KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat taufik serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah kami ini yang berjudul “Pelaksanaan Rujukan Berdasarkan Standart
Pelayanan Sesuai Protap“ setelah melalui
kendala rasa terima kasih kami yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dengan segala jerih payahnya hingga selesainya penyusunan
makalah ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dr. Tatik. Selaku dosen
Askeb V Patologi yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan para pembaca khususnya mahasiswi akademi kebidanan aifa
husada pamekasan, dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk terus
mengejar ketingalan dan keterbelakangan.
Meskipun kami rasa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan namun kami berharap sumbangan
saran dan kritik yang brsifat membangun dari semua pihak sehinga dari
penyusunan makalah berikutnya dapat disajikan lebih baik dari sebelumnya.
Penyusun
Pamekasan,
21 April 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Salah satu bentuk
pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional
(SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui
suatu tatanan sistem rujukan.
Pelaksanaan sistem
rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang,
yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan
saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan
tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke
tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah,
teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik
dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang
meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat
menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak
tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan
peraturan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
a. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu
tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara
timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan
dilakukan secara rasional.
b. Rujukan kesehatan dapat disebut sebagai penyerahan
tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain.
c.
Sistem
rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu
menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya). Sederhananya,
sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan
kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya. (Prof.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo).
- TUJUANRUJUKAN
a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya.
b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.
c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer (Muchtar,1977).
3.
JENIS RUJUKAN
Menurut tata hubungannya, sistem
rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal.
- Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk
- Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut
lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik
dan rujukan Kesehatan.
- Rujukan Medik
adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah
sakit umum daerah.
- Rujukan
Kesehatan adalah
rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi
kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi
puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi
puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).
- KEGIATAN RUJUKAN
a) Rujukan dan Pelayanan Kebidanan
Kegiatan ini antara lain berupa :
1. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap.
2. Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan, dan nifas
3. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
4. Pengiriman bahan laboratorium
b) Pelimpahan Pengetahuan dan Keterampilan
Kegiatan ini antara lain :
1. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah perifer untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi.
2. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah ke rumah sakit yang lebih lengkap dengan tujuan menambah pengetahuan dan keterampilan.
c) Rujukan Informasi Medis
Kegiatan ini antara lain berupa :
1. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
2. Menjalin kerjasama pelaporan data-data medis.
(Muchtar, 1977)
2.1.4 Faktor-Faktor Penyebab Rujukan
a. Riwayat bedah sesar
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalinan kurang bulan
d. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang pecah
e. Ketuban pecah lebih dari 24 jam
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
g. Ikterus
h. Anemia berat
i. Tanda /gejala infeksi
j. Pre-eklampsia /Hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi fundus 40 cm/lebih
l. Gawat janin
m. Primapara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala janin masuk 5/5
n. Presentasi bukan belakang kepala
o. Presentasi ganda (mejemuk)
p. Kehamilan ganda (gemelli)
q. Tali pusat menumbung
r. Syok.
(Asuhan Persalinan Normal 2007)
DAFTAR PUSTAKA
http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/07/14/sistem-rujukan-kesehatan-di-indonesia/
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/11/sistem-pelayanan-kesehatan.html
ConversionConversion EmoticonEmoticon