PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN
GASTROENTERITIS
PENGKAJIAN
1.
Identitas klien
Nama : Tn. Dul Awi
Usia : 56 tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Alamat : Komp Malang.
Status
perkawinan : Kawin
Agama : islam
Pendidikan : SD tidak tamat
Pekerjaan : Supir
Suku/bangsa : sumbawa/Indonesia
Dx
Medis : S. Disentri SS
amuba + purpura pedis forovasis
Tgl
MRS : 14 Agustus 2002
Tgl
Pengkajian : 21 agustus 2002
Keluhan
utama :
Klien
mengeluh BAB lebih dari 6 kali
2.
Riwayat Keperawatan
2.1
Riwayat penyakit
sebelumnya
Klien
sebelumnya tidak pernahsakit sampai dirawat di rumah sakit dan hanya baru-baru
ini saja klien dirawat dirumah sakit dan sebelumnya klien hanya kalau sakit
hanya memeriksakan dirinya kedokter puskesmas
2.2
Riwayat penyakit
sekarang
Pada
jum’at tanggal 14 Agustus 2001 klien masuk RSUD Dr soetomo melalui IRD, Klien datang ke rumah sakit
dengan diantar keluarga setelah sebelumnya mengalami mencret dengan jumlah feses + ½ gelas tiap
kali mencret dan frekuensi 5– 6 ali tiap hari. Feses disertai lendir/darah. Demam terjadi sejak 3
hari sebelum demam dan naik turun. Klien sudah dibawa ke Dokter puskesmas tapi tkdak sembuh.
2.3
Riwayat kesehatan
keluarga
Dalam
keluarga klien tidak ada yang menderita
seperti dialami klien seperti ini, riwayat hipertensi dalam keluarga tidak
diketahui secara jelas karena orang tua klien meninggal pada usia yang sangat
tua > 100 tahun, riwayat kencing manis (+), menurut.
Genogram
tidak terkaji karena klien menderita afasia.
Keterangan :
:
Laki-laki
:
Perempuan
:
Tinggal serumah
: klien yang sakit
:
meninggal
3.
Observasi dan
pemeriksaan fisik
3.1.
Keadaan umum klien : klien tampak lemah, gelisah, cenderung
untuk tidur. GCS : 456
3.2. Tanda-tanda vital
:
- suhu
: 37,8 C per axilla
- Nadi : 96 x/mnt teratur, kuat
- Tensi
: 130/90x/mnt dilengan kiri, posisi tidur
- RR : 24 x/mnt teratur
- GCS
: 456
3.3. Body of sistem
a.
Pernafasan
(B1 : Breathing )
Hidung
: kebersihan cukup, , tidak ada polip
Dada
: bentuk simetris kanan kiri, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan,
terdapat ronchi di seluruh lapangan paru, batuk produktif, irama pernafasan teratur, nafas dangkal.
Inspeksi :
pada inspirasi dan ekspirasi tampak normal Pernafasan agak terganggu karena
terpasangnya trakeotomi, Frekuensi 24 x/menit, Irama teratur, gerakan cuping
hidung (-), terdengar suara nafas tambahan ronkhi, whizziing (-) bentuk dada
simetris, batuk-batuk kadang-kadang klien tidur dengan posisi terlentang atau
tidur dengan bantal ditinggikan lebih banyak.
Palpasi :
pergerakkan asimetris kiri dan kanan, fremitus raba sama pada kiri dan kanan
dinding dada ,
Perkusi :
adanya suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas paru dan hepar,
Auskultasi
terdengar adanya suara vesikuler dikedua lapisan paru, suara ronkhi (-) dan
whizing tidak ada.
b. Cardiovascular (B2 : Bleeding )
Inspeksi :
Bentuk dada simetris kanan kiri, denyut
jantung pada ictus cordis 1 cm lateral medial (5). Pulsasi jantung tampak
Palpasi
frekuensi Nadi /HR : 96 X/menit lemah dan teratur, tekanan darah 130/90 mmHg,
Suhu 37’5 0C, perfusi dingin, berkeringat adanya peningkatan
Perkusi terdengar
suara pekak.
Auskultasi
Cor S1 S2 tunggal,S3 S4 tidak ada. irama reguler, ekstra
sistole/murmur
tidak ada.bendungan vena jugularis (-), tidak ada oedem.
c.
Persyarafan
(B3 : Brain )
Kesadaran
compos mentis, GCS : 4,5,6 kuantitatif.
Kepala
: bentuk oval, wajah tampak miring ke sisi kanan,
Mata
: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, gerakan bola
mata mampu mengikuti perintah, visus tidak terkaji karena klien biasa
menggunakan alat bantu kaca mata.
Pendengaran
: fungsi agak menurun.
Mulut
: terdapat kesulitan menelan, mulut kebersihan kurang, terdapat penumpukan
ludah dan lendir, bibir tampak kering, terdapat afasia.
Leher
: tampak pada daerah leher tidak terdapat pembesaran pada leher, tidak tampak
pembesaran vena jugularis, tidak terdapat kaku kuduk.
Persepsi
sensoris ( pengecapan tidak terkaji karena, perabaan dingin panas tidak ada
kelainan pada ekstremitas kanan ).
d.
Perkemihan
– Eliminasi urine ( B4 : bladder )
Inspeksi
:Jumlah urine 200 ml/ 8 jam, warna urine kuning.gangguan perkemihan tidak ada.
Pemeriksaan genetalia eksternal tidak ada infeksi, jamur, ulkus, lesi dan
keganasan
Palpasi :
tidak ada pembesaran kelenjar inguinalis, nyeri tekan.tidak ada,
Perkusi ;
tidak ada nyeri pada perkusi daerah ginjal
e.
Pencernaan
– eliminasi alvi ( B5 : Bowel )
Inspeksi : mulut
dan tenggorokan tampak kering, Abdomen normal tidak ada kelainan, keluhan
nyeri, gangguan pencernaan ada, ,
kembung kadang-kadang, terdapat
diare, klien buang air besar 10 X/hari.
palpasi :
hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, anoreksia (+),tidak ada nyeri tekan
perkusi :
suara tympani (+) pada abdomen, kembung ada suara pekak pada daerah hepar,
auskultasi :
Peristaltik lebih cepat
konsumsi
makan hanya setengah porsi, makan 3x/hari, jenis nasi, sayur, lauk, kebiasaan
makan pagi, siang, malam.
Abdomen
: tidak terdapat acites, turgor menurun, peristaltik usus normal, bising usus
positif, tidak ada scibala.
Rectum
: Rectal to see negatif.
f.
Tulang
– otot – integumen ( B6 : bone )
Kemampuan
pergerakan sendi : klien mengeluh kesakitan pada kaki kiri saat dilatih gerak
pasif. Kaki kiri droop foot, terdapat kelemahan otot pada ektremitas atas dan
bawah sebelah kiri.kekuatan otot..
Kulit
: Warna kulit kuning langsat, tidak terdapat luka dekubitus. Turgor menurun,
akral kulit hangat.
Pola aktivitas sehari-hari
(1) Pola Persepsi Dan
Tata Laksana Hidup Sehatan
Saat sehat :
klien tidak mempunyai kebiasaan merokok , klien juga tidak pernah mempunyai
riwayat peminum alkohol tetapi klien termasuk seorang pekerja keras klien
mempunyai kesibukan yang tinggi sebagai seorang supir untuk olah raga sangat
jarang dilakukan
Pada saat sakit
: klien tidak pernah tidak bisa melakukan
seperti yang dilakukannya sebelumnya baik beraktivitas seperti biasanya akibat
diare yang dialaminya
(2) Pola Nutrisi dan
Metabolisme
Saat sehat :
klien mekan teratur 3 x sehari, klien minum perhari sebanyak 1,5 liter air dan
terbiasa minum susu, tidak ada kesulitan menelan, klien tidak pernah diet
khusus , BB 45 kg postur tubuh kurus ddengan tinggi badan 167 cm
Saat sakit :
klien intake masukan makanannya cukup baik teratur
(3) Pola Eliminasi
Saat sehat :
klien BAB dengan jumlah feses normal, warna feses kuning dan berbau khas,
pasien BAK dengan Jumlah urine 400 ml / 8 jam, warna urine kuning muda dengan
kejernihan : Jenih. Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang
air besar 1 X/hari.
Saat sakit :
klien BAB sangat sering dengan konsistensi cair dengan jumlah sedikit-sedikit
berbau kadang-kadang disertai lendir, selama masuk klien sering kali BAB. BAB
pola sangat sering dan ketergantungan dan kekterbatasan tidak mampu BAB/BAK
sendiri dan ketergantungan dibantu.
(4) Pola tidur.dan
Istirahat
Saat sehat :
Klien mempunyai kebiasaan sehari-hari klien lebih banyak istirahat selama 6 jam
mulai jam 21.00 – 07.00 pagi, klien
mengatakan kalau sudah bangun sulit untuk bisa tidur lagi dan biasanya sering
bangun terlalu awal. Pasien terbiasa tidur dengan suasana tenang.
Saat sakit :
klien tampak gelisah pada awal masuk klien tidak dapat tidur sama sekali
aktivitas ditempak tidur
(5) Pola Aktivitas dan
latihan
Saat sehat : Untuk aktivitas sehari-hari klien mengatakan lebih
banyak dilakukan ditempat kerjanya sebagai seorang supir dan kalau tidak
berkerja dirumahnya dan pada waktu untuk
membaca koran atau majalah
Saat sakit : Untuk
aktivitas dan latihan klien dibantu karena ganguan alat gerak ekstrimitas atas
dan bawah bagian kiri kecendrungan lebih kepada latihan gerak terbatas/pasif
dibantu mengerakkan tangan dan kakinya sebatasnya ditempat tidur
Aktivitas di RS lebih banyak istirahat di Tempat
Tidur dan aktivitas terbatas di Tempat Tidur.
(6) Pola Hubungan dan
Peran
Saat sehat dan sakit :
Hubungan klien dengan orang lain dan keluarga baik, sebagai kepala keluarga
klien termasuk orang yang kooperatif dengan sesamanya, selama sakit klien tidak
bisa menjalankan peran sepertinya biasanya.
(7) Pola Sensori dan
Kognitif
Saat sehat
Klien mampu melihat dan mendengar serta meraba dengan baik, klien tidak
mengalami disorientasi.reflek (+)
Saat sakit :
proses melihat, mendengar, mencium dan meraba cukup baik, berfikir lancar, isi
pikiran dapat dimengerti namun daya ingatnya sedang,klien mengerti akan pertayaan yang diberikan
(8) Pola Persepsi Dan
Konsep Diri
Saat sehat :
selama sehat klien biasanya sering
ditegur melakukan kebiasaan jelek seperti berkerja terlalu keras oleh istrinya.
Klien mengatakan juga sangat senang ngobrol dan berkumpul dengan keluarga
maupun teman-temannya
Saat sakit :
selama perawatan, menyebabkan klien tampak mengalami kecemasan dan gangguan
peran pada keluarga (self esteem).akibat ketergantungan Selain itu klien
mengalami cemas karena Kurangnya keadaan
penyakitnya terutama buang air beasar yang sangat sering dan tujuan
tindakan yang diprogramkan. Tampak tidak ada kontak mata yang jarang dilakukan.
(9) Pola Seksual dan
Reproduksi
Pasien
sudah menikah dengan satu orang istri dan klien mempunyai 7 (tiga) orang anak,
1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dan selama sakit klien tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksualnya bersama istrinya
(10) Pola
mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping
Objektif
:
Tampak
klien bersemangat mengatakan keluhan yang dalam dan mengangguk-aguk pada saat
dijelaskan.tentang penyakitnya
(11) Pola Tata Nilai dan
Kepercayaan
Adanya
perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta penyakit paru ini
tidak menghambat klien dalam melaksanakan ibadah walaupun tetap merubah pola ibadah yang biasanya klien lakukan
seperti biasanya.
Personal Higiene
Kebiasaan
di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 3 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu.
Ketergantungan
Karena
penyakit yang dideritanya sehingga klien mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain terutama keluarganya
Aspek Psikologis
Klien
terkesan cemas akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress tampak pada
saat klien sering bertanya dalam bentuk tulisan, dan menunjuk-nunjuk daerah
luka bekass Post trepanasi
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan
dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
biasa sangat baik dan akrab.
Aspek Spiritual
Klien
dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan setiap
saat. Klien sangat aktif menjalankan Sholat dan aktif mengikuti kegiatan agama
yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh
masyarakat setempat.
Saat
ini klien tidak merasa terganggu pemenuhan kebutuhan spiritualnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal
15 agustus 2002
Darah
lengkap
|
Hasil
|
Nilai
normal
|
Haemoglobin
|
12,3
|
L: 13,5–18,00 P :
13,5-16,0 g/dl
|
Leukosit
|
19,8 x 10 3
|
4000-11.000 /cmm
|
Tregliserida
|
|
< 200 mg/dl
|
HDL
|
|
L : 30 – 70 mg/dl
P : 35 – 85 mg/dl
|
LDL Cholesterol
|
|
< 130 mg/dl
|
Trombosit
|
442
|
150.000-450.000 cmm
|
PCV
|
0,38
|
|
LED
|
45 mm/jam
|
L < 15
P < 20
|
PPT
|
|
Selisih 2 detik dan
control
|
A.P.P.T/K.P.P.T
|
|
Selisih 7 detik dan
control
|
SGOT (AST)
|
42
|
L :< 37 P : < 31
U/L (opt 370C)
|
SGPT (AST)
|
25
|
L : <40 P : 31 U/L
(opt 370C)
|
Urea nitrogen (BUN)
|
5
|
5 – 23 mg/dl
|
Creatinin
|
0,82
|
L : 0,9-1,3 P : 0,6-1,1
mg /dl
|
Gula darah sewaktu/acak
|
222
|
|
Kalium
|
27
|
|
Natrium
|
134
|
|
Cl
|
|
|
Tanggal
19 agustus 2002
Darah
lengkap
|
Hasil
|
Nilai
normal
|
LED
|
102 mm/jam
|
L < 15
P < 20
|
Gula darah sewaktu/acak
|
140
|
70 -110
|
Kalium
|
3,3
|
|
Natrium
|
137
|
|
Cl
|
|
|
Tanggal
20 agustus 2002
Analisis
Chem
|
Hasil
|
Nilai
normal
|
SG
|
1,005
|
|
PH
|
7,0
|
|
Leu
|
-
|
|
Nit
|
-
|
|
Prot
|
-
|
|
Glu
|
Normal
|
|
Ket
|
-
|
|
Ubg
|
Normal
|
|
Bil
|
-
|
|
Ery
|
-
|
|
SGOT (AST)
|
25
|
L :< 37 P : < 31
U/L (opt 370C)
|
SGPT (AST)
|
12
|
L : <40 P : 31 U/L
(opt 370C)
|
Albumin
|
2,3
|
3,2-4,5
|
Globulin
|
3,1
|
|
Protein total
|
5,4
|
6,3-6,8
|
Warna
|
Kuning muda, jernih
|
|
g.
Terapi
IVFD
NACL 20 tts/mnt/24 jam
Cefotaxime
3 x 1 gram IV
Diet
H 2000 Kal
Actrapid
Manienten 3 x 4 U SC
Metronidazole
3 x 500
ANALISA DATA
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
DS : klien mengatakan mencret 5-7
kali sehari, lendir (+) darah (-)
DO :
§
Tanda-tanda vital
dalam batas normal
§
Kulit pucat, Mulut
kering
§
Tanda-tanda
dehidrasi (+), turgor kulit tidak elastis, membran mukosa basah, haluaran
urine terkontrol, mata tidak cowong dan.
§
Bising usus meningkat
§
Konsistensi BAB
liat/lembek dan frekuensi > 6 -10
kali dalam sehari
§
Pemeriksaan
laboratorium serum elektrolit BJ urine >1,008-1,010; BUN dalam batas
normal.
§
BGA dalam batas
tidak normal
|
GE
ò
Keluaran
cairan & elektrolit >>
ò
Penurunan
cairan intravaskular
ò
Penurunan
cairan interstitiel
ò
Penuruanan
volume cairan tubuh
|
Cairan
dan Elektrolit
|
DS :klien mengatakan mencret 5-7
kali sehari, lendir (-) darah (-)
klien mengatakan nafsu turun, hari
ini tidak makan
DO :
- Kulit pucat
- BB 13,3 kg (BB sebelumnya tidak
diketahui)
- Bising usus meningkat
|
GE
ò
Diare
ò
Intake
zat nutrisi <<
Pemecahan
cadangan zat makanan tubuh
ò
Kelemahan
ò
Penurunan
BB
|
Nutrisi
|
DS : Klien mengatakan keadaan sangat
tidak nyaman
DO :
A
Melaporkan adanya
kram abdomen.
A
Tampak klien
memegang perutnya
|
GE
ò
Diare
ò
respon
radang
ò
nyeri
ò
rasa
tidak nyaman
|
Gangguan
rasa nyaman
|
DS : Klien mengatakan daerah anus
agak terasa nyeri
DO :
Integritas
kulit daerah pantat dan anus agak merah
Iritasi
tampak terjadi
Kulit tampak
hiperemia,atau iscemia
Kebersihan
peranal tidak terjaga dan tidak bersih
|
GE
ò
Pengeluaran
Elektrolit ä
ò
peningkatan
iritasi akibat keasaman elektrolit
ò
Resiko
Injuri
|
Risiko injuri kulit (area
perianal)
|
Diagnosa Keperawatan
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare./GE
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare
- Perubahan kenyamanan berhubungan dengan kram abdomen, diare dan muntah sekunder akibat dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik.
- Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare
ASUHAN KEPERAWATAN
NO.
|
DX PERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
IMPLEMEMTASI
|
EVALUASI
|
1.
|
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare./GE |
Tujuan
: Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal.
Kriteria
:
§ Tanda-tanda vital dalam batas normal
§ Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis,
membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan
ubun-ubun besar tidak cekung.
§ Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali
dalam sehari
§ Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ
urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.
§ BGA dalam batas normal
|
Pantau tanda dan gejala kekurangan
cairan (dehidrasi)
Timbang BB setiap hari
Penatalaksanaan rehidrasi :
v Anjurkan klien untuk minum yang banyak (LGG,
oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
v Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai
dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta).
.
Kokolaborasi :
v Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta
BUN)
v Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan
antibiotik)
1.
Tingkatkan level
aktifitas sesuai dengan status klinik.
|
R/
Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan
pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera
untuk memperbaiki defisit.
Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan,
yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan.
Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak
adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
.R/
Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
R/
Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan
gelombang udara dan mengurangi distensi.
R/
Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line
sebai pengganti cairan yang telah hilang
R/
Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN
untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan
sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik
berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteri
berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
|
memantau tanda dan gejala kekurangan
cairan (dehidrasi)
dengan :
·
Observasi
tanda-tanda vital
TD : -
RR : 24 X/mnt
S : 37,5 Nadi : 96X/mn
Input : 100 cc
Output : + 850 cc
Infus terpasang
·
menilai
kesadaran & GCS klien
·
menanyakan
berapakali klien BAB/BAK
·
bagaimana
inake makanan klien setiap hari
Timbang BB setiap hari
·
Untuk
kegiatan ini tidak dapat dilakukan karena ketidakmampuan klien beraktivitas
Penatalaksanaan rehidrasi :
v menganjurkan klien untuk minum yang banyak (LGG,
oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
v Memantau cairan yang yang klien minum maupun
memberikan minum pada klien
v Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai
dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta).
Memasang infus RL /Nacl 20tts /mnt
.
Koberkolaborasi :
v Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta
BUN)
v Memberikan Obat-obatan (antisekresi,
antispasmolitik dan antibiotik) seperti :
|
|
2.
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare |
Tujuan
: Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3 hari perawatan
Kriteria
:
§ Nafsu makan baik
§ Makanan yang diberikan habis dimakan
§ BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh
§ Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)
.
|
Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet
(makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)
Timbang BB setiap hari
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama
waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.
Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya
makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.
.
Kolaborasi :
Dietetik
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi
makan susu/cair dan padat
Rehidrasi parenteral (IV line)
|
R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi
saluran usus.
R/ Perubahan berat badan yang menurun
menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.
R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi
releks dan menyenangkan.
R/ Makanan sebagai bahan yang
dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan
daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat
membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan
kondisi kesehatan.
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi
ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian
cairan cepat melalui IV line sebagai pengganti cairan yang telah hilang.
|
Mengkaji tanda – tanda dan
ekspresi verbal dari kecemasan
Menyiapkan
lingkungan yang mendiskusikan
dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak
dan air panas atau dingin) :
·
Menjelaskan
kepada klien tentang peyakitnya dan pantangan yang harus dihindarinya
menciptakan lingkungan yang menyenangkan selama
waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan. :
·
membantu
klien makan dengan cara memenuhi segala kebutuhan klien
mendiiskusikan dan menjelaskan tentang
pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan
tubuh.
.
Kolaborasi :
Diabetik
·
Memberikan
obat actrapid 8 u/ml 3 x sehari
Rehidrasi
parenteral (IV line)
Menganti
cairan parenteral yang habis dan memasangnya kembali
|
|
3.
|
Perubahan kenyamanan berhubungan dengan kram
abdomen, diare dan muntah sekunder akibat dilatasi vaskuler dan
hiperperistaltik.
|
Tujuan : Klien merasa nyaman.
Kriteria hasil
: Klien akan :
Melaporkan penurunan kram abdomen.
Menyebutkan makanan yang harus dihindari.
|
1.
Dorong
klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dnegan bantalan penghangat di
atas abdomen.
2.
Singkirkan
pemadangan yang tidak menyenangkan dan bau yang tidak sedap dari lingkungan
klien.
3.
Dorong
masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih (misal; teh encer, air jahe, agar-agar,
air) 30 sampai 60 ml tiap 1/2 sampai 1 jam.
4.
Instruksikan
klien untuk menghindari hal ini :
a.
Cairan
yang panas dan dingin.
b.
Maknan
yang mengandung lemak dan serat (misal ; susu, buah)
c.
Kafein.
5.
Lindungi
area perianal dari iritasi.
|
R/
Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot GI dan mengurangi kram
R/ Pemandangan yang tidak menyenangkan atau bau
tak sedap merangsang pusat muntah.
R/ Cairan dalam jumlah yang kecil cairan tidak
akan mendesak area gastrik dan dengan demikian tidak memperberat gejala.
R/
cairan yang dingin merangsang kram ; cairan panas menrangsang peristaltik ;
Lemak juga meningkatkan peristaltik dan kafein meningkatkan motilitas usus
R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat mengiritasi
kulit perianal.
|
1.
medorong
klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dnegan bantalan penghangat di
atas abdomen.
·
memberikan
bantal air hangat diatas perut klien
2.
menyingkirkan
pemadangan yang tidak menyenangkan dan bau yang tidak sedap dari lingkungan
klien.
·
membantu
klien dan keluarganya dalam memberikan pemenuhan personal hygiene klien
3.
medorong
masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih (misal; teh encer, air jahe, agar-agar,
air) 30 sampai 60 ml tiap 1/2 sampai 1 jam.
·
membantu
memberikan minuman kepada klien
4.
menInstruksikan
klien untuk menghindari hal ini :
d.
Cairan
yang panas dan dingin.
e.
Makanan
yang mengandung lemak dan serat (misal ; susu, buah)
f.
Kafein.
5.
melindungi
area perianal dari iritasi.:
·
membersihkan
setiap kali klien BAB
·
memberisihkan
tempat tidur klien apabila tidak rapi dan tidakkencang
|
|
4.
|
Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare |
Tujuan
: Injuri kulit tidak terjadi
Kriteria
:
1.
Integritas
kulit utuh
2.
Iritasi
tidak terjadi
3.
Kulittidak
hiperemia,atau iscemia
4.
Kebersihan
peranal terjaga dan tetap bersih
5.
Keluarga
dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal dengan baik dan
benar
|
1.
Diskusikan
dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .
.
2.
Libatkan
dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau
kencing dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta alasnya.
3.
Menganjurkan
keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.
4.
Lindungi
area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.
5.
Atur
posisi klien selang 2-3 jam.
|
R/
Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguat melalui metode
diskusi dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran
partisipasi dalam peningkatan kesehatan
R/
Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan
untuk mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.
R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan
faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu pengertian akan mendorong
keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.
R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat
dikurangi dengan menjaga kebersihan dan pemberian lotion dari iritasi.
R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada
proses vaskularisasi lancar dan mengurangi penekanan yang lama, sehingga
mencegah ischemia dan iritasi.
|
1.
mediskusikan
dan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .
·
memberihkan
tempat tidur klien setiap pagi
2.
melibatkan
dan mendemonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau
kencing dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta
alasnya.kepada keluarga klien
3.
Menganjurkan
keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.
·
membantu
klien dalam berpekaian
4.
Lindungi
area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.
·
mengosok
lotion didaerah kulit yang tertekan dan rtanda-tanda iritasi
5.
mengatur
dan membantu klien berubah posisi klien selang 2-3 jam
|
|
TANGGAL
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
|
Kamis, 22 aguatus 2002
Jam 08.30 wib
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare./GE.
22 agustus 2002
Kamis , jam 09.00 wib
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare
22 agustus 2002
kamis, jam 09.00 wib
Perubahan kenyamanan berhubungan dengan kram
abdomen, diare dan muntah sekunder akibat dilatasi vaskuler dan
hiperperistaltik
21agustus 2002
Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan
dengan peningkatan frekuensi diare
|
Data
subyektif :
klien
mengatakan mencret 5-7 kali sehari, lendir (+) darah (-)
Data
Obyektif :
§
Tanda-tanda
vital masih belum dalam batas normal secara keseluruhan TD : 130/90 mmHg,
§
Kulit
pucat, Mulut kering
§
Tanda-tanda
dehidrasi (-), turgor kulit mulai elastis, membran mukosa basah, haluaran
urine terkontrol, mata tidak cowong dan.
§
Bising
usus menurun kearah normal
§
Konsistensi
BAB liat/lembek dan frekuensi > 4-5
kali dalam sehari
§
Pemeriksaan
laboratorium serum elektrolit BJ urine >1,008-1,010; BUN dalam batas
normal.
§
BGA
dalam batas normal
A : Masalah
teratasi sebagian
P : teruskan
rencana
I :
Data Subyektif
klien
mengatakan mencret agak berkurang frekuensinya dan agak kental sehari, lendir
(-) darah (-)
klien
mengatakan nafsu turun mulai membaik, hari ini klien makan -.
Data
Obyektif
- Kulit
memerah
- Bising
usus menurun
A : masalah
teratasi sebagian
P : rencana
diteruskan
Data
Subyektif :
Klien
mengatakan keadaan sudah agak nyaman
Data
obyektif :
·
Melaporkan
adanya abdomen.agak terasa nyaman
·
Tampak
klien memegang perutnya
A : masalah
teratasi sebagian
P : rencana
diteruskan
Data
Subjektif :
: Klien
mengatakan daerah anus sudah tidak terasa nyeri
Data
Objektif :
Integritas
kulit daerah pantat dan anus agak tidak tampak memerah
Iritasi
tidak tampak terjadi
Kulit tampak
tidak hiperemia,atau iscemia
Kebersihan
peranal tetap terjaga dan tidak bersih
A :
masalah teratasi sebagian
P : rencana
diteruskan
|
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
L.J., (1999). Rencana Asuhan &
Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC
(2000). Diagnosa
Keperawatan. Ed. 8. Jakarata : EGC
Makalah
Kuliah . Tidak diterbitkan.
Mansjoer,
Arif., et all. (1999). Kapita Selekta
Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Pitono
Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi
Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlangga.
Price,
Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi.
Ed. I. Jakarata : EGC.
Penulis,
Subhan
010030170 B
ConversionConversion EmoticonEmoticon