BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
I. PENGERTIAN
Suatu keadaan dimana mual muntah
yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umumnya
menjadi buruk (Ilmu Kebidanan. Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo 1997 : 276).
Suatu keadaan dimana seorang ibu
memuntahkan segala apa yang dimakan dan di minum hingga badan sangat turun.
Turgor kulit kurang dan timbul aceton dalam air kencing (FKUHPAD 1984 : 15).
Mual muntah yang merupakan gangguan yang paling sering
dijumpai pada kehamilan trimester I kurang lebih 6 minggu setalah haid terakhir
selama 10 minggu.
II. ETIOLOGI
Penyebab Hyperemesis Gravidarum
belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa penulis menemukan faktor predis
posisi dari faktor lain yaitu :
1.
Faktor Hormonal.
Frekuensi Hyperemesis Gravidarum
yang tinggi pada umur kehamilan trisemester I. Kehamilan ganda dan mola
hidatidosa, menimbulkan dugaan bahwa faktor hormonal memegang peranan karena
tersebut dibentuk chorionik gonadotropin hormon yang berlebihan.
2.
Faktor Organik.
Masuknya fili chorionis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini. Alergi sebagai salah saatu
respon dari jaringan ibu terhadap anak.
3.
Faktor Psikologik.
Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu yang dapat menyebabkan
konflik sehingga dapat memperberat mual dan muntah.
III. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual akibat kadar estrogen
meningkat. Mual-muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia,
hipokloremia, penurunan kada klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi
yang mengurangi perkusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunya zat
toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak
tidak sempurna hingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi
yang berlebihan selanjutnya menambah frekwensi muntah dan merusak hepar.
Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weirr)
sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
IV. MANIFESTASI KLINIS
Hyperemesis gravidarum menurut
berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi 3 tingkatan :
1.
Tingkat 1
Muntah
terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, penderita merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigasterium,
nadi meningkat 100x/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
berkurang, bibir mengering dan mata cekung.
2.
Tingkat 2
Penderita tampak lebih lemah dan
apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan
turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi, aceton dapat tercium pada hawa pernafasan dan dapat pula ditemukan
dalam kencing.
3.
Tingkat 3
Keadaan umum lebih parah, muntah
berhento, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
suhu meningkat dan tensi turun.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Elektrolit darah.
-
Urinalisis
VI. KOMPLIKSI
Encepalopasi wernick dengan gejala
histagmus, diplopia dan perubahan mental, serta payah hati dengan gejala
timbulnya ikterus.
VII. PENATALAKSANAAN
1.
Pencegahan dengan jalan
a.
Memberikan penjelasan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
b.
Memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c.
Menganjurkan mengubah makan
sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil tapi sering.
d.
Waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering / biskuit
dengan teh hangat.
e.
Makanan dan minuman seyogyanya
disajikan dalam keadaan panas / sangat dingin.
f.
Dianjurkan banyak makan-makanan
yang mengandung gula.
2.
Obat-obatan
a.
Sedativa.
b.
Vitamin yang dianjurkan adalah
B1 dan B6.
c.
Anti Histamin.
d.
Pada keadaan yang lebih berat
dapat diberikan anti emetik.
3.
Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan pada pasien bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan,
serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya menjadi latar belakang
penyakit ini.
4.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter sehari.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Hyperemisis Gravidarum / pre partum
meliputi beberapa tahap diantaranya :
I. Pengkajian
a.
Identitas pasien / biodata
pasien.
Nama :
Jenis kelamin :
Bahasa :
Status perkawinan :
Kebangsaan :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan :
Tanggal / jam MRS :
Diagnosa medis :
b.
Keluhan utama.
Pada pasien dengan Hyperemesis
gravidarum yang sering dikeluhkan adalah seringnya mual muntah.
c.
Riwayat kesehatan
1)
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat yang pernah diderita sebelumnya seperti
hipertensi, hepatitis, TBC.
2)
Riwayat kesehatan sekarang
Kesadaran klien compos mentis,
mual muntah dan muntahnya sama dengan apa yang dimakan sekaligus atau
sedikit-sedikit.
3)
Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan, yang pernah
diderita keluarga seperti hipertensi, bayi kembar, DM, dan lain-lain
4)
Riwayat psikososial
Kehamilannya ini adalah kehamilan yang ditunggu-tunggu /
tidak. Klien sebelumnya seorang ibu yang bekerja atau tidak
d.
Pola-pola fungsi kesehatan
1.
Pola persepsi dan tatalaksana
hidup sehat
Persepsi klien tentang Hyperemisis Gravidarum, tindakan pertama kali
saat klien sakit, tata cara perawatan mandi dalam sikat gigi dan mencuci
rambut.
2.
Pola nutrisi dan metabolisme
Klien makan, berapa kali klien makan dalam sehari, dengan komposisi
apa saja, dan berapa banyak klien dapat menghabiskannya. Dan minum berapa
banyak dalam sehari apa yang diminum.
3.
Pola aktivitas
Dengan keadaan yang dialaminya sekarang apakah klien merasa
terganggu atau menerimanya.
4.
Pola eliminasi
Dam BAK dan BAB klien lancar atau tidak, dalam sehari berapa kali,
sakit atau tidak. Bagaimana bentuk, warna, dan baunya.
5.
Pola istirahat dan tidur
Lama klien tidur siang dan malam, dengan memakai alat bantau apa,
nyenyak atau sering terbangun.
6.
Pola sensori dan kognitif
Mengertikan
klien tentang keadaan yang dialaminya sekarang di dalam panca inderanya mana
berfungsi normal atau tidak dan klien dapat membedakan rasa panas, dingin,
sakit dan nyeri.
7.
Pola persepsi diri
Klien
mengalami masalah dalam harga dirinya. Klien merasa mampu dalam merawat
bayinya, klien merasa bangga dan bahagia dengan kehamilannya.
8.
Pola hubungan dan peran
Dengan adanya kehamilan ini klien merasa ada perubahan dalam
hubungan dan peran klien terhadap dirinya
9.
Pola reproduksi dan seksual
Klien
dalam ini mempunyai anak kandung dan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Dengan kehamilannya sekarang klien masih tetap melakukannya atau tidak
10.
Pola penanggulangan stress
Dengan siapa klien memecahkan masalah serta bagaimana cara memaksimalkan
koping klien dalam menghadapi masalahnya.
11.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Kepercayaan yang dianut oleh klian dan ketaatan klien dalam
menjalankan ibadahnya.
e.
Pemeriksaan fisik
1.
Kepala
Tidak ada benjolan, warna rambut, adakah luka lecet, terdapat
hyperpigmentsi pad muka.
2.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau paratyroid, pembesaran
vena jugularis.
3.
Mata
Tidak didapatkan oedema palpebra, fungsinya normal atau bentuk kanan
dan kiri simetris atau tidak apakah didapat anemis.
4.
Hidung
Di
dapatkan pernafasan cuping hidung, atau penyakit yang lain, kebersihan selalu
terjaga.
5.
Telinga
Ada sekret, fungsi pendengaran baik.
6.
Dada
Adakah dada berbentuk lordosis barrel chest, perubahan apa yang
terjadi pada payudara, sudah menonjol atau tidak puting susu.
7.
Abdomen
Terdapat strise atau linea gravida, apakah ada luka lecet, berapa
tinggi fundus, adakah bekas garukan atau luka UP, peristaltik usus normal atai
tidak, obstipsi, kembung.
8.
Genetalia
Ada perdarahan pervagina.
9.
Anus
Memoroid, lecet
10.
Muskuluskeletal
Pergerakan normal pada ekstremitas atas, bawah dan tidak ada
kelumpuhan.
11.
Integumen
Warna kulit bagaimana, turgor, tekstur, adakah hiperpigmentasi pada
muka atau tidak.
II. Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi berhubungan mual muntah yang berlebihan.
2.
Gangguan pola istirahat tidur
berhubungan dengan mual muntah.
3.
Gangguan rasa nyaman (nyeri di
epigastrium) berhubungan dengan peningkatan hormon progesteron.
III. Rencana Tindakan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 : Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi berhubungan mual muntah yang berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan dalam waktu 1 x 24 jam mual muntah berkurang.
Kriteria hasil :
-
Mual muntah berkurang.
-
Nafsu makan bertambah.
-
Berat badan tidak turun / tetap
-
Turgor kulit baik.
-
Keadaan umum baik.
Intervensi dan rasional
1.
Jelaskan pada ibu tentang
keadaannya sekarang dan perubahan pada wanita hamil.
R / Meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan.
2.
Jelaskan kepada ibu tentang
akibat kekurangan cairan karena muntah yang sering.
R / Ibu mengerti akibat kekurangan cairan bagi wanita
hamil yaitu dapat menyebabkan dehidrasi, kerusakan pada ginjal, memperberat
kerja jantung, oksigenasi kerjanya terganggu dan suhu tubuh meningkat dan pada
janin bisa terjadi gangguan pertumbuhan janin.
3.
Kaji pola nutrisi dan
perubahannya.
R / Mengidentifikasi pola nutrisi
dan mengetahui perubahan sebelum dan saat hamil.
4.
Berikan makanan dalam porsi
kecil tetapi sering dan minuman disajikan dalam keadaan hangat / sangat dingin.
R / Memenuhi kebutuhan manakan yang
diperlukan serta dalam porsi kecil dan hangat / dingin untuk mengurangi mual.
5.
Ajari ibu cara mengurangi mual
muntah yaitu dengan tarik nafas panjang dan menghindari makanan yang baunya
merangsang muntah.
R / Usaha untuk mengurangi mual muntah
sendiri. Enggan tarik nafas panjang sehingga diafragma naik, tekanan dalam
rongga perut dan usus menurun sehingga rangsangan berkurang.
6.
Diskusikan dengan klien jenis
makanan yang menjadi kesukaannya dan tunjukkan makanan yang dapat dikonsumsi.
R / Memenuhi kebutuhan makanan sehingga intake
meningkat.
7.
Catat intake dan out put.
R / Mengetahui keseimbangan cairan di dalam tubuh klien.
8.
Beri motifasi pada klien untuk
mengurangi beban psikologis yang menjadi beban pikirannya.
R / Mengurangi beban psikologis terhadap muntahnya.
9.
Observasi TTV, tanda dehidrasi,
keadaan umum.
R / Mengetahui perkembangan
kesehatan klien dan dapat menilai keseimbangan cairan dalam tubuh.
10.
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi obat
R / Melaksanakan fungsi
interdependent.
IV. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah realita dari tindakan yang telah
ditentukan dan diuraikan sesuai dengan prioritas masalah.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, sumber
daya, fasilitas yang ada pada saat dilakukan tindakan keperawatan.
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan sebagai pengukuran dari keberhasilan rencana tindakan keperawatan.
Evaluasi dikatakan berhasil jika pasien menunjukkan
perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi dapat berupa :
a.
Tujuan tercapai
Jika pasien menunjukkan perubahan
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
b.
Tujuan tercapai sebagian
Jika pasien menunjukkan perubahan
sebagian dari standart dan kriteria yang telah ditetapkan.
c.
Tujuan tidak tercapai
Pasien tidak menunjukkan perubahan
dan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.
DAFTAR PUSTAKA
-
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ke tiga, Jilid Satu, Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2000
-
Sastrowinoto R. Sulaiman Prof.
Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Genetologi, Universitas Pajajaran
Bandung. 1981.
-
Wiksastro Hanifa. Prof Dr Ilmu
Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Jakarta 1997.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. W
DENGAN DIAGNOSA HYPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH SEPANJANG
Oleh
:
ANIK WAHYUNI
Nim: 02.110.007
AKADEMI
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005
ConversionConversion EmoticonEmoticon