Salam Sehat dan Harmonis

-----

Penyakit jantung koroner


BAB I
PENDAHULUAN


A.    KONSEP DASAR

1.      Pengertian
-          Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu penyakit akibat tidak seimbang pasokan  (suplay) kebutuhan  (demand) O2 pada miokartd karena adanya stenosis spasma atau pembuntuhan pada trombus, arteri koroner.
-          Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan manifertasi khusus dan arterosklerosis pada arteri koroner.
2.   Anatomi fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemampuan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisau, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum media stinum anterior). Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papila mamae.
Jantung berukuran lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250 sampai 300 gram. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokarbium, meokardium dan perikardium.
3.   Etiologi
Penyebab penyakit jantung kororner (PJK) ada 3 faktor yaitu :
1.      Sifat pribadi aterogemik
meliputi lipid darah, tekanan darah dan diabetes militus
2.      Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak ditentukan semaunya
Þ    gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambatan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok dan pecandu alkohol.

3.      Faktor resiko kecil dan lainnya
karena faktor resiko yang ditetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam pengertian karena penyakit jantung koroner,maka ada kecurigaanada faktor resiko utama yang tak diketahui benar-benar ada misalnya:kontrasepsi oral,kerentanan hospes,umur dan jenis kelamin.
4.      Patofisiologi









Kegagalan jantung
 
 





























5.      Manifestasi klinis dan gejala klinis
- Angina Pektoris stabil
- Angina Pektoris tidak stabil
- Infark Miokard Akut
Gejala klinis:
~Nyeri khas angina
nyeri dada restrosternal,kurang lebih 15 menit,terasa tertekan dan berat,dicengkerama dan panas.
~Perjalanannya
Biasnya timbul pada saat kegiatan fisik,emosi dapat timbul spontan saat istirahat misalnya: pada lengan kanan atau kiri, leher, rahang, punggung, perut dan sebagainya.
6.      Klasifikasi
Ada 3 klasifikasi PJK yaitu:
1.      Asimptomatik
a.       Tanpa iskemia tak bergejala,stres test positif tapi holter negatif.
b.       Dengan iskemia tak bergejala,kelainan EKG atau stres positif
2.      Simptomatik
a.       AP stabil tanpa iskemia tak bergejala
b.      AP stabil dengan iskemia bergejala
c.       AP tak stbil
d.      Prinzmetal (variant) AP
3.      I JA
a.       IJA transmural
b.      IJA subendokardial
c.       IJA non  Q
7.      Penatalaksnaan
Penatalaksanaan dibagi 2 macam yaitu:
1.      Secara umum meliputi:
a.       Penjelasan mengenai penyakitnya
            Px biasanya merasa tertekan,khawatir terutama untuk melakukan aktifitas.Oleh karena itu perlu sekali diberikan penjelasan mengenai penyakitnya,dibesarkan hatinya bahwa penyakitnya sendiri masih bisa dikendalikan.
b.      Pengendalian faktor resiko
Penting sekali mengontrol faktor resiko karena mereka  mempercepat proses ateroskerosis. Hipertensi, DM dan hiperglikemia harus diobati. Pengendalian hiperlipedemia sampai kolesterol dibawah 200 mg % mislnya: bukan saja menekan laju penyakit tapi terbukti juga mengurangi stenosis arteri koronaria.
c.       Pencegahan
Pencegahan yang dimaksud adalah sekunder,sudah terjadi aterosklerosis pada beberapa pembuluh darahyang akan berlangsung terus. Obat-obat pencegahan diberikan untuk menghambat proses mengenai tempat-tempat lainnya memperberat yang ada.
d.      Penunjang
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iaskemia akut agar tidak terjadi iskemia yang kebih berat sampai IJA.
2.      Mengatasi iskemia dengan cara:
a.       Medikamentosa
1.      Nitrat (N) yang dapat diberikan parenteral, sublingual, buccal, oral, transdermal dan ada lepas lambat. Preparatnya ada gliseril trinitrat (GTN), iso korbit dinitrat (ISDN), iso korbit 5 mononitrat (ISMN).
2.      Berbagai jenis penyekat beta,mengurangi kebutuhan oksigen
3.      Antagonis Calsium (CaA)
b.      Revaskularisasi
Dilakukan dengan cara :
1.      Pemakaian trombolitikmisalnya pada PJK akut seperti IJA
2.      Prosedur invasif (PI) non operatif  melalui PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angiosplasty)
3.      Operasi CAS (Coronary Artery Surgery)
Macam-macamnya :
a.       Operasi pintas coroner (CABG)
1.Vena shapena (Shapenous Vein)
2.Arteria Mammaria Interna
3.Arteria radialis
4.Arteria gastro piploika
b.      Transmyopcardikal (laser) reconalisation (TMR)
c.       Transplantsi jantung untuk kardiomiopaty iskemik





OBAT-OBATAN DAN TINDAKAN PADA PJK
No
Jenis PJK
Umum
Khusus iskemia
Lain-lain
1.



2.







3.
Asymptomatik
-     tanpa iskemia
-     dengan iskemia

Simptomatik
-    Ap stabil, tanpa iskemik tidak bergejala.
-    Ap stabil, tanpa iskemik bergejala.
-    Ap tak stabil.
-    Printzmetal.
IJA
-    Transmural.
-    Sub N.
-    Non Q

A
A


A


A

H, OAK, A
A, H ?

H, OAK, A

N, BB, Ca A
N, BB, Ca A


N, BB, Ca A, K


N, BB, Ca A, K

N, BB, Ca A, K
N? BB, Ca A, K

N, BB, Ca A ? K
N, BB, Ca A, K
N, BB, Ca A, K

-
P1 / CAS ?


P1 / CAS


P1 / CAS

P1 / CAS T ?
P1 / CAS ?

T, P1 / CAS
P1 / CAS
P1 / CAS
KETERANGAN
A : Aspirin
H : Heparin
OAK : Obat Anti Koagulan
N : Nitrat
BB : Beta Blocker
Ca A : Ca Antagonis
K : Kombinasi
T : Trombolitik
Pi : Prosedur Invasif
CAS : Coronony Arteri Sergeri

B.     KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien PJK melalui empat tahap yaitu : tahap pengkajian ,perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi.

I. Pengkajian
Merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data,pengelompokan data dan perumusan diagnosa keperawatan.
A .Pengumpulan data
1.      Identitas klien
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis.
2.      Keluhan utama
Pada klien dengan penyakit jantung koroner biasanya klien mengeluh nyeri khas angina yaitu dada retrostenal kurang lebih 5-15 menit, terasa berat, tertekan seperti di cengkram dan panas
3.      Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan lalu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah klien pernah menderita hipewrtensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya.
b.      Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit yang diderita oleh klien atau tidak, atau apakah didalam keluarga mempunyai riwayat penyakit menular atau    menurun   
c.       Riwayat kesehatan sekarang
Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk membantu klien dalam mengutamakan masalah keluannya secara lengkap. Pada klien PJK umumnya mengalami nyeri dada dan sesak nafas.
4.      Pola-pola fungsi kesehatan
a.   Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah apakah klien menerti tentang penyakit dan dibawa kemana bila sedang sakit,serta tanyakan pada klien bagaiamana klien merawat kebersihan badannya .
b.  Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien dengan Penyakit Jantung Koronerbiasanya kehilangan nafsu makan ,mual dan muntah sehingga mengalami penurunan berat badan .
         c.  Pola eliminasi
Perlu dikaji berapa kali BAB nya perhari bagaimana konsistensi warna dan baunya juga berapa kali BAK berapa jumlahnya baik sebelum atau pada saat MRS.
         d.   Pola istirahat dan tidur
Biasanya pada klien PJK mengalami gangguan sulit tidur karena nyeri dada yang timbul dengan tiba-tiba.

e.   Pola aktifitas dan latihan
Pada klien PJK biasanya mengalami gangguandalam melaksanakan aktivitas karena nyeri,dispnea dan takikardi.
                     f.    Pola persepsi dan konsep diri
Pada klien PJK mempunyai perasaan tidak berdaya ,tidak punya harapan tidak punya kekuatan dan dapat memperlihatkan penolakan, cemas, takut, marah, sensitif dan perubahan kepribadian
         g.   Pola sensori dan kognitif.
Dalam hal ini klien dengan PJK pola sensori normal meliputi panca indera tetapi terdapat perasaan nyeri yang hebatdengan tiba-tiba.
h.      Pola reproduksi sexual
Pada klien PJK pola reproduksinya tidak mengalami gangguan.
  i.    Pola hubungan peran
Pada klien PJK biasanya hubungan peran dengan orang lain baik dan bisa berinteraksi dengan orang lain.
j.        Pola pwnanggulangan setres
Pada klien PJK biasanya akan mengalami stres karena cemas takut dan marah. Cara penanggulangannya dengan cara mengungkapkannya pada orang terdekat atau perawat atau juga dengan cara marah.
k.      Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan selalu berdoa demi keselamatan dirinya sehingga pelu bantuan moral dari orang-orangyang disekelilingnya.
5.      Pemeriksaan fisik
a.       Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis, apatis, samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
b.      Kulit, rambut, kuku
Pada klien PJK mengeluh nyeri pada kulit, rambut tipis dan kuku tipis serta rapuh.
c.       Kepala dan leher
Pada klien PJK mengeluh nyeri pada kepala , muka kadang-kadang pucat dan tidak adanya pembesaran pada kelenjar tiroid.

d.      Mata
Pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur.
e.       Telinga , hidung , mulut dan tenggorokan
Pada klien PJK telinga , hidung dan tenggorokan tidak mengalami gangguan sedangkan pada mulut ditemukan adanya mukosa pada mulut dan bibir.
f.       Thoraks dan abdomen
Pada klien dengan PJK pada pemeriksaanpada pemeriksaan abdomen dan thoraks ditemuka nyeri pada dada. Pada abdomen diteemukan nyeri juga mual muntah sehingga menurunkan nafsu makan pada klien.
g.      Sistim respirasi
Pada klien PJK ditemukan dispnea dengan atau tanpa aktivitas , batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin didapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cianosis, suara nafas wheezing cracekes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
h.      Sistim kardio vaskuler
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit Jantung Koroner, CHF, tekanan darah tinggidan diabetes militus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disrimia.
Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinyakegagalanjantung/ventrikelkehilangan konteraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan insufisiensi katup atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan.
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal, edema pada jubular vena distension, odema anarsarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
i.        Sitem genito urinaria
Pada klien ini mengalami penurunan jumlah produksi urine dan frekuensi urine.
j.        Sistem gastrointestinal
Pada saluran pencernaan terjadi gangguan. Gejalanya nafsu makan menurun, mual dan munta, nyeri perut, serta turgor kulit menurun, penurunan atau tidak adanya bising usus.
k.      Sistem muskulusskeletal
      Pada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan.
l.        Sistem endokrin
      Biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.
m.    Sistem persyarafan
      Biasanya timbul gejala rasa berdenyut, vertigo disertai tanda-tanda dengan perubahan orientasi atau respon terhadap rangsang, gelisa, respon emosi meningkat dan apatis.
6.      Pemeriksaan diagnostik
·         ECG menunjukkan adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nikrosis.
·         Enzim dan isoenzim pada jantung: CPR-MB meningkat dalam 4-12 jam dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
·         Elektrolit: ketidak seimbangan yang memungkinkan terjadinya konduksi jantung dan kontraktilitas jantung.
·         Kolesterol atau trigliserid
·         Analisa gas darah: menunjukkan adanya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis atau akut
·         Chest x ray: mungkin normal atau adanya kardeomegali, CHF, aneorisma ventrikuler
·         Echokardeogram
·         Exercise stress test: menunjukkan adanya kemanpuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress atau aktivitas
B.  Analisa data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah penderita. Analisa merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menyeleksi data, menklarisfikasikan, mengelompokkan data, mengaitkan dan menentukan kesenjangan informasi, membandingkan dengan standart, menginterprestasikan serta akhirnya membuat diagnosa keperawatan.(lismidar 1990)



C.  Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul baik aktual maupun potensial adalah sebagai berikut:
1.         Gangguan rasa nyaman atau nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sunbatan pada arteri koronaria.
2.         Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplay dan kebutuhan O2,  adanya jaringan yang nekrotik dan iskemik
3.         Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun.
4.         Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurumya preloat atau peningkatan SVR, miocardial infark.
5.         Resiko terjadinya penurunan perfusi jarinngan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemi.
6.         Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.

II.  Perencanaan
Setelah diagnosa keperawatan diprioritaskan sesuai dengan masalah yang paling dirasakan oleh klien yang mengancam jiwa klien dan yang memerlukan tindakan keperawatan terlebih dahulu dalam rangaka mengurangi masalah klien selanjutnya dibuat rebcana tindakan masing-masing diagnosa keprawatan.(lisnidar 1990)
a.   Diagnosa keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman atau nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan atau    sumbatan pada arteri koronaria
                  Tujuan: nyeri berkurang dalam waktu 2X24 jam
                  KH: - wajah klien cerah
                          - klien dapat melakukan teknik relaxasi
                                       - TTV normal
Rencana tindakan:
1.      Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri
2.      Monitor TTV pada klien
3.      Anjurkan pada klien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada
4.      Berikan suasana lingkungan yang tenang dan posisi yang nyaman
5.      Kolaburasi dengan tim medis dalam pemberian oksigen dan obat-obatan analgesik.
Rasional:
1.         Mengetahui skala nyeri pada klien
2.         Mengetaui perkembangan klien
3.         Manifestasi dini terjadinya komplikasi
4.         Meningkatkan relaxasi pada klien
5.         Menjalankan fungsi independen perawat

b.   Diagnosa keperawatan 2
Resiko tinggi penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, dan konduksi jantung.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output dalam atau selama dilakukan tindakan keperawatan.
                  KH: - TTV normal
                          - Peningkatan aktivitas
Rencana tindakan:
1.      Pantau atau catat kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah
2.      Observasi respon klien terhadap disritmia
3.      Observasi perubahan status mental/ orientasi/ gerakan dan refleks tubuh
4.      Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4
5.      Dampingi dan bantu klien pada saat melakukan aktivita
Rasional:
1.      Waspada terhadap terjadinya takikardi, hipertensi atau hipotensi
2.      Disritmia yang mengancam hidup dapat terjadi sehubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit, iskemik miokardia atau gangguan pada konduksi elektrikal jantung
3.      Dapat mengindikasikan penurunan aliran darah atau oksigenasi cerebral sebagai akibat penurunan curah jantung
4.      Mengetahui perkembangan daya kerja jantung
5.      Membantu atau mencegah kelemahan atau terlalu lelah dan stress cardio vaskuler yang berlebihan
III. Pelaksanaan
Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan. Dalam fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana keperawatan, menulis dan mendokumentsikan rencana keperawatan, memberi asuhan keperawatan dan pengumpulan data. (Lismidar 1990).

IV. Evaluasi
-          Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.
-          Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperwatan tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulang. (Lismidar 1990)































DAFTAR PUSTAKA

1.Arief Mansyoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran . Jilid I Penerbit : Media Aescolapius FK UI Jakarta : 2001.
2.  H.M Syifulloh Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Penerbit FK UI Jakarta : 1996.
3.Marlyn E. Donges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 Buku Kedokteran EGC Jakarta : 2000.
4. Kaplan Norman M . Pencegahan penyakit jantung Koroner . EGC Jakarta : 1991.
5.Tabrani . Agenda Gawat Darurat . Pembina Ilmu . Bandung : 1998.
6. Syaifuddin . Anatomi Fisiologi Untuk siswa Perawat. EGC Jakarta :1997.
Previous
Next Post »

Translate