MAKALAH
PENYAKIT HEPATITIS YANG MENYERTAI
IBU HAMIL & PERSALINAN
OLEH
:
HAYATUL NUFUS (2010.0661.013)
NURFAIDAH (2010.0661.024)
SUHANI
(2010.0661.041)
WAHYU AMINAH (2010.0661.046)
PEMBIMBING
:
RAHMAWATI
IKA S, S.ST, M.Kes.
PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURABAYA
2011 - 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “penyakit
hepatitis yang menyertai ibu hamil dan persalinan ” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa terselesaikannya makalah ini
adalah berkat kerja sama yang baik dari berbagai pihak, terutama bimbingan,
arahan, dan motivasi dari dosen pengajar.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis dengan kerendahan hati
menyampaikan rasa terima kasih yang kepada yang terhormat :
1. Direktur
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
2. Ketua
program studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
3. Seluruh
staf pengajar program studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
4. Semua
pihak yang membantu dalam memberikan dukungan selama penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari, bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat diterima untuk digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian.
Surabaya,
6 maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Hepatitis di sebabkan oleh virus
dan merupakan penyakit hati yang paling sering di jumpai dalam kehamilan. Pada
wanita hamil, peniyebab hepatitis terutama oleh virus hepatitis B walau
kemungkinan juga dapat karena virus hepatitis A atau C . hepatitis juga dapat
terjadi pula setiap saat kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk pada janin
maupun ibunya.
Pada trimester I dapat terjadi
keguguran pada trimester II dan III sering terjadi premature .
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian dari penyakit hepatitis?
2. Apa
tanda-tanda dan gejala penyakitan
hepatitis pada ibu hamil dan persalinan ?
3. Apa
saja manifestasi klinis dari penyakit hepatitis pada ibu hamil dan persalinan?
4. Bagaimana
cara penatalaksanaan penyakit hepatitis pada ibu hamil dan persalinan?
1.3
TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
Menambah pengetahuan mahasiswi
tentang penyakit hepatitis pada ibu hamil dan persalinan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswi dapat mengenali dan
mengetahui tanda dan gejala penyakit hepatitis.
2. Mahasiswi dapat melaksanankan
penatalaksaan penyakit hepatitis pada ibu hamil dan persalinan dengan asuhan
kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Hepatitis merupakan suatu
istilah umum untuk terjadinya peradangan pada sel-sel hati. Hepatitis dapat
disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti obat-obatan, alkohol, dan penyakit
autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus.
2.
Penyebab
Hepatitis
Hepatitis virus terjadi bila virus hepatitis masuk
ke dalam tubuh dan kemudian merusak sel-sel hati. Cara masuknya virus hepatitis
ke dalam tubuh bisa bermacam-macam, namun yang paling sering adalah melalui
makanan dan minuman (hepatitis virus A dan E), atau melalui cairan tubuh
misalnya melalui transfusi darah, suntikan, atau hubungan seksual (hepatitis
virus B, C, dan D).
3.
Gejala
Hepatitis
Ketika virus hepatitis
masuk ke dalam tubuh maka akan timbul berbagai gejala, mulai dari yang ringan
(bahkan tanpa gejala) sampai yang berat. Gejala yang dapat muncul akibat
infeksi virus hepatitis diantaranya demam, nyeri otot, gejala-gejala mirip flu
(flu-like syndrome), mual atau muntah, serta nyeri perut, yang kemudian akan
diikuti mata atau kulit berwarna kuning, serta buang air kecil akan berwarna
kecoklatan. Pada sebagian besar pasien, gejala-gejala tersebut akan membaik
dengan sendirinya dan akan hilang sama sekali setelah 4-6 minggu, sementara
sebagian kecil pasien keluhan-keluhan itu akan semakin memberat sehingga
memerlukan perawatan yang khusus. Kondisi sakit seperti yang disebutkan di atas
disebut sebagai hepatitis virus akut.
Bila infeksi hepatitis
virus akut itu disebabkan oleh virus hepatitis A dan E, maka umumnya pasien
akan sembuh total dan penyakitnya tidak berlanjut menjadi kronik. Hepatitis
virus kronik dapat terjadi pada sebagian pasien yang mengalami infeksi
hepatitis virus akut B, C, atau D. Seseorang dikatakan menderita hepatitis
kronik bila virus hepatitis atau komponen-komponennya masih ada di dalam tubuh,
dan secara perlahan tetap akan merusak sel-sel hati dan berpotensi untuk
menularkan ke orang lain, walaupun gejala-gejala sudah menghilang dan secara
fisik pasien sudah segar-bugar. Hepatitis kronik perlu mendapat perhatian
khusus, karena penyakitnya bisa berlanjut menjadi sirosis hati (hati mengecil
akibat sel-sel hati banyak yang digantikan jaringan parut) dan bahkan bisa
menjadi kanker hati. Diperkirakan bahwa sekitar 10 hingga 30% dari pengidap
hepatitis B dan C akan berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Baik sirosis
atau kanker hati merupakan suatu kondisi akhir dari suatu penyakit hati kronik,
dengan berbagai gejala dan komplikasi yang berat dan mengancam nyawa (seperti
perdarahan saluran cerna, gagal hati, penurunan kesadaran, gangguan mekanisme
pembekuan darah, infeksi di rongga perut yang penuh terisi cairan, sampai pada
kematian).
Gejala-gejala permulaan
ialah panas, anorexia, perasaan lelah, sakit kepala, mual, dan muntah, kencing
tua warnanya. Kemudian timbul ikterus. Pada mual dan muntah harus diingat
kemungkinan hepatitis, jangan selalu mengira bahwa mual muntah disebabkan oleh
kehamilan.
( Obstetri patoiogi, hal 145 ).
4.
Patofisiologi
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi obat,
toksin, autoimun, kelainan metabolik. Hepatitis infeksi merupakan penyebab
terbanyak hepatitis akut. Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus,
bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah penyebab terbanyak hepatitis
infeksi. Kemajuan di bidang biologi molekuler telah membantu pengenalan dan
pengertian patogenesa dari tujuh virus penyebab hepatitis sebagai manifestasi
penyakit utama. Virus-virus tersebut dinamakan virus hepatotropik, yang
ditandai denagn urutan abjad yaitu A, B, C, D, E, G, dan terakhir virus TT.
Virus-virus lain yang juga memberi gejala hepatitis sebagai bagian dari gejala
klinisnya, bukan disebut virus hepatotropik. Seperti virus herpes simplex
(HSV), cytomegalo (CMV), epsteinbarr, varicella, rubella,
adeno, entero, parvo B19, arbo dan HIV, gejala-gejala hepatologi
pada infeksi virus-virus ini hanya merupakan bagian dari penyakit sistemik.
Virus A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis, virus B, C, D merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas karena penyakit kronis. Virus G dapat
memberi infeksi kronis, tetapi tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas,
sedang virus TT walaupun prevalensinya tinggi, tidak memberi gejala baik akut
maupun kronis.
Algoritme
diagnosis hepatitis akut
|
|
5.
Jenis Virus Hepatitis
·
Virus hepatitis A
Virus hepatitis A
terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat
kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya
terjadi melalui air dan makanan.
·
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa
menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa
ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur
Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker
hati.
·
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi
darah. Virus hepatitis C
ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum
bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan
yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik"
seringkali menderita hepatitis C.
·
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis
B dan virus hepatitis D
ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko
tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
·
Virus hepatitis E
Virus hepatitis E
kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di
negara-negara terbelakang.
·
Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi
baru-baru ini.
Virus-virus lain yang dapat
menyebabkan hepatitis :
6.
Bagaimana bila hepatitis
terjadi pada saat hamil
Sama seperti pada orang pada umumnya,
seorang ibu yang hamil dapat berisiko mengalami hepatitis virus dan seseorang
yang sudah mengalami hepatitis kronik dapat hamil. Semua jenis virus hepatitis dapat menginfeksi ibu
hamil, dan dapat menimbulkan gejala hepatitis virus akut. Gejala dan tanda
infeksi hepatitis virus akut yang terjadi pada kehamilan umumnya tidak banyak
berbeda dengan mereka yang tidak hamil.
Yang perlu dilakukan
adalah memeriksakan diri ke dokter bila muncul gejala-gejala yang sudah
disebutkan di atas tadi untuk memastikan apakah ini suatu hepatitis virus atau
bukan, menentukan jenis virus apa yang menginfeksi, serta menentukan derajat
kerusahan sel hati yang terjadi. Biasanya dokter akan menganjurkan perawatan di
rumah sakit untuk memantau perkembangan penyakitnya, serta memastikan bahwa
pasien cukup istirahat dan mendapat asupan makanan yang baik. Umumnya ibu hamil
yang mengalami hepatitis virus akut akan sembuh dalam 4 sampai 6 minggu.
Menentukan jenis virus
hepatitis apa yang menginfeksi merupakan hal penting, sebab seperti yang telah
disebutkan di atas, bila virus hepatitis B dan C yang menginfeksi maka perlu
dilakukan langkah-langkah lebih lanjut untuk mengantisipasi perkembangan
penyakit lebih lanjut serta mencegah penularan penyakit ke janin atau bayi.
Bila ibu hamil terinfeksi hepatitis virus B atau C, maka dokter akan melakukan
berbagai pemeriksaan lanjutan untuk menentukan apakah hepatitis virusnya dalam
kondisi aktif dan menularkan ke orang lain atau tidak, termasuk ke janinnya.
7. Pengaruh Hepatitis Virus Pada Kehamilan dan Janin
Bila hepatitis
virus terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejala-gejala
nya akan sama dengan gejala hepatitis . virus pada wanita tidak hamil. Meskipun
gejala-gejala yang timbul relatif lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang
timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah
sakit.
Hepatitis virus
yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala yang lebih
berat dan penderita umumnya me-nunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah
acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas. Ibu yang
sangat tinggi, dibandingkan dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III,
adanya defisiensi faktor lipo tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat
akan nutrisi, menye-babkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis.
Tampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan prognose.
Penyelidik lain
juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis virus pada kehamilan
sangat tergantung dari keadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi
protein, ditambah pula meningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin,
menyebabkan infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang
jauh lebih berat. Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya hepatitis virus,
telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan antara
perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala
hepatitis virus. Diketahui bahwa pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi
perubahan-perubahan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan
faktor-faktor pembekuan dan penurunan aktivitas fibrinolitik, sehingga pada
kehamilan mudah terjadi DIC (Disseminated Intra Vascular Coagulation). Dalam
penelitian ini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam meningkatkan beratnya
hepatitis virus pada kehamilan. Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi
gejala-gejala hepatitis virus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.
Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada janin, baik in utero maupun
segera setelah lahir. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu :
- Melewati
placenta
- Kontaminasi
dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
- Kontak langsung
bayi baru lahir dengan Ibunya
- Melewati Air
Susu Ibu, pada masa laktasi.
Baik virus A
maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus in
utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal.
Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta, ialah virus
type B. Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta, ialah
ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin baru
lahir. Selain itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada
periode neonatal akibat infeksi hepatitis virus. Hasil autopsy menunjukkan
adanya perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai
suatu bentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini, hanya
mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim.
Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat pada lobus
kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke janin
dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu
ke janin atau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi
pada Ibu dengan saat persalinan. Angka tertinggi didapatkan, bila infeksi
hepatitis virus terjadi pada kehamilan trimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu
yang mengalami hepatitis virus pada waktu hamil, tidak memberi gejala-gejala
icterus pada bayi-nya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi
yang baru lahir tidak mengandung virus tersebut. Ibu hamil yang menderita
hepatitis virus B dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan
penularan pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yang
hanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.
Dilaporkan,bahwa
Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan gejala yang jelas, 48% dari
bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai
carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virusB
antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya terhadap
kelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada
66% kehamilan yang disertai hepatitis virus B. Adanya icterus pada Ibu hamil
tidak akan menimbulkan kem-icterus pada janin. Kem icterus terjadi akibat
adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil yang
mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi
pada waktu persalinan maka gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga
bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis virus
pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janinnya. Pada
pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak
dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak
bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak
memberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.
8. Pencegahan
Semua Ibu hamil
yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A hendaknya
diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma globulin ternyata
tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya
dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan
hepatitis virus.Untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak
sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan
tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium telah kembali normal.
Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan
laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.
9. Pengobatan
Pengobatan infeksi
hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak hamil.
Pengobatanya antara lain :
a.
Penderita
harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin
dalam serum menjadi normal.
b.
Kontrol kadar bilirubin. Serum
glutamic oksaleosetik transminase (SGOT) normalnya 17-20 unit internasional,
serum glutamic piruvic transminase (SGPT) normalnya 12-17 unit internasional.
Faktor pembekuan darah kerena kemungkinan ada disseminated inravaskuler
coagulopaty (DIC) serta priksa HbsAg .
c.
Makanan
diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapi rendah protein dan tinggi karbohydrat karena makanan yang mengandung glukosa sehingga dapat mengubah
metabolisme lemak dan protein ini dan
dapat meringankan beban fungsi hati.
d.
Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya
dihindari. Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingat pada
hepatitis virus yang aktif dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi
perdarahan post-partum, karena menurunnya kadar vitamin K.
e.
Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti
sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaan ransaminase serum dan
pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Dan dalam waktu 2x24 jam di berikan suntikan
anti hepatitis serum. Janin baru
lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit
lain.
Asuhan kebidanan
pada ibu hamil dan persalinan dengan penyakit hepatitis
Subyektif
Ibu mengatakan bahwa ibu mual muntah, panas, dan nafsu
makan
Berkurang
, dan air kencingnya berwarna coklat.
Obyektif
- ikterus
- suhu 38 C
- TD 100/60
- DJJ 139 x /
menit
Data Penunjang :
Ø Meningkatnya sekitar SGOT 23
unit internasional dan SGPT 20 unit
internasional
Ø Pemeriksaan lab di temukan Hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria
Assesment
• Diagnosa : Ny. X G2 P1A0 uk 28 minggu hidup tunggal let kepala intra
uteri jalan lahir normal k/u ibu lemah dengan hepatitis.
Masalah : gangguan rasa nyaman
Tindakan Segera : kolaborasi
dengan dokter spOG dan dokter spesialis penyakit dalam
serta petugas lab.
Masalah potensial : kematian janin dalam rahim, prematur. Infeksi vertikal ke bayi saat persalinan, Abortus,
Intervensi
- Berikan
penjelasan pada ibu tentang kondisi
kehamilan ibu saat ini.
- Berikan penJelaskan
tentang penyebab dari hepatitis
- Berikan HE
tentang :
a. Mengkonsumsi makanan
yang matang dan bersih.
b. Kebersihan lingkungan.
c. minum obat yang teratur
d. memisahkan alat makan dengan anggota keluarga lain
4. Jelaskan
pada ibu tentang cara mencegah hepatitis
5. jelaskan pada ibu mengenai
dampak dari penyakit hepatitis
6. Kolaborasi dengan tim dokter spesialis dalam pemberian terapi.
Tindakan dan petugas lab dalam pemeriksaan lab ulang.
Evaluasi
S : ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas
antara lain: istirahat yang banyak, minum obat, diit rendah lemak dan protein, kebersihan
lingkungan, penyebab penyakit hepatitis, dampek serta pencegahan penyakit
hepatitis
· O : K-U ibu lemah ,ttv, DJJ 139 x / menit , pemeriksaan
lab Meningkatnya sekitar SGOT 23 unit
internasional dan SGPT 20 unit
internasional serta temukan Hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria
A : Ny. X G2 P1A0 uk 28 minggu hidup tunggal let kepala intra
uteri jalan lahir normal k/u ibu lemah dengan hepatitis.
P : anjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal… atau sewaktu-waktu bila ada keluhan,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hepatitis
di sebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling sering di jumpai
dalam kehamilan. Pada wanita hamil, peniyebab hepatitis terutama oleh virus
hepatitis B walau kemungkinan juga dapat karena virus hepatitis A atau C .
hepatitis juga dapat terjadi pula setiap saat kehamilan dan mempunyai pengaruh
buruk pada janin maupun ibunya.
Pada trimester I dapat terjadi keguguran pada
trimester II dan III sering terjadi premature . adapun beberapa jenis virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G.
3.2 Saran
- Penulis
Diharapkan
menjadi koreksi diri dan juga bisa menjadi koreksi tentang pembuatan makalah
yang benar
- Pembaca
Diharapkan
pembaca memahami tentang penyakit
hepatitis pada ibu hamil dan persalinan.
- Pendidikan
Diharapkan
makalah ini menjadi informasi bagi pendidikan untuk menjadi bahan ajar
khususnya tentang asuhan kebidanan
penyakit hepatitis pada ibu hamil dan persalinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Obstetri Patologi Universitas padjajaran Bandung.
Marmi, dkk.2011, Asuhan kebidanan patologi, 2012. Yogyakarta.Pustaka Pelajar.
1 komentar:
Click here for komentarisinya komplit...........
ConversionConversion EmoticonEmoticon