Tumor Paru
A. Definisi
Sebagian besar
tumor paru primer merupakan karsinoma bronkhus (John E. Stark, 1990).
B. Gejala fisik
-
Hemopthisis.
-
Batuk.
-
Nyeri dada.
-
Sesak nafas, hal ini
diakibatkan pembesaran tumor dan akibat kolapsnya paru.
-
Mengi/ stridor, suara ini timbul
akibat obstruksi trakhea atau bronchus.
-
Serak, hal ini terjadi akibat
terserangnya nervus laringeus recurents kiri.
-
Pneumonia Recurents.
-
Dysfagia, hal ini mungkin
terjadi akibat penyebaran tumor melalui pembuluh getah bening ke daerah
mediatinum atau ke oesofagus.
-
Obstruksi vena cava superior.
-
Gejala sistemik: seperti berat
badan turun, tak nafsu makan, yang merupakan gejala awal pada 50% penderita
kanker paru.
-
Gejala metastasis, tersering
mengenai organ otak, hati, tulang dan kelenjar adrenal.
-
Efek non metastasis: seperti
neuropati perifer, dermatomiositis atau sindroma yang gejalanya seperti sekresi
hormon (misalnya ADH, ACTH, PTH).
Kelompok resiko
tinggi:
-
Perokok.
-
Pekerja pada pabrik asbes.
-
Riwayat menderita fibrosis paru
kronis yang diffus.
C. Pemeriksaan penunjang
a.
Foto Thorax:
Suatu diafragma yang meninggi mungkin
menunjukkan suatu tumor yang mengenai syaraf frenikus. Pembesaran bayangan
jantung mungkin menunjukkan efusi pericardial yang ganas. Perhatian kebanyakan
tumor perifer tidak dapat dilihat pada rontgen dada sampai ukurannya lebih
besar dari 1 cm.
b.
Sitologi sputum:
Pada pemeriksaan sitologi sputum dapat
membantu menegakkan kasus hingga 70%. Sputum untuk sampel sitologi sebaiknya
diterima oleh laboratorium dalam 2 jam setelah ekspectorasi/ pengeluaran.
Sampel dinihari tidak diperlukan.
c.
Bronchoscopy:
Pada biopsi digunakan untuk mengetahui tipe
sel tumor.
d.
Aspirasi pleura dan biopsi:
Aspirasi merupakan tindakan yang harus
dilakukan jika pasien dengan tumor paru mempunyai effusi pleura. Effusi tak selalu
akibat dari penyebaran tumor ke pleura,
tetapi mungkin akibat dari reaksi pneumonia pada tumor atau obstruksi
limfatik.
e.
Biopsi jarum percutan:
Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosis
tumor perifer yang sulit dibiopsi denag tehnik transbronchial.
f.
Biopsi dugaan metastasis:
Kelenjar getah bening perifer dapat
diaspirasi dengan menggunakan jarum halus dan bahannya diperiksa secara
sitologis.
g.
Mediatinoscopy:
Tehnik ini digunakan untuk mengambil sampel
kelenjar limfa mediatinum yang mengalami pembesaran, hal ini dilakukan jika
tidak nampak tumor pulmonal.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pada tumor paru tergantung pada tipe sel tumor.
1.
Reseksi bedah.
2.
Terapi paliatif.
E.
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
Pengkajian
difokuskan pada sistem yang terganggu.
a.
Distress pernafasan
Bisa didapatkan adanya henti nafas,
tachypneu, bradypneu, retraksi dinding dada, penggunaan otot-otot bantu
pernafasan, menurunnya pergerakkan dinding dada, peningkatan usaha untuk
bernafas. Suara nafas yang mungkin
didapatkan antara lain crackless, ronchi, wheezing, stridor, penurunan
suara nafas. Sekret bisa mengalami meningkat, purulent.
b.
Kesadaran
Kebingungan, cemas, kurang istirahat.
c.
Cardiocvaskuler dan sirkulasi
Pucat, cyanosis, diaphoresis, hipotensi,
bradycardi, tachycardi, arrytmia pada atrial maupun ventrikular, penurunan
cardiac out put, shock.
d.
Pemeriksaan penunjang
Analisa gas darah (didapatkan hypoksemia,
acidosis, peningkatan atau penurunan CO2). Fungsi pernafasan
(penurunan VC, peningkatan volume tidal). ECG (mungkin ditunjukkan adanya
arrytmia).
2.
Diagnosa keperawatan
a.
Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
b.
Ketidakefektifan pembersihan
jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
c.
Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan hipoksia kronik pada jaringan paru.
d.
Kecemasan berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk bernafas.
3.
Rencana tindakan keperawatan
a.
DP I
Tujuan:
Pasien
menunjukkan kemampuan untuk bernafas secara efektif.
Rencana tindakan:
-
Jelaskan pada klien tentang
pentingnya beristirahat dengan posisi setengah duduk.
R/ Posisi semi fowler meningkatkan
kapasitas paru dengan adanya gaya gravitasi yang menarik diafragma ke arah
bawah.
-
Kaji suara nafas.
R/ Stridor menunjukkan adanya penyumbatan
pada daerah pernafasan terutama trakhea.
-
Kaji tekanan darah, nadi,
kesadaran dan respon klien.
R/ Penurunan respon klien dan kesadaran menggambarkan adanya
penurunan suplai O2 pada daerah otak.
-
Kolaborasi dalam pemasangan ET
Tube, pemberian oksigen.
R/ ET tube membantu klien dalam menciptakan
jalan nafas, suplai oksigen yang adequat membantu proses metabolisme dalam
tubuh.
-
Observasi kemampuan klien dalam
bernafas, irama, kedalaman dan frekwensi.
R/ Perubahan irama, kedalaman dan frekwensi
nafas merupakan hal yang perlu diwaspadai untuk melakukan tindakan selanjutnya.
b.
DP II
Tujuan:
Klien mampu
mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Rencana tindakan:
-
Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan sekret.
R/ Pengetahuan keluarga dan klien tentang cara-cara mengeluarkan
sekret memungkinkan klien kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
-
Anjurkan klien untuk banyak
minum air yang hangat.
R/ Pengenceran sekret mempermudah pengeluaran sekret pada jalan
nafas.
-
Ajarkan pada klien tentang
tehnik batuk efektif.
R/ Batuk efektif dengan tehnik yang benar membantu mengeluarkan
sekret secara adequat.
-
Kolaborasi dalam pemberian
obat-obat seperti mukolitik agent.
R/ Sekret yang
encer akan lebih mudah untuk dikeluarkan.
-
Observasi suara nafas.
R/ Crackless
menunjukkan adanya penumpukkan di jalan nafas.
c.
DP III
Tujuan:
Klien menunjukkan peningkatan kemampuan
pertukaran gas dengan parameter hasil pemeriksaan gas darah dalam batas normal.
Rencana tindakan:
-
Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang pentingnya pemeriksaan gas darah.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan
klien kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
-
Anjurkan pada klien untuk
mengurangi aktivitas.
R/ Kebutuhan
oksigen dapat dikurangi dengan penurunan metabolisme tubuh.
-
Kolaborasi dalam pemberian
oksigen dan pemeriksaan analisa gas darah.
R/ Pemberian
oksigen mengurangi usaha pernafasan yang tidak efektif.
-
Observasi tanda-tanda vital,
tingkat kesadaran.
R/ Perubahan kesadaran menunjukkan penurunan suplai oksigen ke
jaringan otak.
d.
DP IV
Tujuan:
Klien menunjukkan penurunan kecemasan.
Rencana tindakan:
-
Jelaskan pada klien tentang
beberapa hal yang dapat dilakukan untum mengurangi kecemasan.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien kooperatif terhadap
tindakan perawatan.
-
Anjurkan pada klien untuk nafas
panjang.
R/ Pengendoran otot menciptakan relaksasi sehingga dapat menurunkan
tingkat kecemasan.
-
Observasi tingkat kecemasan
klien.
R/ Deteksi dini terhadap perkembangan klien dan penentuan tindakan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bailon S. & Maglaya, 1978, Family Health Nursing,
Quenson City, SG Bailon Maglaya, Up College Nursing.
Kozier, Barbara, et. Al, 1995, Gfundamentals of Nursing: Concepts,
Process And Practice, California, Addison Wesley.
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN
TUMOR
MEDIASTINUM DAN EFFUSI PLEURA
DI
RUANG RAWAT INAP PARU
RUMAH
SAKIT UMUM Dr. SOETOMO
SURABAYA
Tempat/ tanggal pengkajian: Ruang rawat inap paru laki/ senin, 1
Oktober 2001.
I.
Biodata
a.
Identitas klien:
1.
Nama : Tn. N
2.
Usia : 38 th
3.
Jenis kelamin : Laki-laki
4.
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
5.
Agama : Islam
6.
Status marital : Menikah
7.
Pendidikan/ pekerjaan : SLTP/ Swasta
8.
Bahasa yang di gunakan : Jawa/ Indonesia
9.
alamat : Ds. Kendo Sidoarjo
b.
Penanggung jawab klien
1.
Nama : Ny. I
2.
Hubungan dengan klien : Istri
3.
Umur : 35 th
4.
Pendidikan/ pekerjaan : SD/ -
5.
Alamat : Ds. Kendo Sidoarjo
II.
Alasan masuk rumah sakit
a.
Alasan di rawat:
Sesak dada,
yang semakin menghebat 2 hari sebelum
masuk rumah sakit yaitu pada tgl 25-10-2001 (klien MRS pada tgl 27-10-2001).
b.
Keluhan utama:
1.
Pada saat di kaji klien
mengungkapkan sesak pada saat beristirahat dan dada terasa nyeri pada saat
bernafas.
2.
Klien mengungkapkan dada terasa
berat dan sesak sekali.
3.
Klien mengatakan dada bagian
depan yang terasa berat dan sesak.
4.
Klien mengatakan rasa sesak
tidak hilang meskipun istirahat, rasa sesak selalu di rasakan oleh klien.
III.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sebelum sakit
ini
1.
Penyakit yang pernah di alami:
Sesak sejak + 2 th yang lalu.
2.
Penyebab penyakitnya : Merokok/ tumor paru.
3.
Pernah di rawat/ tempat : pernah di Ruang paru laki RSUD Dr.
Soetomo
4.
Tindakan yang dilakukan : CT Scan dan FNAB
5.
Lamanya di rawat : + 40 hari
6.
Riwayat alergi obat/ makanan : -
b.
Riwayat kesehatan sekarang
Menurut Ny. I
istri klien, klien mulai merasakan rasa sesak dan dadanya terasa berat sejak +
2 minggu yang lalu (sebelum MRS), dan keadaan itu semakin memburuk karena klien
mengatakan sesak yang di rasakan semakin hebat sejak 2 hari sebelum MRS
(25-10-2001), lalu oleh keluarga dibawa ke RSUD Dr. Soetomo (IRD) pada malam
hari sekitar pukul 23.00, lalu klien di sarankan untuk rawat inap di ruang
paru. Di ruangan klien di rawat oleh Dr. A.
c.
Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam
keluarga klien menurut Ny. I tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau
penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjal.
|
Keterangan:
|
: Perempuan
|
: Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah.
IV.
Pola aktivitas hidup
sehari-hari
Aktivitas
sehari-hari
|
Sebelum
MRS
|
Di
rumah sakit
|
A. Makan & minum
1.
Nutrisi
a.
Pola makan
b.
Makanan yang disukai
c.
Makanan pantangan
|
3 x sehari bebas.
Sayur dan buah.
-
|
3 x sehari menu sesuai diet.
Sayur dan buah
Rendah garam.
|
Aktivitas
sehari-hari
|
Sebelum
MRS
|
Di
rumah sakit
|
2.
Minum
a.
Jenis minuman
b.
Banyaknya/ 24 jam
c.
Minuman kesukaan
|
Air putih, the & kopi.
+ 8 gelas/ hari
teh & kopi.
|
Air putih
6 gelas/ 24 jam
air putih & kacang hijau
|
B.
Eliminasi BAB & BAK
1.
BAB
a.
Frekwensi
b.
Banyaknya
c.
Warnanya
d.
Kelainan dan bau
2.
BAK
a.
Frekwensi
b.
Banyaknya
c.
Warnanya
d.
Kelainan dan bau
3.
Keringat
a.
Banyaknya
b.
Kelainan & bau
|
1x/ 2 hari.
Cukupan
Kuning kecoklatan
Bau khas faeces
4x sehari
Cukupan
Kuning jernih
Khas urine
Banyak
-
|
1x/ 2 hari
Cukupan
Coklat
Bau khas faeces
6 kali perhari
Sedikit
Kuning
Khas urine
Banyak
-
|
C.
Istirahat tidur
1.
Istirahat
a.
Siang
2.
Tidur
a.
Siang
b.
Malam
c.
Kesulitan tidur
|
Pukul 14.00-15.00
Tidak pernah tidur siang
Pukul 24.00-05.30
Rasa sesak.
|
Klien bed rest
13.00-15.00
22.00-05.00
sesak
|
Aktivitas
sehari-hari
|
Sebelum
MRS
|
Di
rumah sakit
|
D. Aktivitas
1.
Pekerjaan yang dilakukan tiap
hari
2.
Pernah bekerja
3.
Sedang bekerja
4.
Sebagai
5.
Jumlah jam kerja dalam 24 jam
|
Selama menderita sakit pasien tidak
bekerja
Ya, Swasta.
-
pekerja.
10 jam
|
Klien bed rest dengan aktivitas yang
terbatas karena sesak yang di alami.
|
E.
Kebersihan diri
1.
Mandi
2.
Gosok gigi
3.
Cuci rambut
4.
Potong kuku
5.
Hambatan untuk melakukan HP
|
2x/ hari
2x/ hari
3x/ seminggu
Kalau panjang
Sesak
|
Seluruh
kebutuhan HP terpenuhi dengan bantuan dari petugas.
Rasa sesak yang di alaminya
|
F.
Rekreasi
1.
Mendengarkan radio
2.
Menonton TV
3.
Olah raga
4.
Ke tempat hiburan
|
Jarang
Setiap sore bila senggang
Tidak pernah
-
|
Tidak pernah
Tidak
Tidak pernah
-
|
V.
Psikososial
a.
Psikososial
Klien dan
istrinya mengatakan tidak mengetahui penyebab dari penyakit yang dialami oleh
Tn. N. wajah Tn. N tampak loyo. Klien jarang berkomunikasi dengan teman
sebangsal.
b.
Spiritual
Klien mengatakan
di rumah melaksanakan sholat 5 waktu tetapi di rumah sakit tidak dilakukannya
karena sesak.
VI.
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan Umum
KU lemah,
memakai infus RL di tangan kiri 7 tts/mnt, klien menggunakan otot bantu nafas
saat respirasi. Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, nadi 100 x/mnt, respirasi 36
x/mnt, cepat dan dangkal, tensi 100/60 mmHg.
b.
Head to toe
1.
Kepala dan rambut:
Kepala simetris,
rambut agak berombak, banyak yang rontok.
2.
Penglihatan :
Sklera putih,
konjungitva merah muda, pupil isokor, reflek cahaya +/+, strabismus (-), tidak
memakai kaca mata/ kontak lens.
3.
Hidung:
Bentuk normal,
tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, polip (-).
4.
Telinga:
Klien masih
mampu mendengarkan dengan baik, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran,
tidak ada perdarahan atau peradangan.
5.
Mulut dan gigi:
Tidak ada
perdarahan maupun peradangan pada cavum oris, tidak ada stomatitis, ada caries
gigi. Tidak ada bengkak atau kemerahan pada faring.
6.
Leher:
Terdapat
bendungan vena jugularis (peningkatan JPP), tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada nyeri telan.
7.
Thorax/ fungsi pernafasan:
Pada inspeksi
pengembangan dada simetris, pergerakan dada sedikit mengembang, pada perkusi
terdengar suara redup, pada auskultasi suara nafas dada anterior menghilang.
8.
Abdomen:
Terdapat
pembesaran hepar, acites (+), bising usus (+) lemah.
9.
Ektrimitas:
Oedema pada
keseluruhan ekstrimitas, klien mampu menggerakkan seluruh ekstrimitas dengan
baik.
10.
Integumen :
Wajah tampak
pucat, tidak ada lecet pada seluruh tubuh, terdapat luka tusukan iv cath pada
tangan kiri.
VII.Pemeriksaan
penunjang
-
Thorax foto: kesimpulan: curiga
tumor mediastinum kanan serta massa di hillus kiri.
-
CT Scan: kesimpulan: terdapat
tumor mediastinum.
-
Patologi anatomi: sampel cairan
pleura, hasil: nampak sel-sel ganas dalam sediaan tersebar sel-sel ganas.
-
Hasil Blood Gas tgl 30/9/01: pH
7,471; PCO2 29,2; PO2 62,6; HCO3 20,8, BE – 2,8, Kalium 3,0; Natrium 128; SaO2
93,6 klien memakai O2 4 lt/mnt.
-
Hasil pemeriksaan lab tgl
30/9/01:
Hb 13,9; Leko
18,1; Thrombo 392; PCV 0,40; BUN 27; serum Creatinin 1,06; Pleura glukosa 35
mg/dl; protein pleura 2,97 gr/dl.
ANALISA
DATA
NO
|
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
|
1.
|
S:
O:
|
Klien mengungkapkan sesak saat ber-nafas
dan dada terasa berat.
-
KU agak lemah.
-
Suara nafas menghilang pada
dada anterior.
-
Pada perkusi dada terdengar
redup.
-
Respirasi 36 x/mnt, cepat dan
dang-kal.
-
Hasil thorax foto: Tumor
mediasti-num.
|
Ketidakefektifan
pola nafas
|
Massa pada mediastinum
Menekan
rongga paru
Penurunan
ekspansi paru
Pengembangan
paru terbatas
Klien
sesak
|
2.
|
S:
O:
|
-
Klien mengungkapkan segala
ke- butuhan dibantu oleh petugas dan keluarga.
-
Klien mengungkapkan bila ber-
aktivitas rasa sesak bertambah, dada terasa berat.
-
Klien bed rest.
-
ADL dilakukan diatas tempat
tidur.
|
Intoleransi
aktivitas
|
Adanya penekanan pada bronchus oleh tumor
Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2
Klien sesak pada saat beraktivitas
|
3.
|
S:
O:
|
-
Klien mengungkapkan kakinya
bengkak.
-
Terdapat oedem anasarka.
-
Natrium 128, Kalium 3,0.
-
Intake cairan 6 gls/ 24 jam.
|
Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit (excess)
|
Penekanan pada vena cava oleh tumor
Pengembalian cairan ke jantung menurun
Retensi cairan oleh jaringan
Oedem
|
PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan penurunan ekspansi paru yang ditandai dengan klien
mengungkapkan sesak saat bernafas dan dada terasa berat, respirasi 36 x/mnt,
cepat dan dangkal.
2.
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit berhubungan dengan menurunnya venous return yang ditandai
dengan, klien mengungkapkan kakinya bengkak, terdapat oedem anasarka, natrium
128, Kalium 3,0.
3.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
yang ditandai dengan klien mengungkapkan segala kebutuhan dibantu oleh petugas
dan keluarga, klien mengungkapkan bila beraktivitas rasa sesak bertambah, dada
terasa berat, klien bed rest.
RENCANA
DAN PELAKSANAAN
TGL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1/10/01
|
Ketidakefektifan
pola na- fas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru yang ditandai dengan
klien mengungkapkan se-sak saat bernafas dan dada terasa berat, respira-si 36
x/mnt cepat dan dangkal.
|
Pola
nafas efktif setelah mendapat perawatan
2 x 24 jam dengan kriteria:
-
Klien mengungkapkan sesak
berkurang/ tidak sesak.
-
Respirasi dalam batas normal.
-
Tidak menggunakan otot bantu
pernafasan.
|
1.
Jelaskan pada klien tentang
pen-tingnya istirahat dengan posisi semi fowler.
2.
Bantu klien untuk mengambil
posisi setengah duduk.
3.
Kolaborasi dalam pemberian
oksigen.
4.
Observasi frekwensi, suara
nafas, TTV dan keluhan klien.
|
1.
Menjelaskan pada klien
bahwa posisi setengah duduk akan
mengurangi rasa sesak.
2.
Menata bantal tinggi agar
klien dapat tidur setengah duduk.
3.
Memberikan oksigen nasal 4 lt/mnt.
4.
Mengamati pola nafas klien,
menghitung frekwensi pernafas- an, mendengarkan suara nafas, mengukur tekanan
darah, menanyakan keluhan klien tentang rasa sesak.
|
Tanggal
5/10/01
Klien
pulang paksa, masalah keperawatan belum teratasi.
|
TGL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1/10/01
|
Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit (excess) berhubungan dengan menurunnya
venous return yang ditan-dai dengan klien meng-ungkapkan kakinya beng-kak,
terdapat oedem ana-sarka, natrium 128, Kalium 3,0.
|
Cairan
dan elektrolit seimbang setelah menda-pat perawatan 3 x 24 jam dengan
kriteria:
-
Klien mengungkapan bengkak
berkurang.
-
Oedem berkurang.
-
Natrium dan Kalium da-lam
batas normal.
|
1.
Jelaskan pada klien tentang
pen-tinnya pembatasan minum dan diet rendah garam
.
2.
Berikan diet TKTPRG.
3.
Kolaborasi dalam pemberian
diuretika: Furosemid.
4.
Observasi TTV, keluhan,
keadaan umum dan oedem.
|
1.
Menjelaskan pada klien dan
keluarga agar minum sesuai dengan instruksi dokter dan me-ngurangi makanan
yang asin.
2.
Menyajikan makanan dan meng-
anjurkan klien untuk menghabis kan makanan yang telah disedia-kan.
3.
Memberikan obat Furosemid 1
tablet pada pagi hari sesudah makan.
4.
Melihat penampilan umum
klien, mengukur tensi, nadi dan suhu, menanyakan keluhan klien.
|
Tanggal
5/10/01
Klien
pulang paksa, masalah keperawatan belum teratasi.
|
TGL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1/01/01
|
Intoleransi
aktivitas ber- hubungan dengan ke- tidakseimbangan antara suplai dan kebutuha
O2 yang ditandai dengan klien mengungkapkan se-gala kebutuhan dibantu oleh
petugas dan keluarga klien mengungkapkan bi-la beraktivitas rasa sesak
bertambah, dada terasa berat, klien bed rest.
|
Klien
mampu melakukan aktivitas secara bebas se-telah mendapat perawatan 3 x 24 jam
dengan kriteria:
-
Klien mengungkapkan sesak
berkurang saat melakukan aktivitas.
-
Klien mampu melaku-kan
aktivitas secara mandiri.
|
1.
Jelaskan pada klien tentang
pe-nyebab dari aktivitas yang ter-batas.
2.
Anjurkan pada klien untuk
me-lakukan aktivitas secara ber- tahap.
3.
Bantu klien dalam melakukan
aktivitas.
4.
Observasi TTV sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas.
|
1.
Menjelaskan pada klien pe-
ningkatan aktivitas dapat mem-perhebat rasa sesak.
2.
Menganjurkan pada klien agar
tidak melakukan aktivitas yang berat terlebih dahulu.
3.
Membantu memenuhi kebutuh- an
klien.
4.
Melakukan pengukuran tekanan
darah, nadi dan respirasi se- belum dan sesudah melakukan aktivitas.
|
Tanggal
5/10/01
Klien
pulang paksa, masalah keperawatan belum teratasi.
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
TGL
|
NO
DP
|
SOAPIE
|
|
2/10/01
|
I
II
III
|
S:
O:
A:
P: I:
E:
S:
O:
A:
P: I:
E:
S:
O: A: P: I:
E:
|
Klien
mengungkapkan masih terasa sesak.
-
Pernafasan 28 x/mnt.
-
Pola nafas cepat dan dangkal.
-
Menggunakan otot bantu
pernafasan.
-
Klien masih menggunakan O2
nasal 3 lt/mnt.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
perawatan dilanjutkan.
-
Mengatur posisi setengah
duduk.
-
Mengobservasi TTV dan keluhan
klien.
Jam
19.30
-
Klien mengungkapkan sesak,
pernafasan 30 x/mnt, cepat dan dangkal.
-
Ny. I mengatakan kaki Tn. N
masih bengkak.
-
Oedem (+).
-
Intake cairan 4 gls.
-
Urine sedikit.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
perawatan dilanjutkan.
-
Menganjurkan klien untuk
mengurangi konsumsi garam.
-
Menghitung balance cairan.
-
Mengobservasi oedem dan TTV.
-
Jam 19.30 kaki dan tangan
masih oedem.
-
-
Kebutuhan klien masih dibantu
oleh keluarga dan petugas.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
dilanjutkan.
-
Membantu memenuhi kebutuhan
klien.
Jam
19.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
|
TGL
|
NO
DP
|
SOAPIE
|
|
3/10/01
|
I
II
III
|
S:
O:
A:
P: I:
E:
S:
O:
A:
P: I:
E:
S:
O: A: P: I:
E:
|
Klien
mengungkapkan masih terasa sesak.
-
Pernafasan 30 x/mnt.
-
Pola nafas cepat dan dangkal.
-
Menggunakan otot bantu
pernafasan.
-
Klien masih menggunakan O2
nasal 3 lt/mnt.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
perawatan dilanjutkan.
-
Mengatur posisi setengah
duduk.
-
Mengobservasi TTV dan keluhan
klien.
Jam
13.30
-
Klien mengungkapkan sesak,
pernafasan 28 x/mnt, cepat dan dangkal.
-
Tn. Nmengungkapkan kaki masih
bengkak.
-
Oedem (+).
-
Intake cairan 3 gls.
-
Urine sedikit.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
perawatan dilanjutkan.
-
Menganjurkan klien untuk
mengurangi konsumsi garam.
-
Menghitung balance cairan.
-
Mengobservasi oedem dan TTV.
-
Jam 13.30 kaki dan tangan
masih oedem.
-
-
Kebutuhan klien masih dibantu
oleh keluarga dan petugas.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
dilanjutkan.
-
Membantu memenuhi kebutuhan
klien.
Jam
13.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
|
TGL
|
NO
DP
|
SOAPIE
|
|
4/10/01
|
I
II
III
|
S:
O:
A:
P: I:
E:
S:
O:
A:
P: I:
E:
S:
O: A: P: I:
E:
|
Klien
mengungkapkan masih terasa sesak.
-
Pernafasan 32 x/mnt.
-
Pola nafas cepat dan dangkal.
-
Menggunakan otot bantu
pernafasan.
-
Klien masih menggunakan O2
nasal 3 lt/mnt.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
perawatan dilanjutkan.
-
Mengatur posisi setengah
duduk.
-
Mengobservasi TTV dan keluhan
klien.
Jam
13.30
-
Klien mengungkapkan sesak,
pernafasan 26 x/mnt, cepat dan dangkal.
-
Ny. I mengatakan kaki Tn. N
masih bengkak.
-
Oedem (+).
-
Intake cairan 3 gls.
-
Urine sedikit.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
perawatan dilanjutkan.
-
Menganjurkan klien untuk
mengurangi konsumsi garam.
-
Menghitung balance cairan.
-
Mengobservasi oedem dan TTV.
-
Jam 13.30 kaki dan tangan
masih oedem.
-
-
Kebutuhan klien masih dibantu
oleh keluarga dan petugas.
Masalah
belum teratasi.
Rencana
dilanjutkan.
-
Membantu memenuhi kebutuhan
klien.
Jam
13.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
|
DAFTAR KOMPETENSI
Nama : SUBHAN
NIM : 010030170-B
Ruangan : Paru Laki.
No.
|
Tgl
|
Kompetensi
|
1.
|
2-10-‘01
|
-
Memberi O2 Nasal.
-
Melakukan RJP.
|
2.
|
3-10-‘01
|
-
Memberikan nebulizer.
-
Memberikan fisioterapi nafas
(Postural drainage dan clabbing finger).
|
3.
|
4-10-‘01
|
-
Merawat WSD.
-
Melihat pengukuran TIP.
-
Melihat FOB
|
4.
|
5-10-‘01
|
-
Merawat luka incisi WSD
|
Surabaya, 9 Oktober 2001
Kepala Ruangan Paru Laki
Hj. Supini SW, SKM
NIP. 140066020
ConversionConversion EmoticonEmoticon