Salam Sehat dan Harmonis

-----

MAKALAH ASKEB IV PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN "ISK"


INFEKSI TRAKTUS URINARIUS

1.        Definisi
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).
Infeksi daluran kencing adalah infeksi bakteri yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Walaupun bakteri uria asimtomatik merupakan hal biasa, infeksi simtomatik dapat mengenai saluran bawah yang menyebabbkan sisititis, atau menyerang kaliks, pelvis, dan parenkim ginjal, sehingga mengakibatkan pielonefritis. (Marmi, dkk, 2011).

2.        Patologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
a.Penyebaran endogen
b.Hematogen.
c.Limfogen.
d.Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :
Bendungan aliran urine.
1)Anatomi konginetal.
2)Batu saluran kemih.
3)Oklusi ureter (sebagian atau total).
Refluks vesi ke ureter.
Gangguan metabolik.
4)Hiperkalsemia.
5)Hipokalemia
6)Agamaglobulinemia\Instrumentasi
7)Dilatasi uretra sistoskopi.
Kehamilan
8)Faktor statis dan bendungan.
9)PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.

Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.

3.        Manifestasi Klinis
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
1)Mukosa memerah dan oedema
2)Terdapat cairan eksudat yang purulent
3)Ada ulserasi pada urethra
4)Adanya rasa gatal yang menggelitik
5)Good morning sign
6)Adanya nanah awal miksi
7)Nyeri pada saat miksi
8)Kesulitan untuk memulai miksi
9)Nyeri pada abdomen bagian bawah.
Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
10)Disuria (nyeri waktu berkemih)
11)Peningkatan frekuensi berkemih
12)Perasaan ingin berkemih
13)Adanya sel-sel darah putih dalam urin
14)Nyeri punggung bawah atau suprapubic
15)Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
16)Demam
17)Menggigil
18)Nyeri pinggang
19)Disuria

4.    Penatalaksanaan
Hidrasi intra vena agar prodiksi urine memadai merupakan hal yang esensial. Keluaran urine, tekanan darah dan suhu di pantau secara ketat. Deman tinggi harus di batasi, biasanya dengan selimut pendingin.
Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi intra vena dan terapi anti mikroba. Pemilihan obat bersifat empiris ; ampisilin, plus gentamisin, sefazolin atau ceftriakson terbukti 95 % efeksi dalam uji – uji klinis acak. Resistensi E.Coli terhadap ampisilin sering terjadi dan hanya separuh train yang masih sensitive. Invitro terhadap ampisilin, tetapi sebagian besar masih sensitive terhadap sevasolin. Karena itu banyak dokter cemderung memberikan gentamisin atau aminoglikosida lain bersama dengan ampisilin. Apabila pasien terdapat obat-obat miotoksit perlu dilakukan pengukuran kreatinin serum secara serial. Akhirnya sebagian penulis cenderung menggunakan suatu sefaloskorin atau penisilin dengan spectrum diperluas.
Gejala klinis umumnya reda dalam 2 hari setelah terapi; tetapi walaupun gejala cepat menghilang banyak penulis menganjurkan agar terapi dilanjutkan hingga 7 – 10 hari. Apabila biarkan urine selanjutnya memberikan hasil positif diberikan nitrofuntoin 100 mg sebelum tidur selama sisa kehamilan.

Penatalaksanaan Rawat Jalan
Semua wanita dalam uji ini mendapat 2 dosis Cefriakson IM 1 gram di rumah sakit dengan selang 24 jam sebelum mereka yang di masukkan ke kelompok rawat jalan diperbolehkan pulang. Dalam hal ini diperlukan evaluasi ketet sebulum dan setelah pemulangan dari RS.

Penataksanaa Bagi Meraka yang Tidak Berespon
Apabila perbaikan klinis belum tanpak jelas dalam 48 – 72 jam, wanita tersebut perlu pemeriksaan  obstruksi saluran kemih, untuk mencari ada tidaknya dipensi abnormal pada ureter atau pielokaliks.
Pemasangan double – J steent di uterer akan mengatasi obstruksi pada sebagian kasus. Apabila gagal dilakukan nefrostomi perkutanium. Apabila gagal juga perlu dilakukan pengeluaran batu ginjal secara bedah agar infrksi reda.

Tindak Lanjut
Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urine pasien sebaiknya di berikan nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur sampai selesai hamil.











5.    CONTOH SOAP
DS :
Ibu mengatakan ketika akan kencing terasa sakit dan nyeri ketika kencing serta merasa mual muntah
DO :
 Pengkajian fisik :
1)Palpasi kandung kemih
2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
3)Jumlah bakteri dalam urine
4)Jenis-jenis pemeriksaan urine
     a.Urinalisis (Leukosuria atau piuria, Hematuria)
     b. Biakan Bakteri
     c.Bakteriologis (Mikroskopis, Tes kimiawi)

Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis
1)Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpp sedimen air kemih
2)Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpp sedimen air kemih.
Bakteriologis
1)Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
2)Biakan bakteri
3)Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

Diagnosa
Hamil G…..P……..minggu, A/T/H, kesan/jalan lahir normal dengan infeksi traktus urinarius.

Masalah
a.Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
b.Rasa tidak nyaman
c.Pola Istirahat

Diagnosa Potensial
a.       Peningkatan kadar leokosit
b.      Peningkatan eritrosit
Intervensi
-          Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih
1)Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2)Catat karakteristik urine
Rasional :
Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
3)Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk mencegah stasis urine
4)Monitor pemeriksaan ulang urine kultur
Rasional :
Mengetahui kuman yang sudah resisten terhadap suatu obat tertentu
5)Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra

-          Nyeri yang berhubungan dengan ISK
1)Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional :
Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2)Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk membantu klien dalam berkemih
4)Kolaborasi untuk pemberian obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional :
Analgetik memblok lintasan nyeri

-          Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
1)Kaji tingkat kecemasan
Rasional :
Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2)Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional :
Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
3)Beri support pada klien
Rasional :
4)Beri dorongan spiritual
Rasional :
Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada klien
5)Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.


Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000)



Evaluasi
S    :   Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1.   Nyeri yang menetap atau bertambah
2.   Perubahan warna urine
3.   Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.
O   :   tprs, k/u, DJJ, hasil laboratorium, berat badan ibu.
A   :   Hamil G…..P……..minggu, A/T/H, kesan/jalan lahir normal dengan infeksi traktus urinarius.
P   :   Kontrol ulang tanggal……. / Bila ada keluhan




















DAFTAR PUSTAKA

Aria Wibawa dept obstetric dan ginekologi FKUI-RSUPN CM
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogjakarta ; Pustaka Belajar
Sujiatini. Dkk. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta ; Nuha Medika





























SOAL !!!

1.        Apa yang dimaksud dengan ISK ?
Jawab : adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.

2.        Jelaskan yang patofisiologis terjadi ISK ?
Jawab : Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
a.Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi.
b.Hematogen yaitu Penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah.
c.Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui helium ginjal.
d.Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi

3.    SebutkanManifestasi klinis pada uretritis ?
Jawab : 1)Mukosa memerah dan oedema
2)Terdapat cairan eksudat yang purulent
3)Ada ulserasi pada urethra
4)Adanya rasa gatal yang menggelitik
5)Good morning sign
6)Adanya nanah awal miksi
7)Nyeri pada saat miksi
8)Kesulitan untuk memulai miksi
9)Nyeri pada abdomen bagian bawah.

4.        Bagaimana penatalaksanaan rawat jalan pada ISK ?
Jawab : Semua wanita dalam uji ini mendapat 2 dosis Cefriakson IM 1 gram di rumah sakit dengan selang 24 jam sebelum mereka yang di masukkan ke kelompok rawat jalan diperbolehkan pulang. Dalam hal ini diperlukan evaluasi ketet sebulum dan setelah pemulangan dari RS.

5.        Sebutkan Komplikasi ISK terhadap bayi pada ibu yang mengalami ISK saat hamil !
Jawab : Kelahiran preterm, mortalitas pre natal dan BBLR

6.        Bakteri apa yang bisa menyebabkan ISK ?
Jawab :  Escherecia coli

7.        Jelaskan yang di maksud dengan costovertebralis ?
Jawab : costovertebralis merupakan gambaran klinis dari Pielonefritis Akut. dengan ditandai Rasa nyeri dapat ditimbulkan dengan perkusi disalah satu atau kedua sudut costovertebrata. (Marmi, dkk. 2011)
Sedangkan pngertian dari costovertebratalis adalah kumpulan tulang tulang yang membentuk sumbu tubuh, menopang tegaknya tubuh, dan tempat melekatnya tulang-tulang yang lain.

8.        Apa yang di maksud dengan terapi anti mikroba ?
Jawab : Dasar pertimbangan (ideal) :
·         Identifikasi & sensitivitas organisme,
·         Tempat infeksi,
·         Status pasien (umur, BB, keadaan patologis, kehamilan & laktasi),
·         Keamanan antibiotik,
·         Biaya.
Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja
Bakteriostatika :
·         Menahan pertumbuhan & replikasi bakteri pada kadar serum yang dapat dicapai tubuh pasien.
·         Membatasi penyebaran infeksi saat sistem imun tubuh bekerja memobilisasi & mengeliminasi bakteri patogen.
·         Misalnya : Sulfonamid, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolid, Linkomisin.
Bakterisid :
·         Membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup & diturunkan.
·         Pembagian : a) Bekerja pd fase tumbuh kuman, misalnya : Penisilin, Sefalosporin, Kuinolon, Rifampisin, Polipeptida. b) Bekerja pada fase istirahat, misalnya : Aminoglikosid, INH, Kotrimoksazol, Polipeptida.


9.        Apa yang di maksud dengan morning sign ?
Jawab : morning sign adalah rasa mual muntah sebagai manifestasi klinis dari ISK.

10.    Berapa jumlah bakteri yang ada pada urine dengan ISK ?
Jawab :  Jumlah bakteri yang ada pada urine dengan ISK adalah 100.000 cc

11.    Sebutkan pemeriksaan diagnostic pada ISK ?
Jawab :     a.Urinalisis (Leukosuria atau piuria, Hematuria)
b. Biakan Bakteri
c.Bakteriologis (Mikroskopis, Tes kimiawi)

12.    Pada pemeriksaan urine kultur, apa tujuan dari pemeriksaan urine kultur tersebut ?
Jawab : Pemeriksaan urine kultur bertujuan untuk mengetahui kuman yang sudah resissten terhadap obat teertentu.

13.  Sebutkan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih ?
Jawab :
Bendungan aliran urine.
a)Anatomi konginetal.
b)Batu saluran kemih.
c)Oklusi ureter (sebagian atau total).
Refluks vesi ke ureter.
Gangguan metabolik.
a)Hiperkalsemia.
b)Hipokalemia
c)Agamaglobulinemia\Instrumentasi
d)Dilatasi uretra sistoskopi.
Kehamilan
a)Faktor statis dan bendungan.
b)PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.



14.  Melalui apa saja masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih ?
Jawab :  a.Penyebaran endogen
  b.Hematogen.
  c.Limfogen.
  d.Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

15.  Apa yang menyebabkan terjadinya uretritis gnoreal ? melalui apa ?
Jawab : Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui
kontak seksual.

16.  Apa yang dimaksud dengan uretritis nongonoreal ? dan disebabkan oleh apa ?
Jawab : Uretritis nongonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.

17.  Apa yang menyebabkan terjadinya pielonefritis akut ?
Jawab : Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen.

18.  Apa yang menyebabkan terjadinya pielonefritis kronik ?
Jawab : Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.

19.  Apa sajakah yang dapat meningkatkan resiko infeksi saluran kemih ?
Jawab : Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih

20.  Apa yang menyebabkan terjadinya sistitis (inflamasi kandung kemih) ?
Jawab : Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

Previous
Next Post »

Translate