Makalah Askeb Neonatus
“ PENCEGAHAN INFEKSI ”
Di Susun
oleh :
Kelompok 2
Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi D3 Kebidanan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2011
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK
1.
Eva
Auriyanti ( 2010.0661.062 )
2.
Eva
Yuliana ( 2010.0661.063 )
3.
Firdawati
( 2010.0661.064 )
4.
Ifa
Nur Farida (
2010.0661.066 )
5.
Ika
Apriyani ( 2010.0661.067 )
6.
Indah
Purnamasari ( 2010.0661.068 )
7.
Indah
Rohmawati ( 2010.0661.069 )
8.
Ismatur
Rochmah ( 2010.0661.070 )
9.
Juaria
Fatiana Hawa ( 2010.0661.071 )
10. Kristianingrum (
2010. 0661.072 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Askeb Neonatus mengenai
Pencegahan Infeksi dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Neonatus dengan dosen pembimbing Binti Fudliyah, SST. Selain itu juga
diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya
mahasiswa D3 Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini
kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan,
ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amien
Surabaya, 7 Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masyarakat yang
menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik,
dihadapkan kepada resiko terfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk
mencegah terjadinya infeksi.
Persalinan aman
dan bersih merupakan salah satu pilar safe
motherhood. Bersih artinya bebas dari infeksi. Infeksi dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas merupakan penyebab utama kedua dari kematian ibu dan
perinatal. Persalinan terjadi di rumah sakit atau rumah sakit bersalin yang
telah menjalankan praktik pencegahan infeksi dengan baik. Dengan demikian,
infeksi nosokomial atau dengan organisme yang kebal terhadap banyak obat
menjadi rendah.
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam
dan dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan yang dilakukan antara lain adalah
imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela, hepatitis B). Dengan demikian
risiko infeksi bayi baru lahir dapat di minimalkan.
1.2.
Rumusan Masalah
Dengan demikian dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian pencegahan infeksi?
2. Bagaimana cara proses pencegahan infeksi?
3. Bagaimana proses perawatan bayi baru lahir agar tidak
terkena infeksi?
1.3.
Tujuan
1.
Memahami
dan mengerti mengenai pencegahan infeksi.
2.
Mengetahui
cara dan proses dalam pencegahan infeksi.
3.
Mengetahui
cara perawatan bayi baru lahir agar tidak terkena infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi
merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponen perawatan BBL. BBL
sangat rentan terhadap infeksi karena system imunitasnya masih kurang sempurna.
2. 2 Prinsip Dasar
Amati prakte-praktek di
bawah ini untuk melindungi bayi, ibu da petugas kesehatan terhadap infeksi.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penyebaran
infeksi :
·
Setiap orang (pasien dan petugas
pelayanan kesehatan ) harus dianggaap berpotensI menularkan infeksi
·
Cuci tangan adalah prosedur yang paling
praktis dalam mencegah kontaminasi langsung
·
Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh
setiap kulit yang luka, selaput lendir ( mukosa ), darah dan cairan tubuh
lainnya ( secret )
·
Gunakan pelindung ( barier ) seperti
kacamata ( goggles ), makes celemek ( apron ) pada setiap kali yang melakukan
kegiatan pelayanan yang diantisipasi dapat terkena percikan atau terkena darah
dan cairn tubuh pasien
·
Selalu melakukan tindakan/prosedur
menurut langkah yang aman seperti tidak membengkokkan jarum dengan tangan,
memegang alat medik dan prosesnya dengan benar, membuang proses samppah medik
dengan benar
·
Bersihkan dan bila perlu lakukan
disinfeksi peralatan dan barang yang digunakan sebelum daur ulang
·
Bersihkan ruang perawatan pasien secara
rutin
·
Letakkan bayi yang mungkin dapat
mengkontaminasi lingkungan ( misalnya bayi dengan diare yang terinfeksius ) di
dalam ruangan khusus
2. 3 Cuci Tangan
·
Cuci tangan dengan sabun dan air atau
menggunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol :
-
Sebelum dan sesudah merawat bayi serta
sebelum melakukan tindakan
-
Sesudah melepas sarung tangan
-
Sesudah memegang instrument atau barang
yang kotor
·
Beri petunjuk pada ibu dan anggota
lainnya untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
·
Cara cuci tangan :
-
Basahi kedua tangan
-
Cuci tangan selama 10-15’ dengan sabun
dan air mengalir
-
Biarkan tangan kering di udara atau
keringkan denga kertas bersih atau handuk pribadi
·
Membersihakn tangan dengan caiaran
pembersih berbasis alkohol ( dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60 %
), lebih efektif dibanding dibanding dengan cuci tangan, kecuali kalua tangan
memeang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan memakai cairan
pembersih tangan berbasis alkohol :
-
Basahi seluruh permukaan tangan dan jari
dengan cairan pembersi tangan
-
Basuh dan gosokkan cairan ketangan
sampai kering
2.
4 Perlengkapan Perlindungan
Mandiri
Cegah paparan terhadap infeksi denga
menggunakan barier atau pelindung untuk melindungi diri dari semburan dan
jejkas dari benda tajam.
·
Bila mungkin pakai sepatu tertutup,
jangan telanjang kaki.
·
Bila sarung tangan diperlukan tindakan,
gunakan sepasang sarung tangan untuk tiap bayi guna menghindari kontaminasi
silang dan buanglah sarung tangan yang sudah kotor. Gunakan sarug tangan yang
berbeda untuk setiap situasi :
-
Sarung tangan steril atau sarung tangan
desinfeksi tinggi bila memegang atau kontak langsung dengan kulit lecet,
jaringan dibawah kulit atau darah
-
Sarung tangan yang bersih bila ada
kontak dengan membrane mukosa atau cairan tubuh ( misalnya mengambil sample
darah )
-
Sarung tangan tebal dari bahan karet
atau lateks untuk memegang barang yang terkontaminasi serta akan membersihkan
atau membuang kotoran
·
Sarung tangan sekali pakai sangat
dianjurkan, tetapi dibeberapa tempat karena keterbatasan sarana sarung tangan
untuk tindakan bedah dapat dipakai ulang setelah :
-
Dilakukan dekontaminasi direndam dalam
larutan klorin selam a10 menit
-
Cuci dan bilas
-
Disterilkan dengan autoklaf ( membunuh
organisme ) atau desinfeksi tingkat tinggi dengan direbus atau dikukus ( membunuh
organisme kecuali beberapa endospora )
-
Catatan: bila sarung tangan bedah
dipakai ulang, tidak boleh lebih dari tiga kali karena dikhawatirkan terjadi
robekan yang tidak dapat terlihat
2.
5 Perawatan Secara Umum
Petunjuk
untuk mwengurangi risiko infeksi pada bayi sesudah lahir adalah sebagai berikut
:
·
Gunakan sarung tangan dan celemek
plastik atau karet waktu memegang BBL sampai dengan kulit bayi bersih dari
darah, mekonium dan cairan
·
Bersihkan darah dari cairan tubuh bayi
lainnya dengan menggunakan lapas yang direndam air hangat kemudian dikeringkan
·
Bersihkan pantat dan daerah sekitar anus
bayi etiap selesai mengganti popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan
kapas yang direndam air hangat, air larutan sabun dan kemudian keringkan dengan
hati-hati
·
Gunakan sarung tangan waktu merawat tali
pusat
·
Ajari ibu werawat payudara dan bagaimana
cara mengurangi trauma pada payudara dan putting agar tidak terjadi mastitis
2.
6 Teknik Aseptik Untuk
Melakukan Tindakan
Teknik
aseptik membuat tindakan lebih aman bagi BBL maupun tenaga kesehatan dengan
mengurangi atau menghilangkan organisme dikulit, jaringan atau benda mati
ketingkat lebih aman. Meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·
Cuci tangan selama 3-5 menit dengan
menggunakan sekat yang lembut dan sabun antiseptik
·
Kenakan sarung tangan steril atau sarung
tangan yang DTT
·
Siapkan kulit untuk dilakukan tindakan
dengan mencuci dengan menggunakan cairan antiseptik dengan gerakan melingkar,
gerakan dari sentral keluar seperti membentuk spiral
·
Bila ragu-0ragu apakah peralatannya
terkontaminasi atau tidak, anggaplah saja terkontaminasi
2.7
Cairan Antiseptik dan Desinfektan
Meskipun
kedua istilah ini sering tertukar, cairan anti septic dan cairan desinfektan
masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda. Cairan antiseptic digunakan untuk
kulit dan biasanya tidak sekuat desinfektan. Desinfektan digunakan
dekontaminasi alat atau bahan yang terkontaminasi derajat tinggi.
Cara
mencegah kontaminasi cairan antiseptic dan desinfektan :
·
Bila
perlu pengenceran, hanya menggunakan air yang dimasak.
·
Jaga
jangan sampai mulut botol besar tempat cairan terkontaminasi waktu menuangkan
cairan kedalam botol/tempat yang lebih kecil.
·
Kosongkan
dan cuci tabung dengan sabun dan air kemudian keringkan di udara terbuka paling
tidak seminggu.
·
Tuangkan
cairan antiseptic keatas gulungan kapas atau kain kasa, jangan mencelupkan
kapas/kain kasa kedalam caian antiseptk.
·
Simpan
caira ditempat dingn dan gelap
2.8
Pembersihan dan Pembuangan Tempat Sampah
Membersihkan secara teratur dan teliti akan mengurangi mikro organisme
dipermukaan dapat mencegah infeksi dan luka.
·
Setiap
perawatan BBL harus mempunyai jadwal membersihkan.
·
Ikuti
petunjuk membersihkan.
·
Yakinkan
selalu tersedia ember bersih yang berisi cairan clorin 0,5% atau cairan local
yang ada atau cairan pembersih yang aman.
·
Segera
bersihkan darah dengan menyemprot cairan clorin 0,5%. Bungkus dan tutup dengan
kain linen yang bersih dan simpan dalam lemari tertutup untuk mnghindari
kontaminasi dengan debu.
Ø
Sesudah
digunakan, basuh tempat tidur, meja, dan troli untuk tindakan menggunakan
cairan pembersih dengan larutan clorin 0,5% atau cairan diterjen.
·
Lantai
dan permukaan yang horizontal harus dibersihkan setiap hari atau sesuai dengan
kebutuhan dengan cairan pembersih larutan clorin 0,5% dan cairan diterjen.
·
Pisahkan
cairan yang terkontaminasi misalnya darah, nanah, dan barang yang kotor dari
beda yang tidak tekontaminasi dan bakarlah.
·
Yakinkan
bahwa barang tajam yang terkontaminasi telah dibakar dan dikubur.
2.9 Cara Lain Pencegahan Infeksi
·
Ruang
perawatan resiko di lokasi diare yang tidak terlalu banyak dilewati orang dan
jalur masuknya terbatas.
·
Bila
mungkin, sediakan ruangan khusus dan bayi baru lahir yakinkan bahwa tenaga yang
berhubungan langsung dengan BBL telah di imunisasikan rubella, campak,
hepatitis B, dan parotitis serta mendapat vaksin influenza setiap tahun.
·
Tenaga
yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh dating dan berhubungan
langsung dengan bayi baru lahir.
·
Pengunjung atau staf yang sedang menderita
infeksi akut, misalnya virus pernafasan tidak diperbolehka masuk ke ruangan
perawatan bayi resiko tinggi.
·
Hindari
staf yang berlebih atau staf yang kurang. Jangan meletakkan dua bayi dalam boks
dan incubator yang sama.
·
Batasi
jumlah tenaga yang menangani bayi.
Virus-sitomegalo virus, enterovirus, respiratory
sincytial virus dan rhinovirus.
2.10 Infeksi Janin dan Bayi Baru Lahir
Infeksi janin dan bayi baru lahir diklasifikasi atas
dasar :
1.
In
utero (transplacenta).
2.
Sewaktu
melalui jalan lahir (transmisi vertical)
3.
Pada
masa neonatal (yaitu dalam 28 hari ertama setelah melahirkan)
Infeksi in utero termasuk yang disebabkan oleh :
Ø
Virus-sitomegalovirus,
rubella, varisela,HIV, dan parovirus.
Ø
Protozoa-toksoplasmosis
gondii, dan
Ø
Bakteri-sifilis
congenital.
Intrapartum(ibu ke bayi baru lahir) dan infeksi bayi
baru lahir pasca persalinan termasuk yang disebabkan oleh ;
Virus
hepatitis B, hepatitis C, HIV, Virus herpes simpleks (HSV), human papiloma
virus dan parovirus.
Bacteria-E.coli,
group streptococcus, jamur (species candida) konjungtivitis karena klamidia;
gonorea, atau listeria monositogenes, dan sejumlah hasil anaerob grand
negative.
Infeksi bayi baru lahir selama bulan pertama, termasuk
:
v
v Protozoa-malaria banyak dinegara tropis dan
v Bacteria-tuberculosis dan tetanes.
2.11 Pencegahan Penyakit Infeksi Janin dan Bayi Baru
Lahir
Pencegahan telah lama menjadi satu satunya alternative
dalam memerangi penyakit infeksi baya baru lahir. Selama 50 tahun terakhir ini
upaya pencegahan berhasil mengurangi resiko infeksi janin dan bayi baru lahir
di Negara-negara berkembang.keberhasilan ini telah dilaksanakan melalui :
§
Imunisasi
maternal (tetanus, rubella, varisella, dan hepatitis B).
§
Pengobatan
antenatal sifilis maternal, gonorhoe, klamidea.
§
Penggunaan
profilaksia obat tetes mata postnatal
untuk mencegah infelsi mata (konjungtivitis) karena klamidea, gonorhoe
dan jamur (kandida).
§
Pengobatan
profilaksis perempuan hamil yang beresiko terhadap penyakit groupB
streptococcus.
§
Pengobatan
dengan anti retroviral (ARV) maternal (antenatal dan intrapartum) dan bayi baru
lahir (post natal) untuk mencegah HIV.
2.12 Perawatan Postnatal Bayi Baru Lahir
Meminimalkan resiko infeksi bayi baru lahir dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o
Pakai
sarung tangan dan apron plastic atau karet kalau menangani bayi sampai darah,
mekonium atau cairan amnion dibersihkan dari kulit bayi.
o
Bersihkan
darah dan cairan tubuh lainnya secara berhati-hati dengan menggunakan kapas,
bukan kasa yang dicelupkan kedlam air hangat diikuti dengan pengeringan kulit.
o
Cuci
tangan sebelum memegang atau merawat bayi. Alternatifnya dapat menggunakan produk antiseptic berbasis
alcohol tak berair.
o
Tunda
membersihkan bayi baru lahir sampai suhunya stabil ( biasanya 6 jam). Yang
sangat penting adalah area pantat dan perineal. Area ini harus selalu
dibersihkan pada setiap penggantian popok, atau sesering yang diperlukan,
dengan menggunakan kapas yang dicelupkan kedalam air sabun hangat, kemudian
dikeringkan dengan hati-hati.
o
Gaun
penutup atau masker tidak diperlukan sewaktu menangani bayi.
o
Tidak
ada satu perawatan tali pusat yang terbukti superior dalam mencegah kolonisasi
atau infeksi.
Secara umum adalah :
-
Cuci
tangan , atau pakai anticeotik pencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan
tali pusat.
-
Tali
pusat harus selalu bersih dan kering.
-
Jangan
tutupi tali pusat dengan gurita.
-
Diaper/
popok dilipat dibawah puntung tali pusat.
-
Jika
puntung tali pusat kotor, hati-hati cuci dengan air matang yang diberi sabun,
bersihkan dengan air matang, keringkan dengan kain bersih.
-
Jelaskan
pada ibu, jika puntung tali pusat menjadi merah atau bernana, bawa bayi ke
klinik atau rumahsakit secepatnya.
BAB III
KESIMPULAN
Pencegahan infeksi membantu
semua petugas pelayanan kesehatan rumah sakit dan penyelia klinik, untuk
memahami prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, termasuk siklus penyebaran
penyakit dan konsep-konsep lainnya yang penting.
Pencegahan infeksi
merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan yang dilakukan antara lain adalah
imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela, hepatitis B). Dengan demikian
risiko infeksi bayi baru lahir dapat di minimalkan.
Daftar Pustaka
·
Linda
Tietjen, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
·
Abdul
Bari Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
·
Sarwono
Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
ConversionConversion EmoticonEmoticon