MAKALAH
SPIRITUALISME DALAM ISLAM
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia – Nya sehingga makalah yang berjudul “Spiritualisme dalam Islam” dapat
diselesaikan.
Penulis
menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahakan
segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga
materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang
mempelajarinya. Khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Surabaya,
26 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi
………………………………………………………………………………. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ................………………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………. 4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Spiritualisme dalam islam…………………………………….............. 5
2.2 Tujuan Spiritualisme dalam islam
……………………………….......................... 6
2.3 Makna Spiritualisme dalam islam ……………………………………..................
6
2.4 Fungsi Spiritualisme dalam
islam........................................................................... 7
BABA 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
……………………………………………………………………… 8
3.2
Saran…………………………………………………………………..…………. 8
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan rasa cemas orang berbicara mengenai antisipasi masa depan. Apaplagi
benda benda yang bernama masa depan itu di sini sering dikaitkan dengan era
globalisasi. Era macam itu dalam benak kita serba mengancam. Elemen kebudayaan
lokal harus masuk kancah pergaulan budaya global, dengan resiko terkoyak-koyak
dan punah. Dalam lingkup kehidupan agama pun rasa cemas itu ada, para pemimpin
umat dan para perumus kebijakan umat jauh-jauh hari sering mulai bicara perkara
masa depan.
Walaupun demikian di Indonesia masih banyak masyarakatnya yang menganut
spiritualisme kuno seperti percaya pada roh-roh halus yang mempunyai kekuatan
dan benda-benda yang dipercayai dapat membawa keberuntungan, semua itu tidak
terlepas dari spiritualisme jawa yang penuh dengan unsur-unsur klenik. Seperti
yang terjadi di Solo di mana masyarakatnya masih mempercayai kotoran kebo bule
sebagai benda yang diyakini dapat mengobati segala macam penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa pengertian dari spiritualisme dalam islam?
2. Apa tujuan dari spiritualisme dalam islam?
3. Apa makna penting spiritualisme dalam
islam ?
4. Apa fungsi spiritualisme dalam islam ?
1.3 Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian
spiritualisme dalam islam.
2.. Untuk menambah
wawasan khususnya mahasiswa dan umumnya para pembaca
3. Menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Spiritualisme dalam islam
Pada mulanya
spiritualisme bukan persoalan agama. Ia lebih merupakan persoalan duniawi yang
muncul sebagai akibat dari perubahan-perubahan sosial. Di dalam perubahan ini
lahir ketegangan sosial maupun psikologis. Dan ketegangan itu melahirkan
sejumlah ketidakpastian hidup, sebuah anomie, pada tingkat individu maupun
kelompok, karena nialai-nilai anutan lama tergusur, sedangkan pegangan baru
untuk ketentraman hidup belum lagi jelas sosok dan sifatnya. Watak urban
menentukan sekali kelahiran spiritualisme ini. Dan pada tingkat tertentu apa
yang sekarang disebut globalisasi, lebih mempertajam tuntutan kelahiran
spiritualisme karena globalisasi memang membawa watak urban. Spiritualisme
lebih merupakan gejala sosiologis. Ia terjadi tidak cuma oleh datangnya arus besar
kebudayaan asing, melainkan bisa juga terjadi sebagai akibat dari corak
rutinitas hidup kita sendiri yang cepat berubah dari hari ke hari, melalui
tatanan sosial-politik dan kebudayaan yang kta rancang dan kita laksanakan
sendiri maka ketegangan-ketegangan sosial mudah muncul, dan bahwa
ketegangan-ketegangan itulah sumber utama kelahiran spiritualisme.
Spiritualisme di dalam agama adalah kepercayaan, atau
praktek-praktek yang berdasarkan kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang berangkat
(saat meninggal) tetap bisa mengadakan hubungan dengan jasad. Hubungan ini
umumnya dilaksanakan melalui seorang medium yang masih hidup. Ada keterlibatan
emosional yang kuat, baik pada penolakan maupun penerimaan terhadap
spiritualisme ini yang membuat sulitnya suatu uraian imparsial dipakai untuk
membuktikannya.
Spiritualisme di dalam filsafat adalah sebentuk
karakteristik dari sistem pemikiran manapun yang meyakini eksistensi dari
realitas immaterial yang tak bisa diserap oleh indra.
2.2
Tujuan Spiritualisme dalam islam
Tujuan utama
spiritualisme antara manusia dan Tuhan yaitu:
1.peningkatan kualitas iman dan taqwa.
2.peningkatan kualitas ibadah.
3.peningkatan kualitas akhlak.
4.tercapainya perdamaian hakiki.
5.keselamatan dunia akhirat.
1.peningkatan kualitas iman dan taqwa.
2.peningkatan kualitas ibadah.
3.peningkatan kualitas akhlak.
4.tercapainya perdamaian hakiki.
5.keselamatan dunia akhirat.
2.3 Makna Spiritualisme dalam islam
SPIRITUALISME merupakan bentuk karakteristik
sistem pemikiran yang meyakini eksistensi realitas immaterial yang tidak dapat
diserap oleh indera. Di Prancis, gerakan ini dirintis oleh Victor Cousin
bersama Royer-Collard, reaksi melawan positivisme Auguste Comte abad ke-19. Di
Amerika Serikat, spiritualisme bermula di tahun 1848, mengacu pada gerakan yang
menaruh minat terhadap hubungan dengan roh-roh orang mati. Di Italia,
spiritualisme mengacu pada gerakan abad ke-20, yang dikenal sebagai
spiritualisme Kristen, yang berawal dari Gentile maupun eksistensialisme
religius.
Pada dasarnya, manusia adalah
makhluk spiritual karena selalu terdorong oleh kebutuhan untuk mengajukan
pertanyaan ''mendasar'' atau ''pokok". Mengapa saya dilahirkan? Apakah
makna hidup saya? Buat apa saya melanjutkan hidup saat lelah, depresi, atau
merasa terkalahkan? Orang Jawa mengemasnya dalam konsep sangkan paraning
dumadi dan cakra manggilingan. Asal muasal manusia dan bahwa manusia
itu berada dalam roda kehidupan yang berputar, kadang di atas, di samping, atau
di bawah.
Danah Zohar dan Ian Marshall (dalam
Spiritual Quotient) menulis, kita merasakan suatu kerinduan untuk melihat hidup
kita dalam konteks yang lebih lapang dan bermakna, baik dalam keluarga,
masyarakat, karier, agama, maupun alam semesta.
Spiritualisme menguatkan manusia
ketika mengalami bencana atau menghadapi masa depan yang tidak menentu. Dengan
spiritualisme manusia dapat menembus rasa sakit, sengsara, musibah, dan
ramalan-ramalan tentang masa depan tidak berpengharapan.
Spiritualisme melihat makna yang
lebih berarti daripada sekadar yang material-fisik, maka ketika menerima
musibah orang pun dapat mengatakan ''pasti ada hikmah yang lebih berarti dari
musibah ini''. Bahkan, orang Jawa pun selalu mengatakan ''untung'' di balik
musibah. Misalnya ''untung hanya kaki kiri saya yang patah dalam kecelakaan
ini''.
Spiritualisme mampu menjaga
ketabahan dan kekuatan banyak orang yang menjadi korban banjir, tanah longsor,
dan bencana lain akhir-akhir ini. Mereka menembus batas-batas bencana itu menuju
sesuatu yang transenden. Dalam khasanah budaya Jawa, spiritualisme
mengacu pada pola pikir, sikap, dan perilaku yang mengutamakan hal-hal di balik
realitas yang terlihat dengan mata (ora kasat mata); realitas di balik
realitas.
SPIRITUAL juga mengandung makna rohaniah atau sesuatu yang berkenaan dengan
rohani atau batin. Rohani merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia
yang berada didalam hati. Hati selalu berkata jujur, tidak pernah bohong. Suara
hati merupakan kunci spiritualitas karena ia merupakan pancaran sifat-sifat
Illahi. Sifat-sifat Illahi dihembuskan Tuhan kepada jiwa manusia, sehingga
manusia mempunyai keinginan-keinginan dalam hidupnya.
2.4 Fungsi Spiritualisme dalam islam
Dalam sejarah islam terdapat khazanah spiritualisme
yang sangat berharga, yakni sufisme. ia berkembang mengikuti dialektika jaman
sejak muhammad saw diutus sampai sekarang. pada jaman islam klasik, tasawuf
merupakan kepentingan individual. pada jaman pertengahan, ia berubah menjadi
tarekat. Spiritualisme pada generasi pertama Islam berfungsi untuk mendorong
gerak sejarah ke depan dan pada saat yang sama membuat hidup lebih seimbang.
bagi masyarakat terbelakang. Peran spiritualisme dimasa-masa mendatang
menjadikan Islam tidak sekedar ethical religion dimana Islam lebih berfungsi
sebagai ajaran etika mendampingi proses modernisasi dan sekularisasi. lebih
dari itu, Islam memiliki kecenderungan sebagai civil religion yang dihayati dan
diamalkan sebagai reaksi terhadap perubahan masyarakat yang sangat cepat akibat
kemajuan ilmu pengetahuan. Kita optimis tasawuf dan tarekatnya akan muncul
menjadi semangat jaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Spiritualisme di
dalam agama adalah kepercayaan, atau praktek-praktek yang berdasarkan
kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang berangkat (saat meninggal) tetap bisa
mengadakan hubungan dengan jasad. Hubungan ini umumnya dilaksanakan melalui
seorang medium yang masih hidup. Ada keterlibatan emosional yang kuat, baik
pada penolakan maupun penerimaan terhadap spiritualisme ini yang membuat
sulitnya suatu uraian imparsial dipakai untuk membuktikannya.
·
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk spiritual karena
selalu terdorong oleh kebutuhan untuk mengajukan pertanyaan ''mendasar'' atau
''pokok". Mengapa saya dilahirkan? Apakah makna hidup saya? Buat apa saya
melanjutkan hidup saat lelah, depresi, atau merasa terkalahkan? Orang Jawa
mengemasnya dalam konsep sangkan paraning dumadi dan cakra
manggilingan. Asal muasal manusia dan bahwa manusia itu berada dalam roda
kehidupan yang berputar, kadang di atas, di samping, atau di bawah.
·
Islam memiliki kecenderungan sebagai
civil religion yang dihayati dan diamalkan sebagai reaksi terhadap perubahan
masyarakat yang sangat cepat akibat kemajuan ilmu pengetahuan. Kita optimis
tasawuf dan tarekatnya akan muncul menjadi semangat jaman.
3.2 Saran
·
Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua dan dapat digunakan bagi semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada
di dalam fakultas ilmu kesehatan. Bisa menambahkan wawasan yang luas dalam masa
study belajar.
Daftar Pustaka
3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Spiritualisme
1 komentar:
Click here for komentargood
ConversionConversion EmoticonEmoticon