Salam Sehat dan Harmonis

-----

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI (infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan Rubella)


MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
(infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan Rubella)

Disusun oleh:
Kelompok VII






PROGRAM STUDI  D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2011

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan Rubella untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Patologi  tepat pada waktunya.
            Pada kesempatan ini, kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam hal terselesaikannya makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Dr. sukadiono, selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
2.      Supatmi, S.Kep. Ners, M. Kes, selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
3.      Ika Dosen pengajar Asuhan Kebidanan Patologi
4.      Seluruh staf pengajar Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
5.      Serta seluruh pihak yang membantu dalam hal terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai kritik dan saran sehingga makalah ini kelak menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.

Surabaya, 06 Maret 2012
  Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i           
KATA PENGANTAR ..........................................................................................  ii           
DAFTAR ISI ........................................................................................................  iii           
BAB I    Pendahuluan.............................................................................................. 1
1.1    Latar Belakang ...............................................................................  1           
1.2    Rumusan masalah............................................................................ 1
1.3    Tujuan ............................................................................................. 1
BAB II   PEMBAHASAN ..................................................................................... 2           
2.1    Definisi............................................................................................ 2
2.2    Patofisiologi..................................................................................... 2
2.3    Manifestasi Klinik............................................................................ 3
2.4    Penatalaksanaan............................................................................... 3
BAB III Penutup..................................................................................................... 5           
3.1    Kesimpulan...................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 9



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG 
Rubella merupakan suatu penyakit infeksi pada kehamilan yang dapat menimbulkan kelainan bawaan sehingga perlu dilakukan gugur kandung untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia. Cacat bawaan yang ditimbulkan makin tinggi bila infeksi sudah terjadi pada triwulan pertama sekitar 30% sampai 90% bayi yang dilahirkan.
Rubella pertama kali dijelaskan pada pertengahan abad 18. Fried rich Hoffmann membuat deskripsi klinis Rubella pertama tahun 1740, yang dikonfirmasi oleh De Bergen tahun 1752 dan Orllow tahun 1758. Pada tahun 1814, Josh Dematon pertama menyarankan bahwa dianggap sebagai penyakit berbeda dari kedua campak dan demam berdarah. Semua dokter jerman, dan penyakit ini dikenal sebagai Rotheln (dari nama jerman), maka nama umum dari campak jerman. Henry veale, seorang inggris royal artileri ahli bedah, menggambarkan sebuah wabah di india. Ia menciptakan nama Rubella (dari bahasa latin, yang berarti kecil merah) Pada tahun 1866.


1.2    RUMUSAN MASALAH
A. Apa Definisi dari infeksi Rubella?
B. Apa dari Patofisiologis infeksi Rubella?
C. Bagaimanakah Manifestasi klinis dari infeksi Rubella?
D. Bagaimanakah Penatalaksanaan dari infeksi Rubella?
1.3 Tujuan
     A. Mangetahui Definisi dari infeksi Rubella
     B. Mengetahui Manifestasi klinis dari infeksi Rubella
     C. Mengetahui Patofisiologis dari infeksi Rubella
D. Mengetahui Penatalaksanaan dari infeksi Rubella


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Infeksi Rubella
Rubella disebabkan oleh virus, penyakit ini eksamptom. Jika timbul pada wanita hamil dalam triwulan pertama, 50% anak akan lahir dengan cacat bawaan, seperti katarak, kelainan jantung, kelainan telinga dalam yang menyebabkan tuli atau mikrosefalis. Makin muda kehamilannya waktu ibu diserang penyakit ini, makin besar kemungkinan anak menderita cacat bawaan. ( prof. Hidayat wijaya negara, dr,SpOG (K) , 2004)
Rubella (German Mesles) disebabkan oleh infeksi single stranded RRA togavirus yang ditularkan via pernafasan. Infeksi Virus ini sangat menular dan periode inkubasi berkisar antara 2-3 minggu. Kebanyakan orang dewasa pernah menderita rubella sewaktu anak-anak.

2.2 Patofisiologi infeksi Rubella
Periode inkubasi rata-rata 18 hari (12-23 hari). Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya.
Rubella baik yang bersifat klinis maupun sub klinis akan bersifat sangat menular terhadap sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama fase prodromal yang berlanjut sampai satu minggu sesudah muncul gejala klinis.
pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan.
Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya suatu infeksi ulangan.   

2.3 Manifestasi klinis infeksi Rubella
a. Diagnosis
Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit lain, kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merusak embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau dengan dotemukannya kenaikan titer anti rubella dalam serum.
b. Nilai titer antibody
*      Imunitas 1:10 atau lebih
*      Imunitas rendah < 1:10
*      Indikasi adanya infeksi saat ini > 1:64 Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu dipertimbangkan. Setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III.
c. Tanda dan Gejala klinis:
*      Demam-ringan
*      Merasa mengantuk
*      Sakit tenggorok
*      Kemerahan sampai merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat
*      Kelenjar leher membengkak
*      Durasi 3-5 hari
2.4 Penatalaksanaan infeksi Rubella
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberikan kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang.
Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella. Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat.
Hingga kini tidak ada obat-obatna yang dapat mencegah viremia pada orang yang tidak kebal. manfaat gamaglobulin dalam hal ini masih diragukan, yang lebih manjur ialah vaksin rubella. Akan tetapi, vaksinasi ini sering menimbulkan artralgia atau arthritis, dan pula vaksinasi yang dilakukan tidak lama sebelum terjadinya kehamilan atau dalam kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin. Karena itu, lebih baik vaksinasi diberikan sebelum perkawinan. Pemberian vaksin pada wanita selam kunjungan prekonsepsi dianjurkan untuk uji serologi varicella apabila klien selama masa kanak-kanaknya tidak mempunyai riwayat infeksi, kontraindikasi pada kehamilan adalah menghindari konsepsi selama 3 bulan setelah vaksinasi.
Rubella pada orang dewasa biasanya lebih berat. Apabila wanita hamil di serang penyakit ini, maka janin mempunyai prognosis buruk, dapat terjadi partus prematurus dan kelahiran mati. Biasanya ini terjadi dalam stadium eksantema. Infeksi dalam triwulan I dapat menyebabkan abortus dan mungkin cacat bawaan. Persalinan tidak dipengaruhi rubella, akan tetapi dalam masa nifas dapat terjadi komplikasi alat pernafasan yang biasanya di sebabkan oleh infeksi sekunder dan mudah diobati oleh anti biotika. Pada rubella tidak di kenal pengobatan khusus. Istirahat – baring dan pemberantasan infeksi sekunder sangat penting.
(Sarwono prawiroharjo, hal 566)





ASUHAN KEBIDANAN
DS :
Ny.L datang pada tanggal 30 April 2012 dengan usia 22 thn, mengatakan hamil 6 bulan, Ibu mengatakan bahwa badannya terasa panas,tenggorokannya sakit, sakit kepala dan terdapat kemerahan di seluruh tubuh. Ini terjadi sejak 2 hari yang lalu.
DO :                                     
-          T : 110/80 mmHg
-          S : 38, 0˚C
-          N : 105 x/mnt
-          RR : 19 x/mnt
-          DJJ : 138x/mnt
teraba pembesaran getah bening pada leher, adanya ruam pada wajah dan seluruh tubuh, terdapat eksatema.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab. Serologis serologi antigen rubella di lab dengan hasil (+)

ASSESMENT :
-          DIAGNOSA : G1P00000 24 mngg, hidup, tunggal, let U,  intrauteri, kesan jalan lahir normal dengan rubella.
-          MASALAH :  cemas, gangguan rasa nyaman karena demam
-          MASALAH POT : kel. Kongenital, abortus
-          TINDAKAN SEGERA : pemberian obat penurun demam, kolaborasi dengan dokter SpOg untuk memberi anti virus

INTERVENSI
-          Berikan penjelasan tentang keadaan ibu
-          Berikan KIE singkat ttg rubella
-          Berikan HE ttg pencegahan penularan
-          IMPLEMENTASI
-          Memberikan penjelasan tentang keadaan ibu
-          Memberikan KIE singkat ttg rubella
-          Memberikan HE ttg pencegahan penularan

EVALUASI
-          S : Ibu mengerti ttg penjelasan antara lain penjelasan ttg rubella, pencegahan penularan, pengobatannya
-          O : teraba pembesaran getah bening pada leher, adanya ruam pada wajah dan seluruh tubuh, KU lemah,, DJJ 139 x/mnt
*      T : 110/80 mmHg
*      S : 38, 0˚C
*      N : 105 x/mnt
*      RR : 19 x/mnt
-          A : GIP00000 24 mngg, hidup, tunngal, let U,  intrauteri, kesan jalan lahir normal dengan rubella.
-          P : Anjurkan ibu melakukan kontrol ulang tanggal  30 mei 2012 atau bila ada keluhan, lakukan obsvervasi ttv















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Rubella disebabkan oleh virus, penyakit ini eksamptom. Jika timbul pada wanita hamil dalam triwulan pertama, 50% anak akan lahir dengan cacat bawaan, seperti katarak, kelainan jantung, kelainan telinga dalam yang menyebabkan tuli atau mikrosefalis. Makin muda kehamilannya waktu ibu diserang penyakit ini, makin besar kemungkinan anak menderita cacat bawaan. ( prof. Hidayat wijaya negara, dr,SpOG (K) , 2004)
Tanda dan Gejala klinis:
*      Demam-ringan
*      Merasa mengantuk
*      Sakit tenggorok
*      Kemerahan sampai merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat
*      Kelenjar leher membengkak
*      Durasi 3-5 hari
Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit lain, kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merusak embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau dengan dotemukannya kenaikan titer anti rubella dalam serum.







DAFTAR PUSTAKA
Manuaba IBG, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC
Marmy. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Manuaba IBG, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Wijayanegara, Hidayat, 2004. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC






Previous
Next Post »

Translate