MAKALAH
HEREDITAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha
esa karna atas limpahan rahmatnya kami mampu menyelesaikan makalah ini dangan
tepat waktu, makalah ini berisi tantang materi hereditas yang meliputi
dasar-dasar genetika yang menjelaskan tentang pengertian, karakteristik, dan
setruktur gen serta gametogenesis makalah ini juga membahas tentang penentuan
jenis kelamin pada bayi serta penggolongan golongan darah baik sistem ABO maupun Rhesus.
Makalah ini juga selain menyajikan materi yang
dikehendaki makalah ini juga disertai beberapa gambar yang berkaitan dengan
materi yang disajikan dalam makalah ini juga disertai beberapa contoh
yangbertujuan untuk mempermuda dalam proses belajar dan mempermuda memahami
materi yang disajikan dalam makalah ini.
Dan taklupa di akhir makalah disajikan rangkuman
yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami dan mempelajari materi yang
disajikan dalam makalah ini.
Akhir kata dari kami “tidak ada gading yang tak
retak, demikian pula dengan makalah ini oleh karna itu keritikan dan saran yang
membangun tetap kami mantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar
isi
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN:
1.1 Latar
belakang .........................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................
1.3 Rumusan
masalah .........................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN :
2.1 Dasar-dasar
genetika .........................................................................................
a.Pengertian
genetic .........................................................................................
b.Pengertian
dan karakteristik gen .................................................................................
c.Struktur
gen .........................................................................................
d.Gametogenesis .........................................................................................
2.2 Penentuan jenis
kelamin .........................................................................................
a.Faktor
lingkungan .........................................................................................
b.Faktor
genetic .........................................................................................
c.Cara
penentuan jenis kelamin........................................................................................
2.3 Penentuan
golongan darah .........................................................................................
a. Sistem
AOB .........................................................................................
b.Sistem
Rhesus ……….............................................................................
BAB
III PENUTUP:
3.1 Kesimpulan .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan
(hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah.
Orang yang
dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor Mendel. Orang yang pertama
mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah Haeckel (1868).Blendel
mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum).
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh
sepasang "faktor keturunan". Pada waktu itu Mendel belummenggunakan
istilah "gen", Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk
alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela, Satu dari
pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada
bersama-sama. Pada pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap
gamet menerima satu faktor alela tersebut.
Gen
adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya diprkirakan 4-50, Istilah
gen pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti
istilah factor keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel.
Gregor Mendel telah berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan
suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia menyebutnya 'faktor', Pada
1910,
Sedangkan
factor yang menentukan jenis kelamin ada 2 yaitu factor lingkungan dan factor
genetik dan untuk menentukan golongan
darah bias dengan menggunakan sistem AOB atau bias dengan sistem rhesus.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Pengertian hereditas
dan siapa orang pertama yang menemukan ilmu hareditas ?
2.
Jelaskan pengertian
dari gen dan apa saja
kerakteristik dari gen ?
3.
Jelaskan bagaimana
struktur dari gen ?
4.
Jelaskan pengertian
gametogenesis dan jelaskan proses
terbentuknya sel gamet ?
5.
Faktor genetik apa saja yang dapat menentukan jenis kelamin ?
6.
Faktor lingkungan apa saja yang dapat
menentukan jenis kelamin ?
7.
Bagaimanakah cara
menentukan jenis kelamin ?
8.
Jelaskan proses
penentuan golongan dara dengan menggunakan sistem ABO ?
9.
Jelaskan proses
penentuan golongan darah dengan menggunakan sistem Rhesus ?
1.3 TUJUAN MASALAH
Tujuan
dari makalah ini dalah:
1.
Agar kira dapat
mengetahui pengertian hereditas dan siapa orang
pertama yang menemukan ilmu hareditas.
2.
Agar kira dapat
mengetahui pengertian dari gen dan apa saja kerakteristik dari
gen.
3.
Agar kira dapat
mengetahui bagaimana struktur dari gen.
4.
Agar kira dapat
mengetahui pengertian gametogenesis dan proses terbentuknya sel
gamet.
5.
Agar kira dapat
mengetahui faktor
genetik apa saja yang dapat
menentukan jenis kelamin.
6.
Agar kira dapat
mengetahui faktor
lingkungan apa saja
yang dapat menentukan jenis kelamin.
7.
Agar kira dapat
mengetahui cara menentukan jenis kelamin.
8.
Agar kira dapat
mengetahui proses penentuan golongan dara dengan
menggunakan sistem ABO.
9.
Agar kira dapat
mengetahui proses penentuan golongan darah dengan
menggunakan sistem Rhesus.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-Dasar Genetika
Genetika
adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala
seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak
Genetika" adalah Johan Gregor Mendel.
Orang
yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma
adalah Haeckel (1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis
(Pisum sativum) dengan alasan:
1.
Memiliki pasangan-pasangan sifat yang menyolok.
2.
Biasanya melakukan penyerbukan sendiri (Self polination).
3. Dapat dengan mudah diadakan penyerbukan silang.
4.
Segera menghasilkan keturuna.
Galur Murni adalah vanetas yang terdiri
dari genotip yang homozigot.Simbol "F"
(Filium)
menyatakan turunan, sedang simbol "P" (Parentum) menyatakan induk.
Hibrida (Bastar) adalah keturunan dari penyerbukan silang dengan sifat-sifat
beda, jika satu sifat beda disebut Monohibrida, jika 2 sifat beda disebut Dihibrida
dst. Dominan adalah sifat-sifat yang tampak (manifes) pada keturunan. Sedangkan
Resesif adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunan.
A. Hipotesis Mendel
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu itu Mendel belummenggunakan istilah "gen". Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela. Satu dari pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut dikenal sebagai Hukum Pemisahan Mendel atau Prinsip Segregasi Secara Bebas. Individu Murni mempunyai dua alela yang sama (homozigot), alel dominan diberi simbol huruf besar sedang alel resesif huruf kecil. Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik). Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.Pada hibrida atau polihibrida berlaku Prinsip Berpasangan Secara Bebas. Monohibrida 3 : 1 (Hukum Dominasi penuh) n = 1, jumlah gamet = 2Dihibrida 9 : 3 : 3 : 1n = 2, jumlah gamet = 4Trihibrida 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1 n = 3, jumlah gamet = 8Polihibrida (3 : 1)n n = n, jumlah gamet = 2n (n) = jenis sifat berbeda (hibridanya). Intermediat 1 : 2 : 1, sifat "sama dominan".
Tiap sifat organisma hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu itu Mendel belummenggunakan istilah "gen". Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela. Satu dari pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut dikenal sebagai Hukum Pemisahan Mendel atau Prinsip Segregasi Secara Bebas. Individu Murni mempunyai dua alela yang sama (homozigot), alel dominan diberi simbol huruf besar sedang alel resesif huruf kecil. Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik). Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.Pada hibrida atau polihibrida berlaku Prinsip Berpasangan Secara Bebas. Monohibrida 3 : 1 (Hukum Dominasi penuh) n = 1, jumlah gamet = 2Dihibrida 9 : 3 : 3 : 1n = 2, jumlah gamet = 4Trihibrida 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1 n = 3, jumlah gamet = 8Polihibrida (3 : 1)n n = n, jumlah gamet = 2n (n) = jenis sifat berbeda (hibridanya). Intermediat 1 : 2 : 1, sifat "sama dominan".
Penyimpangan Hukum Mendel
Polimeri
adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme.
Kriptomeri
adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi"
(Kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana
adalah pH air sel.
Epistasis
adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain sekalipun
sifat tersebut dominan
Hipostasis
adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.ATAVlSME adalah sifat yang
hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali
(reappearence).
Komplementer
merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk
memunculkan suatu karakter.
Interaksi
alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul
suatu karakter akibat interaksi antar gen dominan maupun antar gen resesif.
B.
Gen
Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun,
Besarnya diprkirakan 4-50. Istilah gen pertama
kali
diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor
keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah
berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau
karakter yang dapat diwariskan, Ia menyebutnya 'faktor', Pada 1910, Thomas Hunt
Morgan menunjukkan bahwa g en
terletak di kromosom. Selanjutnya, terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan
substansi yang merupakan gen.
Gen
menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh baik fisik
maupun psikis. Pengaturan karakteristik ini melalui proses sintesa protein
seperti; kulit dibentuk oleh keratin, otot dari aktin dan miosin, darah dari
(Hb, globulin, dan fibrinogen), jaringan pengikat dari (kolagen dan elastin),
tulang dari Ossein, tulang rawan dari kondrin. Genterletak dikromosom, yaitu di
dalam manik – manik yang disebut kromomer atau nukleusom dari kromonema.
menurut morgan gen tersebut tersimpan di dalam setiap lokus yang khas dalam
kromosom. Gen sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi genetik dan
mengatur sifat- sifat menurun tertentu memenuhi lokus suatu kromosom.
Setiap
kromosom mengandung banyk gen. Oleh sebab itu, dalam setiap kromonema terdapat
deretan lokus. Batas antar lokus yang satu dengan lokus yang lain tidak jelas
seperti deretan kotak – kotak Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui
hanya berada pada kromosom (1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA
terkait dengan gen. Melalui penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred
Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah
orang mengetahui bahwa DNA adalah bahan genetik.
Gen
terdiri dari AND yang diselaputi dan diikat oleh protein, Jadi secara kimia
dapat disebut bahwa bahan genetis itu adalah AND.
Gen
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mengatur perkembangan dan proses
metabolisme individu
b)
Menyampaikan informasi genetis dari generasi ke generasi berikutnya
c)
Saebagai zarah tersendiri dalam kromosom, Zarah adalah zat terkecil yang tidak
dapat dibagi bagi
lagi
d)
Setiap gen mendapat tempat khusus dalam kromosom
Gen
bersifat antara lain :
a) Sebagai materi tersendiri yang
terdapat dalam kromosom
b) Mengandung informasi genetika
c) Dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa pembelahan sel
C. Struktur Gen Manusia
Secama Umum
Manusia
memiliki banyak sekali gen-gen, dan kumpulan dari gen-gen ini disebut genom
yang berada dalam sebuah kromosom.
Gambar 1. Kumpulan gen manusia yang terdapat didalam
kromosom
Sumber : wofford-ecs.org
Sumber : wofford-ecs.org
Secara umum struktur utama dari gen
manusia adalah DNA.
Gametogenesis
Skema
yang menunjukan analogi proses pendewasaan sel telur dan perkembangan
spermatid. Oosit dan spermatosit keduanya merupakan gametosit. Ova dan
spermatids adalah gamet yang lengkap.
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan
sel
dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa, Tergantung dari siklus
hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau
pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya,
tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora
haploid setelah meiosis spora.
Gametogenesis
meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti
sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel kelamin betina (inti sel
telur/ovum), Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan meiosis.
Proses pembentukan gamet atau sel
kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu
mitosis dan meiosis, Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi
proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan
sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama
bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan
sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan
pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23
kromosom. Gametogenesis
ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,
Spermatogenesis
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk
di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan
spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam
tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
1. Ketika
seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel
kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan
spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing
spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua
sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya
lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke
dalam lumen tubulus seminiferus.
4. Spermatosit
primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini
masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu
kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua
spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel
lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid
kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan
bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini
menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan
ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan
jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu
menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih
lanjut :
1. Oogonium
yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium
berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan
meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar
adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan
kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari
oosit primer.
4. Sel
anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit
sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua .
begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua
yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi,
menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama
pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan
ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua
sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).
2.2 PENENTUAN JENIS KELAMIN
Keberadaan
gen berangkai pada suatu spesies organisme, yang meliputi urutan dan jaraknya
satu sama lain, menghasilkan peta kromosom untuk spesies tersebut, Gen-gen yang
terletak pada kromosom kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-linked genes) sementara
fenomena yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa rangkai kelamin (linkage), Adapun gen berangkai adalah gen-gen yang
terletak pada kromosom selain kromosom kelamin, yaitu kromosom yang pada
individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat digunakan
untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan autosom.
Seperti
halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami
segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk.
Akibatnya, individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut
memperlihatkan nisbah fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel.
Selain itu, jika pada percobaan Mendel perkawinan resiprok (genotipe tetua
jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan keturunan yang sama, tidak
demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai kelamin.
Gen
rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom
kelamin tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat
dibedakan menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes) dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen
yang terletak pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen
semacam ini dinamakan gen rangkai
kelamin tak sempurna (incompletely sex-linked
genes).
Beberapa sistem penentuan jenis
kelamin pada berbagai spesies organisme :
Pewarisan Rangkai X
Percobaan
yang pertama kali mengungkapkan adanya peristiwa rangkai kelamin dilakukan oleh
T.H Morgan pada tahun 1910.
Rangkai X
pada manusia
Salah
satu contoh gen rangkai X pada manusia adalah gen resesif yang menyebabkan
penyakit hemofilia, yaitu gangguan dalam proses pembekuan darah. Sebenarnya,
kasus hemofilia telah dijumpai sejak lama di negara-negara Arab ketika beberapa
anak laki-laki meninggal akibat pendarahan hebat setelah dikhitan. Namun, waktu
itu kematian akibat perdarahan ini hanya dianggap sebagai takdir semata.
Hemofilia
baru menjadi terkenal dan dipelajari pola pewarisannya setelah beberapa anggota
keluarga Kerajaan Inggris mengalaminya. Awalnya, salah seorang di antara putra
Ratu Victoria menderita hemofilia sementara dua di antara putrinya karier atau
heterozigot. Dari kedua putri yang heterozigot ini lahir tiga cucu laki-laki
yang menderita hemofilia dan empat cucu wanita yang heterozigot. Melalui dua
dari keempat cucu yang heterozigot inilah penyakit hemofilia tersebar di
kalangan keluarga Kerajaan Rusia dan Spanyol. Sementara itu, anggota keluarga
Kerajaan Inggris saat ini yang merupakan keturunan putra/putri normal Ratu
Victoria bebas dari penyakit hemofilia.
Pewarisan Rangkai Y
Pada
umumnya kromosom Y hanya sedikit sekali mengandung gen yang aktif. Jumlah yang
sangat sedikit ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menemukan alel mutan bagi
gen rangkai Y yang dapat menghasilkan fenotipe abnormal. Biasanya suatu
gen/alel dapat dideteksi keberadaannya apabila fenotipe yang dihasilkannya
adalah abnormal. Oleh karena fenotipe abnormal yang disebabkan oleh gen rangkai
Y jumlahnya sangat sedikit, maka gen rangkai Y diduga merupakan gen yang sangat
stabil.
Gen
rangkai Y jelas tidak mungkin diekspresikan pada individu betina/wanita
sehingga gen ini disebut juga gen
holandrik. Contoh gen holandrik pada manusia adalah Hg dengan alelnya hg
yang menyebabkan bulu kasar dan panjang, Ht dengan alelnya ht yang menyebabkan
pertumbuhan bulu panjang di sekitar telinga, dan Wt dengan alelnya wt yang
menyebabkan abnormalitas kulit pada jari.
Pewarisan Rangkai Kelamin Tak
Sempurna
Meskipun
dari uraian di atas secara tersirat dapat ditafsirkan bahwa kromosom X tidak
homolog dengan kromosom Y, ternyata ada bagian atau segmen tertentu pada kedua
kromosom tersebut yang homolog satu sama lain. Dengan perkataan lain, ada
beberapa gen pada kromosom X yang mempunyai alel pada kromosom Y. Pewarisan
sifat yang diatur oleh gen semacam ini dapat dikatakan tidak dipengaruhi oleh
jenis kelamin, dan berlangsung seperti halnya pewarisan gen autosomal. Oleh
karena itu, gen-gen pada segmen kromosom X dan Y yang homolog ini disebut juga
gen rangkai kelamin tak sempurna.Jadi, pewarisan gen rangkai kelamin tak
sempurna mempunyai pola seperti pewarisan gen autosomal.
Sistem Penentuan Jenis Kelamin
a.
Faktor genetik
Dalam inti setiap sel nya atau tubuhnya,
manusia memiliki 46 kromosom. 22 chromosome
pairs (numbered from 1-22) milik autosom
dan 1 pasang kromosom seks pada atau gonosomes. Mereka dilambangkan
sebagai X dan Y. Seorang perempuan memiliki dua kromosom X dan seorang
laki-laki X dan Y-kromosom. Pada seorang wanita, salah satu dari dua kromosom X
tidak aktif dalam bentuk heterochromatin
(kromatin seks), tubuh Barr - diagnosis gender genetik
dibuat atas dasar ini. ini sudah berlangsung dalam tahap blastokista Acak -
baik pada kromosom X ayah atau ibu. Ketika kromosom Y hadir, pembangunan
berlangsung di arah kedewasaan, jika itu hilang, terjadi perkembangan yang
feminin.
Hal ini bukan
jumlah gonosomes yang menentukan bagi gender,
melainkan ada atau tidak adanya kromosom Y, Penentuan jenis kelamin pada
manusia/mamalia dikatakan mengikuti sistem XY. Contoh gen terpengaruh kelamin
adalah gen autosomal B yang mengatur kebotakan pada manusia. Gen B dominan pada
pria tetapi resesif pada wanita. Sebaliknya, gen b dominan pada wanita tetapi
resesif pada pria. Akibatnya, pria heterozigot akan mengalami kebotakan, sedang
wanita heterozigot akan normal. Untuk dapat mengalami kebotakan seorang wanita
harus mempunyai gen B dalam keadaan homozigot.
b.
Pengaruh
lingkungan
Diantaranya:
1. Faktor makanan
* Jika menginginkan seorang
bayi perempuan
Suami harus makan makanan
yang banyak mengandung alkaline, mineral kalsium dan magnesium, sedangkan istri
banyak makan makanan yang mengandung asam, mineral kalium dan natrium.
*
Jika menginginkan bayi laki-laki
Suami harus banyak
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam, mineral, dan magnesium.
Sedangkan istri harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
alkaline, mineral kalsium dan magnesium (lihat jenis makanan diatas).
2. Faktor waktu (kapan berhubungan)
*
Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Lakukan coitus
(persetubuhan/senggama) 2–3 hari sebelum ovulasi (masa subur). Dengan demikian,
hanya kromosom X yang lebih bertahan lama sampai menunggu sel telur terlepas
dari ovarium. Ovulasi adalah saat terlepasnya sel telur dari indung telur dalam
rahim.
*
Jika menginginkan bayi laki-laki
Waktu berhubungan dilakukan
sedekat mungkin dengan ovulasi, sebaiknya tepat pada ovulasi, berkisar antara
12 jam sebelumnya.
3. Faktor penetrasi
*
Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Suami harus menghindari
penetrasi terlalu dalam pada saat berhubungan. Sehingga diharapkan sel sperma
kromosom X saja yang berkesempatan tetap hidup dan terus berenang menuju sel
telur.
*
Jika menginginkan bayi laki-laki
Suami disarankan untuk
melakukan penetrasi yang dalam pada saat berhubungan, sehingga sebagian besar
dari sperma Y langsung masuk ke rahim.
4. Faktor Orgasme
*
Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Usahakan istri tidak
mencapai orgasme selama berhubungan. Secresi cairan yang keluar dari kemaluan
wanita akan menjadi alkaline (basa) jika terangsang, hal ini akan mendorong
aktifitas spematozoa Y.
*
Jika menginginkan bayi laki-laki
Upayakan
istri dapat orgasme lebih awal dari suami atau bersamaan.
5. Faktor persiapan istri
*
Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Sebelum coitus, basuh
vagina dengan 2 sendok makan larutan white vinegar/cuka yang sudah dicampur
dalam 1 liter air bersih. Hal ini dilakukan agar kondisinya menjadi asam
sehingga aktifitas spermatozoon Y menurun.
*
Jika menginginkan bayi laki-laki
Cuci vagina dengan larutan
dari dua sendok soda kue yang sudah dicampur dalam satu liter air bersih,
sehingga suasana menjadi basa.
6. Faktor
posisi
*
Jika menginginkan seorang bayi perempuan
Disarankan posisi waktu
berhubungan adalah yang klasik/berhadapan yaitu, posisi istri di atas suami
sehingga sperma tertampung di sekitar mulut rahim.
*
Jika menginginkan bayi laki-laki
Posisi suami pada waktu
berhubungan berada di atas istri. Hal ini mengikuti sifat dari spermatozoon Y
akan cepat menuju sasaran (sel telur).
Sifat/Cacat
Menurun Gonosomal
Sifat yang diturunkan terpaut kromosom
sex (gonosom) dibedakan menjadi dua, yaitu terpaut kromosom X dan terpaut
kromosom Y. Gen yang terpaut kromosom X dapat diturunkan pada anak perempuan
dan anak laki-laki, tetapi fenotif yang muncul bergantung pada susunan
genotifnya. Sedangkan gen yang terpaut kromosom Y hanya diturunkan pada anak
laki-laki.
1.
Cacat menurun yang terpaut kromosom X
Dua
contoh cacat menurun yang terpaut kromosom X adalah hemofili dan butawarna.
a. Hemofili
Hemofili merupakan suatu kelainan dimana
darah seseorang sulit untuk membeku. Penyakit ini disebabkan gen resesif h,
sedangkan sifat normal dikendalikan oleh gen H. Seorang wanita normal memiliki
dua gen H pada masing-masing kromosom X. Bila salah satu kromosom X terdapat
gen h, wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa sifat hemofili
(carrier). Bila pada kedua kromosom X terdapat gen h wanita tersebut menderita
hemofili dan umumnya lethal. Pria menderita hemofili bila pada kromosom X-nya
terdapat gen H,
dan normal bila terdapat gen H. Seorang anak laki-laki hemofili dapat lahir
dari ibu carrier.
Menurut sejarah, wanita pertama carrier
hemofili adalah Ratu Victoria. Disebut pertama karena silsilah di atas Ratu
Vicotria tidak diketahui. Pangeran Andrew mewarisi gen ini dari ibunya dan
meninggal saat kecelakaan dengan luka yang tidak seberapa parah.
P :
pria normal x wanita carrier
XHY
XHXh
G
: XH,
Y XH,
Xh
F : XHXH : wanita
normal XHY :
pria normal
XHXh : wanita normal carrier Xhy : pria hemofili
XHXh : wanita normal carrier Xhy : pria hemofili
b.
Butawarna (colorblind)
Butawarna merupakan cacat menurun dimana
seseorang tidak bisa membedakan warna. Umumnya tidak bisa membedakan warna
merah dan hijau (dikromatis). Sedangkan pada butawarna total orang tidak bisa
melihat warna. Kelainan ini juga disebabkan gen resesif c, sedangkan sifat
normal dikendalikan gen dominan C.
Anak perempuan buta warna dapat
dilahirkan dari pria butawarna yang menikah dengan wanita carrier.
P :
pria butawarna x
wanita carrier
XcY XCXc
G :
Xc,
Y XC,
Xc
F : XCXc
:
wanita normal carrier
XcXc
:
wanita butawarna
XCY :
pria normal
XcY
:
pria butawarna
2.
Cacat menurun yang terpaut kromosom Y
Gen-gen yang terpaut pada kromosom Y
hanya diwariskan pada anak laki-laki, oleh karena itu sering disebut sebagai gen holandrik.
Contoh dari cacat yang terpaut kromosom
Y adalah: hypertrichosis, hystrixgraviour, dan webbedtoes. Ketiganya disebabkan
oleh gen resesif.
a.
Hypertrichosis
Gen ht yang terdapat pada kromosom Y
menyebabkan tumbuhnya rambut di tepi daun telinga. Kelainan seperti ini banyak
dijumpai pada para pria Pakistan.
P :
XYht x XX
F :
XYht : laki-laki hypertrichosis
b.
Hystrixgraviour
Kelainan ini disebabkan oleh gen hg yang
menyebabkan tumbuhnya rambut panjang dan kaku di seluruh tubuh (penyakit bulu
landak). Sifat normal dikendalikan gen Hg.
c.
Webbedtoes
Merupakan kelainan dimana pada jari
terutama kaki tumbuh selaput seperti kaki katak. Penyebabnya adalah gen wt,
sedangkan sifat normal dikendalikan gen Wt.
2.3 GOLONGAN DARAH
SISTEM ABO
Ada banyak klasifikasi golongan darah,
diantaranya adalah golongan ABO, Rhesus, dan MN. Dua yang pertama memiliki
nilai medis, sedang yang terakhir tidak. Ketiga golongan tersebut ditemukan
oleh K. Landsteiner.
Golongan ABO
Golongan
ini membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan
pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen.
Susunan genotif dan kemungkinan gamet yang dibentuk dapat dilihat pada tabel
berikut.
Golongan darah ABO dikendalikan oleh
alela ganda IA, IB, dan IO. IA dan IB kodominan, dan keduanya dominan terhadap
IO.
Contoh: perkawinan antara pria golongan
A heterozigot dengan wanita B heterozigot
.
P : IAIO
x IBIO
G : IA
,
IO
IB , IO
F : IAIB :
golongan AB
IAIO :
golongan A
BIO :
golongan B
IOIO :
golongan O
Golongan Rhesus
Golongan ini dinamakan berdasar nama
kera dari India, Macacus rhesus, yang dulu sering digunakan untuk mengetes
darah orang.Golongan darah ini ada dua yaitu Rhesus + dan Rhesus -. Susunan
genotif dan kemungkinan gamet dapat dilihat pada tabel berikut.
Golongan Rhesus ini memiliki arti
penting pada perkawinan. Bila seorang pria Rhesus + menikah dengan wanita
Rhesus -, kemungkinan anaknya menderita eritroblastosis fetalis (penyakit
kuning bayi).
Contoh: perkawinan antara pria Rh +
dengan wanita Rh -
P :
pria Rhesus +
x wanita Rhesus –
RhRh rhrh
G :
Rh
rh
F :
Rhrh Rhesus + (eritroblastosis fetalis)
Kasus eritroblastosis: perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi ibu (warna putih) yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika adalah ilmu yang mempelajari
sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah.
Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor
Mendel.
Orang yang
pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah Haeckel
(1868), Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum
sativum)Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun, Besarnya diprkirakan
4-50. Istilah gen pertama kali
diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor
keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel.
Proses
pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses
pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis,sedangkan faktor yang mempengaruhi
pembentukanjenis kelamin ada 2 yaitu faktor lingkungan danfaktor genetik, Golongandarah sistem
AOB membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O, didasarkan
pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut isoaglutinogen. Golongan darah sistem
rhesus tidak memiliki nilai medis karena hanya dijumpai antigen penentu
golongan dalam eritrosit
dan tidak dijumpai antibodi dalam plasma.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryo, 2005. Genetika strata 1. Cet
ke-11, Yogyakarta: gadjah mada university press.
Pratiwi d.a, dkk, 2007. biologi
untuk SMA kalas x11. Jakarta: Erlangga. Syarifuddin, 2006. anatomi fisiologi
untuk mahasiswa keperawatan edisi 3. Jakarta: buku kedokteran.
www.crayonpedia.org/mw/G.hereditas
pada manusia12.1
www.duniawedding.com/.../1652-faktor-penentu-jenis-kelamin-bayi.
1 komentar:
Click here for komentarterimakasih bro, kunjungan balek bro ke blog ane http://www.blognotfound.ml/
ConversionConversion EmoticonEmoticon