MAKALAH ASKEB IV
PATOLOGI
INFEKSI
TRAKTUS URINARIUS
![UM-Surabaya](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2010/2011
Kelompok 8 IV-B :
¡
Annisa Cintya Hapsari 2010.0661.054
¡
Devita Yulandari 2010.0661.059
¡
Marina Legita 2010.0661.075
¡
Ristina 2010.0661.087
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Infeksi Traktus Urinarius”
Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuiah Askeb IV Patologi di
FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
- Rahmawati Ika S, S.ST Mkes dosen pembimbing
mata kuliah Askeb IV
Patologi
- Rekan-rekan
semua Kelas IV -B D3 Kebidanan FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya
- Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
laporan ini
- Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
…………………………………..............................................……….... i
Daftar Isi
……………………………………………………………………………...... ii
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
…………..…………………………………………………. 1
1.2 Tujuan ……………………….....…………………………………………...
2
Bab 2 Pembahasan
2.1 Definisi Infeksi Traktus Urinarius…………………………………………. 3
2.2 Patofisiologi............................…………………………………………...….
4
2.3 Klasifikasi Infeksi
Traktus Urinarius..............................................................5
2.4
Tanda dan gejala.
...........................................................................................7
2.5
Komplikasi Infeksi
Traktus Urinarius............................................................9
2.6
Efek Samping pada kehamilan,
persalinan....................................................9
2.7
Pemeriksaan
Diagnostik................................................................................9
Bab 3 Asuhan
Kebidanan................................................................................................10
Bab 4 Penutup
4.1
Kesimpulan...................................................................................................23
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Infeksi Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan
bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. urine yang diperiksa harus
bersih, segar dan di ambil dari aliran tengah (midstream) atau diambil dengan
pungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml
ini disebut dengan istilah bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai
gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan
gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatik (Sarwono, 2005).
Sekitar 15% wanita,
mengalami (paling sedikit) satu kali serangan akut infeksi Traktus Urinarius
selama hidupnya. Sebagian besar infeksi tersebut adalah asimptomatik, angka
kejadiannya pada wanita hamil adalah 5%-6% dan meningkat sampai 10%pada golonan
resiko tinggi.
Walaupun infeksi dapat
terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah dan limfe, akan tetapi
yang terbanyak dan tersering adalah kuman-kuman naik ke atas melalui uretra, ke
dalam kandung kemih dan sakuran kemih yang lebih atas. Organisme penyebab infeksi
ini berasal dari flora normal. Sekitar 90% dari strain E.coli yang menyebabkan
pyelonefritis nonobstuktif, di samping kemungkinan kuman-kuman lain
Enterobacter aerogenes, klebsiella, pseudomonas dan lain-lain.Walaupun
kehamilan tidak meningkatkan virulensi dari bakterinya, tetapi stasis urin dan
refluk vesikoureteral dapat menjadi predisposisi infeksi pada infeksi pada
traktus urinarius atas.
Ada beberapa infeksi yang
umumnya ditemui pada kehamilan. Yang paling sering adalah infeksi asimptomatik,
sedangkan pada simptomatik yang terjadi di traktus urinarius bawah menyebabkan
cystitis.
Wanita hamil rentan
tehadap infeksi traktus urinarius, yang disebabkan oleh hydronefhrosis yang
dapat menyebabkan urinaristrasis. Adanya bakteri dalam urin di anggap signifikan
saat urin yang di ambil spesimennya mengandung lebih dari 10.000 per ml yaitu
50.000 bakteri dari spesies yang sama tiap mL. hal tersebut berarti adanya
gejala Cystitis dan pyuria.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahi definisi dari Infeksi Traktus
Urinarius.
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari Infeksi
Traktus Urinarius.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Infeksi
Traktus Urinarius.
4. Untuk mengetahui komplikasi dari Infeksi Traktus
Urinarius.
5. Untuk mengetahui efek samping dari Infeksi
Traktus Urinarius.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Infeksi saluran kemih adalah
ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang umumnya steril. (Arif
mansjoer, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri
akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau
Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada manifestasi bakteri pada saluran
kemih (Engram, 1998 : 121).
Infeksi
Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih
yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus / mikroorganisme
lain.
Infeksi
Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang jumlahnya
lebih dari 10.000 per ml. urine yang diperiksa harus bersih, segar dan di ambil
dari aliran tengah (midstream) atau diambil dengan pungsi suprasimpisis.
Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan
istilah bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut
bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut
bakteriuria simptomatik (Sarwono, 2005).
Infeksi saluran kencing
merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita,
mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya.
Infeksi saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak yang
ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
2.2 Patofisiologi
Masuknya
mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1.
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih
yang terinfeksi.
2.
Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang
terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari
suplay jantung ke ginjal.
3.
Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4.
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain.
Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme
dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah.
Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana
mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari
mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih
serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus
mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan
penjamu dan cetusan inflamasi.
Faktor-faktor yang mempermudah
terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :
Bendungan aliran urine.
1. Anatomi konginetal.
2. Batu saluran kemih.
3. Oklusi ureter (sebagian atau
total).
Gangguan metabolik.
1. Hiperkalsemia.
2. Hipokalemia
3. Agamaglobulinemia.
Kehamilan
1. Faktor statis dan bendungan.
1. Faktor statis dan bendungan.
2. PH urine yang tinggi sehingga
mempermudah pertumbuhan kuman.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral,
pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme
(diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.
2.3 Klasifikasi Infeksi Traktus Urinarius
Klasifikasi infeksi saluran kemih
sebagai berikut :
1.
Kandung kemih (sistitis)
2.
Uretra (uretritis)
3.
Prostat (prostatitis)
4.
Ginjal (pielonefritis)
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis
akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut
juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu
atau di kedua ginjal.
Pielonefritis
kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada
individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis
(inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari
uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal,
pemakaian kateter atau sistoskop. Systitis
merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian
saluran kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering
dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab utamanya adalah E.coli,
disamping dapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra
wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal.
·
Tanda dan Gejala :
a. Hampir
95 % mengeluh nyeri pada derah supra simpisis atau nyeri saat berkemih.
b. Frekuensi
berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit sehingga menimbulkan rasa tidak
puas dan tuntas.
c. Air
kencing kadang terasa panas.
d. Air
kencing berwarna lebih gelap dan pada serangan akut kadang-kadang berwarna
kemerahan.
·
Penanganan :
a. Umumnya
dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan untuk banyak minum.
b. Atur
frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, spasme dan rangsangan untuk
selalu berkemih (tetapi dengan jumlah urine yang minimal). Makin sering
berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.
c. Hanya
Ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan hematuria, memerlukan
perawatan dan observasi ketat.
d. Terapi
antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan bakteriuria asimptomatik.
Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfat, berikan antibiotika
kombinasi. Kombinasi tersebut dapat berupa jenis obatnya ataupun cara
pemberiannya, misal: amoksillin 4x250 mg per oral., digabung dengan Gentamisin
2x80 mg secara intramuskular selama 10-14 hari. Dua hingga 4 minggu kemudian
dilakukan penilaian laboratorium untuk evaluasi pengobatan.
e.
Hampir 25% pasien pernah mengalami sistitis, akan
mengalami infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling untuk upaya
profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul kembali tanda sistitis. Untuk
pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantoin 100 mg/hari setiap malam
sampai sesudah 2 minggu post partum.
f.
Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan air kemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi
ulang.
2.4 Tanda dan Gejala
·
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
1. Mukosa
memerah dan oedema
2. Terdapat
cairan eksudat yang purulent
3. Ada
ulserasi pada urethra
4. Adanya
rasa gatal yang menggelitik
5. Good
morning sign
6. Adanya
nanah awal miksi
7. Nyeri pada
saat miksi
8. Kesulitan
untuk memulai miksi
9. Nyeri pada
abdomen bagian bawah.
10. Kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering
dari biasanya
11. sakit
punggung, menggigil
·
Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
1. Disuria
(nyeri waktu berkemih)
2.
Peningkatan frekuensi berkemih
3. Perasaan
ingin berkemih
4. Adanya
sel-sel darah putih dalam urin
5. Nyeri
punggung bawah atau suprapubic
6. Demam yang
disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
·
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala
:
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri
pinggang
4. Disuria
Pielonefritis
kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi
dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
2.5 Komplikasi Infeksi Traktus Urinarius
ISK dapat
menyebabkan infeksi ginjal, dan pembentukan abses ginjal atau perirenal. Infeksi ginjal dapat menyebabkan
awal persalinan dan berat badan lahir rendah.
2.6 Efek Samping pada Kehamilan, persalinan
Beberapa pengaruh
infeksi traktus urinalis pada kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Terjadi
insiden kelahiran preterm, mortalitas perinatal meningkat dan peningkatan
insiden bayi berat lahir rendah ( BBLR )
2. Terdapat
peningkatan insiden anemia dan hipertensi kehamilan
2.7 Pemeriksaan
Diagnostik
1.
Urinalisis
·
Leukosuria atau piuria: merupakan
salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih
dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
·
Hematuria: hematuria positif bila
terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
urolitiasis.
2.
Bakteriologis
·
Mikroskopis
·
Biakan bakteri
3.
Kultur urine untuk
mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4.
Hitung koloni: hitung koloni
sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau
dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya
infeksi.
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “P” GI P0 UK 29 Minggu PATHOLOGIS
I.
SUBYEKTIF
Tanggal 21 Maret 2012 Oleh Bidan Hiratuti Pukul 08.00 WIB
1. Identitas
Nama Ibu : Ny “P” Nama Suami :
Tn “D”
Umur : 26 Th Umur : 28 Th
Suku / Bangsa : Jawa/Indo Suku / Bangsa :
Jawa/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : 2.000.000
Alamat : Jl. Merpati Alamat : Jl. Merpati
No. Registrasi : 2010/025
2. Keluhan Utama
Ibu
mengeluh sulit memulai buang air kecil, sehingga dirasa nyeri saat buang air
kecil sampai mengganggu aktivitas ibu sejak 2 hari yang lalu.
- Riwayat Kebidanan
·
Kunjungan : Ulang ke
7
·
Riwayat menstruasi
o Menarche :
13 Th
o Siklus :
28 Hari
o Banyaknya :
3 Softex/hari
o Lamanya :
5-7 Hari
o Sifat Darah :
Cair
o Warna :
Merah tua
o Bau :
Anyir
o Disminorhea :
Tidak
o Lama :
-
o Flour Albus :
Tidak
§ Kapan :
-
§ Lama :
-
§ Bau :
-
§ Warna :
-
§ Banyak :
-
·
HPHT : 10
Agustus 2011
·
Suami ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
BBL
|
Nifas
|
|||||||||||||
Hamil ke
|
Uk
|
Peny
|
Jenis
|
Pnlg
|
Tmpt
|
Peny
|
JK
|
PB/BB
|
Hdp/Mt
|
usia
|
Kead
|
Lak
|
|||||
|
H A M I L
I N I
|
|
|
![]() |
|
||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
- Riwayat Obsterti yang Lalu
- Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Keluhan
Trimester I :Ibu mengatakan
merasa mual dan nafsu makan berkurang
Trimester II :Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester
III :Ibu mengatakan sulit memulai buang air kecil, sehingga dirasa
nyeri saat buang air kecil
2. Pergerakan anak pertama kali : 4 Bulan
3. Frekwensi pergerakan dalam 3 jam terakhir : Sering kali
4. Penyuluhan yang sudah di dapat :
a. Nutrisi f.
Tanda-tanda bahaya kehamilan
b. Imunisasi g.
Perawatan payudara/laktasi
c. Istirahat h.
Seksualitas
d. Kebersihan diri i.
Persiapan persalinan
e. Aktivitis j.
KB
5. Imunisasi yang sudah didapat : TT Cpw
6. Pola Kesehatan Fungsional
Pola funsi kesehatan
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
1. Pola nutrisi
|
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan 1 porsi nasi,lauk pauk,dan
buah.minum 4-5 gelas/hari
|
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan 1 porsi nasi,lauk pauk,dan
buah.minum 7-8 gelas/hari
|
2. Pola eliminasi
|
Ibu mengatakan BAK 2-3x/hari dan BAB 2 hari 1x dengan konsistensi lunak.
|
Ibu mengatakan BAK 4-5x/hari dan BAB 2 hari 1x dengan konsistensi
lunak
|
3. Pola istirahat
|
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam
|
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam
|
4. Pola aktivitas
|
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan
membersihkan rumah
|
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah namun dibatasi hanya menyapu
|
5. Pola seksual
|
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x seminggu
|
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2 minggu 1x
|
6. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan:
merokok,alkohol,narkoba,obat-obatan,jamu,binatang peliharaan
|
Ibu mengatakan tidak merokok,tidak minum
alkohol,narkoba,obat-obatan,jamu dan tidak mempunyai binatang peliharaan
|
Ibu mengatakan tidak merokok,tidak minum
alkohol,narkoba,obat-obatan,jamu dan tidak mempunyai binatang peliharaan
|
7. Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita : Tidak ada
a. Jantung e.
Hepatitis
b. Ginjal f.
DM
c. Asma g.
Hipertensi
d. TBC h.
TORCH
8. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga : Tidak ada
a. Jantung e.
Hepatitis i.
Gemeli
b. Ginjal f.
DM
c. Asma g.
Hipertensi
d. TBC h.
TORCH
9. Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual
·
Riwayat Emosional
Trimester
I :Emosional ibu tampak stabil
Trimester
II :Ibu tampak senang dengan
kehamilannya
Trimester
III :Ibu terlihat cemas karena
penyakitnya
·
Status Perkawinan
Kawin : 1 kali
Suami ke : 1 ( Satu )
Kawin I : Umur 25 Th Lamanya : 1 Th
Kawin ke
II : -
a. Kehamilan ini :
Direncanakan
b. Hubungan dengan keluarga : Akrab
c. Hubungan dengan orang lain : Akrab
d. Ibadah/spiritual :
Patuh
e. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilannya : respon ibu dan keluarga sangat baik pada
kehamilan ini
f. Dukungan keluarga :
keluarga sangat mendukung kehamilan ini
g. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
h. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin :
Bps.
Hirastuti P
i.
Tradisi : Tidak
ada
j.
Riwayat KB : -
II.
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadan umum :
Baik
b. Kesadaran :
Compos Mentis
c. Keadaan emosional :
Kooperatif
d. Tanda-tanda vital
§ Tekanan darah :
120/80 mmHg Berbaring
§ Nadi :
88 kali/menit Teratur
§ Pernafasan :
22 kali/menit Teratur
§ Suhu :
36,8 oC Aksila
e. Antropometri
§ BB sebelum hamil :
53 kg
§ periksa yang lalu :
56 kg
§ BB sekarang :
60 kg
§ Tinggi badan :
158 cm
§ LILA :
24 cm
f. Taksiran persalinan : 17 Mei 2012
g. Usia kehamilan :
29 minggu
2. Pemeriksaan fisik (inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Auskultasi)
a. Wajah :Simetris, warna kulit tidak ikterus, tidak
ada cloasma gravidarum, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
b. Rambut :Distribusi pertumbuhan rambut rata,
berwarna hitam dan lebat, kebersihan kulit kepala dan rambut cukup rambut tidak
kusam
c. Mata :Simetris, sclera berwarna putih, conjungtiva
merah muda, reflek pupil miosis jika ada rangsangan cahaya, tidak ada nyeri
tekan pada palpebra
d. Mulut dan Gigi : Mukosa bibir lembab, berwarna
merah muda, gigi dan gusi bersih, tidak ada caries, epulis dan tidak ada
stomatitis
e. Telinga :Simetris, lubang dan daun telinga bersih,
tidak ada cerumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
f. Hidung :Simetris, tidak ada secret, kebersihan
cukup, tidak ada pembesaran polip, mobilisasi suptum nasi ditengah
g. Dada :Simetris,tidak ada retraksi dada, irama nafas
teratur, tidak ada suara tambahan ronchi dan weezhing
h. Mamae :Simetris, puting susu menonjol, terjadi
hiper pigmentasi pada areola dan puting, kebershan cukup, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan
i.
Abdomen :Terdapat linea nigra, lunea alba, dan stnae livida, pembesaran
abdomen sesuai uk, tidak ada luka bekas operasi, nyeri pada perut bagian bawah
§ Leopold I :
Tfu 3 jari atas pst (22 cm), fundus uteri teraba kurang bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
§ Leopold II :
Bagian kiri ibu teraba panjang, keras seperti papan seperti ada tekanan (
punggung ), bagian kanan ibu teraba bagian kecil janin ( ekstermitas )
§ Leopold III :
teraba bulat, keras, melenting ( kepala ) masih bisa digoyangkan
§ Leopold IV
: belumdilakukan
-
TFU Mc.Donald : 22 cm
-
TBI / EFW :
(22-13) x 155 =1993 gram
-
DJJ : 130 x/menit
teratur
j.
Genetalia : pada mukosa vagina
terdapat odem, Inspeksi pada mukosa vagina memerah dan terdapat pus, pada uretra terdapat
ulserasi
k. Ekstermitas :Ekstermitas atas, simetris, tidak
edema, tugor kulit balik, tidakk ada gangguan pergerakan Ekstermitas bawah,
tidak ada varices, tidak edema, simetris, tidak ada gangguan pergerakan, reflek
patela +/+
3. Pemeriksaan Panggul
a. Distancia Spinarum :
25 cm
b. Distancia Cristarum :
29 cm
c. Conjugata Eksterna :
18 cm
d. Lingkar Panggul :
86 cm
e. Distancia Tuberum :
14 cm
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah :
Golongan darah O HB 13 gram
%
b. Urine :
Albumin negative (-) Reduksi
negative (-)
Pemeriksaan urine porsi tengah ditemukan
bakteri > 10.000/Ml
5. Pemeriksaan Lain
a. USG :
belum dilakukan
b. NST :
tidak dilakukan
III.
ASSESMENT
1. Interpretasi Data Dasar
a.
Diagnosa :GI
P0A0
UK 29 minggu, janin
hidup tunggal, letak kepala, intra uteri, kesan jalan lahir normal, dengan infeksi traktus urinarius
b. Masalah :
gangguan rasa nyaman sehubungan dengan
rasa nyeri akibat sulit buang air kecil, gangguan kebutuhan nutrisi atau
cairan, gangguan rasa cemas
c. Kebutuhan :
§ KIE
tentang infeksi Traktus Urinarius dan komplikasinya
§ HE cara
mengatasi nyeri
§ HE
menjaga personal hygine
§ HE kebutuhan nutrisi
§ HE pola eliminasi yang baik
2. Antisipasi terhadap diagnose/masalah potensial
Ibu
berpotensi peningkatan insiden
anemia dan hipertensi kehamilan,
sedangkan pada janin dapat menyebabkan insiden kelahiran preterm, mortalitas
perinatal meningkat dan peningkatan insiden bayi berat lahir rendah ( BBLR )
Identifikasi kebutuhan
akan tindakan segera/kolaborasi/rujukan
Tidak ada
PLANNING
(30
Maret 2012, 08.15 WIB)
1.
Intervensi
·
Lakukan pendekatan kepada ibu dengan komunikasi therapeutik.
Rasional:Melakukan pendekatan dengan komunikasi
therapeutik akan menumbuhkan rasa percaya pasien kepada petugas dan pasien
dapat lebih kooperatif sehingga mudah dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan.
·
Jelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu.
Rasional:Dengan
memberikan penjelasan pada ibu diharapkan ibu mengetahui kondisinya dan janin saat ini serta dapat
mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dari kondisi
saat ini.
·
Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih,
masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional: Untuk mengidentifikasi
indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
·
Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri
Rasional: Membantu mengevaluasi
tempat obstruksi dan penyebab nyeri
·
Berikan perawatan perineal
Rasional: Untuk mencegah
kontaminasi uretra
·
Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
Rasional : Relaksasi, menghindari
terlalu merasakan nyeri
·
Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional: untuk mengontrol nyeri
·
Dorong pasien untuk minum sebanyak mungkin dan
mengurangi minum pada sore hari
Rasional :Untuk mendukung aliran darah renal
dan untuk membilas bakteri dari traktus urinarius. Cairan yang dapat
mengiritasi kandung kemih ( misalnya: kopi, teh, kola, alcohol) dihindari. Agar
tidak terlalu sering bangun berkemih pada malam hari
·
Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-3 jam dan bila
tiba- tiba dirasakan.
Rasional : Karena hal ini secara signifikan
menurunkan jumlah bakteri dalam urin, mengurangi status urin dan mencegah
kekambuhan infeksi
·
Kolaborasi pemberian obat
Analgetik
Rasional: Untuk mengontrol nyeri
·
Kaji adanya keluhan atau
tanda-tanda perubahan peningkatan suhu tubuh
Rasional: Peningkatan suhu tubuh
akan meunjukkan berbagai grejala seperti mata merah dan badan terasa hanat
·
Anjurkan unruk mempertahankan
intake peroral
Rasional:
mengganti cairan yang hilang
·
Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan
untuk mencegah penyebaran
Rasional: Pengetahuan apa yang diharapkan dapat
mengurangi ansietas dan membantu klien mencegah penularan
2.
Implementasi
(30 Maret 2012, 08.20
WIB)
·
Melakukan pendekatan kepada ibu dengan komunikasi therapeutik
·
Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya saat ini
·
Memberikan terapi antibiotik amoxilin 3 x 250mg
·
Menganjurkan ibu untuk banyak minum agar diuresis meningkat
·
menganjurkan ibu untuk tidak menunda buang air kecil
·
Menagnjurkan ibu menjaga personal hygiene
·
Mengevaluasi cairan intake dan output
·
Menganjurkan ibu kontrol ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan
sewaktu-waktu
3.
Evaluasi
S : Ibu mengerti dan memahami apa yang sudah
dijelaskan. Ibu dapat mengulangi
informasi yang diterima
O :Ku baik, kesadaran compos mentis, dengan infeksi
traktus urinarius
-
TD 120/80 mmHg
-
N 88 x/mnt
-
S 36,80C
-
RR 22 x/mnt
-
Djj 130 x/mnt teratur
A :GI P0A0 UK 29
minggu, janin hidup tunggal, letak lintang, intra uteri, kesan jalan lahir
normal, dengan infeksi traktus urinarius
P :Kontrol ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan
sewaktu-waktu
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infeksi
traktus urinalis atau infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling
sering dijumpai selama kehamilan. Walaupun bakteriuria asimtomatik merupakan
hal biasa, infeksi simtomatik dapat mengenai saluran bawah yang menyebabkan
sistitis atau menyerang kaliks, pelvis, dan parenkin ginjal sehingga
menyebabkan pielonefritis
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, dkk.2011. Asuhan
Kebidanan Patologi. Jakarta:Pustaka Belajar.
Fadlun dan Feryanto,
Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta : Media Aesculapius
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
Soal- soal Asuhan
Kebidanan Patologi Dengan Infeksi Traktus Urinarius
1.
Infeksi saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin dampak yang di
timbulkan dibawah ini kecuali . . .
a. Hipertensi
b. Anemia
c. Kejang
d. BBLR
e. Kelahiran
premature
2.
Pielonefritis akut
biasanya memperlihatkan gejala sebagai berikut…
a. Pusing
b. Demam
c. Diare
d. Asma
e. Anemi
3. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat
melalui limfogen adalah…
a. kontak
langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi
b. Patogen
yang masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari
suplay jantung ke ginjal
c. Pemakaian
alat berupa kateter atau sistoskopi merupakan jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending
d. Kuman
masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui helium ginjal
e. Penularan
dari orang lain
4. Penyebab infeksi
traktus urinarius yang rentan pada wanita hamil adalah…
a. Hydronefhrosis
b. Klebsiella
c. Pseudomonas
d. Enterobacter
aerogenes
e. Ecoli
5. Infeksi traktus urinarius pada pemeriksaan urine
ditemukan bakteri dengan jumlah dibawah ini…
a. 1000
per ml
b. 100
per ml
c. 100.000
per ml
d. 10
per ml
e. 10.000
per ml
6. Tanda
dan gejala apa yang dapat ditimbulkan oleh infeksi traktus urinarius kecuali…
a. Nyeri
pada saat miksi
b. Kesulitan
untuk memulai miksi
c. Nyeri
saat BAB
d. Nyeri
pada abdomen bagian bawah
e. Adanya
ulserasi pada uretra
7. Dibawah
ini ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi traktus urinarius
yaitu….
a. Jantung
b. Gagal
ginjal
c. Diabetes
mellitus
d. Anemia
e. Asma
8. apa
saja macam-macam dari Infeksi traktus urinarius?
a. Uretritis
(uretra), Sistisis (kandung kemih), Pielonefritis (ginjal)
b. Sistisis
(kandung kemih), oklusi ureter dan Pielonefritis (ginjal)
c. Disuria,
uretritis dan Pielonefritis
d. Pielonefritis
(ginjal)
e. Sistisis
(kandung kemih), oklusi ureter dan disuria
9. Faktor
– faktor apa saja yang dapat mempermudah terjadinya infeksi traktus urinarius?
a. Bendugan
aliran urin
b. Gangguan
metabolic
c. Benar
semua
d. Kehamilan
e. Instrumental
10. Sistitis
biasanya menunjukkan gejala antara lain adalah…
a. Disuria
b. Peningkatan
frekuensi berkemih
c. Perasaan
ingin berkemih
d. Infeksi
ginjal
e. A,b,c
benar
11. Beberapa
pengaruh infeksi traktus urinalis pada kehamilan adalah sebagai berikut
a. Hipertensi kehamilan
b. Kelainan
letak janin
c. Abortus
d. Kelainan
kongenital
e. Herpes
12. Urine
yang bagaimana yang dibuat sebagai sampel untuk pemeriksaan infeksi traktus
urinarius…
a. Urine
pagi hari
b. Diambil
dari aliran tengah
c. Urine
malam hari
d. Urine
yang kemarin
e. Urine
yang diambil semua
13. Kuman-kuman
yang dapat menyebabkan infeksi traktus urinarius…
a. Neisseria
gonorrhoeae
b. Gardnerella
vaginalis
c. Trichomonas
vaginalis
d. Candida
albicans
e.
Enterobacter aerogenes
14. Beberapa
infeksi yang serring ditemui yang paling sering adalah…
a. Infeksi
menular seksual
b. Penyakit
infeksi
c. Infeksi
mata
d. Infeksi
asimtomatik
e. Infeksi
TORCH
15. Berapa
spesies urine yang menyebabkan adanya gejala cystitis dan pyuria ?
a. 1.000ml
b. 50.000ml
c. 1100ml
d. 5000ml
e. 100.000ml
16. penyebaran mikroorganisme
patogen yang masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran
kemih yang masuk melalui darah disebut…
a. Hematogen
b. Endogen
c. Limfogen
d. Limfosit
e. Eksogen
17. Infeksi
saluran kencing merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil yang
menyerang sekitar…
a. 20%
b. 30%
c. 15%
d. 25%
e. 10%
18. Pada
urine penderita Infeksi Traktus Urinarius dapat ditemukan bakteriuria. Dibawah
ini yang merupakan macam dari bakteriuria adalah…..
a. Bakteri
proteuinuria
b. Bakteri
E. Coli
c. Bakteri
akut dan kronis
d. Bakteri
asimptomatik dan bakteri simptomatik
e. Bakteri
limfotik dan asimptomatik
19. Keadaan
dimana bakteri berkembang biak aktif dalam saluran kencing dan disertai
gejala-gejala infeksi disebut …..
a. Bakteri
limfogen
b. Bakteri
akut
c. Bakteri
asimptomatik
d. Bakteri
pathogen
e. Bakteri
simptomatik
20. Terapi
antibiotik untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk
jangka waktu berapa lama?
a. 10-15
hari
b. 5-7 hari
c. 2-5
hari
d. 15-20
hari
e. >
25 hari
ConversionConversion EmoticonEmoticon