Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEBIDAN NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Masa nifas alat - alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat- alat genital sepenuhnya disebut involusi. Selain involusi terjadi perubahan – perubahan seperti homokonsentrasi dan timbulnya laktasi.
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Uterus menyerupai buah advokat gepeng berukuran panjang 15 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding uterus sendiri kira – kira 5 cm, pada bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian –bagian lainnya.
Pada hari kelima post partum uterus kurang lebih 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis.
1.2.  Tujuan
1.1.1.      Tujuan Umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum diharapkan mahasiswa kebidanan mampu memberikan asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan bendungan asi.
1.1.2.      Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan kebidanan post partum pada ibu dengan bendungan asi, diharapkan mahasiswa mampu :
1.1.2.1.       Melakukan pengkajian data untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.2.      Merumuskan identifikasi masalah/ diagnosa pada ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.3.      Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.4.      Menilai adanya kebutuhan segera berdasarkan keadaan ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.5.      Melakukan perencanaan untuk tindakan yang komprehensif yang dilakukan, didukung dengan penjelasan dan rasional pada ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.6.      Melakukan implementasi pada ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.7.      Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu post partum dengan bendungan asi.
1.1.2.8.      Mendokumentasikan asuhan kebidanan post partum dengan bendungan asi.
1.3.  Metode Pembahasan
Makalah ini disusun dengan cara praktek kerja lapangan, studi kasus, konsultasi dengan pembimbing ruangan, konsultasi dengan dosen pembimbing, studi pustaka dan ceramah tanya jawab.
1.4.  Ruang Lingkup
Laporan asuhan kebidanan post partum dengan bendungan asi di ruang bersalin RSUD Dr Soegiri Lamongan.
1.5.  Sistematika Penulisan
Dalam Penyusunan kebidanan ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I             : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang         lingkup, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
BAB II                        : Landasan teori tentang nifas patologi.
BAB III          : Studi Kasus
BAB IV          : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Nifas
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode :
  1. Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
  2. Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
  3. Remote puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan, dan tahunan.

2.2 Involusi Alat – Alat Kandungan
  1. Uterus. Uterus secara berangsur – angsur menjadi kecil sehingga akan kembali seperti sebelum hamil.
  2.  Bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil karena kontraksi menonjol ke vakum uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih.
  3. Luka – luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7 hari.
  4. After pains disebabkan kontraksi uterus, berlangsung 2-4 hari PP.
  5. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.Macam – macam lochea, antara lain :
-          lochea rubra: berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari PP.
-          lochea sanguinolenta: berwarna merah, kuning berisi darah dan lender hari ke 3-7 PP
-          lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 – 14 PP
-          lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu
-          lochea purulenta: terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
-          Lochiostasi:lochea tidak lancar keluarnya.
  1. Servik, setelah partus bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan – perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan dapat masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat melalui 2-3 jari dan setelah 7 hari terbuka 1 jari.
  2. Ligamen: ligament, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur ciut dan pulih kembali.

2.3. Perawatan Post Partum
  1. Mobilisasi: karena lelah habis bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 8 jam PP.Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Hari ke 2 duduk kemudian jalan-jalan, pada hari ke 4 atau 5 pulang. Mobilisasi mempunyai variasi tergantung adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
  2. Diit : Makanlah makanan yang mengandung protein, menandung banyak cairan, buah dan sayur.
  3. Miksi : Hendaknya dilakukan secara sendiri, kadang-kadang beberapa wanita mengalami kesulitan karena spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi M. Spinter ani selama.
  4. Defekasi : BAB harus ada 3-4 hari PP bila belum dan terjadi konstipasi maka berikan laksan per oral atau per rectal. Bila belum berikan klisma.
  5. Perawatan payudara : dilakukan sejak hamil supaya puting lemas, tidak keras dan kering untuk persiapan menyusui. Bila bayi meninggal maka lakukan pembalutan mamae sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti linoral dan perodel.
  6. Laktasi : dalam menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae, yaitu :
-          Proliferasi jaringan pada kelenjar dan aveoli dan jaringan lemak bertambah.
-          Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut colostrums, berwarna kuning putih susu.
-          Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena berdilatasi sehingga tampak lebih jelas.
-          Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesterone hilang maka timbul pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu. Oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi ASI 2-3 hari PP. Bila bayi ditetekkan, isapan pada putting susu merupakan rangsangan yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipovisa sehingga keluarlah ASI, selain itu akan menyebabkan involusi uteri akan lebih sempurna. ASI merupakan makanan yang bagus buat bayi dan menjelmakan rasa kasih saynag ibu dan anaknya.
  1. Cuti hamil dan bersalin.
Undang –undang memberikan cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan bagi wanita pekerja yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah partus.
  1. Pemeriksaan pasca persalinan : control kembali 6 minggu setelah partus bagi wanita yang melahirkan secara normal dan 1 minggu setelah partus bagi wanita dengan persalinan yang luar biasa.
2.4. Pembendungan Air Susu
            Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar kadar estrogen dan progesterone turun dalam 2-3 hari. Faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya membutuhkan reflek yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut, reflek ini timbul bila bayi menyusu.
            Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik atau kemudian apabila kelenjar- kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna terjadi pembendungan air susu. Mamae panas, keras pada perabaan dan nyeri, suhu badan tidak naik. Putting susu mendatar sehingga dapat menyukarkan bayi menyusu. Kadang- kadang pengeluaran susu juga terhalang sebab duktuli laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe.
2.5. Penanganan Bendungan Asi
Penanganan bendungan asi, bila ibu menyusui bayinya, antara lain:
  1. susukan sesering mungkin.
  2. Kedua payudara disusutkan.
  3. Kompres hangat payudara sebelum disusutkan
  4. Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui
  5. Sangga payudara
  6. Kompres dingan payudara diantara waktu menyusui
  7. Bila demam tinggi berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
  8. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya.

Penanganan bendungan asi, bila ibu tidak menyusui bayinya, antara lain:
  1. Sangga payudara
  2. Kompres dingan payudara untuk mengurang pembengkakan dan rasa sakit
  3. Berikan parasetamol 500 mg/oral/4 jam
  4. jangat dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara
  5. Pompa dan kosongkan payudara.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1.      Pengkajian          

Tanggal Pengkajian           : 17 Februari 2009                   Pukul   : 15.00 WIB

A.     Data Subyektif
  1. Identitas
Nama Istri                   : Ny.” E”                     Nama Suami    :Tn.”B”           
Umur                           : 36 th                          Umur               : 40 th
Agama                         : Islam                         Agama             : Islam
Suku/ bangsa               : Jawa                          Suku/bangsa    : Jawa
Gravida/Para               : P3003                           Pendidikan      : SD
Pendidikan                  : SD                             Pekerjaan         : Swasta
Pekerjaan                     : IRT                            Alamat                        : Manyar
Alamat                                    : Manyar

  1. Status Perkawinan
Perkawinan                 : ke-1
Usia saat kawin istri    : 20 th
Usia saat kawin suami : 24 th
Lama Perkawinan       : 16 th

  1. Riwayat kesehatan Kebidanan          
Ibu mengatakan  puting susunya bengkak, keras, panas, dan nyeri serta bayinya meninggal.
  1. Riwayat Menstruasi
Menarche        : 13 th                          Bau                  : anyir
Siklus              : 28 hari                       Dismenorhoe   : hari pertama menstruasi
Warna darah    : merah kecoklatan      HPHT              : lupa
Lama               : 5- 6 hari                                

  1. Riwayat Obstetri
a.       Riwayat Kehamilan
·         Trimester I       : Hamil muda mengalami mual, pusing, dan nafsu makan berkurang, ANC di bidan 1x mendapatkan vitamin.
·         Trimester II     : Keluhan pusing dan nafsu makan bertambah, ANC di badan mendapatkan vitamin.
·         Trimester III    : Hamil tua mengalami nyeri punggung, ANC di bidan 2x mendapatkan vitamin, TT1 dan TT ke-2.
b. Riwayat Persalinan Yang Lalu
Anak ke
UK
Type Pers
Penolong
Lama
Pers
BB
PB
L/P
Umur
Kead
skrg
KB
1
9 bln
normal
dukun
-
-
-
P
15 th
H
pill
2
9 bln
normal
dukun
-


L
4 th
H
-
3
Nifas ini










b.      Riwayat Persalinan
·         Kala I  : Tanggal 15 Februari 2009 pukul 09.00 WIB ibu mulai merasakan perutnya mules – mules.

·         Kala II
Tanggal 15 Feb 2009 jam 16.45 wib jenis persalinan spontan belakang kepala (spt-B). Bayi: BB = 2700 gram, PB = 49 cm, AS = 0, jenis kelamin perempuan, anus ada, tidak ada caput succedaneum/chepal hematom dan tidak ditemukan kelainan kongenital.

·         Kala III : tidak terkaji
·         Kala IV : tidak terkaji
  1. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
·         Klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis dan TBC) dan penyakit menahun (Diabetes millitus dan hipertensi)
·         Klien tidak pernah operasi

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga
·         Keluarga klien tidak pernah menderita dan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis dan TBC) dan penyakit menahun ( Diabetes millitus dan hipertensi)
·         Keluarga klien tidak mempunyai keturunan kembar

  1. Pola Kebiasaan Sehari – hari
a.       Pola Nutrisi
·         Selama Hamil 
      Makan 3x/hari dengan porsi 1 piring sedang, komposisi nasi, sayur dan lauk pauk bervariasi.
      Minum 5-6 gelas/hari (5-6 gelas air putih)

·         Nifas Hari ke-3 PP      :
Makan 3x /hari sesuai menu dan porsi yang disediakan di RS yaitu Diit nasi TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
      Minum 5-6 gelas/hari (5-6 gelas air putih)

b.      Pola Eliminasi
·         Selama Hamil
      BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan tidak nyeri
      BAB 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak dan tidak nyeri

·         Nifas Hari ke-3 PP     
      BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan tidak nyeri
      BAB 1x/ hari warna kuning, konsistensi lunak dan tidak nyeri        

c.       Pola Aktivitas
·         Selama Hamil 
Ibu ikut arisan RT dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, dan mencuci.

·         Nifas Hari ke-3 PP                 
Ibu mobilisasi jalan – jalan dan menyusui bayinya.

d.      Pola Kebiasaan Yang Merugikan
·         Selama Hamil 
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan seperti merokok, minum – minuman keras, minum obat – obatan terlarang dan minum jamu.

·         Nifas Hari ke-3 PP                 
Ibu tidak mempunyai kebiasaan yang merugikan seperti merokok, minum – minuman keras, minum obat – obatan terlarang dan minum jamu.

e.       Pola Istirahat Tidur
·         Selama Hamil
Ibu tidur 6 – 7 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 5 jam tidur malam

·         Nifas Hari ke-3 PP     
Ibu tidur 7 – 8 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 6 jam tidur malam

f.       Pola Personal Hygiene
·         Selama Hamil 
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/ hari sesudah mandi.

·         Nifas Hari ke-3 PP                 
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/ hari sesudah mandi.

9.      Riwayat Psikososial
·         Non Verbal     : Ibu tampak sedih dengan meninggal bayinya dan payudara ibu tampak bengkak dan keras .

·         Verbal             :
1.      Suami dan keluarga sangat senang dengan kehadiran si bayi, mengingat suami dan keluarga sering menceritakan si kecil.
2.      Ibu tinggal bersama suami dan kedua anaknya.
3.      Ibu belum tahu tentang  personal hygiene, aktivitas, istirahat, hubungan seksual dan perawatan perineum.
4.      Ibu berencana akan ikut KB mengingat ibu sudah mempunyai 3 anak.
5.      Ibu belum tahu tentang perawatan payudara untuk ibu yang tidak menyusui.

B.     Data Obyektif      
1.      Pemeriksaan Umum
·         Keadaan umum     : Cukup
·         Kesadaran             : Compos metis                       GCS    : 4-5-6
·         TD                         : 110/70 mmHg                       Nadi    : 84 x/ menit
·         Suhu                      : 36,8 o C
·         TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
·         Payudara bengkak, keras dan nyeri.

2.      Pemeriksaan Fisik

Kepala

Warna rambut hitam, lurus, panjang, distribusi merata, tidak ada luka, bersih dan tidak berketombe.

Muka

Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat

Mata

warna sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, conjungtiva berwarna merah muda.

Hidung        

Tidak ditemukan pernafasan cuping hidung, mukosa lembab dan tidak ada polip.

Mulut                    

bibir lembab kecoklatan tidak ditemukan cianosis. Gigi tidak ada caries, tidak ada gigi palsu,  lidah lembab,tidak berslag, tidak hiperemi dan tidak tremor.

Telinga

Tidak ada kelainan kulit, mukosa lembab,terdapat serumen, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada benda asing dan cairan.

Leher                    

Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan lymfe

Payudara                         

Asimetris, adanya hiperpigmentasi, puting susu datar, bengkak, keras dan  asi tidak bisa keluar, tidak ada benjolan yang abnormal dan mencurigakan dan konsistensinya padat.

Perut                                

Tidak ada bekas operasi,ada strie albican dan linea nigra kontraksi uterus baik konsistensi  keras,  TFU setengah sympisis-pusat, dan perut berbentuk datar tapi masih sedikit menonjol.

Genetalia
Vulva dan vagina tidak ada oedema, tidak ditemukan varices, tidak ditemukan benjolan abnormal, keluar lochea rubra, perineum tidak ada luka bekas episiotomi,. Anus tidak ada hemorroid.

Ekstremitas   atas dan bawah

Tidak ada oedema dan varices, gerakan bebas, akral hangat
3.      Pemeriksaan Penunjang
Hb       : 10,8 gr%
II.    Interpretasi Data Dasar
Dx       : P3003  PP spt-B Hari ke-3 dengan Bendungan Asi
DS       : Ibu mengatakan puting susunya lecet, sakit dan panas setelah menyusui bayinya
DO         :
·         Keadaan umum     : cukup
·         Kesadaran : Compos metis           GCS : 4-5-6    
·         TD             : 110/70 mmHg           Nadi    : 84 x/ menit
·         Suhu          : 36,7 o C                              Hb       : 10,8 gr%
·         TFU ½ sympisis-pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
·         Payudara bengkak, keras dan nyeri.

III. Antisipasi Diagnosa Potensial
Mastitis
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Perawatan payudara, menyusui
V.    Perencanaan Menyeluruh
Dx         : P3003  PP spt-B Hari ke-3 dengan Bendungan Asi
      Tujuan : Setelah dilakukan asuhan Kebidanan selama 1 jam diharapkan bendungan ASI teratasi dengan kriteria hasil :
§  Payudara kenyal, tidak keras
§  Putting susu menonjol
§  ASI keluar lancar
§  TFU ½ sympisis-pusat, kontraksi uterus keras, lokhea rubra
§  TTV normal (suhu 36,5º-37,5ºC, TD sistol 110-120 mmHg, diastol 70-80 mmHg, Nadi 80-100 x/mnt, RR 20-30 x/mnt)
            Intervensi         :
1.      Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga
R/ Meningkatkan hubungan saling percaya antara ibu dan Bidan
2.      Ajarkan ibu perawatan payudara
R/ Payudara yang bersih membantu melancarkan ASI
3.      Ajarkan ibu perawatan bendungan ASI dan putting susu yang tenggelam
R/ Perawatan payudara mengurangi ketegangan otot payudara dan melancarkan ASI sehingga nyeri ibu berkurang.
4.      Ajarkan ibu tehnik relaksasi
R/ Relaksasi meregangkan otot-otot perut sehingga nyeri berkurang
5.      Pantau proses involusi uteri per hari
R/ UC lembek, TFU tidak turun merupakan indikator adanya sub involusi
6.      Berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu nifas
R/ Nutrisi yang cukup selama nifas, mempercepat pemulihan dan memperbanyak produksi ASI.
7.      Ajarkan ibu cara menyusui dengan benar
R/ Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi
8.      Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
R/ ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi
9.      Ajarkan tanda-tanda bahaya nifas
R/ Pengetahuan  yang adekuat melatih ibu lebih mandiri dalam mendeteksi kelainan.
10.  Berikan penyuluhan tentang perawatan bayi dan tali pusat
R/ Tali pusat merupakan media masuknya mikroorganisme

VI.       IMPLEMENTASI
            Tgl.  17 Februari 2009
            Jam 16.35 wib             : -Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi yang jelas dan mudah dimengerti ibu dan keluarga.
                                                  - Mengajarkan ibu perawatan payudara dengan menggunakan kapas, baby oil, air hangat dan air dingin. Serta mengajarkan pada ibu mengurangi nyeri dan ketegangan payudara dengan memijatnya. Putting susu yang tenggelam ditarik-tarik agar menonjol. Menganjurkan pada ibu agar melakukan perawatan payudara 2x/hr sebelum mandi, dan ketika mandi melakukan perawatan putting susu.
            Jam 06.45 wib             : - Mengajarkan ibu tehnik relaksasi dengan menarik napas panjang melalui hidung, lalu dihembuskan perlahan melalui mulut saat nyeri sampai nyeri berkurang.
            Jam 06.55 wib             : - Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, yaitu perut bayi menghadap perut ibu, seluruh areola masuk ke dalam mulut bayi.
                                                 - Memberikan penyuluhan tentang nutrisi ibu nifas dengan tidak tarak makanan selama nifas, serta banyak minum air putih.
                                                  - Menganjurkan ibu menyusui sesering mungkin minimal 2 jam sekali, hanya diberikan ASI saja tanpa makanan lain selama 6 bulan/ ASI eksklusif.
            Jam 07.20 wib             : - Mengajarkan ibu tanda bahaya masa nifas yaitu demam >38ºC, sakit kepala menetap, pandangan kabur, sakit perut bagian bawah, perdarahan yang banyak, maka ibu haru kembali ke RS.
                                                  - Mengajarkan ibu perawatan tali pusat bayi dengan membungkus tali pusat dengan kasa kering dan menjaga agar tetap kering.
VII.     EVALUASI
            Tgl. 18 Februari 2009 jam 09.30 wib
            S                      :- Ibu mengatakan nyeri payudaranya sudah berkurang
                         - Ibu mengatakan sudah bisa melakukan perawatan payudara sendiri
                         - Ibu mengatakan melakukan perawatan payudara di rumah
O                     :- Ibu tampak senang
                         - Ibu dapat melakukan perawatan payudara dengan baik dan benar
                         - Ibu menyusui bayinya dengan benar
                         - Ibu mampu mengulang kembali anjuran Bidan
                         - Payudara teraba kenyal dan tidak keras
                         - ASI keluar lancar
                         - Putting susu ibu tampak menonjol
                         - TD 100/70mmHg, suhu 36,5ºC, Nadi 80 x/mnt, RR 20 x/mnt.
A                     : P1001 PP hari ke-4 dengan Bendungan ASI teratasi
P                      : Hentikan intervensi
                          Berikan HE tentang :
-       KB & Imunisasi dan tanda-tanda bahaya pada bayi
-       Manfaat ASI eksklusif 6 bulan
-       Anjurkan ibu untuk kontrol luka bekas operasi dan imunisasi 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika ada keluhan



























BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Pembagian pada masa nifas, ada 3 periode, yaitu puerpurium dini, puerpurium intermedial dan remote puerpurium.
Involusi alat – alat kandungan, antara lain : uterus, bekas implantasi uteri, plasental bed mengecil, luka – luka pada jalan lahir, after pains, lochea, servik dan ligamen. Macam – macam lochea, antara lain : lochea rubra, lochea sanguinolenta, lochea serosa, lochea alba, lochea purulenta, dan lochiostasi.Perawatan post partum, antara lain : Mobilisasi, diit, miksi, BAB, Perawatan payudara, cuti hamil dan bersalin dan pemeriksaan pasca persalinan.
Pemeriksaan Post natal antara lain pemeriksaan umum: tensi, nadi, keluhan.Keadaan umum : suhu badan, selera makan, payudara : Asi, putting susu, dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, secret yang keluar (lochia,flour albus ), dan keadaan alat-alat kandungan.
             Penanganan bendungan asi, bila ibu tidak menyusui bayinya, antara lain: sangga payudara, kompres dingan payudara untuk mengurang pembengkakan dan rasa sakit, berikan parasetamol 500 mg/oral/4 jam, jangnt dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara dan pompa dan kosongkan payudara.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi mahasiswa
            Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
4.2.2. Bagi latihan praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan sisa plasenta dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam mencegah kematian pada ibu.
4.2.3. Bagi institusi pendidikan
            Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.



Previous
Next Post »

Translate