PENGKAJIAN FAKTOR PREDISPOSISI
1.
Pengkajian faktor keperawatan
A. Usia
Saat ini pasien berusia 42 tahun dan sudah berkeluarga dengan dua orang
anak. Pasien dapat menerima informasi terkait dengan kesehatannya yang
disampaikan oleh tenaga kesehatan.
B. Persepsi pasien terhadap masalah kesehatannya
Pasien beranggapan bahwa penyakitnya sangat mengganggu aktivitasnya
terutama saat dia bekerja. Pasien sering terbatuk-batuk tanpa henti selamam 1-2
jam hingga perutnya kejang lalu
mengeluarkan cairan sputum berwarna hijau kekuning-kuningan. Pasien
mengeluh dadanya terasa sakit dan terasa sesak hingga ia sering tidak masuk
kerja karenanya. Pasien juga sering terganggu
tidurnya karena pada malam hari sering batuk tanpa henti yang membuat ia
sesak napas. Pasien beranggapan penyakit yang dideritanya adalah penyakit batuk biasa yang akan hilang
dalam beberapa hari saja, sebelum ia mengetahui bahwa penyakitnya adalah
berbahaya.
C. Kepercayaan pasien tentang kesehatannya terhadap agama
Pasien beragama islam dan taat beribadah. Namun
dalam kondisi sakitnya sekarang ini pasien hanya berbaring dan berdoa
semoga cepat sembuh dan dapat
menjalankan aktivitasnya seperti semula.
Pasien percaya bahwa setiap seseorang sakit merupakan balasan dari tuhan
terhadap dosa-dosa yang telah diperbuat.
Pasien mengungkapakan ia tidak mau menjadi orang sakit selamanya.
D. Kepercaya dalam budaya
Pasien percaya dengan budaya masyarakat di lingkungannya bahwa penderita
TB paru disarankan untuk menjauh dari lingkungan terutama anak kecil.
E. Keadaan ekonomi pasien
Pasien bekerja sebagai buruh di pabrik rokok, dan bekerja dari pukul 7
pagi sampai 12 siang tiap senin sampai sabtu, jika ada lembur pasien bekerja
sampai jam 6 malam. Penghasilan pasien 1
bulan sekitar 400.000 sampai 500.000 per bulan. Istri pasien bekerja sebagai
ibu rumah tangga juga mempunyai
pekerjaan sampingan yaitu menerima setrikaan dari ibu-ibu sekitar dengan penghasilan 10.000 sampai 20.000 per
hari. Biaya perawatan di RS dibiayai oleh perusahaan.
F. Cara pasien belajar
Pasien banyak belajar dari
lingkungan masyarakat disekitar rumahnya terutama mengenai gejala
penyakit TB paru. Pasien bisa membaca dan menulis. Pasien mengatakan pernah
membaca secara tidak sengaja mengenai penyakit TB paru. Namun pasien masih
belum mengerti. Informasi tentang kesehatan kurang didapat karena pasien jarang
membeli buku atau surat kabar yang menyediakan informasi tentang kesehatan.
Informasi tentang kesehatan biasanya diperolah dari dokter atau tenaga
kesehatan ketika berada di RS. Pasien lebih suka melihat gambar-gambar dari
pada membaca wacana panjang.
2.
Pengkajian fisik
A.
Pasien tampak lemah dan bed rest. Pasien tidak
mengalami gangguan mental apapun dan tidak terjadi penurunan kesadaran ( compos
mentis, GCS 456 ). Pasien terpasang canule oksigen, terpasang infus RL 20 tetes
per menit, pasien memiliki berat badan 55 Kg. Pasien mengatakan sebelumnya
berat badannya 63 Kg. Tinggi badan pasien 165 cm.
B.
TTV
§
TD : 130/80 mmHg
§
N : 96 kali per menit
§
RR : 22
kali per menit
§
Suhu : 37.4 ºC
Mukosa mulut kering, bibir pecah pecah, konjungtiva
anemis, pasien dapat melihat dengan jelas, tidak terdapat kotoran pada mata,
posisi mata simetris, pasien terpasang canule oksigen, penciuman bagus, kedua
telinga pasien simetris, tidak ada cairan serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Pada pemeriksaan toraks, terdapat kelainan suara yaitu ronchi, pasien sesak
napas, pada abdomen tidak terdapat pembesaran hepar, pembesaran ginjal,
peristaltik usus 8 kali per menit, pemeriksaan ekstrimitas terdapat kelemahan
yaitu 4 4
4 4
3.
Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
A. Kesiapan emosi
Selama MRS pasien tampak cemas dan gelisah karena selama ini pasien tidak
pernah mengalami perawatan di RS. Pasien mengatakan ia tertarik untuk
mempelajari mengenai TB paru yang sekarang dialaminya baik penyebab, tanda dan
gejala, penularan, pencegahan penularan. Pasien mengatakan belum siap diberi
penyuluhan sekarang namun jika kondisinya mulai membaik ia bersedia mengikuti
penyuluhan.
B. Kesiapan kognitif
Pasien belum mengetahui mengenai penyakit TB paru. Oleh karena itu ia
sangat tertarik untuk mengetahuinya. Selama ini pasien hanya mengetahui
mengenai tanda dan gejalanya saja yang didapat dari masyarakat tempat pasien
tinggal.
C. Kesiapan emosi
Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa indonesia dan terkadang
menggunakan bahasa jawa. Komunikasi verbal lancar, namun pasien haya
berkomunikasi dengan perawat dengan seperlunya saja. Informasi tentang pasien
didapat dari keluarga pasien.
4.
Pengkajian motivasi
Motivasi pasien untuk mempelajari kondisinya sangat
kuat. Pasien sering bertanya tentang penyakitnya kepada perawat maupun dokter.
Namun kondisinya kurang memungkinkan untuk lebih mengetahui informasi yang ada.
Pasien mengatakan ingin sembuh dan pulih kembali seperti semula sehingga dapat
kembali bekerja dan menjalankan aktivitasnya tanpa merepotkan keluarganya.
PENGKAJIAN FAKTOR PEMUNGKIN
Fasilitas layanan kesehatan banyak tedapat di daerah
pasien, di pabrik juga terdapat layanan poliklinik untuk pekerja yang sakit.
Jarak puskesmas dengan rumah pasien tidak jauh tetapi pasien jarang periksa
kesehatan ke puskesmas karena sepulang kerja puskesmas tersebut sudah tutup.
Jika pasien merasa sakit dan perlu untuk diperiksakan maka pasien periksa ke
poliklinik.
PENGKAJIAN FAKTOR PENGUAT
Perawat
menyarankan kepada klien untuk rajin mengontrol kesehatannya agar tidak kambuh
dan bertambah parah. Keluarga juga tidak tahu seberapa parah penyakit yang
diderita pasien, keluarga membawa pasien ke rumah sakit setelah batuk-batuk
tidak sembuh selama berbulan-bulan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurangnya pengetahuan (
kebutuhan belajar ) tentang gambaran penyakit s/d keterbatasan informasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik penyuluhan : penyakit paru
Pokok bahasan : TB paru
Sub pokok
bahasan : gambaran penyakit TB paru
Waktu dan tempat : ruangan pasien
Tujuan umum :
Setelah
dilakukan penyuluhan tentang TB paru diharapkan sasaran mengerti dan memahami
hal-hal mengenai penyakit TB paru dan pencegahanya.
Tujuan khusus :
§
Mengerti dan memahami penyebab penyakit TB paru
§
Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit
TB Paru
§
Mengerti dan memahami cara penularan penyakit TB
paru
§
Mengerti dan memahami pencegahan penularan
penyakit TB paru
§
Mengetahui pengobatan TB paru
Kegiatan belajar
mengajar
Tahap kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan perawat
|
Kegiatan pasien
|
Media
|
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
|
5 menit
10 menit
5 menit
|
§
Memperkenalkan diri
§
Mempersiapkan diri
§
Menyamakan persepsi
§
Menyatakan tentang tujuan pokok
Menyajikan
materi tentang :
§
Pengertian TB
§
Penyebab TB
§
Tanda dan gejala penyakit TB
§
Cara penularan penyakit TB
§
Pencegahan penularan penyakit TB
§
Pengobatan TB
§
Progmose / gambaran penyakit TB
Melakukan
diskusi (menjawab pertanyaan)
§
Melakukan evaluasi dengan memberikan
pertanyaan sederhana
§
Menyampaikan ringkasan materi
§
Menyampaikan hasil evaluasi
|
§
Mendengarkan
§
Bertanya mengenai perkenalan dan tujuam jika
ada yang kurang jelas
Mendengarkan
dengan seksama
Bertanya
mengenai hal-hal yang kurang jelas dan belum dimengerti
§
Sasaran dapat menjelaskan kembali point-point
yang diajarkan
§
Mendengarkan
|
Kata-kata /
kalimat
Leaflet dan
poster
Kalimat atau
kata-kata
|
Materi
penyuluhan
1.
pengertian TB
paru
TB paru adalah suatu penyakit radang paru menahun dan dapat menular yang
disebsbkan oleh infeksi bakteri. Penyakit TB paru menyerang segala umur
terutama pada mereka yang lemah, kekurangan gizi serta tinggal bersama dengan
penderita TB paru. Penyakit ini juga sangat dipengaruhi oleh keadaan dan
sanitasi lingkungan
2.
penyebab TB paru
penyebab dari penyakit TB paru adalah kuman atau bakteri Mycobacterium
tubercolosis
3.
tanda dan gejala penyakit TB paru
penyakit TB paru sukar ditemukan saat timbulnya gejala pertama, karena
mulainya secara perlahan-lahan sehingga orang yang merasa sehatpun mengidap kuman TB paru. Kadang-kadang
terdapat demam yang tidak diketahui penyebabnya dan sering disertai tanda-tanda
infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti batuk, pilek, tenggorokan sakit
atau nyeri tekan.
TB paru gejalanya cenderung mereda sendiri, tetapi sebagian besar akan
menyebar ke organ lain sehingga dapat menimbulkan komplikasi dan kuman dapat
masuk ke dalam aliran darah menuju otak, tulang, hati, ginjal dan limpha dan
jika kuman TB di paru semakin banyak maka kemungkinan besar akan menyebar ke
jantung. Gejala dari TB paru adalah :
§
batuk lebih dari 2 minggu baik disertai dahak
atau tidak
§
pernah batuk yang dahaknya bercampur dengan
darah
§
merasa tidak enak didada dengan sesak
§
demam, meriang lebih dari 1 bulan dan malam
sering keluar keringat dingin
§
tidak nafsu makan dan badan makin kurus
4.
penularan TB paru
1.
langsung
kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita
berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara,
berhadapan, berciuman atau bersin.
2.
tidak langsung
bila penderita TB paru meludah di sembarang tempat, kemudian ludak yang
mengandung kuman TB paru itu mengering, berterbangan dan dihirup oleh orang lain.
5.
pencegahan penularan TB paru
untuk mencegah agar penyakit TB paru tidak menular/menyebar kepada orang
lain, hendaknya keluarga dan penderita senantiasa untuk selalu mengingatkan
yaitu :
§
jika batuk, mulut ditutup dengan sapu tangan
§
dahak ditampung pada tempat kemudian diberi
lysol atau pembunuh kuman
§
anggota keluarga dan orang yang sering bergaul dengan penderita sebaiknya memeriksakan diri kelab
§
pada bayi jangan lupa diimunisasi BCG
§
secara dini dilakukan pengobatan dan
memeriksakan kesehatannya bila batuk lebih dari 2 minggu
§
ventilasi rumah harus ada dan memenuhi syuarat
kesehatan dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan, terutama pada pagi hari
sehingga dapat membunuh kuman TB paru
§
meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan
memakan makanan bergizi
6.
pengobatan TB paru
TB paru dapat disembuhkan dengan berobat secara rutindan teratur selama 6
bulan atau 12 bulan. Obat-obatan yang diberikan dipergunakan sesuai dengan
petunjuk dokter.
7.
prognose/gambaran penyakit TB paru
ada beberapa prognose TB paru tergantung dari pengobatan yang diberikan
§
bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat dan
minum obat secara teratur
§
bila tidak diobati secara adekuat dapat menyebar
ke organ tubuh yang lainmelalui aliran darah
§
bisa terlihat sembuh/ gejala menurun tapi
sewaktu-waktu kambuh lagi karena kuman TB paru masih hidup namun tidak aktif
TAHAP
PENYUSUNAN KERANGKA PRECIDI PENGKAJIAN KEBUTUHAN BELAJAR, DX KEPERAWATAN,
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
Chetty Paramita
Nim : 0301100056
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MALANG
2004
KERANGKA
PRECIDI
Tahap 6
diagnosis Tahap4-5Diagnosis
Pendidikan Tahap
3 Diagnosis Perilaku Tahap 1-2 Diagnosis
epidemiologis administratif dan Sosial
|
|
|
|
|||
ConversionConversion EmoticonEmoticon