ± 8-9 jam/hari, siang ±1-2 jam dan malam ± 6-7 jam
Selama
di RS : Ibu tidur ± 2 jam (post plasenta manual)
d.
Pola Aktifitas
Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti menyapu, memasak sendiri
Selama di RS : Ibu berbaring ditempat tidur dengan
mobilisasi miring kanan/miring kiri
e.
Pola Personal Higiene
Selama hamil : Ibu mandi 2-3x sehari,
gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari dan ganti celana dalam celana dalam tiap kali
mandi
Selama di RS : diseka 1x sore, ganti kotek 1x, ganti baju
1x
3.1.2
DATA OBYEKTIF
1.
Keadaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
|
Lemah
Composmentis
|
- GCS
|
4-5-6
|
Tekanan Darah
|
90/60mmHg
|
- RR
|
24x/menit
|
Nadi
|
101 x/menit
|
- Suhu
|
37oC
|
2.
Pemeriksaan Fisik
Kulit kepala
|
Bersih, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak ada ketombe, tidak
mudah rontok
|
Muka
|
Tidak ada odem, ibu menyeringai menahan sakit, wajah terlihat
pucat
|
Mata
|
Simetris, tidak ada secret, sklera berwarna putih terdapat
gambaran tipis pembuluh darah, Conjungtiva pucat
|
Hidung
|
Penafasan spontan, tidak ada secret, tidak ada polip
|
Mulut
|
Mucosa bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi terdapat karies
pada molar kanan, lidah bersih, lidah tidak berslag
|
Telinga
|
Pendengaran baik, bersih, tidak ada serumen
|
Leher
|
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada ada
pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena jugularis
|
Dada
|
Bentuk simetris,tidak ada tarikan intercosta, bentuk mammae
simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae puting susu menonjol keluar,
tidak teraba benjolan abnormal, kolostrum sudah keluar
|
Abdomen
|
Tidak ada luka bekas
operasi,hiperpigmentasi pada perut, terdapat striae lividae, TFU setinggi pusat, kandung kemih teraba
kosong
|
Genetalia
|
Vulva tidak ada odem/ varises, perineum intack, tali pusat
terlihat diluar vagina, keluar perdarahan ± 300 cc
|
Anus
|
Tidak ada hemorroid
|
Ekstremitas
Atas
Bawah
|
Pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 tts/menit, tetesan lancar,
tidak odem
Tidak ada odem, tidak ada varises, akral dingin
|
|
|
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 17-8-2007
Hb :
7.6 gram % N : 13-18 gr %
Hematokrit : 20,5 N
: 35 – 47
Lekosit : 25.600 N : 4000-11.000
3.2
INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : P3003
dengan retensio plasenta
Data subyektif : Ibu
mengatakan telah melahirkan bayi jam 01.15 WIB
tetapi plasenta belum lahir
Data
obyektif : Keadaan umum lemah, Tensi
90/60 mmHg, Nadi 101/menit, RR 24 x/menit TFU setinggi pusat, tali pusat terlihat
diluar vagina, keluar perdarahan ± 300 cc, Hb : 7.6
gram %
3.3
IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
-
Syok
-
Anemia berat
- Infeksi
3.4 KEBUTUHAN SEGERA
- Kolaborasi dengan dokter dalam pelaksanaan
plasenta manual
3.5 INTERVENSI
Diagnosa : P3003 dengan Retensio Plasenta
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan
Plasenta dapat
dilahirkan secara lengkap dan tidak terjadi perdarahan post partum
KH : Keadaan umum baik - UC baik
TFU sesuai - TTV
normal
Plasenta dapat lahir dengan kotiledon dan
selaput lengkap
1.
Jelaskan pada ibu dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan
R/ Dengan pengetahuan adekuat ibu dan keluarga dapat
kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2.
Berikan inform consent pada ibu
/keluarga
R/ Persetujuan
dan bukti terhadap tindakan medis yang dilakukan
3.
Lakukan observasi keadaan umum
dan tanda-tanda vital
R/ Deteksi dini kelainan, Tekanan
systole < 90 mmhg dan Nadi > 110 merupakan tanda dari syok
4.
Lakukan observasi involusi
uteri dan perdarahan
R/
Deteksi dini adanya subinvolusi
5.
Observasi intake dan output
R/ Deteksi terjadinya kekurangan volume cairan
tubuh.
6. Kolaborasi
dengan dokter dalam pelaksanaan plasenta manual dan pemberian antibiotik
R/ Fungsi interdependent dalam melahirkan plasenta dan mencegah
infeksi
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam
|
I M P L E M E N T A S I
|
PARAF
|
17-8- 2007
03.00
03.05
03.10
03.15
03.20
|
Memberikan penjelasan pada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
Memberikan inform consent : - Ibu/ keluarga menyetujui
Kolaborasi dengan dokter, melakukan plasenta manual
- Penolong menggunakan sarung
tangan DTT, menjepit tali pusat dan menegangkan sejajar lantai. Tangan kanan
dimasukkan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat, tangan
kiri menahan fundus uteri. Dengan bagian lateral jari-jari tangan mencari
insersi pinggir plasenta, membuka tangan obstetrik seperti memberi salam,
menggerakkan tangan kanan kekiri dan kekanan sehingga semua permukaan
maternal dapat dilepaskan. Mengeluarkan plasenta, tangan kiri dipindahkan disuprapubis.
Memeriksa plasenta : plasenta lahir jam 03.10, insersi marginalis
Ө 18 x 16 x 2 cm, berat 450 gram, kotiledon 16 buah , selaput robek.
Melakukan massase uterus selama 15 detik
Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
-
Keadaan umum lemah, konjungtiva
pucat, ibu mengeluh perut mulas, TD : 95/61 mmhg, Nadi 98 x/menit, suhu 37 1 OC.
Melakukan observasi involusi
- TFU 2 jari bawah pusat,
UC baik, perdarahan ± 200 cc
Melakuan observasi intake dan output
-
Infus RL ke VI tangan kanan
(drip oksitosin 10 IU) 300 cc
-
Infus RL ke VI tangan kiri 20
tts/mnt 200 cc
-
Minum : - - BAB
: -
|
|
3.7 EVALUASI
Tanggal 17-8- 2007, Jam
03.30 WIB
S : Ibu mengatakan lega plasenta sudah lahir
O
: Plasenta lahir manual jam 03.10
oleh dokter ENS, ku lemah, konjungtiva pucat, Tensi
95/61 mmhg, Nadi 98 x/mnt, suhu 37 1 oC, TFU 2 jari bawah pusat ,
uterus kontraksi baik, perdarahan 200 cc
A : P3003 Kala
IVRetensio Plasenta Teratasi
P : -
Observasi TTV, TFU, UC, Perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama
- Observasi TTV, TFU, UC, Perdarahan
tiap 30 menit pada 2 jam pertama
- Bersihkan ibu, atur posisi senyaman
mungkin
- Anjurkan ibu untuk makan dan minum
untuk mencegah dehidrasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi :
- Amoxan 3
x 1 gram
- Metronidazol 3 x 1
(Oral)
- Pemberian transfusi WB 2 bag
I
:
Tanggal/Jam
|
I M P L E M E N T A S I
|
PARAF
|
17-8-2007
03.20
03.30
03.45
04.00
04.30
05.00
05.30
06.30
06.45
|
Membersihkan perineum ibu, memastikan ibu nyaman
Melakukan observasi tanda-tanda vital, TFU dan UC
TD 96/64 mmhg, N 101 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan
50 cc
TD 94/60 mmhg, N 96 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan
20 cc
TD 98/64 mmhg, N 98 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan 5
cc
TD 98/61 mmhg, N 96 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik,
Perdarahan -
TD 95/64 mmhg, N 96 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik,
Perdarahan -
Instruksi dokter : memasang DC urine 150 ml, mengambil sampel
darah persiapan transfusi
Menyajikan diet Nasi TKTP : Ibu makan habis ½ porsi, teh 1 gls
Observasi keadaan umum : ku lemah, konjungtiva pucat
- Ibu mengatakan badan masih lemas, perut mules
|
|
EVALUASI
Tanggal 17-8- 2007, Jam 07.00WIB
S : Ibu mengatakan badan masih lemas, perut teras mules
O
: Keadaan umum lemah, konjungtiva
pucat, Tensi 95/64 mmhg, Nadi 96 x/mnt, TFU 2 jari bawah pusat, UC baik, makan habis ½ porsi,
teh 1 gls
A : P3003 2 jam
Post Partum
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Tanda tanda vital dan
involusi uteri
- Anjurkan ibu untuk makan dan minum
- Laksanakan program terapi dokter
- Pemberian transfusi WB 2 bag
- Infus RL 20 tts/menit tangan kanan dan tangan
kiri
- Amoxan 3
x 1 gram
- Metronidazol 3 x 1
(Oral)
- Rencana USG
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan
kebidanan dapat disimpulkan :
1)
Pada tahap pengkajian setelah
dilakukan pengumpulan data dapat ditemukan
masalah pada Ny U P3003 dengan gangguan pada Kala
III yaitu adanya Retensio Plasenta.
2)
Dari masalah yang ada telah
dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan
dan dilakukan plasenta manual.
3)
Retensio plasenta mempunyai arti klinis yang besar karena dapat
menyebabkan perdarahan hebat, perforasi uterus dan infeksi yang berakibat pada
morbiditas bahkan mortalitas pada ibu.
4.2
Saran
1)
Dalam melakukan plasenta manual
perlu diperhatikan prosedurnya agar tidak terjadi komplikasi
2)
Perlunya pengawasan pada ibu
pasca tindakan karena merupakan periode kritis bagi ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta
Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta .
Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta .
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono prawirohardjo. Jakarta .
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta
Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta .
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono prawirohardjo. Jakarta .
ConversionConversion EmoticonEmoticon