ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN LEPTOSISTOSIS
DI RUANG TROPIK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN LEPTOSPIROSIS
I.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Leptospirosis adalah suatu
zoonosis yang disebabkan suatu mikroorganisme yaitu leptospira tanpa memandang
bentuk spesifik serotipenya. Penyakit ini juga dikenal dengan nama seperti mud
fever, slim fever, swamp fever, autumnal fever, infectoius jaundice, field
fever, cane cutler fever.
B. Etiologi
Penyakit yang
terdapat di negara yang beriklim tropis. Berbagai subgroup yang masing- masing
terbagi dalam atas :
1. L icterohaemorhagiae dengan
reservoire tikus (syndroma weil)
2. L. canicola dengan
reservoire anjing
3. L pamona dengan reservoire
sapi dan babi
Insiden :
Penyakit ini
dapat berjangkit pada laki-laki dan perempuan pada semua umur.
C. Manifestasi klinis
Masa tunas
berkisar antara 2-26 hari(kebanyakan 7-13 hari) rata-rata 10 hari.
Pada leptospira
ini ditemukan perjalanan klini sbifasik :
1.
Leptopiremia (berlangsung 4-9 hari)
Timbul demam
mendadak, diserta sakit kepala (frontal, oksipital atau bitemporal). Pada otot
akan timbul keluhan mialgia dan nyeri tekan (otot gastronemius, paha pinggang,)
dandiikuti heperestesia kulit. Gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah,
diare, batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi
konjunctiva. Injeksi faringeal, kulit dengan ruam berbentuk
makular/makolupapular/urtikaria yang tersebar pada badan, splenomegali, dan
hepatomegali.
2.
Fase imun (1-3 hari)
Fase imun yang
berkaitan dengan munculnya antibodi IgM sementara konsentrasi C3,
tetap normal. Meningismus, demam jarang melebihi 39oC. Gejala lain
yang muncul adalah iridosiklitis, neuritis optik, mielitis, ensefalitis, serta
neuripati perifer.
3.
Fase penyembuhan (minggu ke-2 sampai minggu ke-4)
Dapat ditemukan
adanya demam atau nyeri otot yang kemudian berangsur-angsur hilang.
D. Patofisiologi
Manusia bisa
terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau selaput lendir yang luka/erosi
dengan air, lumpur dan sebagainya yang telah tercemar oleh air kemih binatang
yang terinfeksi leptospira. Leptospira yang masuk melalui kulit maupun selaput
lendir yang luka/erosi akan menyebar ke organ-organ dan jaringan tubuh melalui
darah. Sistem imun tubuh akan berespon sehingga jumlah laptospira akan
berkurang, kecuali pada ginjal yaitu tubulus dimana kan terbentuk koloni-koloni
pada dinding lumen yang mengeluarkan endotoksin dan kemudian dapat masuk ke
dalam kemih.
Gambaran
patofisilogi
Organisme
Kontak pada kulit. Selaput lendir,
Luka erosi dengan air, tanah, lumpur)
air kemih binatang yang terinfeksi leptospira
endoktoksin
Masuk darah dan alirannya
Leukositosis, nuetro-filia (proses fagosi-tosis)
Demam sampai meng-gigil
Miokar-ditis
Peningkatan suhu tubuh *)
Kurang pengetahuan *)
|
Vaskulitits
difus di kapiler
Trombositopenia
Pertaharan
Epitaksis
Hemoptisis
Hemetem-isis
melena
Perdarahan adrenal, gagal
ginjal, perdarahan paru
Risiko defisit cairan dan
eletrolit *)
Cemas
/takut *)
|
Gastro-intestinal
Hepatomegali,
spleno-megali
Mual
Muntah
Risiko nutrisi kurang
dari kebutuhan *)
|
Leukosit
CSS
Meningismus
ensepalitis
Panas
nyeri kepala (frontal,
oksipital)
fotofobia,
Nyeri
*)
|
Pretibial
fever
Eritema-tosa
ruam, makular,
makulopapula
Kerusakan kulit *)
|
Rekasi
kimia kinin, bradikin, prostag-landing
Mialgia,
Nyeri*)
|
E. Komplikasi
Pada leptospira,
komplikasi yang sering terjadi adalah iridosiklitis, gagal ginjal, miokarditis,
meningitis aseptik dan hepatitis. Perdarahan masif jarang ditemui dan bila
terjadi selalu menyebabkan kematian.
F. Penatalaksanaan
Obat antibiotika
yang biasa diberikan adalah penisillin, strptomisin, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin dan siproflokasasin. Obat pilihan utama adalah
penicillin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari. Dalam 4-6 jam setelah
pemeberian penicilin G terlihat reaksi Jarisch Hecheimmer yang menunjukkan
adanya aktivitas antileptospira> obat ini efektif pada pemberian 1-3 hari
namun kurnag bermanfaat bila diberikan setelah fase imun dan tidak efektif jika
terdapat ikterus, gagal ginjal dan meningitis. Tindakan suporatif diberikan
sesuai denan keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul.
G. prognosis
Tergantung
keadaan umum klien, umur, virulensi leptospira, dan ada tidaknya kekebalan yang
didapat. Kematian juga biasanya terjadi akibat sekunder dari faktor pemberat
seperti gagal ginjal atau perdarahan dan terlambatnya klien mendapat
pengobatan.
II.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitis
Keadaan umum
klien seperti umur dan imunisasi., laki dan perempuan tingkat kejadiannya sama.
2. Keluhan utama
Demam yang
mendadak
Timbul gejala
demam yang disertai sakit kepala, mialgia dan nyeri tekan (frontal) mata merah,
fotofobia, keluahan gastrointestinal. Demam disertai mual, muntah, diare,
batuk, sakit dada, hemoptosis, penurunan kesadaran dan injeksi konjunctiva.
Demam ini berlangsung 1-3 hari.
3. Riwayat keperawatan
a.
Imunisasi, riwayat imunisasi
perlu untuk peningkatan daya tahan tubuh
b.
Riwayat penyakit, influenza,
hapatitis, bruselosis, pneuma atipik, DBD, penyakit susunan saraf akut, fever
of unknown origin.
c.
Riwayat pekerjaan klien apakah
termasuk kelompok orang resiko tinggi seperti bepergian di hutan belantara,
rawa, sungai atau petani.
4. Pemeriksaan dan observasi
a.
Fisik
Keadaan umum,
penurunan kesadaran, lemah, aktvivitas menurun
Review of sistem
:
Ø Sistem pernafasan
Epitaksis,
penumonitis hemoragik di paru, batuk, sakit dada
Ø Sistem cardiovaskuler
Perdarahan,
anemia, demam, bradikardia.
Ø Sistem persyrafan
Penuruanan
kesadaran, sakit kepala terutama dibagian frontal, mata merah.fotofobia,
injeksi konjunctiva,iridosiklitis
Ø Sistem perkemihan
Oligoria,
azometmia,perdarahan adernal
Ø Sistem pencernaan
Hepatomegali,
splenomegali, hemoptosis, melenana
Ø Sistem muskoloskletal
Kulit dengan
ruam berbentuk makular/makulopapular/urtikaria yang teresebar pada badan.
Pretibial.
b.
Laboratorium
ü Leukositosis normal, sedikit menurun,
ü Neurtrofilia dan laju endap darah (LED) yang meninggiu
ü Proteinuria, leukositoria
ü Sedimen sel torak
ü BUN , ureum dan kreatinin meningkat
ü SGOT meninggi tetapi tidak melebihi 5 x normal
ü Bilirubin meninggi samapai 40 %
ü Trombositopenia
ü Hiporptrombinemia
ü Leukosit dalam cairan serebrospinal 10-100/mm3
ü Glukosa dalam CSS Normal atau menurun
5. penatalaksanaan
Lihat pada
landasan teori.
6. Diagnosa keperawatan
a.
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi dari
perjalanan penyakitnya.
b. Cemas / takut berhubungan
dengan perubahan kesehatan (penyakit leptospirosisi) ditandai dengan
peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung,
tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses
penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay
syaraf, syaraf, inflamasi), ditandai
dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan
perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
d. Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam
mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
e. Pemenuhan nutrisi (kurang
dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai dengan klien
mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera,
nausea dan vomitng, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal,
penurunan massa otot dan lemak subkutan,
f.
Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang
tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
g. Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan efek kerja penyakitnya deficit imunologik,
penurunan intake nutrisi dan anemia.
B. Perencanaan
1. Peningkatan suhu tubuh
sehubungan dengan proses infeksi dari perjalanan penyakitnya.
Tujuan : suhu tubuh turun sampai batas normal
Kriteria hasil :
-
Suhu tubuh dalam batas normal
36 – 37 0 C
-
Klien bebas demam
-
Mukosa mulut basah, mata tidak
cekung, istirahat cukup
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Bina
hubungan baik dengan klien dan keluarga
b.
Berikan
kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es atau handuk pada tubu,
khususnya pada aksila atau lipatan paha.
c.
Peningkatan
kalori dan beri banyak minuman (cairan)
d.
Anjurkan
memakai baju tipis yang menyerap
keringat.
e.
Observasi
tanda-tanda vital terutama suhu dan denyut nadi
f.
Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan terutama anti piretik.,
antibiotika (Pinicillin G )
|
a.
Dengan
hubungan yang baik dapat meningkatkan kerjasama dengan klien sehingga pengobatan dan perawatan
mudah dilaksanakan.
b.
Pemberian
kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh.
c.
Air
merupakan pangatur suhu tubuh. Setiap
ada kenaikan suhu melebihi normal, kebutuhan metabolisme air juga meningkat
dari kebutuhan setiap ada kenaikan suhu tubuh.
d.
Baju
yang tipis akan mudah untuk menyerap keringat yang keluar.
e.
Observasi
tanda-tanda vital merupakan deteksi
dini untuk mengetahui komplikasi yang
terjadi sehingga cepat mengambil tindakan
f.
Pemberian
obat-obatan terutama antibiotik akan membunuh kuman Salmonella typhi sehingga
mempercepat proses penyembuhan
sedangkan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh. Antibotika spektrrum luas.
|
2. Cemas / takut
berhubungan dengan perubahan kesehatan (penyakit leptospirosisi) ditandai
dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran,
perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi
simpatetik.
Tujuan :
-
Klien dapat mengurangi rasa
cemasnya
-
Rileks dan dapat melihat
dirinya secara obyektif.
-
Menunjukkan koping yang efektif
serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Tentukan
pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
b.
Berikan
informasi tentang prognosis secara akurat.
c.
Beri
kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
d.
Jelaskan
pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
e.
Catat
koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan
dll.
f.
Anjurkan
untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
g.
Berikan
lingkungan yang tenang dan nyaman.
h.
Pertahankan
kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
|
a.
Data-data
mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan
dan menghindari adanya duplikasi.
b.
Pemberian
informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.
c.
Dapat
menurunkan kecemasan klien.
d.
Membantu
klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.
e.
Mengetahui
dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam
upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
f.
Agar
klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
g.
Memberikan
kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.
h.
Klien
mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
|
3. Nyeri (akut) berhubungan
dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem
suplay syaraf, syaraf, inflamasi),
ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu
memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan :
- Klien
mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
-
Melaporkan nyeri yang dialaminya
- Mengikuti
program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan
pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Tentukan
riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
b.
Evaluasi
therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan
keluarga tentang cara menghadapinya
c.
Berikan
pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
musik atau nonton TV (distraksi)
d.
Menganjurkan
tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira,
dan berikan sentuhan therapeutik.
e.
Evaluasi
nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
f.
Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien
g. Berikan
analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll
|
a.
Memberikan
informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.
b.
Untuk
mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi.
c.
Untuk
meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
d.
Meningkatkan
kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
e.
Untuk
mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana
klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan
obat-obatan anti nyeri.
f.
Agar
terapi yang diberikan tepat sasaran.
g.
Untuk
mengatasi nyeri.
|
4. Pemenuhan nutrisi
(kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai dengan
klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera,
nausea dan vomitng, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal,
penurunan massa otot dan lemak subkutan,
Tujuan :
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil,
hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya
intake yang adekuat
-
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan
penyakitnya
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor
intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
b.
Timbang
dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
c.
Kaji
pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
d.
Anjurkan
klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
e.
Kontrol
faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang
terlalu manis, berlemak dan pedas.
f.
Ciptakan
suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.
g.
Anjurkan
tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
h.
Anjurkan
komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
Kolaboratif
i.
Amati
studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
j.
Berikan
pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids,
vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida
k.
Pasang
pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan
infus.
|
a.
Memberikan
informasi tentang status gizi klien.
b.
Memberikan
informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
c.
Menunjukkan
keadaan gizi klien sangat buruk.
d.
Kalori
merupakan sumber energi.
e.
Mencegah
mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
f.
Agar
klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
g.
Untuk
menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.
h.
Agar
dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
i.
Untuk
mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
j.
Membantu
menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan
klien.
k.
Mempermudah
intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai
kebutuhan.
|
5. Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi,
misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya,
menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan :
- Klien dapat
mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan siap.
-
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti
prosedur tersebut.
-
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam
pengo- batan.
- Bekerjasama dengan pemberi informasi.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Review
pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.
b.
Tentukan
persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang
pengalaman klien lain yang menderita kanker.
c.
Beri
informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik,
hindarkan informasi yang tidak diperlukan.
d.
Berikan
bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan,
therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.
e.
Anjurkan
klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang
penyakitnya.
f.
Review
klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.
g.
Anjurkan
klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya
eritema, ulcerasi.
h.
Anjurkan
klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.
|
a.
Menghindari
adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.
b.
Memungkinkan
dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan
pengertian.
c.
Membantu
klien dalam memahami proses penyakit.
d.
Membantu
klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.
e.
Mengetahui
sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.
f.
Meningkatkan
pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.
g.
Mengkaji
perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah
dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.
h.
Meningkatkan
integritas kulit dan kepala.
|
6. Resiko tinggi kurangnya
volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare),
hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan :
Klien
menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa
normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor
intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase
luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
b.
Timbang
berat badan jika diperlukan.
c.
Monitor
vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
d.
Kaji
turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.
e.
Anjurkan
intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
f.
Observasi
kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah,
adanya ekimosis dan pethekie.
g.
Hindarkan
trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.
h.
Kolaboratif
-
Berikan
cairan IV bila diperlukan.
-
Berikan
therapy antiemetik.
-
Monitor
hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin
|
a.
Pemasukan
oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
b.
Dengan
memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
c.
Tanda-tanda
hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu
tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
d.
Dengan
mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
e.
Memenuhi
kebutuhan cairan yang kurang.
f.
Segera
diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.
g.
Mencegah
terjadinya perdarahan.
h.
Kolaborasi
:
-
Memenuhi
kebutuhan cairan yang kurang.
-
Mencegah/menghilangkan
mual muntah.
-
Mengetahui
perubahan yang terjadi.
|
7. Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan efek kerja penyakitnya deficit imunologik,
penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang
berhubungan dengan kondisi spesifik
- Berpartisipasi dalam
pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor
perkembangan kerusakan integritas
kulit untuk melihat adanya efek kerusakan kulit,
b.
Anjurkan
klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
c.
Ubah
posisi klien secara teratur.
d.
Berikan
advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak
tanpa rekomendasi dokter.
|
a.
Memberikan
informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap
perubahan integritas kulit.
b.
Menghindari
perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
c.
Menghindari
penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
d.
Mencegah
trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif
|
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan
keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif.
Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan
klien
D. Evaluasi
Tahap
evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan
obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah
dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan langkah awal dari
identifikasi dan analisa masalah selanjutnya
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Tn. M DENGAN S. LEPTOSPIROSIS DAN GGA
DI RUANG TROPIK LAKI
RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA
I.
PENGKAJIAN
(4 Maret 2002)
A. Identitas
Nama : Tn. M
Umur : 35 tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Status : Ayah
Alamat : LMG
MRS : 14-02-2002
DM : S. Leptospirosis dan GGA
B. Keluhan
utama
Nyeri otot
Paliatif,
Nyeri otot, geringgingan
Kualitatif
dan kuantitatif, nyeri otot dirasakan
Region,
diseluruh tubuh terutama pada kedua
tangan dan kaki (paha, pinggang)
Severity,
hal ini menyebabkan merasa lemah, miring kanan dan kiri, terlentang duduk masi
dibantu, berdiri belum kuat/mampu, dalam memenuhi aktiivitas sehari-hari
sebagian masih dibangtu atau ketergantungan pada orang lain seperti BAB dan
BAK, kebutuhan istirahat terpenuhi. Ada bercak-bercak putih , kadang gatal
seluruh tubuh.
Time,
Nyeri otot dan gringgian dirasakan setiap saat dan lama sejak mulai masuk
sampai sekarang.
C. Riwayat
keperawatan :
1.
Riwayat penyakit sebelumnya
Belum
pernah menderita penyakit serius sehingga perlu opname hanya batuk, pilek dan
panas biasa.
2.
Riwayat penyakit sekarang
Mata kuling
sejak 1 minggu yang lalu, tak bisa jalan, kencing warna seperti teh dan
sedikit, BAB agak sulit, warna kuning, mual dan muntah, panas, kedua tungkai
tak bisa untuk jalan sejak 1 minggu yan glalu, tersa sakit bila digerakkandari
telapak kaki sampai pinggang.
3.
Riwayat keluarga
Tidak ada
riwayat keluarganya yang menderita penyakit seperti yang diderita klien.
D. Pola Aktifitas Sehari –hari (Activity Daily Living)
NO
|
Uraian
|
Aktivitas sehari-hari
|
|
rumah
|
Rumah sakit
|
||
1
|
Pola Nutrisi
|
Makan 2-3 kali
perhari seadanya (nasi, lauk, pauk dan sayuran) dan tidka pasti jam makannya.
|
Makan NS , lauk,
sayur kacang hijau (Diit TKRPRG). Klien tidak mau makan daging sapi.
|
2
|
Pola Eliminasi
|
BAK spontan ,
waran kuning, BAB lancar 1 kali
perhari, konsistensi lembek, kuning
|
BAK spontan ,
warna seperti teh, dengan produksi samapai 2500 cc
|
3
|
Pola
Istirahat/tidur
|
Tidak ada
masalah (3-4 jam tidur siang) dan malam (7-8 jam)
|
Tidur tidak
tentu waktunya, pokoknya merasa lelah, dengan sendirinya tertidur
|
4
|
Pola Personal
Hygiene
|
Mandi 2-3 kali
perhari dengan menggunakan sabun mandi, kuku dipotong tidak menentu,
|
Personil higyine
klien kurang, rambut dan kumis,jenggot tak terawat dengan baik, penampilan
kulit kurang bersih, tampak bercak putih seluruh tubuh, kadang-kadang gatal
|
5
|
Pola Aktifitas
|
Kegiatan
sehari-hari berkerja mencari barang-barnag bekas (pemulung) untuk dijual
lagi.
|
Tidur terlentang,
miring kanan dan kiri, jarang duduk apalagi dibuat berdiri tidak bisa. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dibantu.
|
6
|
Ketergantungan
|
Merokok (+),
obat(-)
|
Tidak ada
|
e. Data Psikology
Ø Status emosi
1. Emosi, klien sabar, tenang
2. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Klien belum tahun bagaiana penyakitnya terjadi,
perkembangannya yang sudah dicapai, hanya mengikuti apa yang diperlukan
(tindakan dan pengobatan)
Ø Konsep Diri
1.
Body
Image
Badan teras nyeri geringgingan, dan lemah
2.
Self Ideal
Harapan klien bahwa dirinya akan berusaha semampunya
untuk mencapai kesembuhan.
3. Self esteem
Diri klien merasa bahwa sudah lama dirawat, tentunya
banyak pengeluaran untuk mencapai kesembuhan, tetapi tetap sabar dan merasa
dirinya tergantungan tidak bisa berbuat banyak dalam emmenuhi kebutuhan diri
sendiri dan keluarganya.
4. Role
Klien sebagai peran dalam mencari nafkah darus dirawat
dan diperlukan biaya uintuk perawaqtan dan pengobatan tetapi kurang sesuai
dengan kebutuhan.
5. Identitas
Status klien dalam keluarga sebagai ayah dari anaknya
yang berumur 9 tahun kelas 4 SD dan isteri.
f. Data Sosial
1. Pola komunikasi , menggunakan bahasa
jawa,dan indonesia,
2. Pola Interaksi, lacar, komonikatif (kooperatif),terbuka, dukungan keluarga
(untuk perawatan dan pengobatan memenuhi.
3. Perilaku,
terkontrol, sabar, kesadaran baik
g. Data Spiritual
Keluarga
dianjurkan untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya serta
bertawakkal
h.
Observasi dan pemeriksaan fisik
1. Keadaan
umum
Status gizi
cukup, kesadaran komposmentis, GCS 456, Penampilan tidur terlentang dengan
kepala ditinggikan 2 bantal.
Antopometri : TB : 168 cm BB
: 56 Kg
Tanda vital :
T = 120/70 mmHg, N = 104 x/mnt, S = 38,
9 oC, RR = 24 x/mnt
2. Review
of system
a.
Sistem pernafasan,
Pernafasan
spontan, Vesikuler, Sbentuk dada simetris, Retraksi -/-, Rh -/-, Wh -/-, RR 20
kali/menit, reguler
b.
system vaskuler
Tensi
120/70 mmHg, Nadi 104 kali/menit, suhu akral hangat, S1S2 tunggal normal, nyeri
dada (-)
c.
system persyarafan
Kesadaran
komposmentis, orientasi baik, GCS 456
Kepala
dan leher
ü
Sklera putih, tidak anemis, ikterus
ü
Conjunctiva tidak pucat
ü
Pupil isokor
ü
Leher kaku kuduk (-), tidak ada
pembesaran getah bening
Persepsi
sensoris
ü Pendengaran
Dalam batas
normal
ü Penciuman
Pilek (-), epitaksis (-)
ü Pengecapan
citan rasa ((+) , sulit
menelan (-)
ü Penglihatan
Dalam batas normal
ü Perabaan
Dapat merasakan perbedaan
stimulasi terhadap panas, dingin dan tekan, kaki dan tangan tersa geringgiangan
d. system perkemihan
BAK Lancar
spontan produksi urine 2500 cc/24 jam
warna seperti teh.
e. system pencernaan
BU (+)
Normal, dapat mengunyah dan menelan, BAB liat, warna kuning
f. system muskoloskletal dan
integument
Kemampuan
pergerakan sendi bebas, kekuatan otot ekstremitas atas (4/4) extremitas bawah
4/4, kulit (turgor cukup), akral (hangat) , terdapat bintik putih, sedikit
melepu pada seluruh tubuh, kadang-kadang masih terasa gatal, dan dirawat dengan
ditaburi bedak Cusson
g. system endokrin
Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia ( tahun)
h. Sistem reproduksi
Laki-laki,
(penis, scrotum, testis)
i. Sistem hematopoetik
Limfadenopati
(-)
i.
Pemeriksaan penunjang
1. laboratorium
Yang Diperiksa
|
26/2’02
|
24/02’02
|
23/02’02
|
15/2’02
|
Uerum
Kreatinin
Natrium
Kalium
Chlorida
SGOT
CPK/K
GDA
Bil
Direct
Bilirubin
total
|
46 mg/dl
1,36
mg/dl
|
60
4,1
133 mEq/L
3,5 mEq/L
|
147
3,13
154
121
-
37
|
152
10,17
252
147 mg/dl
24,33
mgdl
25,68
mgdl
|
- Radiologi
Hasil
USG tanggal 15-02-2002, Sludge Gall Bladder, Nephritis Kronis kanan
- Konsul urologi
ARF
dan suspec ruptur ureter (Endoskopi)
- Mikrobiologi (kulture urine)
Urethra
aerob (-)
Urethra
anaerob (-)
Leptospirosis
(-)
j.
Penatalaksanaan
1.
Ballance cairan dengan Intake
sesuai dengan output + 500 cc terbadi dalam Parenteral dan oral
2.
Injeksi cefotaksim 3 x 1 gram
3.
Diitk NS TKRPRG
4.
Monitor produksi urine
-
Analisa
data
TGL
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
DATA
SUBYEKTIF
-
Badan terasa panas
-
Kebutuhan istirahat cukup saing
3-4 jam, malam 7-8 jam/hari
DATA
OBYEKTIF
-
Muka dan dada berkeringan, suhu
akral hangat
-
Suhu tubuh 395 oC,
nadi 96 kali/mnt/takhikardia
-
Baju terbuka
DATA
SUBYEKTIF
-
Klien mengatakan merasa nyeri
pada kaki kanan dan kiri mulai dari telapa kaki sampai pinggang
-
Klien juga mengatakan belum mampu
untuk berdiri, duduk saja jarang
-
Klien juga merasakan geringgingan
pada tangan dan kakinya
DATA
OBYEKTIF
-
Kekuatan otot ekstermitas atas
dan bawah 4/4, kulit keriput
-
Ureum 26/02/02 46 mg/dl
-
Natrium 133 meq/L, Kalium 3,5
meq/L
DATA
SUBYEKTIF
-
Klien mengatakan bahwa minum
sehari 3 botol aqua besar
-
Kencing biasa sampai 1hari warna
seperti teh 1,5 botol aqua
DATA
OBYEKTIF
-
Urine tampung 2250 cc/24 jam
warna seperti teh
-
Infus RL/Dex 2000 cc /24 jam
-
Makanan NS TKRPRG dengan sayuran
kacang panjang dihabiskan
-
Mukosa mulut kering, mata tidak
cekung
-
Hasil ureum 46 mg/dl, kreatinii
1,36
DATA SUBYEKTIF
-
Klien mengatakan bagaimana
perkembangan penyakitnya saat ini.
-
Klien mengatakan sudah lama
dirawat tetapi masih belum sembuh-sembuh
-
Klien mengatakan tidak
bosan-bosannya berdoa untuk meminta kesembuhan dari Yang Maha Esa
DATA
OBYEKTIF
-
Kien sudah 20 hari dirwwat di
rumah sakit
-
Klien belum sembuh, masih banyak
masalah keperawatan dan medis (fungsi hati, kulit, otot)
DATA
SUBYEKTIF
-
Ada kelainan kulit pada seluruh
tubuh
-
Ini terjadi setelah 5 hari yang
lalu sejak kontak dengan air (mandi dengan waslap)
DATA
OBYEKTIF
-
Terdapat bercak putih, berisi air
kecil-kecil berukuran 2-3 mm pada seluruh tubuh
-
Pada bagian belakang tampak
pengelupasan kulit, luka lecet pada bagian punggung dan pantat.
-
Kondisi seprei basah dan kotor
DATA
SUBYEKTIF
-
Badan terasa lemas
-
Mata kuning sejak masuk samapai
sekarang
DATA
OBYEKTIF
-
Mata tampak ikterus
-
Kadar bilirubin indirect 24,33
mgdl, kadar biolirubin total 25,68
mgdl
-
SGOT 37
|
Leptospirosis
Vaskulitis
Endotoksin
Pembuluh
darah/jaringan (neutropil, limposit meningkat)
Metabolisme
meningkat
Hipotalamus
Thermoregulator
terganggu
Hiperpireksia
Leptospirosis
Kadar Na dan K
Menurun
Vaskulitis
Perubahan
airan
di ekstraselluler
organ otot dan jaringan
nyeri
otot/kram/geringgingan
Leptospirosis
Aliran
darah ginjal
Tubulus/lumen
dinding tubulus
Endotoksin
Nephritis
Gangguan
filtrasi
Ballance
cairan terganggu
Exess
Cairan
Perawatan lama
Penyakitnya
tidak
sembuh-sembuh
Psikologis
dan penunjang ekonomi
Kurang
informasi
Stressor
cemas
kontak bahan
kulit
leptospirosis
antigen
ag-ab
Ig E
Hipersensitasi
Alergi
kulit
Leptospirosis
Vaskuler
Vena
porta
Hati
Gangguan
met. Billirubin
Ikterus
Kelemahan
|
G.Diagnosa keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang muncul adalah :
1.
Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan reaksi endotoksin sekunder leptosporosis, infeksi penyerta
lainnya (nephritis)
2.
Nyeri (otot)
berhubungan dengan efek sekunder dari perjalanan penyakitnya
3.
Disintegritas kulit
berhubungan dengan reaksi hipersensitasi
4.
Risiko inballance
cairan berhubungan dengan out put tidak normal, hipermetabolik , kurangnya
stabilitas fungsi ginjal, kurangnya intake
5.
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan tubuh
1. Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan reaksi endotoksin sekunder leptosporosis, infeksi penyerta
lainnya (nephritis)
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal setelah 2 jam tindakan
Kriteria Hasil :
-
Suhu tubuh normal (36-37OC)
-
Keringat minimal
-
Tidak haus. Intake dan out put
seimbang
-
Nadi 80 x/mnt
|
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
1. Monitori saat timbulnya demam
2.Monitor
tanda-tanda vital tiap 3 jam atau lebih sering
3. Berikan kebutuhan cairan ekstra
4. Berikan kompres dingin
5. Kenakan pakaian minimal
6. Lanjutkan terapi cairan intravena RL ½ Saline dan
pemberian antipiretik
|
1. Observasi hasil untuk mengidentifikasi pola demam
2. Acuan untuk mengetahui keadaan umum klien
3. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
4. Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh
5. Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan
tubuh
6. Pemberian caiaran sangat penting bagi klien dengan
suhu tinggi. Pemberian caiaran merupakan wewenang dokter sehingga perawat
perlu berkolaborasi dalam hal ini.
|
2.
Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan dampak sekunder dari penyakitnya
Tujuan :
Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
-
Klien
mengatakan tidak terasa nyeri
-
lokasi
nyeri minimal
-
keparahan
nyeri berskala 0
-
Indikator
nyeri verbal dan noverbal (tidak
menyeringai)
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Identifikasi
klien dalam membantu menghilangkan rasa nyerinya
|
Pengetahuan yang
mendalam tentang nyeri dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri.
|
Berikan
informasi tentang penyebab dan cara mengatasinya
|
Informasi
mengurangi ansietas yang berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.
|
Tindakan
penghilangan rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis distraksi dan
relaksasi.
|
Tindakan ini
memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
|
Terapi
analgetik, multvitamin 3x1 (neurosanbe)
|
Terapi
farmakologi diperlukan untuk memberikan
peredam nyeri.
|
3. Cemas berhubungan dengan
prosedur diagnosis, prognosis, dan perkembangan penyakitnya
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
T
Klien mampu mengungkapkan
ketakutan/kekuatirannya.
T
Respon klien tampak tersenyum.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
1.
Menunjukkan
kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan
alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2.
Harapan-harapan
yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan
klien terhadap perawat.
3.
Memungkinkan
klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya
sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat
mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
4.
Dukungan
dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu
klien.
5.
Agar
klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat
mendukung dia untuk berkomunikasi.
|
4. Resiko tinggi kurangnya
volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal, hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan :
Klien
menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa
normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a.
Monitor
intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase
luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
b.
Timbang
berat badan jika diperlukan.
c.
Monitor
vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
d.
Kaji
turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.
e.
Anjurkan
intake cairan samapi 2500 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
f.
Kolaboratif
-
Berikan
cairan IV bila diperlukan.
-
Monitor
hasil laboratorium :, elektrolit, BUN dan kreatinin
|
a.
Pemasukan
oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
b.
Dengan
memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
c.
Tanda-tanda
hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu
tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
d.
Dengan
mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
e.
Memenuhi
kebutuhan cairan yang kurang.
f.
Kolaborasi
:
-
Memenuhi
kebutuhan cairan yang kurang.
-
Mengetahui
perubahan yang terjadi.
|
III.
Pelaksanaan
TGL/
DX
|
IMPLEMENTASI
|
PE-
LAK-SANA
|
4-2-2002
Dx 1
08.00
09.00
10.00
12.00
Dx 2
09.00
09.15
12.00
Dx 3
09.00
10.00
10.15
Dx 4
|
Memonitori
perkembangan timbulnya demam (mukosa
mulut kering, haus, gelisah)
Memonitor tanda-tanda vital (tensi 120/70, RR 24 x/mnt, Nadi 96 x/mnt,
Suhu 39 oC
Melibatkan
keluarga dan menyarakan kepada keluarga untuk memberikan kompresi basah pada
ketiak dan leher
Memberi
penejelasan dan menganjurkan untuk minum banyak kurang lebih 2 liter/hari
Membuka
baju klien dan menjelaskan maksu dan tujuannya
Memasang
kembali infus dan memonitor tetesan cairan agar terpenuhi kebtuhan cairan
RL/hari 2000 cc dan mengobservasi terjadinya plebitis
Melakukan
injeksi Cefotaxim 1 gram per IV
Memonitor
suhu 38,2 oC, nadi 92 x/mnt, tensi 120/70 mmHg
Mengobservasi tingkat perkembangan rasa nyeri klien
(lokasi, intensitas, frekuensi, saat timbulnya nyeri)
Memberi penjelasan secara akurat dan tepat tentang
penyebab nyeri, mekanisme nyeri dan alternatif pemecahannya
Memberi cara atau metode tentang alternatif
pengurangan rasa nyeri secara nonfarmakologis distraksi (mengajak ngobrol
dengan sedikit gurauan) dan relaksasi (mengatur posisi tidur, sedikit memberi
massage, latihan gerak rutin dan minimal bertahap)
Mengobservasi tingkat perkembangan nyeri (klien
tampak tenang, sedang istirahat, tidak menyeringai dan mengeluh nyeri)
Membuka diskusi dan bertanya baik klien dan
keluarganya mengenai kemungkinan
kemajuan dari fungsi tubuh yang terganggu dalam perawatan dan pengobatan
Memberikan informasi pada klien tentang tingkat
perkembangan penyakit baik yang bersifat tindakan rutinitas dan insidentil
(hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, observasi intake dan out put, tanda
klinis yang masih ada)
Memberikan sumber informasi mengenai perawatan dan
tindakan lanjutan diperlukan observasi dan pemeriksaan ulang baik secara
klinis maupun laboratorium sehingga sinkron dengan pengobatan :
-
Kelainan
pada kulit berupa bintik putih ini merupakan suatu kelainan kulit saja akibat
menurunnya pertahanan tubuh
-
Kelemahan,
mata yang masih kuning akibat gangguan metabolisme hepar /hati,
-
Fungsi
ginjal yang didinilai dari masukan
Iminuman/infus) dan haluaran kencing seimbang sydag mulai membaik,
maka perlu koreksi laboratorium.
Memberikan penguatan/support sistem dari (perawat, keluarga atau teman dekat dan
pendekatan spiritual)
Memberikan reinforcement terhadap potensi dan sumber
yang dimiliki berhubungan dengan kerja sama dalam tindakan dan perawatan.
Memonitor vital signs.(tensi 39oC, tensi 120/70
mmHg, nadi 88 x/mnt
Mengobsrvasi dan mengevaluasi pulse peripheral, capilarry refil.(suhu
akral hangat, capillary refill < 2 detik)
Mengobservasi turgor kulit pada bagian perut dan
keadaan membran mukosa, keadaan kehausan pada klien.
Mencatat ada tanda-tanda dehidrasi atau over load
Menganjurkan pada klien unutk minum air 3000 ml per
hari
Melakukan kolaboratif
-
Melanjutkan
pemberian cairan IV RL 20 tetes /mnt 1000 cc/24 jam./ 2 flesh /24 jam
|
Awi
|
Evaluasi
TANGGAL/
Dx
|
JAM
|
EVALUASI
|
5-3-2002
Dx,1
Dx2
Dx3
Dx4
|
S
Badan panas
Berkeringat
O
Suhu 38 oC 105/65, N 104 x/mnt, RR 20 x/mnt
Kepala dan badan berkeringat
A
Maalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi
I
Melanjutkan intervensi
S
Klien mengatakan masih terasa nyeri pada otot tangan dan
kaki serta kesemutan
Klien mengatakan bisa duduk sendiri tanpa bantuan
Aktivitas seperti makan dna minum dilakukan sendiri
Berjalan belum mampu
O
Kemampuan menolong diri dapat dilakukan sendiri tanpa
bantuan, klien dapat duduk sendiri
Kemampuan otot mulai membaik 5/5
Skala nyeri ringan (2)
A
Masalah tetap
P
Lanjutkan intervensi
I
Melanjutkan intervensi
Melakukan kolaborasi dengan medis dalam pemberian obat
multivitasmin (mintakan resep)
Menganjurkan pada keluarganya untuk menebus obat tersebut
danmeminumnya sesuai dengan anjuran
S
Klien mengatakan tidak henti-hentinya berdoa untuk
meminta kesabaran dan kesembuhan dengan usaha dalam kemampuannya
Klien mengatakan mau dan akan berusaha untuk memenuhi perawatan
atau tindakan yang diperluka
O
Klien tampak tenang
Konsentrasi klien baik, tidak gugup
A
Masalah teratsi sebagian
P
Pertahankan intervensi
I
Mempertahankan intervensi
Memberikan infromasi yang terbaru terhadap perkembangan
penyakitnya seprti hasil dari laboratorium.
S
Klien mengatakan dapat minum dalam sehari 2 botol aqua
Kencing yang ditampungnya sebanyak 2,5 botol aqua
O
Urine tampung 4000 cc/24 jam waarna seperti teh
Infus RL 1000 cc/24 jam
A
Masalah tak terjadi
P
Pertahankan intervcensi
I
Mempertahankan interevsni
Melakukan kolaborasi dalam koreksi laboratorium SE, BUN
kreatinin, SGOT, SGPT
Mengambil sampel darah
Menganjurkan kepada keluarganya untuk membawa bahan
tersebut ke laboratorium dan tunggu hasilnya
E
Hasil laboratorium :
Urea 9,8 mg/dl, kreatinin 0,72 mg/dl, K 3,4 meq/L, Na 128
meq/L, Cl 100 mmol/L
|
TANGGAL/
Dx
|
JAM
|
EVALUASI
|
6-3-2002
Dx,1
Dx2
Dx3
Dx4
|
S
Badan tidak panas
Kadang-kadangmasih berkeringat
O
Suhu 37 oC 120/70, N 88 x/mnt, RR 20 x/mnt
A
Maalah teratasi teratasi
P
Pertahankan intervensi
I
Mempertahnkan intervensi
S
Klien mengatakan masih terasa nyeri pada otot tangan dan
kaki serta kesemutan
Klien mengatakan bisa duduk sendiri tanpa bantuan
Aktivitas seperti makan dna minum dilakukan sendiri
Berjalan belum mampu
O
Kemampuan menolong diri dapat dilakukan sendiri tanpa
bantuan, klien tampak sedang duduk sendiri sambil makan NS
Kemampuan otot mulai membaik 5/5
Skala nyeri ringan (2)
A
Masalah tetap
P
Lanjutkan intervensi
I
Melanjutkan intervensi
Menganjurkan pada klien untuk minum obat secara
teratur 3 kali sehari (neurosanbe)
S
Klien mengatakan semua ini saya jalani dengan penu
kesabaran dan tawakkal
Klien dan keluarga siap/bersedia memenuhi dalam tindakan
dan pengobatan
O
Klien tampak tenang
Klien dan keluarga tanggap setiap ada tindakan dan
kebutuhan yang diperlukan
Bintik putih tetap
A
Masalah teratsi sebagian
P
Pertahankan intervensi
I
Mempertahankan intervensi
Memberikan infromasi yang terbaru terhadap perkembangan
penyakitnya seperti hasil dari laboratorium.
Menganjurkan kepada klien untuk mempertahankan daya tahan
tubuhnya dan meningkatkannya dengan konsumsi makan dan minum yang cukup
adequat
S
Klien mengatakan dapat minum dalam sehari 2 botol aqua
Kencing yang ditampungnya sebanyak 2,5 botol aqua
O
Urine tampung 4500 cc/24 jam waarna seperti teh
Infus RL 2000 cc/24 jam
A
Masalah tak terjadi
P
Pertahankan intervcensi
I
Mempertahankan interevsni
Mengukur Intake dan output 1000 (infurs), minum 2500,
urine tampung 3.500 cc
|
TANGGAL/
Dx
|
JAM
|
EVALUASI
|
7-3-2002
Dx,1
Dx2
Dx3
Dx4
|
15.00
18.00
15.00
18.00
|
S
Badan sudah tidak panas
O
Suhu 37 oC 120/70, N 88 x/mnt, RR 20 x/mnt
Infus dilepas
Minum direncanakan dalam 1 hari 3 liter
A
Maalah teratasi
P
Pertahankan intervensi
S
Klien mengatakan masih terasa nyeri pada otot tangan dan
kaki serta kesemutan, terutama pada paha dan otot
Klien mengatakan bisa duduk sendiri tanpa bantuan
Aktivitas seperti makan dan minum dilakukan sendiri
Berjalan belum mampu
O
klien dapat duduk sendiri
Kemampuan otot mulai membaik 5/5
Skala nyeri ringan (2)
SGOT/SGPT 73
A
Masalah tetap
P
Lanjutkan intervensi
I
Melanjutkan intervensi
Menganjurkan pada klien untuk minum obat secara
teratur 3 kali sehari (neurosanbe)
Menganjurkan klien utnuk minum obat cefrofloxason 3 x 500
mg
S
Klien mengatakan semua ini saya jalani dengan penu
kesabaran dan tawakkal
Klien dan keluarga siap/bersedia memenuhi dalam tindakan
dan pengobatan
O
Klien tampak tenang
Klien dan keluarga tanggap setiap ada tindakan dan
kebutuhan yang diperlukan
A
Masalah teratsi sebagian
P
Pertahankan intervensi
I
Mempertahankan intervensi
Memberikan infromasi yang terbaru , akurat, komunikatif,
terbuka terhadap perkembangan penyakitnya
Menganjurkan kepada klien untuk mempertahankan daya tahan
tubuhnya dan meningkatkannya dengan konsumsi makan dan minum yang cukup
adequat
Memberikan support dan semangat untuk berusaha mencapai
kesembuhan yang optimal (kemandirian perawatan)
S
Klien mengatakan dapat minum dalam sehari 2 botol aqua
Kencing yang ditampungnya sebanyak 2,5 botol aqua
O
Urine tampung 4000 cc/24 jam waarna seperti teh
Infus dilepas
Diit NS TKTP
A
Masalah tak terjadi
P
Pertahankan intervcensi
|
DAFTAR PUSTAKA
Donna,
D.I. Et al. 1995. Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach
2 nd Edition : WB Sauders.
Carpenito
LJ. 2000. Dokumentasi dan Asuhan
Keperawatan. EGC. Jakarta
FKUA,
1984. Pedoman Diagnosis dan Ilmu Penyakit
Dalam. FKUA, Surabaya
Rothrock, C. J. 2000. Perencanaan
Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
Sylviana. 1996. Kapita
Selekta Kedokteran Buku 1. EGC. JAkarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon