Salam Sehat dan Harmonis

-----

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)


PENYAKIT JANNTUNG KORONER ( PJK )

A.    BATASAN
Kelainan jantung yang disebabkan karena kelainan arteria koronaria.

B.     ETIOLOGI
Ø  98 % karena proses arterio skelosis  pada arteri koronaria.
Ø  2 % karena kelainan arteri koronaria yang lain.

C.    PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS
Ateroma pada arteri koronaria menyebabkan stenosis, yang dapat mengganggu aliran koroner dan menyebabkan iskemia miokard.
Penelitian menunjukkan bahwa stenosis sebesar 60% atau lebih menyebabkan iskemia miokard , tyang  oleh penderita dirasakan sebagai nyeri khas yang disebut angina pektoris.
Nyeri angina pektoris yang khas adalah nyeri retrosternal seperti ditekan, yang sering menjalar kearah lengan kiri dan leher kiri ke rahang dan telinga kiri.
Secara klinis iskemia miokard dapat menifes dalam bentuk  :
  1. Asimtomatik
  2. Angina pektoris, yang dapat di berntuk  :
a.       Angina stabil
b.      Angina tak stabil
c.       Angina varian ( angina prinmental)
d.      Iskemia miokard tenang.
  1. Aritmia yang dapat berbentuk macam –macam termasuk kematian mendadak .
  2. Gagal jantung , yang bisa gagal jantung sistolik.
Gagal jantung terutama timbul pada penderita yang telah mengalami infark miokard.
  1. Infark miokard akut.

D.    DIAGNOSTIK
  1. Faktor – faktor resiko untk penyakit jantung koroner yang cukup
  2. Keluhan penderita berupa angina pektoris
  3. Pemeriksaan fisik EKG istirahat yang menunjujkkan depresi  ST atau inversi T. penelitian menunujukkan bahwa banyak terdapat hasil yang popsitif palsu maupun negatif palsu
  4. Uji latih beban
  5. Dalam hal – hal tertentu dapat dilakukan pemeriksaan dengan bahan – bahan  radio aktif
  6. Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik pada penyakit jantung kotoner
  7. Pemeriksaan rekaman EKG selama 24 jam atau lebih, yaitu holter monitorig, sangat berguna untuk menemukan angina variant atau iskemik miokard tenang
  8. Angigrafi koroner dianggap sebagai acuan dasar untuk diagnmostik PJK.

E.     PENGOBATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
Pada dasarnya pengobnatan penyakit jantung koroner adalah sbb:
  1. Menghentikan , atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis dengan cara menegndalikan faktor – faktor resiko
Ø  Tidak merokok
Ø  Latihan fisik sesuai demngan kemampuan jantung penderita
Ø  Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang ideal.
Ø  Mengendalikan rtekanan darah tinggi, DM, dan sterss mental
  1. Pemakaian obat – oabatan untk mengatasi iskemia miokard
  2. Pengobatan terhadap akibat –akibat dari iskemia miokard, misalnya :
Ø  Aritmia
Ø  Gagal jantung
  1. pengobatan revaskularisasi
bila dengan pengobatan dengan obat – obatan keluhan penderita tak dapat diiatasi sehingga mengganggu kualitas hidupnya, maka harus dipertimbangkan pengobatan revaskularisasi, yang bisa terdiri dari
Ø  Angioplasti koroner
Ø  Bedah pintas koroner
  1. Penanggualangan infark miokard akut, yang memerlukan penatalaksanaan khusus.

F.     PENGOBATAN FARMAKOLOGI UNTUK BERBAGI BENTUK ISKEMIA MIOKARD
  1. Angina stabil
a.       Nitrat :
Ø  Nitroglisering : dosis 0,3 – 0,8 mg sublingual
Ø  Preparat nitrat jangka panjang: ISDN
Pemberian       : - Sublinguial 2,5 – 10 mg
    Oral 5 – 30 mg
b.      Penyekat beta : cara kerja penyekat beta untuk mengurangi iskemia miokard ialah :
Ø  Menurunkan tekanan darah, sehingga beban dapat berkurang
Ø  Menurunkan kontraktilitas miokard, sehingga kebutuhasn O2 miojkard berkurang
Ø  Menurunkan frekuensi jantung, sehingga kebutuhan O2 mikokard berkurang, juga aliran koroner meningkat karena massa diastole yang memanjang
Preparat penyekat beta : propranolol, dosis 3 X 10 – 40 mg
c.       Antagonis Calcium : cara kerja natagonis calcium umtuk mengurangi iskemnia miokard ialah :
Ø  Dilatasi perifer, sehingga menurunkan tekana darah dan beban muka
Ø  Dilatasi koroner
Ø  Mengurangi kontraktiulitas miokars
Ø  Mengurangi frekuansi jantung
Preparat antagonis calcium yang dapat dipoakai ialah antara lain :
Ø  Nifedipin. 3 X 5 – 10 mg
Ø  Diltiazen, 3 X 30 – 60 mg
Ø  Ferapamil, 3 X 40 – 80 mg

  1. Angina Tak stabil
Pada umumnya angina tak stabil disebabkan :
Ø  Adanya stenosis yang tetap disertai :
Ø  Spasme ateria koronaria, atau
Ø  Agregasi trombosit yang non oklusif
Pada umumnya angina tak stabil dianggap sangat potensial untuk menjadi infark miokard akut, sehingga diperlukan preparat intensif.
Obat – obatan yang dipakai.
Ø  Preparat nitrat
Ø  Penyekat beta
Ø  Antagonis kalcium
Ø  Anti trombosit, pada umumnya aspirin dengan dosis 100 – 200 mg/hari.

  1. Angina Variant
Pada umumnya dianggap bahwa angina variant disebabkan karena spasme arteria koronaria , sehingga pengobatannya teruma mengutamakan dilator koroner yang kuat, yaitu :
Ø  Pereparat nitart
Ø  Antagonis calcium
Ø  Penyekat beta
Ø  Prazosin mungkin bisa membantu menghilangkan spasme arteria koronaria dengan dosis secara titrasi 3 X 0,5 sampai 1 m, dengan observasi tekanan darah

  1. Infark Miokard Akut
Karena Infark miokard akut ialah suatu kejadioan yang sangay gawat dan memerlukan peraweatan yang sangat khusus, maka diagnosis harus ditetapkamn dengan cepat dan cermat yaitu :
Ø  Nyeri dada yang khas lebih dari ½ jam, tetapi kadang – kadang bisa tanpa nyeri
Ø  Faktor – faktor resiko yang cukup
Ø  EKG, bila perlu serial, yang menunjukkan elevasi ST yang diikuti Q patologis, terutama yang menunjukkan evolusi
Ø  Kelainan enzim : SGOT, SGPT, CPK, LDH yang meningkat.
Perawatan Infark Miokard akut :
Ø  Perawatan Intensif
Ø  Pemantauan penyulit – penyulit yang mungkin timbul
Ø  Meringankan beban jantung dengan :
¨      Menenangkan penderita, bila perlu dengan sedatif
¨      Menghilangkan nyeri iskemia dengan :
v  Morfin intra vena secara titrasi
v  Preparat nitrat sublingual atau oral
v  Penyekat beta bila tak ada kontra indikasi]
¨    Mengatur tekanan darah dan frekuensi jantung
Ø  Memberikan O2 untuk sedikit menambah oksigenasi miokard
Ø  Yang sangat penting, revaskularisasi dengan pengobatan trombolitik.
Obat yang dipakai ialah streptokinase, dengan cara  pemberian sbb :1,5 juta unit streptokinase dilarutkan dalam 100 ml dektrose 5  %, diberika intra vena selama 1 jam.

A.    Konsep Dasar Keperawatan
  1. Pengkajian
A.    Pengumpulan data
a.       Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor regester, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis
b.      Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nafas sesak dan nyeri dada
c.       Riwayat penyakit sekarang
Ø  Alasan MRS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh sesak dan nyeri dada, sesak bertambah jika aktifitas, keadaan lemah dan nafsu makana menurun
Ø Keluhan waktu didata
         Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan bisa    visus menurun sehingga aktivitas menjadi terbatas
d.      Riwayat kesehatan Dahulu
Ø  Mempunyai riwayat vaskuler : hipertensi
Ø  Mempunyai riwyat penyakit jantung
Ø  Amempunyai riwayat penyakit DM
e.       Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler : HT, penyakit metabolik :DM
f.       ADL
Ø  Nutrisi : Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi yang dihabiskan susunan menu, keluhan mual dan muntah, sebelum atau pada waktu MRS, dan yang trpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit
Ø  Istirahat tidur : dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan apakan ada kesulitan waktu tidur dan bagaimana perunbahannya setelah sakit klien dengan HHF + PJK sering terbangun dan susah tidur klarena nyeri dada dan sesak nafas
Ø  Aktifitas : Aktifitas dirumah ataua dirumah sakit apakah ada kesenjangan yang berarti misalnya pembatasan aktifitas, pada klien ini biasanya terjadi perubahan aktifitas karena sesak nafas saat aktifitas
Ø  Eliminasi : Mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, apakah ada gangguan.
Ø  Personal Hygiene : mengkaji kebersihan personal Hygienemeliputi mandi, kebersihan badan, gigi dan mulut, rambut, kuku dan pakaian dan kemampuan serta kemandirian dalam melakukan kebersihan diri
g.      Data Psikologi
Perlu dikaji konsep diri apakah ada gangguan dan bagaimana persepsi klien akan penyakitnya terhadap konsep dirinya
h.      Data Sosial
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan bagaiman peran klien dirumah dan dirumah sakit
i.        Data Spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan agama yang dianut

j.        Pemeriksaan Fisik
Secara umum
Ø  Meliputi keadaan pasien
Ø  Kesadaran pasien
Ø  Observasi tanda – tanda vital : tensi, nadi, suhu dan respirasi
Ø  TB dan BB untuk mengetahui keadaan nutrisi
Secara khusus :
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh meliputi dari chepalo kearah kauda terhadap semua organ tubuh antara lain
Ø  Rambut
Ø  Mata telinga
Ø  Hidung mulut
Ø  Tenggorokan
Ø  Telinga
Ø  Leher
Ø  Dada adalah bagian terpenting pada klien dengan HHF dan PJK terutama pada organ yang menyangkut jantung dan paru
Ø  Abdomen
Ø  Genetalia
Ø  Muskuloskeletal
Ø  Dan integumen
Untuk pemeriksaaan mata lebih specifik, yaitu :
k.      Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, Rontgen thoraks serta therapy yang  diperoleh klien dari dokter

B.     Analisa Data
Data yang dikumpulkan dikelompokkan meliputi : data subyektif dan data obyektif kemudian dari data yang teridentifikasi masalah dan kemungkinan penyebab dapat ditentukan yang menjadi acuan untuk menentukan diagnosa keperawatan.

C.     Diagnosa Keperawatan
      Diagnosa keperawatan adalah tahap dari perumusan masalah yang menentukan masalah prioritas dari klien yang dirawat yang sekaligus menunjukkan tindakan prioritas sebagai perawat dalam mengahadapi kasus HHF FC IV dan PJK.

  1. Perencanaan
Membuat rencana keperawatan dan menentukan pendekatan yang dugunakan untuk memecahkan masalah klien. Ada 3 tahap dalam fase perancanaan yaitu menetukan prioritas, menulis tujuan dan perencanan tindakan keperawatan.

  1. Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang merupakan bentuk riil yang dinamakan implementasi, dalam implementasi ini haruslah dicatat semua tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien dan setiap melakukan tindakan harus didokumentasikan sebagai data yang menentukan saat evaluasi.

  1. Evaluasi
Evaluasi adalaha merupakan tahapa akhir dari pelaksaan proses keperawatan dan asuhan keperawatan evaluasi ini dicatatat dalam kolom evaluasi dengana membandingkan data aterakhir dengan dengan data awal yang juga kita harus mencatat perkembangan pasien dalam kolom catatan perkembangan.


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN “S” DENGAN
HYPERTENSI HEART FAILURE FC IV & PJK


No Regester Medik     : 10096241
Ruang                          : Cardiologi
Tanggal MRS              : 22 Oktober 2001 jam 09.30 WIB
Tanggal didata                        : 22  Oktober 2001 jam 13.00 WIB
Diagnosa Medis          : HHF FC IV dan PJK.

I.  PENGKAJIAN
  1. Biodata Pasien
Nama                        : Tn “S “
Umur                        : 45 tahun
Jenis Kelamin           : Laki – laki
Agama                      : Islam
Suku/bangsa             : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan   : kawin
Pendidikan               : SMP tamat
Pekerjaan                  : Swasta ( sopir ).
 Alamat                    : RT 05  RW 10 Trawas Kec Tamiajeng Kab Mojokerto.         
  1. Biodata Penanggung jawab
Nama                           : Tn. “M”
Umur                           : 38 tahun
Jenis kelamin               : Laki-laki.
Agama                         : Islam
Suku/bangsa                : Jawa/Indonesia
Pendidikan                  : SMA tamat
Pekerjaan                     : Karyawan Perumka
Hubungan dg pasien   : Adik.
Alamat                                    : RT 05  RW 10 Trawas,  Tamiajeng Kab Mojokerto.

c.       Keluhan Utama
Sesak nafas.
d.      Riwayat
1.      Riwayat Penyakit Sekarang
Selama 3 bulan klien merasakan sesak kemudian berobat ke dokter umum, dan mulai satu hari kemarin sesak bertambah berat, terus menerus mulai pagi siang dan malam, sesak sedikit berkurang bila pasien duduk malam hari sulit tidur kadang nyeri dada tidak menjalar, karena keluhan tidak berkurang bahkan bertambah berat klien dibawa ke IRD Dr Soetomo Surabaya dan masuk ruangan Cardiology.

2.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ø  Pasien menderita penyakit tekanan darah tinggi, sesak nafas (sakit jantung) sejak tahun 2000 dan tidak kontrol secara teratur.
Ø  Pasien pernah MRS dengan keluhan yang sama bulan Nopember tahun 2000 di RS Sukorejo Mojokerto dan kadang klien (2x) kontrol ke RS Batu Malang.
Ø  Klien tidak pernah menderita penyakit kencing manis, TBC. Atau penyakit menular dan menahun yang lain.


                                    3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ø  Menurut klien dan keluarga dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hypertensi, penyakit DM ataupun penyakit menular lain seperti TBC yang menyebabkan harus MRS di Rumah Sakit.
Ø  Penyakit yang pernah diderita hanyalah batuk, pilek dan panas biasa dan berobat ke dokter atau membeli obat kemudian sembuh.

e.       Pola Aktifitas Sehari –hari (Activity Daily Living)
NO
AKTIFITAS
DI   R U M A H
DI RUMAH SAKIT
SEHAT
SAKIT
1
Pola Nutrisi
Makan 3 kali sehari, porsi satu piring habis sakali makan habis, komposisi makan terdiri dari nasi, lauk seperti tahu, tempe, ikan, telur dan daging, memakai sayur seperti bayam dan sawi, kadang snack, pasien tidak berpantang terhadap jenis makanan tertentu,
Minum 6 – 7 gelas /hari air putih kadang – kadang teh.
Makan 3 kali sehari porsi 4 – 5 sendok makan, sedikit sayur dan lauk
Minum 5 – 6 gelas/hari air putih kadang the pasien mengatakan nafsu makan menurun
Pasien baru makan 1 kali sehari porsi yamg disediakan RS tidak habis kurang lebih 2 – 3 sendok makan nafsu makan menurun karena sesak dan sakitnya
Minum 4 – 5 gelas/hari air putih



2
Pola Eliminasi
Bab 1 – 2 kali/hari, Bab di WC, warna kuning trengguli bau khas faeces, konsistensi lunak dan tidak ada ahambatan dalam pengeluaran faeces
BAB 3 – 4 kali sehari warna kuning jernih, bau khas urine, jumlah tak terobservasi tidak ada hambatan dalam proses BAK tak nyeri.

BAB sejak 2 hari yng lalu  baru 1 kali, konsistensi agak padat, warna kuning kecoklatan di WC jumalh faeces tak terobservasi.
BAK 3 – 4 kali/hari  warna kuning jernih dan tak terobservasi tidak ada hambatan
Sejak MRS klien belum buang air besar, BAK dengan dower catheter , warna kuning jernih tidak ada hambatan dan tidak ada endapan, bau khas urine, tidak nyeri daerah kelamin, jumlah urine tampung saat dikaji 500 cc.

3
Pola Istirahat/tidur
Tidur sehari semalam 7 – 8 jam
Malam hari mulai tidur jam 22.00  WIB dan bangun kurang lebih jam 04.30 WIB
Siang hari tidur 1 – 2 jam mulai jam 14.00 – 15.00 WIB tidak ada gangguan tidur
Tidur memakai bantal dan selimut dikamar menggunakan lampu tidur
Klien tidur malam 7 – 8 jam sulit untuk tidur dan sering terbangun karena sesak, klien lebih banyak menggunakan waktu untuk istirahat 
Tidur siang kurang lebih 1 jam jam 12.00 s.d 13.00 WIB
Klien baru masuk tadi pagi. Siang hari pasien biasa tidur kurang lebih 1 jam jam 10.00 WIB dan terbangun karena sesak nafas
 Tidur malam posisi setengah duduk, klien susah tidur, gelisah dan tidak nyenyak.

4
Pola Personal Hygie
ne
Mandi 2 kali sehari dikamar mandi, memakai sabun mandi dan selesai memakai handuk.
Gosok gigi 2 kali sehari. Keramas 1 kali seminggu atau bila pasien merasa kotor keramas memakai shmphoo  dan ganti baju sehari sekali.
Klien mandi 1 kali di kamar mandi atrau kadang hanya menyeka badan tidak keramas mandi pakai air hangat, tidak sikay gigi, kadang mandi  dibantu oleh keluarga.
Ganti pakaian 1 kali sehari atau bila merasa kotor.

Pasien baru masuk tadi pagi dan belum mandi/dimandikan.
5.
Pola Aktifitas
Klien di rumah bekerja sebagai sopir bekerja dari pagi sampai dengan jam 06.30 sampai dengan sore kurang lebih jam 17.30 istirahat pada siang hari satu jam, waktu senggang diguanakan untuk nonton TV atau ngobrol bersama kelaurga
Klien jarang rekreasi
Klien hanya istirahat di tempat tidur klien hanya melakukan aktifitas ringan seperti makan, minum, ganti pakaian, mandi sementara, tidak melakukan, aktifitas berat seperti menyetir mobil dan lain lain


Pasien bed rest segala kebutuhan dibantu keluarga/perawat diatas tempat tidur pasien mengatakan badan terasa lemas.
6.
Ketergantungan
Klien tidak punya riwayat ketergantungan pada obat-obatan dan minuman (beralkohol),
Hanya klien setiap pagi dan sore hari selalu minum kopi, klien perokok sehari habis 4-6 batang.

Pasien mendapatkan program therapy dari dokter.


f.       Data Psikology
Ø Status emosi
Labil, terbukti klien sering melamun, terkadang malas berkomunikasi.
Terkadang mengeluh sesak, dan badan terasa sakit semua, volume suara datar

Ø Konsep Diri
1.       Body Image
Klien merasa sedang sakit dan saat ini membutuhkan bantuan, pengobatan dan perawatan dari dokter perawat dan keluarganya, klien mengatakan sangat terganggu dan menderita dengan keadaannya sekarang
2.       Self Ideal
Klien merasa tidak terganggu dengan aturan yang diterapkan oleh pihak RS  karena menurut klien hal ini adalah untuk kesembuhannya.
3.    Self esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik, ramah, sopan dan sabar baik oleh petugas maupun keluarga dan mendapat bantuan dalam menghadapi sakitnya
4.     Role
Klien bersikap kooperatif saat dilakukan tindakan tinpra, penjelasan dari perawat/dokter. Klien mematuhi ketentuan tentang hal yang harus dilakukan maupun yang dilarang klien lebih banyak diam.
5.      Identitas
   Klien menyadari saat ini sedang sakit dan lemah bukan individu yang sehat dan mandiri seperti dahulu. Membutuhkan bantuan dan dukungan penuh dari keluarga untuk memenuhi segala kebutuhannya.

g.      Data Sosial
1.      Pendidikan                         : tamat SMP
2.      Sumber penghasilan           : pasien bekerja sebagai sopir
3.      Pola komunikasi                 : Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan Indonesia dengan nada suara lemah, volume suara datar
Klien sering menanyakan tentang penyakit dan keadaannya sekarang apakah ia bisa cepat sembuh dari sakitnya
4.      Pola Interaksi
Klien tinggal serumah dengan istri dan tiga orang anaknya
      Klien mengatakan hubungan dengan semua anggota keluarga berjalan dengan baik (harmonis) dibuktikan dengan banyak keluarga yang datang menjenguk dan menungguinya.

h.      Data Spiritual
Ø  Klien mengatakan beragama islam
Ø  Klien mengatakan dirumah rajin menjalakan ibdah sesuai dengan ajaran agamanya seperti sholat dan mengaji serta berdoa serta ibadah yang lain
Ø  Di Rumah sakit klien hanya dapat berdoa dan berharap dapat lekas sembuh dan berkumpul dengan keluarganya.
Ø  Di rumah sakit klien tidak bisa melaksanakan sholat karena sesak dan sakit yang dideritanya
Ø  Klien mengatakan menerima sakitnya sebagai cobaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

i.        Pemeriksaan Fisik
 Secara Umum
 1.   Keadaan Umum     : Pasien berbaring di tempat tidur dengan posisi ½ duduk pasien tampak lemah dan tampak sakit sedang.
2.    Kesadaran               : Composmentis          GCS : E4 V5 M6
3.    Antopometri           : TB     : 168 cm                      BB       : 63 kg
4.    Tanda vital              : T        : 170/130 mmHg         N         : 100 x/menit
                                         S        : 36 5 o C                      RR       : 32 x/menit
Secara khusus (Chepalo – Cauda)
1.      Kepala dan leher
a.       Ekspresi  wajah tegang, tampak gelisah, pucat tampak kusut
b.      Rambut : Pendek, warna hitam, bersih, rambut tidak mudah dicabut bentuk kepala oval dan tidak ada nyeri tekan. Rambut hitam dan tidak rontok, agak kotor dan tidak ada ketombe, tidak ditemukan adanya kutu
c.       Kulit kepala : bersih, tidak didapatkan adanya bekas luka, ataupun benjolan abnormal
d.      Muka
      Tidak tampak adanya bekas luka, bentuk oval, tampak raut klien tampak ekspresi wajah sedih dan gelisah.
e.       Mata
Simetris, kelopak mata cekung konjungtiva anemis, sclera tidak ikterus, pupil isokor, fungsi penglihatan baik pandangan mata sayu dan tidak bersemangat
f.       Hidung : Mucosa hidung warna merah muda, simetris, septum nasi tegak berada di tengah, tidak terdapat adanya polip, bersih dan fungsi penciuman baik terpasang O2 nasal kanule pernafsan cepat dan dangkal 32 x/menit
g.   Telinga : Simetris, auricula tidak ada infeksi, liang telinga warna merah muda, bersih tidak didapatkan adanya cerumen yang mengeras ataua menggumpal, fungsi pendengaran baik ditandai dengan pasien bisa menjawab pertanyaan dengan spontan
h.      Mulut : Mucosa merah muda, bibir merah muda, tidak kering, lidah   bersih, gigi bersih tidak ada caries, tidak ada radang pada tonsil,tidak terdapat stomatitis, fungsi mengunyah, pengecapan dan menelan baik tidak dirasakan adanya nyeri tekan.
i.        Leher : Bersih, trakhea berada di tengah, tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena jugularis yang berlebihan, tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar lymfe, movement bebas dan maksimal, fungsi menelan baik.
2.      Pemeriksaan Thorak
a.       Pulmonum         
Ø  Inspeksi : bentuk thorak simetris, bersih,  tampak adanya tarikan intercostae yang berlebihan,  pernafasan dan irama cepat dan dangkal, tidak tampak adanya bekas luka.
Ø  Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, gerak nafas cepat dan dangkal, tidak ada pernafasan tertinggal.
Ø  Perkusi : Paru sonor kanan dan kiri, pembesaran paru tidak ada
Ø  Auskultasi : Suara ronkhi pada paru kanan dan kiri basal bawah paru wheezing tidak ada pada kedua paru.
b.      Cor
Ø  Inspeksi : Tidak terlihat adanya ictus cordis, pulsasi jantung tidak tampak
Ø  Palpasi : Teraba Ictus Cordis pada RAI 2 cm med/lat garis MCL , pulsasi jantung teraba pada apek, Thrill tidak ada
Ø  Perkusi : suara redup (pekak) pada daerah jantung
Batas kanan     : pada sternal kanan
Batas kiri         : 2 cm garis MCL S ICS VI
Ø Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara tambahan dari jantung

3.      Abdoment
Ø  Inspeksi : Simetris, bersih, tidak didapatkan adanya benjolan atau bekas luka, supel, perut datar dan tidak membuncit.
Ø  Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa abnormal
Ø  Perkusi : Suara tympani perut
Ø  Auscultasi : Peristaltik usus lemah, bising usus lemah (9 – 10 x/menit)
4.      Ekstremitas
Ø  Atas
   Lengkap, jari tangan lengkap, akral hangat, tidak ada cacat, simetris gerakan maksimal, tangan kiri terpasang infus RL, kekuatan otot baik, agak anemis pada jari kaki, turgor kulit baik
           
Ø  Bawah
Lengkap, jari tangan lengkap
Bersih tidak ada bekas luka, simetris, movement maksimal, tidak ada luka, tidak ada nyeri, kekuatan baik, tidak ditemukan adanya oedem.
5.      Integument
Ø  Turgor baik, warna kulit sawo matang, lembab, tidak ada alergi
Ø  Tidak ada alergi atau iritasi kulit, tidak ada kelainan postur tubuh, pergerakan maksimal
Ø  Tidak ada kelainan pada kulit

j.        Data Penunjang
1.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       laboratorium tgl 22/10 2001
PEMERIKSAAN
H A S I L
NORMAL
Hb
13, 1 g/dl
13,4 – 17,7 gr/dl
Luukosit
10,8  x 10 9 /L
4,3  - 10,3
PCV
0,39
140 – 0,47
Thrombosit
290 x 10 9 /L
150 – 350
GDA
133 mg/dl
< 200
SGOT
13 u/L
< 25
Elektrolit
Ø  Kalium
Ø  Na

3 , 83 meq/L
141    meq/L

3,8 – 5,0
136 – 144


b.      EKG
Ø  Sinus 100 X/menit
Ø  Axis normal
Ø  LVH
Ø  Iskemia Antrolat
c.       X foto Thorak 22 Oktober 2001
Cardiomegali + Congesti HT, cepalisasi (+)
2.      Therapy medik
Ø  O2 4 liter/menit per nasal kanule
Ø  Infus RL 500 cc/24 jam
Ø  Furosemid 40 mg IV 2 kali seahri
Ø  Captopril 3 X 12,5 mg
Ø  Spironolakton 50 mg 1 - 0 – 0


ANALISA DATA
Nama               : Tn “S”                                   Ruang              : Cardiology
Umur               : 45 tahun                                Dx Medik        : HHF IV + PJK
TGL
D A T A
Kemungkinan
PENYEBAB
MASALAH
22/10
2001
13.00
Subyektif
Ø Klien mengatakan mata nafas sesak .
Obyektif
Ø  Keadaan umum lemah
Ø  Pernafasann cepat dan dangkal
Ø  Penarikan ICS
Ø  Terpasng O2 nasal kanule
Ø  T : 170/130 mmHg
     N : 100 x/menit
     R : 32 x/menit
     T : 36 5 o C
Ø Foto thorak didapatkan kardiomegali + congestive HT, cepalisasi (+)
Peningkatan permeabilitas alveoli
Gangguan pertukaran gas
22/10
2001
13.00
Subyektif
Ø Klien mengatakan badan terasa lemah, sesak nafas. 

Obyektif
Ø Keadaan umum klien nampak lemah.
Ø RR : 32 x/menit
Ø Klien tampak kusut dan kurang bersemangat
Ø Segala akyivitas dibantu oleh perawat, keluarga diatas tempat tidur
Ø Klien hanya berbaring di tempat tidur

Kelemahan fisik sekunder terhadap suplay O2 yang tidak adekuat
ADL






12/10
2001
13.00








Subyektif
Ø  Klien mengatakan nafsu makan menurun

Obyektif
Ø  K/u lemah
Ø  Nampak sakit sedang
Ø  Porsi dari RS tidak habis
Ø  Makan hanya kurang lebih 2 – 3 sendok makan

Nafsu makan menurun sekunder  terhadap pola nafas yang tidak efektif
Nutrisi kurang dari kebutuhan
22/10
200113.00
Subyektif
Ø  Klien sering menanyakan tentang sakitnya dan keadaannya sekarang apakah ia bisa cepat sembuh

Obyektif
Ø  Keadaan umum lemah
Ø  Ekspresi wajah tegang, gelisah
Ø  Volume suara datar

Kurangnya Informasi
Knowledge deficit
22/10
2001
13.00
Subyektif
Ø Klien mengatakan nafsu makan menurun

Obyektif
Ø  K/u lemah sesak nafas RR 32 x/menit
Ø  Klien mulai masuk hanya bisa tidur Kurang lebih 1 jam
Ø  Pandangan mata sayu
Ø  Klien tampak  kurang bersemangat

Nafas tidak efektif sekunder terhadap suplay O2 yang tidak adekuat
Istrirahat/tidur
           


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan permeabilitas alveoli ditandai dengan :
Ø  Klien mengatakan nafas sesak
Ø  Keadaan umum lemah
Ø  Pernafasan cepat dan dangkal
Ø  Penarikan ICS
Ø  Terpasang O2  nasal kanule
Ø  T    : 170/130 mmHg                     N  : 100 x/menit
Ø  R   : 32 x/menit                             t   : 36 5 o C
Ø  Foto thorak didapatkan cardiomegali + congestive HT, cepalisasi (+)

2.      Knowledge deficit berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan :
Ø  Klien sering menanyakan tentang penyakitnya dan keadaannya sekarang  apakah ia bisa cepat sembuh
Ø  Keadaan umum lemah
Ø  Ekspresi wajah tegang
Ø  Gelisah
Ø  Volume suara datar

3.      Gangguan activity daily living berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder terhadap suplay O2 yang tidak adekuat ditandai dengan :
Ø  Keadaan umum klien nampak lemah
Ø  Sesak nafas
Ø  Rr 32 x/menit
Ø  Klien nampak kusut dan kurang bersemangat
Ø  Segala aktifitas dibantu perawat dan keluarga diatas tempat tidur
Ø  Klien hanya berbaring diatas tempat tidur
4.     Gangguan istirahat/tidur berhubungan dengan nafas tidak efektif sekunder terhadap suplay O2 tidak adekuat ditandai dengan :
Ø  Klien menagatakan susah tidur, tidur tidak nyenayk sering terbangun karena sesak nafas
Ø  K/u lemah sesak nafas 32 x/menit
Ø  Klien mulai masuk hanya bisa tidur kurang lebih 1 jam
Ø  Pandangan mata sayu
Ø  Klien tampak kurang bersemangat

5.     Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun sekunder terdadap pola nafas yang tidak efektif ditandai dengan :
Ø  Klien mengatakan nafsu makan menurun
Ø  K/u lemah
Ø  Klien nampak sakit sedang
Ø  Porsi makan yang disediakan RS tidak habis
Ø  Makan hanya kurang lebih 2 – 3 sendok makan
Previous
Next Post »

Translate