BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah
besar. Penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.
AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah
307 per 100.000 kelahiran hidup Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama.
Persalinan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya power yaitu kekuatan his dan daya mengejan, passage (jalan
lahir), passenger, psikis dan penolong. Kekuatan his yang ada pada ibu tidak selalu
menghasilkan his yang adekuat, tetapi dapat juga timbul kelainan his. Kelainan
his dapat berupa his yang
terlampau kuat (tetania uteri) atau his
yang lebih lemah, singkat dan jarang yang disebut dengan inersia uteri.
Diagnosis pada inersia uteri memerlukan
pengalaman dan pengawasan yang teliti terhadap persalinan. Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan berlangsung lama
dan menimbulkan bahaya baik terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan
penilaian yang seksama untuk menentukan sikap yang harus diambil.
Oleh karena itu dibutuhkan perhatian
dan penanganan yang serius agar tidak menimbulkan komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan inersia melalui
pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu ;
1)
Melakukan pengkajian pada ibu
bersalin dengan inersia uteri
2)
Menentukan diagnosa
3)
Menentukan diagnosa atau
masalah potensial
4)
Menentukan kebutuhan segera ibu
bersalin dengan inersia uteri
5)
Menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh pada ibu bersalin dengan inersia uteri
6)
Melaksanakan perencanaan pada
ibu bersalin dengan inersia uteri
7)
Melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang dilakukan
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam
asuhan kebidanan ini pada Ny S G1P0000
42 minggu/ T/H/Intrauteri/Presentasi Belakang Kepala/Inpartu Kala I FaseAktif
dengan Inersia Uteri di Ruang Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan
1.4
Metode Penulisan
Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik, studi buku catatan perkembangan pasien dan studi kepustakaan
1.5
Pelaksanaan
Penyusunan laporan ini berdasarkan
pelaksanaan praktek mulai tanggal 13
Agustus 2007 s/d 19 Agustus 2007 di
Ruang Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar
Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, Metode Penulisan, Pelaksanaan, Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian,
interpretasi data dasar, identifikasi masalah potensial, identifkasi kebutuhan
segera, intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB IV Penutup
terdiri dari kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR PERSALINAN
2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang viable dari
dalam rahim kedunia luar baik melalui jalan lahir maupun jalan lain (Prawiroharjo, 2005).
Persalinan
Normal menurut WHO adalah persalinan
yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu
lengkap, setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.
2.1.2 Sebab- Sebab Terjadinya
Persalinan
1. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus terjadi
penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar
hipofisis pars posterior. Penurunan hormone progesterone akibat tuanya
kehamilan akan meningkatkan oksitosin, sehingga persalinan dapat dimulai.
3. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin
meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
4. Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan, villi
koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun dan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim
5. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero
plasenter. Rahim akan berkontraksi untuk mengeluarkan isi rahim
2.1.3
Kala Persalinan
Kala I ( Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap
(10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
a.
Fase Laten
-
Dimulai sejak awal kontraksi,
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
-
Pembukaan serviks < 4 cm
-
Berlangsung < 8 jam
b.
Fase Aktif
-
Frekwensi dan lama kontraksi meningkat
-
Pembukaan dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1
cm per jam
-
Berlangsung < 6 jam
Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala II dimulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Pada primigravida kala II berlangsung
rata-rata 1,5-2 jam dan multipara rata-rata ½-1 jam.
Tanda dan Gejala Kala II :
-
Ibu
merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
-
Ibu
merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum
-
Perineum menonjol
-
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
-
Peningkatan pengeluaran lendir
dan darah
Diagnosis Kala II
-
Pembukaan serviks telah lengkap
-
Terlihatnya bagian kepala bayi
pada introitus vagina
Kala III ( Kala Pengeluaran Uri)
Kala III dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Tanda-tanda
lepasnya plasenta :
-
Perubahan bentuk dan tinggi
fundus
-
Tali pusat memanjang
-
Semburan darah tiba-tiba.
Kala
IV
Kala IV dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir dua jam setelah kelahiran itu. Setelah lahirnya plasenta,
periksa :
-
Kelengkapan plasenta dan
selaput ketuban
-
Perkiraan kehilangan darah
-
Periksa perineum dari
perdarahan aktif
-
Evaluasi kondisi ibu
2.1.4
Tanda-Tanda Inpartu
-
His
teratur, frekwensi minimal 2x dalam 10 menit
-
Penipisan dan pembukaan serviks
-
Keluar cairan dari vagina dalam
bentuk lendir bercampur darah
2.1.5
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
persalinan
a.
Power
Yaitu kekuatan pendorong yang terdiri dari kekuatan his
dan daya mengejan
Kekuatan His
His adekuat pada fase laten bila :
-
Frekwensi minimal 2 kali dalam
10 menit
-
Intensitas kuat
-
Lama >20 detik
His adekuat pada fase aktif bila :
-
His
teratur, frekwensi minimal 2 kali dalam 10 menit
-
Intensitas
kuat, uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan
bila dilakukan penekanan dengan jari
-
Lama >40 detik
Daya mengejan
Kekuatan mengejan ditentukan oleh :
-
Ada tidaknya reflek
mengejan
-
Otot abdomen dan diafragma
-
Sisten cardiorespirasi
b.
Passage (Jalan lahir)
-
Tulang dan sendi
-
Jalan
lahir lunak terdiri dari ligament, otot dan jaringan
-
Keadaan sekitar jalan lahir
c.
Passanger
-
Janin
meliputi ukuran kepala, sikap, letak, presentasi, posisi
-
Kedudukan janin
-
Ketuban dan plasenta
d.
Psikis Ibu
Kondisi psikologis ibu akan
sangat membantu dalam proses persalinan
e.
Penolong
Kemampuan dan ketrampilan penolong dalam memimpin
persalinan
2.1.6
Rencana Asuhan
Kala I
a.
Menyiapkan ruangan untuk
persalinan dan kelahiran bayi
-
Ruangan
hangat dan bersih, sirkulasi baik
terlindung dari tiupan angin
-
Penerangan yang cukup
-
Kamar
mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong
b. Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan
obat-obat yang dibutuhkan
c. Menjaga privasi ibu antara lain menggunakan
penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan
seizin ibu
d.
Memberikan dukungan emosional
-
Menghadirkan orang yang
dianggap penting oleh ibu seperti suami,
keluarga atau teman dekat
-
Mendengarkan keluhan ibu
-
Memberikan
penjelasan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dan prosedur
yang akan dilaksanakan
e. Membantu pengaturan aktivitas dan posisi ibu
-
Posisi
sesuai dengan keinginan ibu, jika ingin ditempat tidur anjurkan untuk miring
kekiri
-
Sarankan
untuk berjalan jika kepala telah engaged
-
Ibu
diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
f. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada
his : ibu diminta untuk menarik nafas panjang, tahan sebentar,
kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his
g.
Memberikan cukup cairan dan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
h.
Mempertahankan kandung kemih
tetap kosong
i.
Melakukan
perawatan fisik ibu : menjaga kebersihan dan kenyamanan
-
Membolehkan ibu untuk mandi
-
Menganjurkan ibu membasuh
sekitar kemaluannya seusai buang air kecil/besar
j.
Menggunakan
partograf untuk memantau persalinan yang terdiri ;
-
Pembukaan
servik dan penurunan kepala janin setiap 4
jam
-
Kontraksi uterus setiap
30 menit
-
Tekanan
darah dan suhu badan setiap 4 jam
-
Nadi setiap
30 menit
-
Produksi
urin, aseton dan protein setiap
2 sampai 4 jam
-
Denyut Jantung Janin setiap 30
menit
k.
Menyiapkan rujukan apabila
didapati salah satu atau lebih penyulit :
-Riwayat
bedah sesar
-Perdarahan
pervagina
-Ikterus
-Anemia
berat
-Tanda/gejala
infeksi
-Preeklamsi/hipertensi
dalam kehamilan
-TFU 40 cm/ lebih
-Syok
|
-Persalinan kurang bulan
-
-Ketuban pecah dengan
meconium
-Ketuban pecah lama
-Ketuban pecah pada persalinan
kurang bulan
-Gawat janin
-Kehamilan gemelli
-Presentasi majemuk
-Tali usat menumbung
|
Kala II
a. Mengamati tanda dan gejala kala II
b. Persiapan penolong persalinan : cuci
tangan , mengenakan sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi
c.
Memastikan kelengkapan peralatan dan bahan
d. Menganjurkan keluarga untuk
mendampingi dan terlibat dalam asuhan
ibu
e. Menjelaskan proses kelahiran dan kemajuan
persalinan pada ibu dan keluarga
f.
Menjaga kebersihan ibu
-
Ibu
tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
-
Bila ada darah, lendir atau
cairan ketuban segera bersihkan
g.
Membantu ibu memilih posisi
yang nyaman saat meneran
h.
Menganjurkan ibu untuk
istirahat diantara his
i.
Memberikan ibu cukup minum
untuk mencegah dehidrasi
j.
Mempertahankan
agar kandung kemih tetap kosong
k.
Memimpin persalinan
l.
Persiapan
kelahiran, melahirkan kepala, bahu,
badan
m. Mengeringkan bayi dan menghangatkan dari
kepala sampai seluruh tubuh
n.
Melakukan pemantauan :
-
Nadi tiap 30 menit
-
Frekwensi
dan lama kontraksi tiap 30 menit
-
DJJ tiap selesai meneran
-
Warna cairan ketuban jika
selaputnya sudah pecah
-
Apakah ada presentasi majemuk
-
Putaran paksi luar segera
setelah kepala bayi lahir
-
Adanya
kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya
Kala III
a. Memberikan oksitosin 10 IU IM pada paha kanan bagian luar sepertiga bagian
atas .
b.
Melakukan penegangan tali pusat
terkendali
c.
Massase fundus uteri
Kala
IV
a.
Memeriksa kelengkapan plasenta
dan selaput ketuban
b.
Memperkirakan kehilangan darah
c.
Memeriksa perineum dari
perdarahan aktif
d.
Melakukan penjahitan pada
robekan
e.
Menganjurkan ibu untuk minum
untuk mencegah dehidrasi dan menawarkan ibu makanan yang disukai
f. Membersihkan perineum ibu dan mengenakan
ibu pakaian yang bersih
g.
Meningkatkan hubungan ibu dan
bayi
h. Memantau keadaan umum ibu ; tekanan darah,
nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit dalam 1 jam dan tiap 30 menit
dalam 1 jam kedua
i.
Memantau
temperature ibu satu kali tiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan
j.
Melakukan
rangsang taktil uterus untuk memastikan
kontraksi uterus baik.
k.
Mengajarkan ibu atau anggota keluarga tentang :
-
Bagaimana
memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
-
Tanda-tanda
bahaya bagi ibu dan bayi
2.2 INERSIA UTERI
2.2.1
Pengertian
His yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih
jarang dibandingkan his yang normal ( Mochtar, 1998).
2.2.2
Klasifikasi
Inersia dibagi atas :
1)
Inersia uteri primer
Kelemahan his timbul sejak dari permulaan
persalinan. Kontraksi uterus lebih aman,
singkat dan jarang daripada biasa. Keadaan umum penderita baik dan rasa nyeri
tidak seberapa. Hal ini harus dibedakan
dengan his pendahuluan yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour)
2)
Inersia uteri Sekunder
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat
teratur dan dalam waktu yang lama. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi
pada pembukaan, pada bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah
pecah.
2.2.3
Etiologi
Kelainan his ditemukan pada :
-
Multigravida.
-
Bagian bawah janin tidak
berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus misalnya kelainan letak janin,
atau disproporsi sefalopelvik.
-
Peregangan rahim yang
berlebihan ; pada kehamilan ganda dan hidramnion
-
Gangguan pembentukan uterus
pada masa embrional misalnya uterus bikornis
-
Pada sebagian kasus penyebab
inersia uteri tidak diketahui
2.2.4
Diagnosis
Diagnosis inersia membutuhkan
pengalaman dan pengawasan yang teliti
terhadap persalinan. Pada fase laten diagnosis akan lebih sulit tetapi bila
sebelumnya telah ada kontraksi yang kuat dan lama maka diagnosis inersia uteri
sekunder akan lebih mudah.
2.2.5
Penanganan
Periksa keadaan serviks, presentasi serta posisi janin,
turunnya kepala janin dalam panggul dan keadaan panggul.
1)
Bila inersia disertai
disproporsi sefalopelvik sebaiknya dilakukan Sectio Caesarea
2)
Apabila tidak ada
disproporsi sefalopelvik atau disproporsi sefalopelvik ringan dapat diambil
sikap :
-
Perbaiki keadaan umum penderita,
kandung kemih dikosongkan.
-
Bila kepala aatau bokong janin
sudah masuk kedalam panggul penderita disuruh berjalan-jalan.
-
Atau berikan oksitosin 5-10 IU
dalam 500 cc dekstrosa 5% diberikan
secara inus intravena dengan kecepatan kira-kira 12 tetes permenit, dinaikkan
setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit
-
Pemberian oksitosin sebaiknya diberikan beberapa jam saja, kalau
ternyata tidak ada kemajuan pemberian dihentikan, supaya penderita
beristirahat, kemudian dicoba lagi untuk beberapa jam; kalau masih tidak ada
kemajuan lebih baik dilakukan sectio caesarea.
3)
Bila semula his kuat tetapi
kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah dan partus telah berlangsung
lebih 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi, sebaiknya partus segera
diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obsbstetrik lainnya
(ekstraksi vakum atau forsep atau SC).
BAB III
TINJAUAN
KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MKB :
13 Agustus 2007 Jam :
07.30
Reg :
12-51-66
Ruangan : RB Sakinah
Tanggal : 13 Agustus 2007 Jam 08.00WIB
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Istri
|
Ny. S
|
Nama Suami
|
Tn. M
|
Umur
|
29 tahun
|
Umur
|
28 tahun
|
Status kawin
|
Kawin
|
Perkawinan
|
Ke 1
|
Suku/Bangsa
|
Batak /
|
Suku/Bangsa
|
Jawa /
|
Agama
|
Islam
|
Agama
|
Islam
|
Pendidikan
|
D3
|
Pendidikan
|
SLTA Tamat
|
Pekerjaan
|
Perawat
|
Pekerjaan
|
Swasta
|
Alamat
|
Desa Gempol Pading Rt 01/02 Pucuk Lamongan
|
2. Keluhan
Utama
Ibu mengeluh kenceng-kenceng
3. Riwayat
Menstruasi
Menarche
|
13 tahun
|
|
|
||
Siklus
|
28 hari
|
|
|
||
Lama
|
6-7 hari
|
|
|
||
Dismenorhoe
|
Hari pertama menst
|
|
|
||
Sifat darah
|
Cair, tidak bergumpal
|
|
|
||
Warna
|
Merah kecoklatan
|
|
|
||
Jumlah Hari 1-2, 2-3 kotek penuh/hari,
hari berikutnya 2 kotek tidak penuh
|
|||||
Fluor Albus 1-2
hari sebelum menstruasi, jumlah sedikit warna putih jernih tidak berbau
|
|||||
HPHT
|
25 Oktober 2006
|
||||
HPL
|
1 Agustus 2007
|
||||
4. Riwayat
Kehamilan
- Ibu mengatakan hamil yang pertama, usia kehamilan 10 bulan,
gerak janin dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan
-
A.N.C : 8 kali di
bidan Y
Trimester I ibu
periksa 2x, pada usia kehamilan 2 minggu dan 2 bulan. Ibu mendapatkan vitamin,
diminum sampai habis dan mendapatkan penyuluhan tentang makanan sehat
Trimester II Ibu periksa 2 x pda
umur kehamilan 5 bulan mendapatkan TT1 dan 6 bulan mendapatkan TT2
Trimester III Ibu periksa 4 x pada umur krhamilan 7 bulan, 8 bulan dan 9
bulan tiap 2 minggu sekali. Ibu mendapatkan tablet besi dan vitamin diminum
sampai habis. Sejak tanggal 12-8-2007
pukul 16.30 WIB ibu merasakan kenceng-kenceng dan pergi kebidan,kemudian
dirujuk tanggal 13-8-2007 jam 07.00 WIB karena pembukaan tidak bertambah
5. Riwayat
Kehamilan , Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Hamil ini
6. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular seksual, tidak pernah menderita tumor pada alat kemaluannya,
serta tidak pernah menderita penyakit menderita infeksi pada alat kemaluan
7. Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak pernah
menderita penyakit menular seperti seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular
seksual serta tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti DM,
Asma, Hipertensi
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada keturunan kembar,
tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis
9. Kebiasaan Selama Hamil
-
Ibu mengatakan tidak merokok, minum-minuman keras serta
jamu-jamuan
-
Ibu tidak pernah tarak makanan,
dan pada bulan terakhir kehamilan ( 9 bulan) ibu senang mengkonsumsi air kelapa
muda
10. Hubungan Psikososial
-
Hubungan dengan suami dan antar
anggota keluarga tidak ada masalah
-
Ibu sering bertanya kapan bayi
lahir dan apakah proses persalinan dapat berjalan lancar
-
Ibu berencana akan menyusui
bayinya selama masa cuti
11. Latar Belakang Budaya
-
Ibu mengatakan tidak ada
kebiasaan dalam keluarga yang dapat menghambat kehamilan dan proses persalinan
-
Ibu mengatakan mengadakan acara
7 bulanan pada umur kehmailan 7 bulan
Pola Kesehatan
Fungsional Sehari-hari
Pola
Nutrisi
Selama hamil ibu makan
habis 1 piring sedang dengan komposisi nasi, sayuran hijau dan lauk pauk bervariasi. Ibu minum air
putih 8-9 gelas / hari , 1 bulan terakhir ibu senang minum air kelap muda 1
gls/hari
Selama di RS ibu makan ½ porsi piring sedang, minum 1 gelas air
putih
Pola
Eliminasi
Selama hamil ibu BAK 6-7 x/hari berwarna jernih, lancar
dan BAB 1x/ hari konsistensi lembek
Selama di RS BAK 1 x warna kuning jernih
Pola Istirahat
Selama hamil Ibu tidur siang ±1-2
jam dan malam ±
6-7 jam sering terbangun karena BAK
Selama di RS Ibu tidak bias istirahat karena perut
kenceng-kenceng hilang timbul
Pola Aktifitas
Selama hamil Ibu melakukan pekerjaannya sebagai perawat di
puskesmas sampai umur kehamilan 9 bulan
Selama di RS Ibu bedrest di tempat tidur miring kanan/miring kiri
Pola Personal Higiene
Selama hamil Ibu
mandi 2-3x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam tiap selesai
mandi
Selama di RS Ibu ganti baju menggunakan baju khusus
ruang bersalin
3.1.1
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
|
Baik
|
Tanda-tanda vital
|
|
Kesadaran
|
Composmentis
|
Tekanan Darah
|
124/82 mmHg
|
GCS
|
4-5-6
|
Nadi
|
93 x/menit
|
Tinggi Badan
|
150 cm
|
RR
|
24x/menit
|
|
|
Suhu
|
37oC
|
2.
Pemeriksaan Fisik
Kulit kepala
|
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok, rambut warna
hitam kemerahan , distribusi merata
|
Muka
|
Tidak ada odem, tidak ada cloasma gravidarum
|
Mata
|
Tidak ada odem, sclera berwarna putih terdapat gambaran tipis
pembuluh darah, Conjungtiva merah muda
|
Mulut
|
Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi bersih, lidah tidak
berslag
|
Hidung
|
Penafasan spontan, tidak ada polip, hidung bersih
|
Mulut
|
Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi bersih, lidah tidak
berslag, tidak ada karang gigi dan tidak ada caries
|
Leher
|
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada ada
pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena jugularis
|
Dada
|
Bentuk bulat datar, simetris, payudara asimetris, puting susu
menonjol keluar, hiperpigmentasi areola mammae, bersih tidak ada kotoran,
tidak teraba benjolan abnormal, konsistensi kenyal, kolostrum belum keluar
|
Abdomen
|
Bentuk bulat dan pembesaran kearah depan sesuai umur kehamilan,
terdapat linea nigra dan alba, terdapat striae lividae, kontraksi 1x dalam 10
menit lama 20 detik
Leopold I TFU 35 cm,
teraba bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold II bagian kanan
teraba bagian datar memanjang
bagian kiri teraba bagian kecil
Leopold III teraba keras,
bulat dan tidak bias digoyangkan
Leopold IV bagian bawah
sudah masuk PAP 4/5 ( )
|
Genetalia
|
Vulva tidak ada odem/ varises, tidak ada luka parut pada perineum
|
Anus
|
Tidak ada hemorroid
|
Ekstremitas
Atas
Bawah
|
Tidak odem kanan/kiri
Tidak ada odem, tidak ada varises
|
Auskultasi
|
DJJ + frekwensi 152 x/menit dengan menggunakan dopler
|
Perkusi
|
reflek patella ; tidak terkaji
|
3.
Pemeriksaan Dalam
Oleh bidan T : Ø 4 cm, eff. 50%, H I ,
ketuban (+) , presentasi belakang
kepala, UUK Kanan depan
3.2 INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa :
G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu
Kala FaseAktif dengan Inersia Uteri
Data subyektif :
- Ibu mengatakan hamil ke-1, umur kehamilan 10 bulan
- Ibu mengeluh kenceng-kenceng
Data obyektif :
Leopold I TFU
35 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold II bagian
kanan teraba bagian datar memanjang
bagian kiri teraba bagian kecil
Leopold III teraba
keras, bulat dan tidak bias digoyangkan
Leopold IV bagian bawah sudah masuk PAP 4/5
( )
DJJ 152
x/menit, kontraksi 1x dalam 10 menit lama 20 detik
VT Oleh bidan T : Ø 4 cm, eff. 50%, H I ,
ketuban (+) , presentasi belakang
kepala, UUK Kanan depan
3.3 IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
-
Tidak ada
3.4 KEBUTUHAN
SEGERA
- Kolaborasi dengan dokter obgyn
3.5 INTERVENSI
Diagnosa : G1P0000
42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala FaseAktif dengan
Inersia Uteri
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 6 jam diharapkan sudah masuk kala
II
KH : Pembukaan 10 cm
Kontraksi uterus 3 x dalam 10 menit lama
> 40 detik
Penurunan bagian terendah bertambah
1.
Jelaskan pada klien dan keluarga
tentang keadaan klien dan kemajuan persalinan
R/ Dengan pengetahuan yang adekuat,
ibu dan keluarga kooperatif dalam pemberian asuhan kebidanan
2.
Anjurkan klien tentang posisi
miring kekiri
R/ Dengan posisi miring dapat
memperlancar sirkulas darah, menghindari penekanana aorta yang dapat mengurangi
pasokan O2
3.
Anjurkan dan anjurkan teknik
relaksasi saat his timbul
R/
Teknik relaksasi memperlancar sirkulasi darah menurunkan ketegangan otot
4.
Lakukan observasi TTV (tekanan
darah dan suhu tiap 4 jam dan nadi tiap 30 menit)
R/
Suhu dan nadi meningkat merupakan tanda dari dehidrasi
5.
Lakukan observasi CHPB
(cortonen dan his tiap 30 menit, penurunan dan bandle tiap 4 jam)
R/ Cortonen,
DJJ <120 dan >160 merupakan tanda gawat janin
His yang tidak
adekuat merupakan tanda inersia uteri
Kepala belum
masuk PAP indikasi persalinan SC
Lengkaran
bandle indikasi terjadinya rupture uteri
6.
Observasi pembukaan dan
penurunan bagian terendah janin tiap 4 jam
R/ Memantau
kemajuan dan perkembanagn persalinan
7.
Persiapan perlengkapan
persalinan
R/
Mempermudah proses pertolongan persalinan bila sewaktu-waktu
terjadi persalinan
8.
Berikan makan/minum bila tidak
ada his
R/ Proses persalinan membutuhkan
energi sebagai sumber tenaga dan mencegah terjadinya dehidrasi
9.
Lakukan pengosongan kandung
kemih
R/ Kandung kemih
yang penuh dapat mencegah penurunan kepala
10.
Kolaborasi dengan dokter obgyn
dalam pemberian tindakan : infus RL drip synto 10 IU 10
tts/menit
R/ Fungsi
interdependent
3.6
IMPLEMENTASI
Jam
|
I M P L E M E N T A S I
|
PARAF
|
13-8-07
08.05
08.10
08.15
08.20
09.00
09.30
10.00
10.30
|
Menjelaskan pada
ibu/keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi baik ; Ø 4 cm, DJJ 152 x/m tapi his
(kenceng-kenceng) ibu kurang adekuat, ibu diharapkan tidak cemas.
Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian uterotonika
- Memasang infus RL ditangan kiri,
drip synto 10 IU mulai 10 tts/menit
- Memberikan O2
pada ibu
Menganjurkan ibu untuk
makan dan minum
-
Ibu makan ½ piring sedang,
minum ½ gelas air (100 cc)
Mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi dengan menarik nafas
panjang dan menghembuskan pelan-pelan
Melakukan observasi TTV dan CHPB
-
Nadi 88 x/menit, Cort 140
x/menit, His 2x/10 menit lam 20 detik, VT Ø 4 cm, eff 50%, H I, ketuban +
Melakukan observasi cortonen-his
-
His 3x/10 menit lama 35 detik,
DJJ 135 x/menit
Amniotomi oleh bidan T ketuban jernih, jumlah ± 300 cc
-
VT Ø 6 cm, eff 75%, H II, UUK
kanan depan, Keluar cairan dan lendir
darah
-
His 3x/10 menit lama 40 detik
DJJ 140 x/m, Nadi 88 x/m
Melakukan observasi Cortonen, his dan keadaan umum
-
Nadi 84 x/menit, keluar
lendir darah, DJJ 140 x/menit, His 3x/10 menit lam 42 detik
-
Ibu mengatakan perut
kenceng-kenceng semakin sering dan ibu ingin mengejan
Melakukan observasi
-
VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+,
UUK depan, ket - , Perineum menonjol, vulva dan anus membuka
-
His 4x/10 menit lama 44 detik
DJJ 136 x/menit,
|
|
3.7
EVALUASI
Tanggal
13-8- 2007, Jam 11.05 WIB
S :
Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng semakin sering
Ibu
mengatakan ingin mengejan
O : VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+,
UUK depan, ket -, His 4x/10 menit lama 44
detik DJJ 136 x/menit,, Perineum menonjol, vulva dan anus membuka
A : G1P0000 42 minggu/
T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala II
P :
- Persiapan penolong dan lingkungan
- Jelaskan tentang kemajuan persalinan
- Cek kembali peralatan pertolongan persalinan
- Atur posisi ibu dan anjurkan ibu mengejan
bila ada his
- Berikan minum saat his tidak ada
- Berikan dukungan pada ibu
- Pimpin persalinan kala II secara bersih dan
aman
- Periksa kondisi ibu, janin serta kemajuan
persalinan
- Perawatan dan penanganan bayi baru lahir
I :
Tanggal/Jam
|
I M P L E M E N T A S I
|
PARAF
|
13-8-2007
11.05
11.05
11.10
11.30
12.00
12.00
|
Menjelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga
Menghadirkan suami ibu
Mengecek kembali peralatan
pertolongan persalinan
Mengatur posisi ibu kedua tangan merangkul paha
Memimpin ibu untuk meneran saat ada his
Memberikan minum 100 cc
Memeriksa DJJ 136 x/menit, his 4x/10 menit lama 45 detik
Memimpin ibu meneran saat ada his
-
Ibu dipimpin meneran sejak
jam 11.00-12.00, tidak ada kemajuan persalinan
-
VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+,
UUK depan
Advise dokter : persalinan SC
- Ibu pasrah dan ingin segera dilakukan operasi
|
|
EVALUASI
Tanggal 13-8- 2007, Jam 12.05 WIB
S :
Ibu mengatakan pasrah dan segera dilakukan operasi
O
: Ibu menyeriangai menahan
sakit
VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+,
UUK depan, ket -,
Ibu dipimpin meneran sejak jam 11.00-12.00, tidak ada kemajuan
persalinan
Advise dokter : persalinan SC
A : G1P0000 42 minggu/
T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala II Lama Pre Operasi
P :
-
Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang risiko, manfaat dan prosedur
operasi
-
Berikan inform consent
-
Anjurkan ibu puasa
-
Advise dokter : persiapan operasi
-
Cukur rambut pubis
- Pasang Dower kateter
- berikan amoxan 1 gr IV
- Kolaborasi dengan dokter dan petugas kamar
operasi
- Antarkan ibu ke kamar operasi
-
Sertakan status ibu dan inform consent
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan
kebidanan dapat disimpulkan :
1)
Pada tahap pengkajian setelah
dilakukan pengumpulan data dapat dirumuskan suatu diagnosa pada
Ny S G1P0000 42
minggu /T/H/ Presentasi Belakang Kepala/ Intrauteri dengan inersia uteri
2)
Dari diagnosa yang ada dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
langkah-langkah manajemen kebidanan dan dilakukan kolaborasi dengan dokter
Obgyn dalam pemberian drip synto 10 IU mulai 10 tetes permenit
3)
Maksud pemberian oksitosin
adalah memperbaiki his sehingga serviks dapat membuka, namun pemberian oksitosin drip memerlukan pengawasan yang
ketat karena pemberiannya akan tampak dalam waktu yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta
Pritchard, Mac Donald, 1984, Obstetri William, Airlangga
University Press, Surabaya .
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono prawirohardjo. Jakarta .
ConversionConversion EmoticonEmoticon