Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN INERSIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Masalah kematian  dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Penurunan  Angka Kematian Ibu (AKI)  dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.
 AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup Diperkirakan bahwa  60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian  masa nifas terjadi  dalam 24 jam pertama.
Persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya power yaitu kekuatan his dan daya mengejan, passage (jalan lahir), passenger, psikis dan penolong.  Kekuatan his yang ada pada ibu tidak selalu menghasilkan his yang adekuat, tetapi dapat juga timbul kelainan his.  Kelainan  his  dapat berupa his yang terlampau kuat  (tetania uteri) atau his yang lebih lemah, singkat dan jarang yang disebut dengan inersia uteri.
Diagnosis pada inersia uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang teliti terhadap persalinan. Inersia uteri  dapat menyebabkan persalinan berlangsung lama dan menimbulkan bahaya baik terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan penilaian yang seksama untuk menentukan sikap yang harus diambil.
Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius agar tidak menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
1.2        Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan  asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan inersia  melalui pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu  ;
1)            Melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan inersia uteri
2)            Menentukan diagnosa
3)            Menentukan diagnosa atau masalah potensial
4)            Menentukan kebutuhan segera ibu bersalin dengan inersia uteri
5)            Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu bersalin dengan inersia uteri
6)            Melaksanakan perencanaan pada ibu bersalin dengan inersia uteri
7)            Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan


1.3        Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam asuhan kebidanan  ini pada Ny S G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Presentasi Belakang Kepala/Inpartu Kala I FaseAktif dengan Inersia Uteri   di Ruang Sakinah  RS Muhammadiyah Lamongan
1.4        Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi buku catatan perkembangan pasien dan studi kepustakaan
1.5        Pelaksanaan
Penyusunan laporan ini berdasarkan pelaksanaan praktek mulai tanggal  13 Agustus 2007 s/d 19 Agustus  2007 di Ruang Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan
1.6        Sistematika Penulisan
BAB I       Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, Metode Penulisan, Pelaksanaan, Sistematika Penulisan
BAB II      Tinjauan Pustaka
BAB III    Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, identifikasi masalah potensial, identifkasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB IV    Penutup  terdiri dari kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   KONSEP DASAR PERSALINAN
2.1.1  Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang viable dari  dalam rahim kedunia luar baik melalui jalan lahir maupun jalan lain    (Prawiroharjo, 2005).
Persalinan Normal  menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap, setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.
2.1.2  Sebab- Sebab Terjadinya Persalinan
1.      Teori Penurunan Hormon
      1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2.      Teori  Oksitosin
      Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Penurunan hormone progesterone akibat tuanya kehamilan akan meningkatkan oksitosin, sehingga persalinan dapat dimulai.
3.      Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu  yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
4.      Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan, villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun dan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim
5.      Teori Distensi Rahim
      Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter. Rahim akan berkontraksi untuk mengeluarkan isi rahim

2.1.3        Kala Persalinan
 Kala I ( Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I  dibagi menjadi  2 fase, yaitu :
a. Fase Laten
-                Dimulai sejak awal kontraksi, menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
-                Pembukaan serviks < 4 cm
-                Berlangsung < 8 jam
b.            Fase Aktif
-                Frekwensi dan lama kontraksi meningkat
-                Pembukaan  dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm per jam
-                Berlangsung < 6 jam
Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.  Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5-2 jam dan multipara rata-rata ½-1 jam.
Tanda dan Gejala Kala II :
-          Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
-          Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum
-          Perineum menonjol
-          Vulva-vagina  dan sfingter ani terlihat membuka
-          Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Diagnosis Kala II
-                Pembukaan serviks telah lengkap
-                Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
                Kala III ( Kala Pengeluaran Uri)
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
               Tanda-tanda lepasnya plasenta :
-                Perubahan bentuk dan tinggi fundus
-                Tali pusat memanjang
-                Semburan darah tiba-tiba.
Kala IV
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah kelahiran itu. Setelah lahirnya plasenta, periksa :
-          Kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
-          Perkiraan kehilangan darah
-          Periksa perineum dari perdarahan aktif
-          Evaluasi kondisi ibu
2.1.4        Tanda-Tanda Inpartu
-          His teratur, frekwensi minimal 2x dalam 10 menit
-          Penipisan dan pembukaan serviks
-          Keluar cairan dari vagina dalam bentuk  lendir bercampur darah
2.1.5        Faktor-faktor yang berpengaruh dalam persalinan
a.             Power
Yaitu kekuatan pendorong yang terdiri dari kekuatan his dan daya mengejan
Kekuatan His
His adekuat pada fase laten  bila :
-          Frekwensi minimal 2 kali dalam 10 menit
-          Intensitas kuat
-          Lama  >20 detik
His adekuat pada fase aktif  bila :
-          His teratur, frekwensi minimal 2 kali dalam 10 menit
-          Intensitas kuat, uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan bila dilakukan penekanan dengan jari
-          Lama  >40 detik
Daya mengejan
Kekuatan mengejan ditentukan oleh :
-          Ada tidaknya reflek mengejan
-          Otot abdomen dan diafragma
-          Sisten cardiorespirasi
b.      Passage (Jalan lahir)
-          Tulang dan sendi
-          Jalan lahir lunak terdiri dari ligament, otot dan jaringan
-          Keadaan sekitar jalan lahir
c.       Passanger
-          Janin meliputi ukuran kepala, sikap, letak, presentasi, posisi
-          Kedudukan janin
-          Ketuban  dan plasenta
d.      Psikis Ibu
Kondisi psikologis ibu akan sangat membantu dalam proses persalinan
e.       Penolong
Kemampuan dan ketrampilan penolong dalam memimpin persalinan
2.1.6        Rencana Asuhan
   Kala I
a.       Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
-                Ruangan hangat dan bersih, sirkulasi baik  terlindung dari tiupan angin
-                Penerangan yang cukup
-                Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong
b.      Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat yang dibutuhkan
c.       Menjaga privasi ibu antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin ibu
d.      Memberikan dukungan emosional
-                Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu  seperti suami, keluarga atau teman dekat
-                Mendengarkan keluhan ibu
-                Memberikan penjelasan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dan prosedur yang akan dilaksanakan
e.       Membantu pengaturan aktivitas dan  posisi ibu
-          Posisi sesuai dengan keinginan ibu, jika ingin ditempat tidur anjurkan untuk miring kekiri
-          Sarankan untuk berjalan jika kepala telah engaged
-          Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
f.       Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his :  ibu diminta  untuk menarik nafas panjang, tahan sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his
g.      Memberikan cukup cairan dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
h.      Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
i.        Melakukan perawatan fisik ibu : menjaga kebersihan dan kenyamanan
-          Membolehkan ibu untuk mandi
-          Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya seusai buang air kecil/besar
j.              Menggunakan partograf untuk memantau persalinan yang terdiri  ;
-          Pembukaan servik dan penurunan kepala janin setiap 4 jam
-          Kontraksi uterus                                                 setiap 30 menit
-          Tekanan darah  dan suhu badan                                    setiap 4 jam
-          Nadi                                                                   setiap 30 menit
-          Produksi urin, aseton dan protein                      setiap 2 sampai 4 jam
-          Denyut Jantung Janin                                        setiap 30 menit

k.      Menyiapkan rujukan apabila didapati salah satu atau lebih penyulit :
-Riwayat bedah sesar
-Perdarahan pervagina
-Ikterus
-Anemia berat

-Tanda/gejala infeksi
-Preeklamsi/hipertensi dalam    kehamilan
-TFU 40 cm/ lebih
-Syok

-Persalinan kurang bulan
-                                                                                              -Ketuban pecah dengan meconium
-Ketuban pecah lama
-Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
-Gawat janin
-Kehamilan gemelli

-Presentasi majemuk
-Tali usat menumbung
Kala II
a.       Mengamati tanda dan gejala kala II
b.      Persiapan penolong persalinan : cuci tangan , mengenakan sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi
c.       Memastikan kelengkapan   peralatan dan bahan
d.      Menganjurkan keluarga untuk mendampingi  dan terlibat dalam asuhan ibu
e.       Menjelaskan proses kelahiran dan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga
f.       Menjaga kebersihan ibu
-                Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
-                Bila ada darah, lendir atau cairan ketuban segera bersihkan
g.      Membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran
h.      Menganjurkan ibu untuk istirahat diantara his
i.        Memberikan ibu cukup minum untuk mencegah dehidrasi
j.        Mempertahankan agar kandung kemih tetap kosong
k.      Memimpin persalinan
l.        Persiapan kelahiran, melahirkan kepala, bahu,  badan
m.    Mengeringkan bayi dan menghangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
n.      Melakukan pemantauan :
-                Nadi tiap 30 menit
-                Frekwensi dan lama kontraksi tiap 30 menit
-                DJJ tiap selesai meneran
-                Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah
-                Apakah ada presentasi majemuk
-                Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
-                Adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya
Kala III
a.       Memberikan oksitosin 10 IU IM  pada paha kanan bagian luar sepertiga bagian atas .
b.      Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c.       Massase fundus uteri
Kala IV
a.       Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
b.      Memperkirakan kehilangan darah
c.       Memeriksa perineum dari perdarahan aktif
d.      Melakukan penjahitan pada robekan
e.       Menganjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi dan menawarkan ibu makanan yang disukai
f.       Membersihkan perineum ibu dan mengenakan ibu pakaian yang bersih
g.      Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
h.      Memantau keadaan umum ibu ; tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit  dalam 1 jam dan tiap 30 menit dalam 1 jam kedua
i.        Memantau temperature ibu satu kali tiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan
j.        Melakukan rangsang taktil  uterus untuk memastikan kontraksi uterus baik.
k.      Mengajarkan ibu atau  anggota keluarga tentang :
-          Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
-          Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
2.2  INERSIA UTERI
2.2.1        Pengertian
His yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih jarang dibandingkan his yang normal ( Mochtar, 1998).
2.2.2        Klasifikasi
Inersia dibagi atas :
1)            Inersia uteri primer
Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.  Kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa. Keadaan umum penderita baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Hal ini  harus dibedakan dengan his pendahuluan yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour)
2)            Inersia uteri Sekunder
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, pada bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.
2.2.3        Etiologi
Kelainan his ditemukan pada :
-          Multigravida.
-          Bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus misalnya kelainan letak janin, atau disproporsi sefalopelvik.
-          Peregangan rahim yang berlebihan ; pada kehamilan ganda dan hidramnion
-          Gangguan pembentukan uterus pada masa embrional misalnya uterus bikornis
-          Pada sebagian kasus penyebab inersia uteri tidak diketahui
2.2.4        Diagnosis
Diagnosis inersia membutuhkan pengalaman dan pengawasan  yang teliti terhadap persalinan. Pada fase laten diagnosis akan lebih sulit tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi yang kuat dan lama maka diagnosis inersia uteri sekunder akan lebih mudah.
2.2.5        Penanganan
Periksa keadaan serviks, presentasi serta posisi janin, turunnya kepala janin dalam panggul dan keadaan panggul.
1)            Bila inersia disertai disproporsi sefalopelvik sebaiknya dilakukan Sectio Caesarea
2)            Apabila tidak ada disproporsi sefalopelvik atau disproporsi sefalopelvik ringan dapat diambil sikap :
-                Perbaiki keadaan umum penderita, kandung kemih dikosongkan.
-                Bila kepala aatau bokong janin sudah masuk kedalam panggul penderita disuruh berjalan-jalan.
-                Atau berikan oksitosin 5-10 IU dalam 500 cc dekstrosa 5%  diberikan secara inus intravena dengan kecepatan kira-kira 12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit
-                Pemberian oksitosin  sebaiknya diberikan beberapa jam saja, kalau ternyata tidak ada kemajuan pemberian dihentikan, supaya penderita beristirahat, kemudian dicoba lagi untuk beberapa jam; kalau masih tidak ada kemajuan lebih baik dilakukan sectio caesarea.
3)      Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah dan partus telah berlangsung lebih 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi, sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obsbstetrik lainnya (ekstraksi vakum atau forsep atau SC).

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1       PENGKAJIAN
MKB               : 13 Agustus 2007                   Jam : 07.30
Reg                  : 12-51-66
Ruangan                      :  RB Sakinah
Tanggal                       : 13 Agustus 2007                   Jam 08.00WIB
3.1.1    DATA SUBYEKTIF
1.   Identitas
Nama Istri
Ny. S
Nama Suami
Tn. M
Umur
29 tahun
Umur
28 tahun
Status kawin
Kawin
Perkawinan
Ke  1
Suku/Bangsa  
Batak /Indonesia
Suku/Bangsa  
Jawa /Indonesia
Agama
Islam
Agama
Islam
Pendidikan
D3
Pendidikan
SLTA Tamat
Pekerjaan
Perawat
Pekerjaan
Swasta
Alamat
Desa Gempol Pading  Rt 01/02 Pucuk Lamongan

 2.  Keluhan Utama
         Ibu mengeluh kenceng-kenceng
 3.  Riwayat Menstruasi
Menarche
13 tahun


Siklus
28 hari


Lama
6-7 hari


Dismenorhoe
Hari pertama menst


Sifat darah
Cair, tidak bergumpal


Warna
Merah kecoklatan


Jumlah                 Hari 1-2, 2-3 kotek penuh/hari, hari berikutnya 2 kotek tidak penuh
Fluor Albus       1-2 hari sebelum menstruasi, jumlah sedikit warna putih jernih tidak                                   berbau
HPHT
25 Oktober 2006

HPL
1 Agustus 2007


4.   Riwayat Kehamilan
- Ibu mengatakan  hamil yang pertama, usia kehamilan 10 bulan, gerak janin dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan
-  A.N.C                : 8 kali di bidan Y
Trimester I        ibu periksa 2x, pada usia kehamilan 2 minggu dan 2 bulan. Ibu mendapatkan vitamin, diminum sampai habis dan mendapatkan penyuluhan tentang makanan sehat
Trimester II        Ibu periksa 2 x  pda umur kehamilan 5 bulan mendapatkan TT1 dan 6 bulan mendapatkan TT2
Trimester III       Ibu periksa 4 x pada umur krhamilan 7 bulan, 8 bulan dan 9 bulan tiap 2 minggu sekali. Ibu mendapatkan tablet besi dan vitamin diminum sampai habis.  Sejak tanggal 12-8-2007 pukul 16.30 WIB ibu merasakan kenceng-kenceng dan pergi kebidan,kemudian dirujuk tanggal 13-8-2007 jam 07.00 WIB karena pembukaan tidak bertambah
5.   Riwayat Kehamilan , Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Hamil ini
6.   Riwayat  Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual, tidak pernah menderita tumor pada alat kemaluannya, serta tidak pernah menderita penyakit menderita infeksi pada alat kemaluan
7.   Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu  tidak pernah menderita penyakit menular seperti seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular seksual serta  tidak pernah menderita  penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi
8.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan  dalam keluarga tidak ada keturunan kembar, tidak ada yang menderita  penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis
9.   Kebiasaan Selama Hamil
-          Ibu mengatakan  tidak merokok, minum-minuman keras serta jamu-jamuan
-          Ibu tidak pernah tarak makanan, dan pada bulan terakhir kehamilan ( 9 bulan) ibu senang mengkonsumsi air kelapa muda
10. Hubungan  Psikososial
-          Hubungan dengan suami dan antar anggota keluarga tidak ada masalah
-          Ibu sering bertanya kapan bayi lahir dan apakah proses persalinan dapat berjalan lancar
-          Ibu berencana akan menyusui bayinya selama masa cuti
11. Latar Belakang Budaya
-          Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang dapat menghambat kehamilan dan proses persalinan
-          Ibu mengatakan mengadakan acara 7 bulanan pada umur kehmailan 7 bulan
Pola Kesehatan Fungsional Sehari-hari
      Pola Nutrisi
Selama hamil    ibu makan  habis 1 piring sedang dengan komposisi nasi, sayuran  hijau dan lauk pauk bervariasi. Ibu minum air putih 8-9 gelas / hari , 1 bulan terakhir ibu senang minum air kelap muda 1 gls/hari
Selama di RS     ibu  makan ½ porsi piring sedang, minum 1 gelas air putih
      Pola Eliminasi
Selama hamil   ibu BAK 6-7 x/hari berwarna jernih, lancar dan BAB 1x/ hari  konsistensi lembek
Selama di RS     BAK 1 x warna kuning jernih
Pola Istirahat
Selama hamil    Ibu tidur siang ±1-2 jam dan malam ± 6-7 jam sering terbangun    karena BAK
                  Selama di RS  Ibu tidak bias istirahat karena perut kenceng-kenceng hilang timbul
Pola Aktifitas
Selama hamil  Ibu melakukan pekerjaannya sebagai perawat di puskesmas  sampai umur kehamilan 9 bulan
Selama di RS      Ibu bedrest di tempat tidur  miring kanan/miring kiri
Pola Personal Higiene
Selama hamil    Ibu mandi 2-3x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam tiap selesai mandi
Selama di RS     Ibu ganti baju menggunakan baju khusus ruang bersalin          
3.1.1        DATA OBYEKTIF
1.            Pemeriksaan  Umum
Keadaan umum
Baik
Tanda-tanda vital
Kesadaran      
Composmentis
Tekanan Darah
124/82 mmHg
GCS
4-5-6
Nadi
93 x/menit
Tinggi Badan
150 cm
RR         
24x/menit


Suhu
37oC

2.            Pemeriksaan Fisik 
Kulit kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok, rambut warna hitam kemerahan ,  distribusi merata
Muka
Tidak ada odem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata
Tidak ada odem, sclera berwarna putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Conjungtiva merah muda
Mulut
Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi bersih, lidah tidak berslag
Hidung
Penafasan spontan, tidak ada polip, hidung bersih
Mulut
Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi bersih, lidah tidak berslag, tidak ada karang gigi dan tidak ada caries
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena jugularis
Dada
Bentuk bulat datar, simetris, payudara asimetris, puting susu menonjol keluar, hiperpigmentasi areola mammae, bersih tidak ada kotoran, tidak teraba benjolan abnormal, konsistensi kenyal,  kolostrum belum keluar
Abdomen
Bentuk bulat dan pembesaran kearah depan sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra dan alba, terdapat striae lividae, kontraksi 1x dalam 10 menit lama 20 detik
Leopold I    TFU 35 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold II   bagian kanan teraba bagian datar memanjang
                    bagian kiri teraba bagian kecil
Leopold III  teraba keras, bulat dan tidak bias digoyangkan
Leopold IV  bagian bawah sudah masuk PAP 4/5 (    )  
Genetalia

Vulva tidak ada odem/ varises, tidak ada luka parut pada perineum
Anus
Tidak ada hemorroid
Ekstremitas
      Atas
      Bawah

Tidak odem kanan/kiri
Tidak ada odem, tidak ada varises
Auskultasi
DJJ + frekwensi 152 x/menit dengan menggunakan dopler
Perkusi
reflek patella ; tidak terkaji

3.             Pemeriksaan Dalam
Oleh bidan T : Ø 4 cm, eff. 50%, H I , ketuban  (+) , presentasi belakang kepala, UUK Kanan depan
3.2       INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa               : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala FaseAktif dengan Inersia Uteri  
Data subyektif            : - Ibu mengatakan hamil ke-1, umur kehamilan 10 bulan
                                - Ibu mengeluh kenceng-kenceng
            Data obyektif        :
Leopold I              TFU 35 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold II             bagian kanan teraba bagian datar memanjang
                              bagian kiri teraba bagian kecil
Leopold III           teraba keras, bulat dan tidak bias digoyangkan
Leopold IV           bagian bawah sudah masuk PAP 4/5 (    )  
                  DJJ            152 x/menit, kontraksi 1x dalam 10 menit lama 20 detik
   VT Oleh bidan T : Ø 4 cm, eff. 50%, H I , ketuban  (+) , presentasi belakang kepala, UUK Kanan depan
3.3       IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
         -   Tidak ada
3.4       KEBUTUHAN SEGERA
   -   Kolaborasi dengan dokter obgyn
3.5        INTERVENSI
Diagnosa     : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala FaseAktif dengan Inersia Uteri  
Tujuan      : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam diharapkan  sudah masuk kala II
            KH               :  Pembukaan 10 cm
                                    Kontraksi uterus 3 x dalam 10 menit lama > 40 detik
                                    Penurunan bagian terendah bertambah
             
1.            Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan klien dan kemajuan persalinan
R/ Dengan pengetahuan yang adekuat, ibu dan keluarga kooperatif dalam pemberian asuhan kebidanan
2.            Anjurkan klien tentang posisi miring kekiri
         R/ Dengan posisi miring dapat memperlancar sirkulas darah, menghindari penekanana aorta yang dapat mengurangi pasokan O2
3.            Anjurkan dan anjurkan teknik relaksasi saat his timbul
      R/  Teknik relaksasi memperlancar sirkulasi darah menurunkan ketegangan otot
4.            Lakukan observasi TTV (tekanan darah dan suhu tiap 4 jam dan nadi tiap 30 menit)
         R/   Suhu dan nadi meningkat merupakan tanda dari dehidrasi
5.            Lakukan observasi CHPB (cortonen dan his tiap 30 menit, penurunan dan bandle tiap 4 jam)
R/  Cortonen, DJJ  <120 dan >160  merupakan tanda gawat janin
      His yang tidak adekuat merupakan tanda inersia uteri
      Kepala belum masuk PAP indikasi persalinan SC
      Lengkaran bandle indikasi terjadinya rupture uteri
6.            Observasi pembukaan dan penurunan bagian terendah janin tiap 4 jam
R/   Memantau kemajuan dan perkembanagn persalinan
7.            Persiapan perlengkapan persalinan
R/  Mempermudah proses pertolongan persalinan bila sewaktu-waktu terjadi  persalinan
8.            Berikan makan/minum bila tidak ada his
R/ Proses persalinan membutuhkan energi sebagai sumber tenaga dan mencegah terjadinya dehidrasi
9.            Lakukan pengosongan kandung kemih
R/  Kandung kemih yang penuh dapat mencegah penurunan kepala
10.        Kolaborasi dengan dokter obgyn dalam  pemberian  tindakan : infus RL drip synto 10 IU 10 tts/menit
R/   Fungsi interdependent 
3.6              IMPLEMENTASI
Jam
I M P L E M E N T A S I
PARAF
13-8-07
08.05


08.10



08.15

08.20

09.00


09.30

10.00



10.30


Menjelaskan  pada ibu/keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi baik ; Ø 4 cm, DJJ 152 x/m tapi his (kenceng-kenceng) ibu kurang adekuat, ibu diharapkan tidak cemas.
Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian uterotonika
- Memasang infus RL ditangan kiri, drip synto 10 IU  mulai 10 tts/menit
-  Memberikan O2 pada ibu
Menganjurkan ibu  untuk makan dan minum
-      Ibu makan ½ piring sedang, minum ½ gelas air (100 cc)
Mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi dengan menarik nafas panjang dan menghembuskan pelan-pelan
Melakukan observasi TTV dan CHPB
-          Nadi 88 x/menit, Cort 140 x/menit, His 2x/10 menit lam 20 detik, VT Ø 4 cm, eff 50%, H I, ketuban +
Melakukan observasi cortonen-his
-          His 3x/10 menit lama 35 detik, DJJ 135 x/menit
Amniotomi oleh bidan T ketuban jernih, jumlah ± 300 cc
-          VT Ø 6 cm, eff 75%, H II, UUK kanan depan, Keluar cairan dan lendir  darah
-          His 3x/10 menit lama 40 detik DJJ 140 x/m, Nadi 88 x/m
Melakukan observasi Cortonen, his dan keadaan umum
-          Nadi 84 x/menit, keluar lendir darah, DJJ 140 x/menit, His 3x/10 menit lam 42 detik
-          Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng semakin sering dan ibu ingin mengejan
Melakukan observasi
-          VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan, ket - , Perineum menonjol, vulva dan anus membuka
-          His 4x/10 menit lama 44 detik DJJ 136 x/menit,


3.7              EVALUASI
Tanggal 13-8- 2007, Jam 11.05 WIB
S       : Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng semakin sering
           Ibu  mengatakan  ingin mengejan
           O       : VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan, ket -, His 4x/10 menit lama 44   detik DJJ 136 x/menit,, Perineum menonjol, vulva dan anus membuka
A      : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala II   
   P       :
            -  Persiapan penolong dan lingkungan
            -  Jelaskan tentang kemajuan persalinan
            -  Cek kembali peralatan pertolongan persalinan
            -  Atur posisi ibu dan anjurkan ibu mengejan bila ada his
            -  Berikan minum saat his tidak ada
            -  Berikan dukungan pada ibu
            -  Pimpin persalinan kala II secara bersih dan aman
            -  Periksa kondisi ibu, janin serta kemajuan persalinan
            -  Perawatan dan penanganan bayi baru lahir





I        :
Tanggal/Jam
I M P L E M E N T A S I
PARAF
13-8-2007
11.05

11.05

11.10

11.30
12.00



12.00

Menjelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga
Menghadirkan suami ibu
Mengecek  kembali peralatan pertolongan persalinan
Mengatur posisi ibu kedua tangan merangkul paha
Memimpin ibu untuk meneran saat ada his
Memberikan minum  100 cc
Memeriksa DJJ 136 x/menit, his 4x/10 menit lama 45 detik
Memimpin ibu meneran saat ada his
-          Ibu dipimpin meneran sejak jam 11.00-12.00, tidak ada kemajuan persalinan
-          VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan
Advise dokter : persalinan SC
- Ibu pasrah dan ingin segera dilakukan operasi


EVALUASI
Tanggal 13-8- 2007, Jam 12.05 WIB
S       : Ibu mengatakan pasrah dan segera dilakukan operasi
            O      : Ibu menyeriangai menahan sakit 
                       VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan, ket -,
  Ibu dipimpin meneran sejak jam 11.00-12.00, tidak ada kemajuan persalinan
                     Advise dokter : persalinan SC
A      : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala II Lama Pre  Operasi   
   P       :
             -  Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang risiko, manfaat dan prosedur operasi
             -  Berikan inform consent
             -  Anjurkan ibu puasa
             -  Advise dokter  : persiapan operasi
                           - Cukur rambut pubis
                           -  Pasang Dower kateter
                           -  berikan amoxan 1 gr IV
            -  Kolaborasi dengan dokter dan petugas kamar operasi
            -  Antarkan ibu ke kamar operasi
            - Sertakan status ibu dan inform consent

BAB IV
PENUTUP


4.1        Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan  dapat disimpulkan :
1)            Pada tahap pengkajian setelah dilakukan pengumpulan data dapat dirumuskan suatu diagnosa  pada  Ny S   G1P0000 42 minggu /T/H/ Presentasi Belakang Kepala/ Intrauteri dengan inersia uteri
2)            Dari diagnosa yang ada  dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan dan dilakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn dalam pemberian  drip synto  10 IU mulai 10 tetes permenit
3)            Maksud pemberian oksitosin adalah memperbaiki his sehingga serviks dapat membuka, namun pemberian  oksitosin drip memerlukan pengawasan yang ketat karena pemberiannya akan tampak dalam waktu yang singkat.






















DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Depkes RI, Jakarta
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta
Pritchard, Mac Donald, 1984, Obstetri William, Airlangga University Press, Surabaya.
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan  Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo. Jakarta.















Previous
Next Post »

Translate