BAB 2
KEGIATAN PRAKTEK KLINIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Dalam bab ini
akan disajikan tahap-tahap proses manajemen keperawatan yang meliputi :
pengkajian ( pengumpulan data ), analisa masalah, perencanaan
(pengorganisasian, pengaturan rencana kegiatan), pelaksanaan (penyelenggaraan
asuhan keperawatan)ronde keperawatan, dokumentasi keperawatan, sentralisasi
obat, timbang terima, supervisi keperawatan, evaluasi (teknik evaluasi,
pembuatan evaluasi, mendokumntasikan hasil kegiatan secara umum)
2.1 PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian yang telah kami
lakukan di ruang Bedah Mata, kami dapatkan :
1.
Sumber Daya Manusia (
SDM )
- D III
Keperawatan : 6 orang
- SPK : 2 orang
- SPR : 1 orang
- TPP : 11 orang
- TU : 1 orang
- PRT : 1 orang
- Protese : 1 orang
Nb : Tugas
belajar D3 khusus 1 orang.
2.
Sarana, Prasarana dan
Dokumentasi.
Tersedia :
Peralatan rawat luka, Ruang perawat, tempat obat, ruang pertemuan, peralatan
emergency.
Kapasitas tempat
tidur : 35 bed, dengan rincian : Kelas 1 dan 2 : 18 bed, zall/ruangan : 22 bed.
Dokumentasi :
buku harian perawat, buku injeksi, buku observasi tanda-tanda vital, buku
laporan kpala ruang.
3.
Jumlah pasien
Jumlah pasien
bulan Februari – Maret awal :
Kelas 1 : 14 orang
Kelas 2 : 17 orang
Kelas 3 : 49 orang
Jumlah : 80 orang
Jumlah pasien
tanggal 4 Maret 2002 :
Kelas 1 : 2 orang
Kelas 2 : 4 orang
Kelas 3 : 16 orang
Jumlah : 22 orang ( BOR : 62,9%).
Kebutuhan
rata-rata perawat perhari :
Pagi : 3
orang; Sore : 2 orang; Malam : 1 orang
4.
Struktur dan Fungsi
Struktur organisasi
: ada.
Pelaksanaan MPKP
: dilaksanakan, belum optimal, hanya pada pagi hari, dimana Perawat Primer 1
orang, Perawat Associate : 1 orang.
Dokumentasi
Keperawatan : tersedia, tidak operasional.
5.
Metode
a)
MPKP I dengan metode asuhan keperawatan modifikasi
prime mulai digunakan di tuang perawatan mata, namun belum sesuai dengan
standar karena PP dan PA dalam pelaksanaanya belum sesuai, karena keterbatasan
tenaga.
b)
Sentralisasi obat, telah
berjalan sebagian, pada ruang perawatan kelas I dan II, dikarenakan
keterbatasan tenaga.
c)
Supervisi Keperawatan belum
jelas dan tersurat, walaupun kepala ruang telah sering melakukan.
d)
Timbang terima pasien,
dilakukan, tetapi belum sesuai standar.
e)
Ronde Keperawatan dilakukan
hanya oleh mahasiswa S1 Keperawatan.
Dari hasil pengkajian diatas, maka kami
mengadakan suatu analisa SWOT, guna merencanakan program.
2.2 ANALISA SWOT
Model Praktek
Keperawatan Profesional
STRENGTH
|
WEAKNESS
|
OPPORTUNITY
|
THREATENED
|
·
Memiliki Visi dan Misi
·
SDM : D3 Keperawatan 6 orang
·
Tempat PBK D III dan S1 Kperawatan.
·
Punya protap khusus perawatan
mata.
·
Punya peralatan khusus untuk
kasus mata dan trampil menggunakannya
·
Terdapat kasus mata yang
beragam
·
Punya ruang pertemuan untuk
perawat.
|
·
Kualitas dan kuantitas SDM
kurang memadai.
·
MPKP dilaksanakan belum
sepenuhnya.
·
Tidak tersedia format khusus
untuk pendokumentasian.
·
Tugas dan tanggung jawab
Perawat Primer, Perawat Associate, dan
Kepala Ruang kurang jelas dalam menjalankannya.
·
Perawat masih dibebani
administrasi ruangan.
|
·
Program D III khusus, S1
Keperawatan.
·
Sosialisasi, belajar bersama.
·
Pelatihan, seminar khusus.
|
* Kemampuan saing dengan RS
lain RS khusus mata yang mempunyai ruang perawatan mata yang lebih standar.
|
Sentralisasi Obat
STRENGTH
|
WEAKNESS
|
OPPORTUNITY
|
THREATENED
|
· Terapi dapat diberikan dengan 5 benar
· Penerapan Prinsip guna menghindari bahaya pada pasien.
· Perawat berperan pada konseling.
· Mengurangi kesalahan pembagian dan mengatasi kehilangan obat.
|
·
Tidak semua pasien bersedia
obatnya disentralisasi.
·
Adanya tugas tanbahan bagi
perawat.
·
Memerlukan pendekatan khusus
kepada pasien sebelum dilakukan sentralisasi.
|
·
Sebagai tanggung gugat dan
tanggung jawab pada pelaksanaan kolaborasi dengan medis.
·
Peranan perawat dalam
komunikasi terapeutik secara maksimal dan aman sehubungan dengan pengobatan.
|
·
Kurang berjalannya
sentralisasi obat.
|
I. Supervisi
STRENGTH
|
WEAKNESS
|
OPPORTUNITY
|
THREATENED
|
· Kepala Ruang sebagai pelaksana supervisor.
· Ruang Rawat dihuni oleh pasien dengan karakteristik tertentu,
yaitu mata.
|
·
Fungsi supervisor belum
diuraikan secara jelas melalui petunjuk peraturan / kebijakan.
·
Belum ada laporan supervisor.
|
·
Memantapkan kemampuan /
kemandirian perawat.
|
·
Perawat merasa tertekan.
|
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.
STRENGTH
|
WEAKNESS
|
OPPORTUNITY
|
THREATENED
|
· Ada format pengkajian.
· Sumber Daya Manusia D III Keperawatan : 6 orang
· Terdapat pedoman Asuhan Keperawatan Mata.
· Ada potensi untuk berubah.
· Kepala Ruang mendukung.
|
·
Format pengkajian kurang
spesifik.
·
Format rekaman asuhan
keperawatan tidak operasional.
|
·
Terdapat Mahasiswa S1
Keperawatan yang praktek managemen.
·
Pelatihan pendokumentasian.
·
Perawat terlibat dalam setiap
perubahan.
|
·
Kebijakan RS yang belum tentu
menyetujui adanya perubahan pada format dokumentasi yang diajukan.
|
II. Timbang Terima
STRENGTH
|
WEAKNESS
|
OPPORTUNITY
|
THREATENED
|
·
Timbang terima sudah menjadi
agenda tetap dan terjadwal.
·
Perawat terlibat aktif.
·
Adanya potensi untuk berubah.
|
·
Isi materi pelaporan masih
kurang terarah pada masalah keperawatan.
|
·
Adanya waktu untuk timbang
terima.
|
·
Kurang adanya kesadaran
perawat dalam melaksanakan timbang terima.
|
2.3. Permasalahan
Dari hasil analisa SWOT tersebut diatas,
ditarik kesimpulan bahwa terdapat
beberapa masalah yang menyangkut pelaksanaan Praktek Keperawatan
Profesional. Hal ini dikarenakan :
1.
Jumlah ketenagaan secara
kualitas dan kuantitas yang belum memadai.
- D III
Keperawatan : 6 orang
- SPK : 2 orang
- SPR : 1 orang
- TPP : 11 orang
- TU : 1 orang
- PRT : 1 orang
- Protese : 1 orang
Nb : Tugas
belajar D3 khusus 1 orang.
2.
Timbang terima belum bisa
berjalan sesuai dengan standar
q
Hal-hal yang disampaikan dalam
timbang terima belum mencakup seluruh komponen, diantaranya belum atau masih
jarang disebutkan masalah keperawatan yang timbul.
q
Catatan yang ada pada buku
timbang terima masih bersifat rencana medik saja.
3.
Sentralisasi obat belum
berjalan, meskipun sarananya sudah ada. Hal ini disebabkan karena :
q
Penolakan dari beberapa pasien
karena rasa tidak percaya dan tidak lazim dilakukan.
q
Tenaga perawat yang kurang.
4.
Sistem pendokumentasian yang
belum operasional dan spesifik.
q
Format pengkajian belum
terfokus sesuai bidang perawatan penyakit mata.
q
Format penulisan rencana dan
implementasi keperawatan belum operasional.
5.
Evaluasi dan pengarahan yang
belum dilakukan sebagai umpan balik dari pelaksanaan Praktek Keperawatan
Profesional.
2.4 Perencanaan
2.4.1 Pengorganisasian
Sebelum memulai
praktek, kelompok membuat tim kerja yang berfungsi untuk menentukan
kebijakan-kebijakan internal seputar penyelenggaraan kegiatan. Adapun tim kerja
yang terbentuk adalah sebagai berikut :
§ Ketua : Agung
Purwanto
§ Wakil :
Elys Elisabeth
§ Sekretaris : Ade Sitinjak
§ Bendahara : Ana Fadillah
§ Anggota : Anis
Yuliastutik, Nur Endartini, Dwi Estuning.
2.4.2 Perencanaan
1.
Mendiskusikan bentuk dan
penetapan Model Praktek Keperawatan Profesional yang akan dilaksankan
2.
Mendiskusikan tentang format
pengkajian yang sesuai dengan kasus ruangan
3.
Mengatur kebutuhan tenaga
keperawatan.
4.
Mengatur tugas dan wewenang
perawat.
5.
Melaksanakan sentralisasi obat
6.
Melaksanakan timbang terima
sesuai standard.
7.
Melaksanakan ronde Keperawatan.
8.
Melaksanakan supervisi
Keperawatan.
2.4.3 Pengaturan Rencana Kerja.
Rencana kerja yang disusun oleh kelompok merupakan kelanjutan dari
kelompok sebelumnya yang juga telah melaksanakan beberapa program yang sama
dengan kelompok VI, antara lain : sentralisasi obat, ronde keperawatan, dan
sistem timbang terima.
Selai meneruskan kegiatan yang telah dirintis oleh kelompok
sebelumnya, kelompok VI juga membuat program baru untuk disosialisasikan dalam
praktek manajemen keperawatan, yaitu Supervisi Keperawatan dan penggunaan
format pengkajian khusus mata dengan sistem pencatatan yang lebih sistematis
dan operasional.
Semua kegiatan tersebut diatas, direncanakan untuk dilaksanakan
dalam waktu 4 minggu :
Minggu I :
§ Pembuatan struktur organisasi kelompok.
§ Orientasi ruangan dan perkenalan
§ Analisa situasi dan perumusan masalah
§ Penyusunan program kerja
§ Membuat format pengkajian khusus mata dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
§ Membuat format supervisi
§ Desiminasi hasil
§ Pembuatan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan Model
praktek Keperawatan Profesional.
§ Uji coba peran, sentralisasi obat, timbang terima
Minggu II
§ Penerapan MPKP, aplikasi peran, pendelegasian tugas
§ Penyempurnaan format pengkajian dan dokumentasi keperawatan.
§ Penyelenggaraan supervisi keperawatan
§ Penyelenggaraan ronde keperawatan.
§ Pelaksanaan sistem timbang terima, sentralisasi obat
§ Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas.24 jam
Minggu III
§ Penerapan MPKP, aplikasi peran, pendelegasian tugas, penerapan semua
program.
§ Penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam.
Minggu IV
§ Evaluasi penerapan MPKP
§ Evaluasi formatif mahasiswa
§ Penyususnan laporan
§ Pelaksanaan seminar
§ Revisi.
2.5 Pelaksanaan
2.5.1 Penyelenggaraan Asuhan
Keperawatan.
Data jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan di R. Mata kelas I dan II
Hari
|
Klasifikasi Pasien
|
Jumlah
|
Kebutuhan Tenaga Perawat
|
||||||||||
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
|||||||||||
M
|
P
|
T
|
M
|
P
|
T
|
M
|
P
|
T
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
||
1
|
7
|
1
|
-
|
7
|
1
|
-
|
7
|
1
|
-
|
8
|
1.46
|
1.13
|
0.77
|
2
|
8
|
-
|
-
|
7
|
-
|
1
|
7
|
1
|
-
|
8
|
1.36
|
1.28
|
0.77
|
3
|
8
|
1
|
-
|
9
|
-
|
-
|
9
|
-
|
-
|
9
|
1.63
|
1.26
|
0.9
|
4
|
7
|
2
|
1
|
1
|
4
|
1
|
5
|
-
|
1
|
6
|
2.09
|
1.04
|
0.5
|
5
|
5
|
1
|
-
|
5
|
1
|
-
|
5
|
1
|
-
|
6
|
1.12
|
0.85
|
0.57
|
6
|
6
|
-
|
-
|
6
|
-
|
-
|
6
|
-
|
-
|
6
|
1.02
|
0.84
|
0.6
|
7
|
6
|
-
|
-
|
6
|
-
|
-
|
6
|
-
|
-
|
6
|
1.02
|
0.84
|
0.6
|
8
|
11
|
2
|
-
|
8
|
2
|
-
|
8
|
2
|
-
|
10
|
2.41
|
1.42
|
.0.94
|
9
|
6
|
3
|
1
|
4
|
3
|
1
|
5
|
2
|
1
|
8
|
2.19
|
1.31
|
0.84
|
10
|
6
|
3
|
-
|
6
|
2
|
1
|
6
|
3
|
-
|
9
|
1.83
|
0.6196
|
0.81
|
11
|
7
|
3
|
-
|
4
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
7
|
2
|
1.16
|
0.74
|
12
|
5
|
2
|
--
|
5
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
7
|
1.39
|
1.15
|
0.77
|
13
|
4
|
2
|
-
|
4
|
2
|
-
|
4
|
2
|
-
|
6
|
1.22
|
0.86
|
0.54
|
14
|
4
|
2
|
-
|
4
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
7
|
1.22
|
1.16
|
0.74
|
Berdasarkan analisa terhadap lokasi,
sarana, prasaran dan sumber daya yang ada, maka kelompok menyepakati untuk
menerapkan Model Praktek Keperawatan Profesional I dengan metode penugasan
modifikasi Primer.
Adapun tahapan-tahapan dari pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan
Pada tahap ini, seluruh anggota kelompok mengadakan analisa situasi,
orientasi, dan perencanaan selama 2 hari. Pada hari ketiga, kelompok mengadakan
desiminasi hasil pengkajian atau analisa situasi selama 2 hari sebelumnya.
2.
Uji coba
Uji coba dilakukan sebagai salah satu saran dalam memerankan peran
sebelum mempraktekkan secara nyata dengan ruangan. Adapun yang diujicobakan
antra lain : model pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer dengan
masing-masing anggota kelompok memegang peranan sebagai perawat primer, perawat
pelaksana dan kepala ruang, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi
keperawatan.
3.
Pelaksanaan
Pada minggu II, kelompok sudah secara penuh melaksanakan MPKP dengan
model asuhan Modifikasi Primer, dengan peran masing-masing secara bergantian.
Masing-masing mahasiswa mendapat peran yang tetap selama 2 hari berturut-turut
dan semua mahasiswa masih dijadwalkan masuk pagi
Pelaksanaan pada tahap inisudah mulai lancar, dimana masing-masing
mahasiswa sudah mulai menyadari akan peran yng disandangnya.
4.
Pelaksanaan Shift
Tahapan ini dilaksanakan pada minggu III, dimana mahasiswa dibagi
menjadi 3 shift dinas, yaitu, pagi, sore dan malam. Masing-masing mahasiswa
memainkan peran sesuai dengan jadwal. Memainkan peran yang ditampilkan
disesuaikan dengan perannya pada hari itu.
|
|
Gbr. Bagan Metode
Asuhan Keperawatan Modifikasi Primer
di ruang Bedah Mata kelas I &
II RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2.6 Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi
Keperawatan yang digunakan oleh kelompok VI adalah : format pengkajian umum,
pengkajian khusus mata yang dirancang bersama dengan pembimbing ruangan dan
penulisan atau pencatatan asuhan keperawatan cara POR ( Problem Oriented Record
) atau pendokumentasian yang berfokus pada masalah klien.
2.7 Sentralisasi Obat
Sentralisasi
obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, karena dengan
sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi ( pengobatan
) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga
akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada ruang
kelas IRNA Brdah Mata dengan jumlah tempat tidur 16 buah.
- Persiapan
a)
Prasarana yang disiapkan untuk
penyimpanan obat disiapkan, baik itu lemari obat, tempat obat, surat
persetujuan dan lembar obat
b)
Mngadakan pendekatan kepada pasien
dan keluarga dengan maksud dan tujuan dari sentralisasi obat serta meminta
persetujuan dari keluarga pasien melalui informed concent.
- Pelaksanaan
a)
Sentralisasi obat dilaksanakan
di ruang Bedah Mata kelas I dan II mulai minggu I hari ke 4 sampai dengan minggu
IV
b)
Mahasiswa meminta persetujuan
pada pasien dan keluarga dengan menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
pelaksanaan sentralisasi obat.
c)
Mahasiswa yang menerima obat
langsung mendokumentasikan pad lembar daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan
waktu pemberian.
d)
Pada akhir dinas mahasiswa
mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa dan perawat ruangan dinas shift
berikutnya.
e)
Alur pelaksanaan sentralisasi
obat adalah sebagai berikut
|
3. Evaluasi
Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat
di ruang kelas I dan II. Kendala yang dihadapi adalah pendokumentasian pada
lembar obat kurang berjalan dengan baik karena kadang-ladang perawat yang
memberikan obat tidak menuliskan identitas pad lembar obat.
2.9 Prosedur pelaksanaan Sistem Timbang
Terima
Timbang terima
merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan )
yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1.
Persiapan
a)
Kedua kelompok dinas sudah
siap.
b)
Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
2.
Pelaksanaan
a)
Timbang terima dilaksanakan
mulai minggu I hari ke 4 sampai minggu IV
b)
Di Nurse station perawat
berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara penuh
menhenai masalah keperawatan pasien serta segenap tindakan yang telah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan ( tanya jawab ).
c)
Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
d)
Hal-hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima :
§ Identitas klien dan diagnosa medis
§ Masalah keperawatan yang masih muncul.
§ Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum)
§ Intervensi kolaboratif.
§ Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin dilaksanakan.
§ Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaorkan.
e)
Perawat yang melakukan timbang
terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
f)
Sedapat dapatnya mengupayakan
penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
g)
Lama timbang terima untuk tiap
pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit.
h)
Timbang terima dilaksanakan
oleh mahasiswa langsung dengan perawat ruangan yang dinas shift berikutnya,
meskipun mahasiswa dinas pagi semua.
i)
Pelaporan untuk timbang terima
dituliskan langsung pada buku laporan ruangan oleh mahasiswa yang berperan
sebagai PP.
j)
Alur timbang terima adalah
sebagai berikut ;
|
2.10 Ronde Keperawatan
Salah satu upaya peningkatan mutu dalam pembeian asuhan keperawatan
adalah dengan cara menyelenggarakan ronde keperawatan. Adapun tujuan dari ronde
keperawatan adalah mencari solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi psisen.
Sedangkan kriteria pasien yang akan dilakukan ronde , adalah:
1.
Pasien dengan penyakit kronis.
2.
Pasien dengan komplikasi.
3.
Pasien dengan penyakit akut.
Pelaksanaan dari
ronde keperawatan menliputi kegiatan :
1.
Persiapan
§ Berdasarkan pengkajian data yang telah dilakukan terhdp seluruh
pasien, maka kelompok mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.
§ Menentukan nama pasien dan jenis penyakit serta masalah keperawatan
yang dialami pesien.
§ Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan
diambil.
§ Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala
ruangan IRNA Bedah Mata.
2.
Pelaksanaan
Ronde Keperawatan dilakanakan pada tanggal 14 Maret 2002, jam 10.00
WIB dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a)
Ronde keperawatan dihadiri oleh
pembimbing, perawat konsultan, PP dan PA.
b)
Perawat primer melakukan
presentasi di ruang perawatan pasien mengenai pngkajian yang didapatkan pada
paien, menentukan masalah keperawatan yang masih ada pada pasien, menjelaskan
implementasi yang telah dilaksanakan.
c)
Mendemonstrasikan cara
pemberian obat tetes mata yang efektif bagi kesembuhan mata.
d)
Membuka acara diskusi, dimana
kegiatan ini dilaksanakan diruang perawatan pasien.
e)
Selanjutnya kelompok bersama
pembimbing dan konsultan melakukan validasi terhadap masalah-masalah yang
ditemukan di nurse station.
f)
Alur pelaksanaan ronde
keperawatan adalah sebagai berikut.
|
2.11 Supervisi Keperawatan
Supervisi
Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat
untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan..
Dalam
pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu :
1.
Persiapan
Pada tahap
persiapan, kelompok melakukan :
a)
Penetapan hari dilakukan
supervisi keperawatan.
b)
Menetapkan siapa yang menjadi
kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP yang akan disupervisi.
c)
Menetapkan hal-hal apa saja
yang akan disupervisi.
d)
Membuat proposal supervisi
keperawatan dan membuat format supervisi harian
2.
Pelaksanaan
a)
Supervisi dimulai dengan
pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian tujuan dan manfaat supervisi.
b)
Kepala ruang memanggil PP dan
menyampaikan hal apa yang akan disupervisi saat itu.
c)
Kepala ruang meminta keterangan
dan informasi seputar sistem pendokumentasian yang dibuat PP.
d)
Memberikan masukan bila
didapati kekurangan dalam sistem pendokumentasian dan memuji bila didapati
hal-hal yang baik dan khusus yang memberikan nilai lebih kepada PP
3.
Evaluasi
a)
Mencatat / menuliskan semua
masukan dan hasil supervisi kedalam laporan supevisi.
b)
Melakukan evaluasi ulang
setelah supervisi setelah waktu yang ditetapkan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon