MASALAH
KESEHATAN
:
PENYAKIT
HIRSCHSPRUNG : MEGAKOLON AGANGLIONIK
Definisi
:
Adalah tidak adanya sel-sel ganglion
dalam rectum atau bagian rectosigmoid kolon.
GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ( DIKAITKAN DENGAN
PATOFISIOLOGI,
INSIDEN, DAN PROGMOSIS PENYAKIT )
Skema :
MASALAH KEPERAWATAN
1.
Kurangnya
volume cairan dan elektrolit.
2.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan.
3.
Perubahan
pola eleminasi usus.
4.
Kurang
pengetahuan.
MASALAH KOLABORASI
1.
Resiko
tinggi terjadi komplikasi hipokalemi, hiponatremia, hipo proteinemia.
2.
Resiko
tinggi terjadi gagal tumbuh.
3.
Resiko
tinggi terjadi komplikasi Enterokolitis.
.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Foto
abdomen ( terlentang, tegak, telungkup, dekubitus lateral ) diagnostik.
2.
Enema
barium : retensi barium dan tampak adanya dilatasi kolon proximal dan
penyempitan segmen distal.
3.
Biopsi
rektal : untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
4.
Manometri
anorectal : untuk mencatat respon refluks sfingter interna dan ekterna.
5.
Pemeriksaan
rectum : sfinkter internal menutup ketat dengan eksplosif, cairan feces berbau
busuk.
DIAGNOSA
PERAWATAN
1.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya pembatasan diet yang ditentukan sekunder terhadap pembedahan
untuk pembuatan kolostomi.
2.
Kurangnya
volume cairan dan elektrolit behubungan dengan output yang berlebihan.
3.
Perubahan
eleminasi usus : konstipasi atau diare berhubungan dengan perubahan evakuasi
usus melalui kolostomi.
4.
Kurangnya
pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang perawatan kolostomi di
rumah dan kebutuhan eleminasi.
5.
Resiko
tinggi terjadi komplikasi ; hipokalemi, hiponatremia, hipoproteinemia
berhubungan dengan malabsorbsi nutrien melalui saluran usus.
6.
Resiko
tinggi terjadi komplikasi ; Enterokolitis berubungan invasi mukosa dengan
patogen enterik.
INTERVENSI KEPERAWATAN
- Kurangnya volume cairan dan elektrolit.
Intervensi
:
-
Kaji
output dan input pasien setiap hari.
-
Beri
cairan sesuai pesanan.
-
Timbang
berat badan setiap hari. Kehilangan berat badan 2 % - 4% menunjukkan dehidrasi
ringan, kehilangan berat badan 5% - 9% menunjukkan dehidrasi sedang, lebih dari
9% dehidrasi berat.
-
Pantau
kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serum, osmolalitas,
kreatinin, hematokrit, dan haemoglobin.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Intervensi :
-
Pertahankan
status puasa sesuai pesanan.
-
Pertahankan
selang nasogastrik tersambung pada drainase garavitasi sesuai pesanan.
-
Irigasi
selang nasogastrik tiap 2 jam dan perawatan untuk menjamin kepatenan.
-
Catat
warna, jumlah, dan karakteristik caiaran selang nasogastrik yang keluar.
-
Beri
cairan parenteral ( dan NPT ) sesua pesanan.
-
Beri
cairan nasogastrik sesuai pesanan.
-
Pantau
masukan haluaran dan penurunan yang spesifik.
-
Timbang
berat badan pasien setiap hari.
-
Kaji
abdomen :
Ø Distensi ( ukur
lingkar perut denagn vital ).
Ø Pulihnya bising
usus.
Ø Pasase halus
dan feses melalui kolostomi.
- Perubahan pola eleminasi usus.
Intervensi :
-
Amati
warna dan konsistensi dari cairan kolostomi.
-
Ukur
jumlah cairan kolostomi ; jika jumlah banyak dan encer, pertimbangkan penambahan cairan pengganti sebagai
konpensasi hilangnya cairan melalui kolostomi.
-
Amati
cairan yang keluar melaui rectal ; munkin ada mukus dan feses, khusunya jika
dilakukan loopkolostomi.
-
Ikuti
diet khusus sesuai pesanan ( biasanya diet rendah serat ).
-
Amati
pengaruh diet tehadap pola defekasi dan hindari hal-hal yang dapt mengakibatkan
pengeluaran feses atau flatus.
- Kurangnya Pengetahuan.
Intervensi :
-
Ajarkan
dan demontrasikan pada orang tua cara perawatan kolostomi.
-
Yakinkan
kembali pada orang tua bahwa tindakan menyentuh stoma tidak akan menyakitkan
bagi anaknya.
-
Jelaskan
diet khusus sesuai pesanan.
-
Tegaskan
pentingnya pemasukan cairan adekuat.
-
Ajarkan
hal-hal yang perlu diamati dari cairan kolostomi yang keluar.
-
Diskusikan
tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada dokter.
·
Distensi
abdomen.
·
Demam.
·
Nyeri
abdomen.
·
Peka
rangsang.
·
Dipsnea
-
Ajarkan
orang tua cara melakukan enema dengan cairan salin normal.
-
Ajarkan
nama obat laksatif, cara, dosis, waktu pemberian, efek samping.
-
Diskusikan
diet rendah residu.
- Kurangnya volume cairan dan elektrolit ( komplikasi ).
Intervensi :
-
Pertahankan
masukan dan keluaran setiap 8 jam.
-
Pantau
kadar kalium, natrium serum, dan protein dan laporkan apabila terjadi perubahan
yang bermakna.
-
Berikan
cairan salin sesuai pesanan ( pantau kecepatan secara hati-hati).
-
Gunakan
salin normal untuk semua irigasi.
-
Ukur
tanda-tanda vital.
-
Berikan
diet nutrisi sesuai pesanan.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan ( komplikasi )
Intervensi :
-
Timbang
berat badan setiap hari.
-
Pertahankan
jumlah kalori pada diet.
-
Pertahankan
pencatatan defekasi.
-
Hitung
kebutuhan kalori dan cairan melaui kolaborasi dengan ahli gizi.
-
Pertimbangkan
tindakan pemberian makan selanjutnya, dukungan yang positif, pemeliharaan
lingkungan, khususnya selama makan.
- Perubahan pola eleminasi usus ( komplikasi ).
Intervensi :
-
Kaji
tanda-tanda infeksi : kalor, rubor, tumor, dolor, fungsiolesa.
-
Beri
cairan parentral sesuai pesanan.
-
Pantau
output dan input.
-
Ukur
tanda-tanda vital. ( hindari mengukur suhu perektal ).
-
Ukur
lingkar abdomen tiap 8 jam ( kalau perlu ).
-
Puasa
pada awal 7 - 10 hari kemudian melanjutkan jadwal pemberian makan perlahan.
-
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Betz,
Cecily and Linda A . Sowden, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri; Edisi 3. Jakarta, EGC.
Ngastiyah,1995,Perawatan
Anak Sakit, Jakarta, EGC.
Tucker
S.M, dkk, Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan, Diagnosis, Evaluasi,
Volume 4, Jakarta, EGC.
ConversionConversion EmoticonEmoticon