BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami
seorang wanita setelah persalinan yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang
dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan
dengan normal dikarenakan sebab yang abnormal seperti terdapat sisa placenta
dalam rahim atau terjadi sub involusi, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk.
Maka dari itu, seorang Bidan harus memahami
tentang masa nifas, baik fisiologis maupun patologis sehingga dapt memberikan
Asuhan Kebidanan dengan tepat sesuai dengan Standart Profesi Kebidanan.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan
umum
Setelah mempelajari tentang
“Asuhan Kebidanan Nifas Late HPP Sisa Placenta”, diharapkan Mahasiswa mampu
memahami dan memberikan Asuhan Kebidanan yang tepat pada ibu nifas.
1.2.2. Tujuan
khusus
Setelah mempelajari tentang Asuhan
Kebidanan Nifas, diharapkan Mahasiswa mampu :
§ Memahami penyebab dari perdarahan nifas sekunder.
§ Mengenali tanda dan gejala yang terjadi
§ Memberikan penatalaksanaan dan asuhan kebidanan yang sesuai pada ibu
nifas dengan perdarahan nifas sekunder.
1.3 Metode Pembahasan
Makalah ini disusun dengan cara
praktek kerja lapangan, studi kasus, konsultasi dengan Dosen pembimbing dan
studi pustaka.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini disusun sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode pembahasan dan sistematika
penulisan
BAB II : Landasan teori terdiri atas pengertian, etiologi, tanda
dan gejala, dan penatalaksanaan
BAB III : Tinjauan Asuhan Kebidanan Nifas Patologi dengan Late HPP
Sisa Placenta
BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan, kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
2.6. PENGERTIAN PERDARAHAN NIFAS SEKUNDER (LATE HPP SISA PLASENTA)
Perdarahan
yang terjadi setelah lebih dari 24 jam Post Partum dan biasanya terjadi pada
minggu kedua nifas. (Rustam
Mochtar.1998;420)
*
Angka kejadian : Ditemukan kurang dari 1 % dari semua persalinan.
2.7. ETIOLOGI
Faktor
penyebab perdarahan nifas sekunder :
-
Sub Involusi -
Kelainan kongenital uterus
-
Inversio uteri -
Mioma uteri submukosum
-
Sisa placenta -
Pemberian estrogen untuk menekan laktasi
2.8. TANDA DAN GEJALA
Secara khusus :
.1. Sub involusi : - Inspeksi : Lokhea bertambah banyak, berbau dan terdapat perdarahan
- Palpasi :
Teraba uterus lebih besar dan masih tinggi, serta lebih lembek daripada
seharusnya
* Sub involusi bisa terjadi karena
infeksi (endometritis), sisa placenta, mioma uteri, bekuan-bekuan darah, dll.
2. Sisa placenta : - Inspeksi : Perdarahan yang banyak
- Pemeriksaan dalam :
Terdapat
bagian dari placenta satu atau lebih lobus yang tertinggal
* Sisa Placenta dalam nifas dapat menyebabkan
perdarahan dan infeksi.
2.9. PENATALAKSANAAN
Secara
umum :
§ Jika terjadi anemia berat (Hb <8 gr %/Hct <20 %), siapkan
tranfusi, berikan Tablet besi oral dan Asam folat.
§ Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau), berikan Antibiotik.
§ Berikan Oksitosin; Terapi dapat dimulai dengan pemberian 0,5
Ergometrin IM yang dapat diulang dalam 4 jam/kurang.
§ Jika cerviks masih berdilatasi, lakukan eksplorasi dengan tangan
untuk mengeluarkan bekuan-bekuan besar dan sisa placenta.
§ Jika cerviks tidak berdilatasi, evakuasi uterus untuk mengeluarkan
sisa placenta.
§ Jika perdarahan berlanjut, kemungkinan melakukan ligasi arteri
uterina dalam utero ovarika/histerektomi.
§ Lakukan pemeriksaan histologi dari jaringan hasil
kuret/histerektomi, jika memungkinkan untuk menyingkirkan penyakit Trofoblas
ganas.
* Penyebab perdarahan nifas sekunder
karena kelinan uterus, inversio uteri, dan mioma uteri memerlukan pennganan
khusus.
Secara
khusus :
1.Sub involusi :
Terapi :
- Pemberian Ergometrin per oral atau suntikan IM.
2. Sisa placenta :
Terapi :
·
Pemberian Antibiotik
·
Sisa placenta dikeluarkan
secara digital/ dengan kuret besar
·
Jika ada demam,ditunggu sampai
suhu turun dengan pemberian Antibiotik 3-4 hari kemudian rahim dibersihkan
·
Jika perdarahan banyak maka
rahim harus segera dibersihkan walaupun demam.
·
Jika perdarahan berlanjut,
lakukan uji pembekuan darah (kemungkinan koagulapati)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PATOLOGIS
PADA NY.T P1001 HARI
KE-6 DG LATE HPP SISA PLACENTA
I. PENGKAJIAN
Dilakukan tgl. : 20 -02- 2009 Pkl. : 17.30 wib
A. DATA
SUBJEKTIF
1. BIODATA
a. Nama Istri : Ny. T Nama suami : Tn.
B
b. Umur : 21 Thn. Umur :
22 Thn.
c.
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa
:
Jawa/Indo
d. Agama :
Islam Agama :
Islam
e.
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMA
f. Pekerjaan : IRT
Pekerjaan :
Manyar
g. Alamat :
Manyar
h. Status
perkawinan : Kawin (sah)
i. Lama kawin : 2 Thn
2. KELUHAN UTAMA
Ibu
mengatakan nyeri perut dan perdarahan banyak setelah melahirkan
4.
RIWAYAT KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan nyeri perut danperdarahan banyak setelah
melahirkan 2 jam yang lalu
3. RIWAYAT MENSTRUASI
-
Menarche : 12 thn Teratur/tidak : Teratur
-
Siklus : 30 hari Dysminorhoe : Tdk pernah
- Lama : 5 hari Fluor albus : Sblm dan ssdh mens
-
Konsistensi : Cair kadang ada gumpalan
4. RIWAYAT PERSALINAN
MRS : 20-02-2009 jam 08.30 wib
Tanggal/jam
persalinan : 20 Feb 2009 jam 15.30 wib
Tempat
bersalin : BPS
Penolong : Bidan
Jenis
persalinan : Spontan
Keadaan
bayi : AS 5-7
BB
: I 2900 gram, II 2500 gram
5. RIWAYAT KONTRASEPSI
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB.
6.
RIWAYAT GINEKOLOGI
Ibu mengatakan tidak pernah menderita Penyakit Menular
Seksual, spt; GO dan HIV, infeksi genetalia interna/eksterna, tidak ada tumor
genetalia.
7.
RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
spt; Hepatitis, TBC. Penyakit menurun spt; jantung koroner, dan penyakit menaun
spt; Hipertensi dan Kencing manis.
8. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular spt; Hepatitis, TBC, penyakit menurun spt; asma, jantung
koroner,dan penyakit menaun spt; Hipertensi dan Kencing manis. Ibu punya
keturunan kembar.
9.
KEADAAN PSIKOSOSIAL
Ibu mendapat perhatian dari suami dan keluarga. Ibu
mengatakan khawatir terhadap perdarahannya.
10. KEBIASAAN
Ibu tidak tarak makanan apapun, tidak pernah minum jamu
atau mengkonsumsi obat-obatan, dan tidak pernah merokok.
Tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang menghambat masa
nifas ibu.
11. KEMAMPUAN KOGNITIF
Ibu mampu melakukan perawatan payudara sendiri, mampu
melakukan perawatan bayi, ibu sudah tahu kapan boleh hamil lagi yakni setelah 2
tahun. Ibu berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.
12. POLA
KEBIASAAN SEHARI-HARI
Pola
nutrisi
Ø Sebelum dan selama hamil
ibu makan 3x sehari, tiap kali makan habis satu piring
sedang dengan komposisi ikan, sayur dan nasi serta pisang. Minum sehari 6-8
gelas kadang- kadang teh1-2 gelas per hari.
Ø Selama nifas
Asupan diet TKTP 3x sehari, selalu dihabiskan. Minum air
putih 6-8 gelas/hari.
Pola
eliminasi
Ø Sebelum dan selama hamil
BAB lancar 1-2x / sehari, dengan
konsistensi lunak serta BAK 5-6x / sehari.
Ø Selama nifas
BAB dan BAK masih belum
Pola
aktivitas
Ø Sebelum dan selama hamil
Setiap hari ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
Ø Selama nifas
Ibu sudah jalan jalan untuk menyusui bayinya
Pola
istirahat
Ø Sebelum dan selama hamil
Ibu tidur siang + 1jam dan malam + 7 jam.
Ø Selama nifas
Ibu tidur siang ±
2 jam dan malam ± 6 jam.
Pola personal higiene
Ø Sebelum dan selama hamil
Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap habis makan 3 x
sehari, ganti pakaian 2x sehari, ganti celana dalam 3x sehari.
Ø Selama nifas
Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap habis
makan 3 x sehari, ganti pakaian 2x sehari, ganti celana dalam 3x sehari
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
lemah Tanda-tanda
vital
Kesadaran :
Compos mentis TD : 90/60 mmHg
BB :
45 kg Suhu : 36º C
TB :
150 cm Nadi : 50 x/mnt
RR : 18 x/mnt
Perdarahan : ± 500 cc
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut warna hitam, tidak rontok, distribusi
merata
Muka : Pucat, tidak ada oedema
Mata :
Sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Konjungtiva pucat
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Telinga : Bersih, tidak ada cerumen
Mulut : Bibir kering, Gigi bersih, tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limphe, tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada :
Simetris, bulat datar. Payudara membesar dan tegang, Putting susu menonjol,
hyperpigmentasi areola dan papila mammae.
ASI
sudah keluar, tidak ada benjolan mencurigakan
Perut : Uterus kontraksi lembek/jelek. TFU 2 jari
bawah pusat
Gastrointestinal : kandung kemih teraba penuh
Vulva : Tidak terdapat oedem dan varises. Keluar
darah merembes
Perineum : Tidak terdapat jaringan parut
Anus :
Tidak terdapat haemoroid
Ekstremitas : Atas :
Tidak terdapat oedem, kuku konkaf
Bawah :
Tidak terdapat oedem dan varises
Akral teraba dingin
c. Terapi yang Diberikan
Infus RL 40 tts/mnt, terpasang di ekstremitas kanan atas.
d. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9.6 gr %
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : P1001 2 jam PP dg Late HPP
DS :
- Ibu mengatakan nyeri perut dan perdarahan banyak setelah melahirkan anak
pertama 2 jam yang lalu.
DO :
- KU lemah
- Muka pucat, Konjungtiva pucat, akral dingin
- TD :
90/60 mmHg, Nadi : 50 x/mnt, Suhu : 36º C,
RR :
18x/mnt
- Vulva
keluar darah
- Hb :
9,6 gr %,
III. ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
-
Potensial Anemia berat
-
Potensial Shock hipovolemik
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Infus RL
V. PERENCANAAN
Tujuan :
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan
selama 1 jam diharapkan keadaan umum ibu membaik dengan kriteria hasil :
·
Perdarahan berkurang
·
TD (sistole 110-120, diastole
70-80), Nadi 80-100x/mnt
·
Suhu 36,5-37,5º C RR 16-24x/mnt
Intervensi
:
1. Lakukan pendekatan terapeutik
pada ibu dan keluarga
R/ Meningkatkan hubungan saling
percaya antara ibu dengan bidan
2. Jelaskan keadaannya pada ibu
R/ Pengetahuan yang adekuat
mempermudah pemberian asuhan kebidanan
3. Lakukan pemantauan TTV
R/ Suhu > 37,5ºC dan
peningkatan nadi menandakan terjadinya infeksi
5. Observasi perdarahan
R/ Perdarahan yang berlebihan
mengarah pada syok hipovolemik
6. Lakukan kateterisasi
R/ urine yang penuh mengakibatkan
kontraksi uterus tidak adekuat
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 20 Feb 2009
Jam 17.45 wib : - Melakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga serta menjalin
hubungan yang baik dengan menanyakan apa yang dirasakan saat ini.
Jam 17.50 wib : - Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaannya
Jam 17.55 wib : - Memeriksa KU dan TTV sebelum kuretase ; KU ibu lemah, TD
110/90 mmHg, Nadi 100x/mnt, Suhu 36,1ºC
- Mengobservasi pengeluaran darah ; terlihat
darah keluar
Jam 18.10 wib : - melakukan kaeterisasi
untuk mengeluarkan urine
VII. EVALUASI
Tanggal
20 - Feb - 2009 jam
18.20 wib
S :
- Ibu mengatakan nyeri perutnya berkurang
O :
§ Wajah ibu terlihat pucat
§ KU lemah, konjungtiva pucat
§ Hb 9.6 gr%
A :
P1001 PP jam ke-3 dengan HPP teratasi sebagian
P :
§ Jelaskan pada ibu tentang keadaannya
§ Observasi TTV, Hb, dan perdarahan
§ Ajarkan ibu tentang Personal Hygiene
§ Anjurkan ibu untuk banyak istirahat
§ Berikan KIE makanan bergizi dan tidak boleh tarak makanan
§ Teruskan pemberian obat
I :
§ Menjelaskan pada ibu tentang keadaannya
§ Mengobsevasi TTV tiap 8 jam, Hb, dan perdarahan
§ Mengajarkan pada ibu tentang Personal Hygiene
§ Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
§ Memberikan KIE tentang makanan bergizi dan ibu tidak boleh tarak
makanan apapun untuk proses kesembuhan
§ Meneruskan pemberian obat oral (Amoxan 4x1, Tricodazole 3x1,
Metergin 3x1)
Tanggal
21-02- 2009 jam 07.00 wib
S :
§ Ibu mengatakan perutnya sudah tidak sakit lagi
§ Ibu mengatakan sudah merasa sehat
§ Ibu mengatakan mau pulang hari ini
O :
§ Wajah ibu terlihat lebih segar
§ konjungtiva merah muda, TD 120/80 mmHg
§ Hb 10gr%, perdarahan ½ koteks
A :
P1001 PP hari ke-1 dengan HPP teratasi
P :
§ Anjurkan ibu untuk banyak istirahat di rumah dan mengurangi
aktivitas sehari-hari
§ Teruskan pemberian obat oral (Amoxan 4x1, Mefinter 3x1, Zegace 1x1)
§ Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan tidak boleh tarak
makanan apapun
§ Minta ibu untuk segara kembali jika perdarahan banyak berlanjut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa nifas yang abnormal seperti terjadi
perdarahan, bisa disebabkan oleh sub involusi, kelainan kongenital uterus,
inversio uteri, mioma uteri, sisa placenta, dan pemberian estrogen untuk
menekan laktasi. Oleh karena itu dibutuhkan asuhan kebidanan yang tepat agar
tidak membahayakan nyawa ibu. Pengetahuan dan ketrampilan yang memadai akan
menunjang dalam pemberian Asuhan Kebidanan.
Dengan demikian, seorang Bidan hendaknya
memberikan pelayanan yang sesuai dengan Standart Profesi Kebidanan, sehingga
masa nifas dapat berjalan dengan baik.
4.2 Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
kesalahan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan penulisan makalah yang akan datang. Terima kasih.
ConversionConversion EmoticonEmoticon