KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang
tatacara/berakhlaq pada pasien yang sedang sakit baik kapada pasien islam
maupun pasien nonislam. Dalam makalah ini di terangkan bagaimana seharusnya
seorang perawat bersikap dalam memberikan pelayanan kesehatan baik bagi orang
islam maupun nonislam. Serta penjelasan tentang prinsip-prinsip moral dalam
bidang keperawatan dan kode etik keperawatan. Selain itu makalah ini juga
menjelaskan tentang pengertian akhlak atau etika itu sendiri.
Di akhir makalah ini sengaja kami
sertakan rangkuman agar mempermudah dalam proses pembelajaran.
Demikian makalah ini kami buat
semoga bisa membantu dalam proses belajar dan mengajar. Saran dan kritikan yang
membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaannya makalah ini.
Surabaya,
Desember 2011,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan
kondisi serta keadaaan dalam kehidupan keperawatan. Dimana telah kita ketahui
bahwa perawat diwajibkan memiliki sifat akhlak islam. Akan tetapi pada umumnya
pandangan masyarakat kepada seorang perawat memiliki sifat yang jahat, namun
pandangan ini akan dibenarkan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin
menjelaskan dan menyampaikan beberapa sifat – sifat keperawatan dalam akhlak
islam. Ilmu keperawatan sngatlah terkait dengan pendidikan agama islam karena
untuk menjadikan seorang perawat diwajibkan memiliki sifat yang berakhlak
islam. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang pendidikan agama
islam. Dimana telah diketahui bahwa pendidikan agama islam adalah suatu ajaran
yang benar yang berlandaskan al-qur’an dan
as-sunnah.
Dan
tentunya akhlak islam dalam keperawatan
itu akan kita peroleh dari pembelajaran pendidikan agama islam, maka dari itu
melalui
Makalah ini
penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan prinsip – prinsip akhlak islam agar
menciptakan seorang perawat yang berakhlak islam.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Apa pngertian akhlak dan etika dalam
islami itu ?
2. Siapa yang harus memiliki sifat
akhlak islam dalam kehidupan kesehatan ?
3. Kapan akhlak islam itu dilakukan ?
4. Bagaimana cara menciptakan sifat
akhlak islam keperawatan ?
5. Dimanakah seorang perawat harus
bersifat akhlak islam ?
1.3.
Tujuan
1. Untuk memenuhi beberapa
syarat-syarat dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
2. Sebagai langkah lanjutan dalam
mempelajari bidang study umum khususnya pendidikan agama islam.
3. Menyampaikan beberapa pendapat para
ahli mengenai sifat akhlak islam dalam keperawatan.
4. Melatih kita untuk membuat laporan
untuk beberapa pelajaran yang selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN / ISI MATERI
PEMBAHASAN / ISI MATERI
2.1. Pengertian Akhlak dan Etika Dalam Islam
Akhlak
adalah perangai atau karakter seseorang ketika bertindak dan berperilaku atau aplikasi
atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus
pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak
dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.
Sedangkan pengertian beraklak
dalam profesi keperawatan adalah akhlaq khusus yang mengatur tanggung jawab
moral para perawat dalam bertingkah laku terhadap pasien dalam melaksanakan
tugasnya sebagai tenaga kesehatan.
Dalam
islam, sebagai sebuah agama yang juga menjadi identitas seorang muslim. Islam
di turunkan ke bumi untuk membenahi dan memperindah akhlak manusia.
Akhlak ialam sangatlah penting, karena akhlak itu ciri
setiap individu dalam mengisi hidupnya.
Akhlak tah hanya keshalihan individu, tetapi jugamenjadi
kebaikan kolektif yang menjadikan hidupnya maju dan berkembang. Akhlak tak
hanya menyoroti masalah ibadah ritual, atau bagaimana perilaku kepada orang
lain, tetapi juga etos kerja, management diri dan waktu, dan sifat serta
kebiasaan baik lainya.
Realisasi akhlak islam adalah realisasi keimanan
seseorang. Dengan motivasi ibadah, meraih keridhoaan Allah SWT, maka seseorang
akan berusaha untuk selalu memperbaiki dirinya hingga sesuai dengan ketentuan
Al-qur’an dan As-sunnah Nabi Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW
pernah ditanya tentang criteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau
menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak
yang baik.” (HR. Tirmidzi dan ahmad). Bahkan orang yang terbaik dilihat
dari factor perilaku akhlaknya, sebagaimana dalam hadist, “Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.”
(HR. Bukhari-Muslim).
Akhlak islam mulanya telah dicontohkan oleh nabi kita
Muhammad SAW. “Sesungguhnya telah ada
bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik, yaitu bagi orang
yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah” (QS. Al-Ahzab:21). Dan di ayatnya yang lain, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.” (QS. Al-
Qalam :4). Kualitas ibadah beliau sangat tinggi. Management diri dan waktu
beliau luar biasa, pada suatu saat menjadi panglima perang, pemimpin Negara
yang mumpuni, disaat lain bisa menjadi ayah yang baik dan suami penyayang.
Anas bin Malik ra. Pernah berkata, “Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah SAW, belum pernah saya
dibentak atau di tegur perbuatan saya: mengapa engkau berbuat ini?atau mengapa
engkau tidak mengerjakan itu?.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Etika adalah peraturan
atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etika
keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu
pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Prilaku etik akan dibentuk
oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan.
Dalam agama islam kita selalu di
anjurkan berbuat adil baek sesama muslim maupun non muslim begitu juga halnya
dengan tenaga kesehatan tidak ada larangan bagi perawat muslim untuk mengobati
pasien non muslim tetapi harus dengan tatacara dan aklaq yang baek sebagai mana
tercantum dalam al-qur'an:
لَا
يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ
يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِين
Artinya : “Allah tidak melarang
kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah : 8)
2.2. Cara Berakhlak kepada Pasien Muslim dan
Nonmuslim
v Pasien Muslim
Sebelum
membicarakan akhlak atau sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh Tenaga kesehatan
Muslim, maka lebih dahulu hendaknya diketahui apa maksud dan tujuan kita
mendirikan Rumah Sakit Islam. Sebagai suatu gerakan Islam, tentu saja tujuan
hakiki dari segala usaha dan gerak langkahnya didasarkan kepada pengabdian
kepada Allah SWT. semata, sesuai dengan firman-Nya yang mengatakan : "Dan
tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku”1).
(QS. adzariyat 56)
Berdasarkan
ayat tersebut diatas maka setiap Muslim dalam pengabdiannya berkewajiban
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam disegala bidang kehidupannya. Oleh
sebab itu maka semua daya upaya kaum muslimin, baik individu maupun masyarakat
dan negara, termasuk pula daya upaya mendirikan Rumah Sakit, semuanya
dimaksudkan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam yang didasarkan
pada pengabdian kepada Allah SWT.
A.
FUNGSI TENAGA KESEHATAN MUSLIM
Tenaga
kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah Sakit terutama dalam
perawatan dan pertolongan pasien, merekalah yang paling dekat kepada pasien dan
pengunjung Rumah Sakit, Tenaga kesehatan Muslim bertugas merawat dan menolong
pasien baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan
maupun yang berat
Tenaga
kesehatan Muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam. Dengan kata lain, Tenaga
kesehatan Muslim tidak terlepas dari tugas dan kewajiban melaksanakan Da’wah
Islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam bidangnya masing-masing
Jadi
fungsi Tenaga kesehatan Muslim pada garis besarnya ada dua, yaitu
1. Sebagai
tenaga para medis, yaitu melaksanakan tugas yang berhubungan dengan perawatan /
pertolongan pasien.
2. Sebagai
Da’i (mubaligh), yaitu mengingatkan, menasehati, dan memberi tuntunan tentang
ajaran Islam kepada pasien serta memberikan contoh mengamalkannya (Role Model)
sehingga diharapkan agar orang-orang yang sedang dan pernah dirawat di rumah
sakit akan bertambah taqwanya kepada Allah SWT.
B.
AKHLAK TENAGA KESEHATAN MUSLIM
Mengingat
fungsi Tenaga kesehatan Muslim seperti tersebut diatas, maka Tenaga kesehatan
Muslim wajib memiliki akhlak yang meliputi dua fungsi :
1. Akhlak
sebagai insan pengabdi kemanusiaan untuk mencari keridlo’an Allah SWT.
2. Akhlak
yang wajib bagi seorang da’i (mubaligh).
Kedua
faktor tersebut akan tersimpul didalam suatu rumusan dalam rangkaian akhlak
yang wajib bagi Tenaga kesehatan Muslim seperti dibawah ini :
1.
Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata :
a.
Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah).
b.
Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan .
c.
Tidak mengharapkan balasan atau pujian baik dari pasien maupun orang lain.
d.
Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik.
2.
Tenaga kesehatan Muslim harus bersifat penyantun :
a.
Orang yang penyantun ialah yang halus perasaanya, lekas dapat merasakan
kesukaran orang lain (empaty), dan bisa bersikap menyesuaikan diri bila dia
berhadapan dengan orang yang ditimpa musibah, serta cepat memberikan
pertolongan, karena mengerti kebutuhan orang lain yang dihadapinya.
b.
Tenaga kesehatan Muslim harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada
orang yang berbuat santun.
c.
Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien, rela dan
cepat memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf kepada orang lain
adalah lebih utama dari pada memberi shodaqoh atau harta benda padanya.
d.
Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang Maha Penyantun.
3.
Ramah tamah berdasarkan ukhuwah (persaudaraan) dalam pergaulan, kapan dan
dimana ia berada terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if
(lemah/miskin) :
a.
Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita sakit adalah
merupakan sebagian dari pada pengobatan.
b.
Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit, bukanlah
harta benda akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.
4.
Tenaga kesehatan Muslim harus sabar dan tidak cepat marah :
a.
Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur, yang sangat
penting dipelihara.
b.
Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang, tetapi tidak
semua pasien menunjukkan kasih sayang atau menjengkelkan. Akan tetapi
melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah. 14)
c.
Sebaik-baik senjata Tenaga kesehatan Muslim adalah sabar dan berdo’a.
5.
Tenaga kesehatan Muslim harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh :
a.
Jiwa orang akan sangat membutuhkan ketenangan dan ketentraman, jauh dari pada
suara-suara yang keras, gerakan-gerakan yang hiruk-pikuk dan gaduh. Karena
tugas Tenaga kesehatan Muslim membutuhkan ketenangan dan perhatian yang
sungguh-sungguh.
b.
Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan berhati-hati, Allah akan
memudahkan pekerjan itu baginya dan akan terhindar dari berbagai kesukaran dan
kekeliruan.
6.
Tenaga kesehatan Muslim harus cepat, cermat, teliti dan lincah :
a.
Pekerjaan Tenaga kesehatan Muslim cukup ruwet dan sulit. Oleh karena itu Tenaga
kesehatan Muslim hendaklah senantiasa teliti dan berhati-hati dalam menunaikan
tugasnya.
b.
Apabila menghadapi sesuatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka
lebih baik ditanyakan lebih dahulu kepada orang yang lebih tahu (ahlinya).
Sebab pekerjaan yang dilakukan dengan ragu-ragu lebih besar kemungkinannya akan
menimbulkan bahaya.
7.
Tenaga kesehatan Muslim harus tunduk, patuh dan disiplin :
a.
Tenaga kesehatan Muslim harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan maupun
tulisan.
b.
Tenaga kesehatan Muslim harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa
terlaksana dengan tertib dan teratur.
c.
Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah sekalipun kurang
menyenangkan, selama tidak menyalahi norma agama Islam, norma-norma kemanusiaan
maupun etika profesi dari tenaga kesehatan berbagai bidang ilmu.
8.
Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik
jasmani maupun rohani :
a.
Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan suci dari
sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan lain-lain sifat
yang tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih dan sucilah akan memancarkan
sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan yang menyenangkan.
b.
Tubuh dan pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih, rapih, sederhana
dan tidak berlebihan dalam bermake up atau memakai perhiasan.
9.
Tenaga kesehatan Muslim harus kuat menyimpan rahasia :
a.
Penyakit itu adalah salah satu ‘aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada beberapa
macam penyakit yang merupakan ‘aib, hal ini sangat dirahasiakan oleh pasien.
Agama Islam tidak membenarkan seseorang membuka ‘aib orang lain. Oleh sebab itu
seorang Tenaga kesehatan Muslim tidak boleh membuka ‘aib pasien kepada orang
lain.
b.
Orang yang suka mebicarakan ‘aib orang lain, Allah SWT. mengancamnya dengan
siksaan yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akherat kelak.
10.
Tenaga kesehatan Muslim harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas segala
tindakannya :
a.
Berbahagialah orang yang dapat memelihara amanat dan menepati janjinya.
b.
Tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada Tenaga kesehatan Muslim adalah
amanat yang wajib dilaksanakan.
c.
Jujur, dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji, adalah
sifat yang terpuji dan harus dimiliki oleh Tenaga kesehatan Muslim.
v Pasien Non Muslim
Dalam
islam kita di ajarkan cara beraklaq yang baik dengan sesama muslim maupun non
muslim, kita di anjurkan bersikap adil kepada siapapun dalam bidang kesehatan.
Hendaknya seorang perawat muslim tidak membeda-bedakan antara pesien muslim dan
non muslim hendaknya seorang perawat mampu bersikap adil terhadap pasien selama
dalam batas-batas yang di perbolehkan agama
Dengan
begitu hendaklah perawat tetap memberikan perhatian terhadap perkembangan kesehatannya,
merawatnya secara baik, bersikap lemah lembut terhadapnya, membantu memenuhi
kebutuhannya selama dibawah perawatan kita sebagai perawat, memberikannya
makanan jika memang dirinya tidak memiliki atau membutuhkan makanan, menutupi
auratnya jika tersingkap, melunakkan suara, menunjukkan keramahan terhadapnya,
tidak ada salahnya anda mengucapkan kepadanya,”semoga lekas sembuh”,
sebagaimana disebutkan didalam shahih Muslim tentang seorang sahabat yang
meruqyah seorang kepala kampung—ada kemungkinan kampung kafir atau kampung
orang-orang bakhil, sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyyim didalam kitab “Madarij
as Salikin—yang disengat oleh ular berbisa.
Namun
hendaklah berbagai perbuatan baik yang dilakukan seorang perawat muslim
terhadap para pasien non muslim yang tidak memerangi kaum muslimin itu tetap
dalam batas-batas yang wajar, sehingga tidak tampak seperti mengagungkan mereka
dan merendahkan dirinya sebagai seorang muslim.
Itu
semua juga merupakan sarana da’wah yang bisa anda gunakan untuk bisa melunakkan
kekerasan hatinya yang selama ini tertutupi oleh kekufuran dan jauh dari
kebenaran. Dengan begitu orang tadi akan merasakan keramahan dan kelembutan
anda terhadap dirinya walau berbeda agama dan pada akhirnya dia akan merasakan
kenyamanan dengan anda. Anda pun bisa memberikan sentuhan-sentuhan da’wah
lainnya di saat-saat luang, seperti tentang keesaan Allah, obat dari segala
penyakit ada di tangan-Nya hingga menawarkan islam kepadanya, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Tsabit dari Anas bahwa seorang remaja
Yahudi yang biasa menmbantu Nabi saw—sakit dan Nabi saw mendatanginya—untuk
menjenguknya lalu beliau saw duduk di dekat kepalanya dan mengatakan
kepadanya,”Masuk islamlah kamu.” Kemudian remaja itu memandang kearah ayahnya
yang ada di dekatnya dan ayahnya pun berkata kepadanya,”Taatilah Abal
Qosim—Muhammad—saw.” Lalu remaja itu pun masuk islam. Nabi pun meninggalkannya
dan bersabda,”Alhamdulillah yang telah menyelamatkannya dari neraka.”
Adapun
tentang mengucapkan salam kepada pasien non muslim maka dilarang bagi anda
mengawali salam kepadanya, berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Janganlah kalian
mengawali salam kepada orang Yahudi dan Nasrani.” (HR. Muslim).
Akan
tetapi jika si pasien non muslim itu mengawali salam kepada anda maka cukuplah
anda menjawab dengan “wa alaikum”, berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Apabila
seorang ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian maka jawablah,’Wa Alaikum.”
(Muttafaq Alaih)
2.3.
Sifat - Sifat Akhlak Islami Yang Wajib
di Miliki di Dalam Bidang Keperawatan
Dalam hal ini dibagi menjadi 15 :
1. Berlaku Benar Sifat benar adalah akhlak islam yang diperintahkan Allah Swt kepada seorang muslim. Allah SWT
berfirman dalam (Surat At-Taubah 119) “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepadaAllah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. Bersabda
rasulullah SAW : “Hendaklah kamu berlaku
benar, karena sifat benar akan membawa kepadakebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan membimbing masuk surga,
seseorang yang selalu berlakubenar, dan
bersungguh-sungguh untuk selalu benar, sampai ia dituliskan di sisi Allah
sebagai Shiddiq(hamba yang sangat benar)”.(HR. muslim)
2. Menunaikan
amanah kepada ahlinya adalah akhlak islam yang diperintahkan Allah kepada setiap
muslim, sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya :” Sesungguhnya
Allah menyuruh kamimenggembalikan
semua amanah kepada yang berhak menerimannya “ (QS. An-Nisaa : 53). Nabi Muhammad SAW dahulu dikenal dikalangan kaumnya
dengan gelar “al Amin” (orang yang jujur). Oleh sebab itu mereka selalu
mempercayakan harta mereka kepadanya. Ketika Allah mengijinkan hijrah ke Madinah karena kerasnya intimidasi dari orang-orang musyrikin terhadapnya dan kaum
muslimin, beliau baru hijrah setelah mengembalikan semua harta benda yang dititipkan kepada semua pemiliknya,
padahal mereka adalah orang-orang kafir. Walaupun demikian
Islam tetap memerintahkan
mengembalikan semua amanah kepada pemiliknya.
3. Diantara
akhlak Islam yang agung adalah menepati janji. Allah SWT berfirman
yang artinya “ Dan tepatilah janji,
karena janji itu akan dimintai
pertanggung jawabannya.” (QS Al Asraa:34dan34). Dan Allah SWT berfirman juga yang artinya : “Yaitu orng-orang yang mempati janji, dan mereka tiada menghianati perjanjian.”
Menyalahi janji adalah salah satu sifat orang munafik yang disebutkan Nabi
Muhammad SAW.
4. Tawadhu” (merendahkan diri). Diantara akhlaq islami yang mesti diperhatian oleh seorang
muslimah adalah sifat tawadhu.,kepada
sesama muslim baik kaya atau miskin. Allah Swt berfirman dalam (Surat Al-Hijr
88) : “Dan berendah dirilah kamu terhadap
orang-orang yang beriman”.Sabda Nabi saw.”Sesungguhnya Allah telah memahyukan
kepadaku; agar kamu merendahkandiri,
sampai tidak ada seorangpun yang berlaku sombonh dan angkuh terhadap yang
lain.” (HR.Muslim).
5. Berbakti
kepada Ibu Bapak adalah termasuk akhlak yang mulia, karena keduanya memiliki
hak yang sangat besar pada anak-anaknya, setelah hak Allah SWT. Allah berfirman yang artinya : “Dan
beribadahlah kepada Allah, Jangan
menyekutukan-Nyadengan
sesuatu, dan berbuat baiklah kepada Ibu bapak”.
(QS. An-Nisaa’ 36) Allah Swt. Memerintahkan ta’at kepada keduanya, menyayangi, dan merendahkan diri serta mendo’akan keduanya, Ia berfirman yang artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya,sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".Seorang lelaki pernah datang kepada Nabi saw dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakahmanusia yang paling
berhak saya temani dengan baik?.
Rasul menjawab : “Ibumu”. “Lalu
siapalagi?”. Nabi berkata : “Ibumu”.
Laki-laki itu bertanya lagi : “kemudian
siapa?”. Nabi menjawab :“Ibumu”.
Ia bertanya lagi : Kemudian
siapa?”. Nabi menjawab : “Kemudian
Ayahmu”.Berbakti dan berbuat baik kepada
Ibu Bapak adalah fardu ‘ain menurut kesepakatan kaummuslimin,
bukan sekedar pelengkap yang bersifat anjuran semata.
6. Menyambung Silaturahmi. Di
antara akhlak islami yang diwajibkan adalah
menghubungkan silaturahmi, sebab memutuskannya dapat menyebabkan pelakunya dilaknat dan terhalang masuk surga.. Yang dimaksud dengan keluarga (Arham) di sini adalah karib kerabat seperti : Paman, Bibi (saudaraperempuan ayah atau ibu) dan lain-lain. Allah
berfirman yang artinya : “ Maka apakah
kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga
merekadan dibutakan-Nya penglihatan mereka”. (QS. Muhammad : 22-23).Rasulullah Saw. Bersabda : “Tiada akan
masuk surga orang yang memutuskan hubungankekeluargaan”. (Mutatafaq’alaihi).
7. Di
antara akhlak islam juga berlaku baik kepada Orang Lain. Yang paling berhak
mendapatkan kebaikan dan penghargaan adalah yang paling dekat kepadamu. Allah Swt berfirman yang artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh
” (QS.An-Nisaa’ 36) Nabi
Saw.bersabda : ”Jibril selalu memesankan
tetangga kepadaku sehingga saya menduga bahwatetangga akan dijadikannya ahli
waris” (Mutatafaq’alaihi). Dan Nabi saw pernah berkata kepada Abu Zarr ra.
: ”Wahai Abu Zarr, bila enkau memasak
maraq(gulai) maka banyakkan kuanya, dan tolong perhatikan tetangga-tetanggamu”.
(HR. Muslim) Seseorang tetap punya hak kedekatannya dengan kita sekalipun dia
orang kafir.
8. Memuliakan
tamu adalah akhlak yang dianjurkan Islam
berdasarkan sabda Rasulullah Saw. : “Siapa yang beriman kepada
Allah dan hari Akherat hendaklah memuliakan tamunya ”.(Mutatafaq’alaihi).
9. Salah satu akhlak Islam adalah Pemurah dan Dermawan.
Allah telah memuji orang yang suka berinfaq lagi pemurah dan dermawan dalam firman-Nya : “Orang-orang yang menafkahkanhartanya di jalan Allah, Kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkannya itu denganmenyebut-nyebut
pemberiannya
dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima),
merekamemperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.” (QS Al Baqarah:
262). Nabi Saw Bersabda : “Barang
siapa yang memiliki kelebihan kendaraan, hendaklah ia berikankepada
yang tidak punya kendaraan, dan siapa yang memiliki kelebihan
bekal hendaklah iakembalikan
kepada yang tidak memeiliki bekal”.
(HR. Muslim).
10.
Di antara akhlak Islami adalah sifat penyantun, penyabar, pemaaf dan merelakan
kesalahan orang lain serta mau menerima permohonan maaf orang yang
mengakui kesalahannya. Allah Swt berfirman
yang artinya : “Tetapi orang yang
bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan )yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”
(QS. Asy Syuuraa : 43) Dan firman-Nya pula : “.... Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. apakah
kamutidak ingin bahwa Allah mengampunimu?.” Nabi Muhammad saw Bersabda : “Sedekah tiada
akan mengurangi harta, Allah tiada menambah seorang hamba pemaaf kecuali kemuliaan, tiada seorangpun
yang merendahkan
diri karena
Allah,melainkan
Ia tinggikan derajatnya”. (HR. Muslim) .Dan beliau bersabda pula : “Kasihinilah niscaya kamu dikasihi, dan
ampunkanlah niscaya kamudiampuni”. (HR. Ahmad).
11.
Mendamaikan pertikaian adalah akhlak Islami yang sangat agung yang dapat
menebarkan cinta, kedamaian dan semangat saling membantu antara sesama manusia.
Allah berfirman yang artinya : “Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orangyang
menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan
perdamaian diantara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian Karena
mencari keredhaan Allah, Makakelak kami memberi kepadanya pahala yang besar” (QS. An Nisaa’ : 114)
12. Sifat malu adalah akhlak Islami yang mengajak
mencapai kesempurnaan dan keutamaan serta menghalangi
dari sifat-sifat rendah dan kekejian. Malu yang dimaksudkan adalah malu kepada
Allah, bila seorang muslim dilihatnya dalam maksiat. Demikian juga malu kepada
diri sendiri,yang merupakan ekspresi
iman yang ada dalam hati. Nabi Muhammad saw bersabda : ” Sifat malu tidak mendatangkan
selain kebaikan” (Muttafaq ’alaihi)
13.
Di antara akhlak Islami adalah saling kasih
dan sayang, yang sudah lenyap dari jiwa banyak manusia, sehingga
hati mereka menjad keras bagaikan batu atau lebih keras lagi. Sedangkan orang mukmin
bersifat penyayang, merasa iba, mempunyai perasaan yang halus dan mudah
tersentuh, Allah Swt berfirman yang artinya : ” Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang berimandan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka
(orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”.
(QS Al Balad : 17-18) Nabi Muhammad saw bersabda : “Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai dan berkasihsayang adalah ibarat satu tubuh, bila salah
satu anggotanya sakit anggota yang lain akan ikutmerasakan tidak tidut
dan sakinya” (HR.Muslim)
14.
Di antara akhlak Islami adalah keadilan yang dapat menebarkan ketentraman jiwa,
menyebabkan langgengnya keamanan dalam masyarakat, serta terhapusnya segala
macam bentuk kejahatan. Allah Swt berfirman yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil danberbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat”
(QS. An Nahl : 90). Dan firman-Nya pula: “Dan berlaku adillah kamu, karena berlaku
adil itu lebih ekat kepadaketaqwaan.” Nabi
saw bersabda : “Sesungguhnya orang-orang
yang adil di sisi Allah berada di atas mimbar-mimbar cahaya; yaitu orang-orang
yang berlaku adil dalam hukum mereka, terhadap keluarga danorang-orang yang
mereka pimpin”.
15. Di antara
akhlak Islami adalah menjaga kesucian diri yang dapat mengawal kehormatan, daripercampuran
keturunan, Allah berfirman : ”Hendaklah
orang-orang yang belum sanggup menikahmenjaga kesucian dirinya sampai Allah
mengaruniakan kecukupan”.Nabi saw bersabda: ”Jaminlah olehmu enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagimu;
apabilaseseorang dari kalian berbicara jangan bohong, apabila dipercaya jangat berkhianat, apabilaberjanji
jangan mangkir, tundukkanlah pandanganmu, tahanlah tanganmu (dari berbuat dosa)
danpeliharalah kemaluanmu”
(HR. Thabarany) Inilah akhlak-akhlak Islam, tak
satupun yang tidak dapat diterima, bahkan ia merupakan budi pekerti yang mulia yang sesuai dengan fitrah yang sehat. Jika kaum muslimin konsistendengannya pasti orang-orang akan berlomba-lomba datang kepada mereka memasuki agamaAllah dengan berbondong-bondong
seperti orang-orang terdahulu masuk Islam
disebabkan baiknya akhlaq dan tingkah laku kaum muslimin.
2.4. Akhlak (Etika) Profesi Keperawatan dalam Sudut
Pandang Islam
Dalam berbagai aspek kehidupan
kita sering menyebutkan etika, namun apa pengertian etika itu sendiri?
Etika memiliki beberapa pengertian :
☻ Etika
adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral
☻ Etika
merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi
nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya.
Etika profesi keperawatan adalah
etika khusus yang mengatur tanggung jawab moral para perawat.
Profesi keperawatan mempunyai
kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan
kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan.
Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan
setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan
ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika. Banyak pihak yang
menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.
Moral hampir sama dengan etika,
biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat
penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek
profesional
Etika dan moral merupakan sumber
dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam
berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika
diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip
suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional. (Doheny et all,
1982).
Moral, etika dan akhlak memiliki
pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari bahasa latin yaitu mos, yang
berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan
seseorang baik atau buruk . Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara
moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah
benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama.
Perbedaan dengan etika, yakni Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas
atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga
pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Kaidah etika
yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul dalam etika
normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma,
serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam mata etika
adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari penjelasan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah ajaran,
dan akhlak adalah tingkah laku manusia.
Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat
meletakan kerangka berfikir perawat untuk mengambil keputusan dan
bertanggungjawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada
profesi (ANA, 1976). Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah
menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.
Menurut American Ethics
Commission Bureau on Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu:
o
Mengenal dan mengidentifikasi
unsur moral dalam praktik keperawatan.
o
Membentuk strategi atau cara dan
menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek keperawatan.
o
Menghubungkan prinsip moral atau
pelajaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan pada diri sendiri,
keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
v Perawat
membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan mempertimbangkan peran prinsip
moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan dengan ajaran
agama dan perintah tuhan dalam:
o
Pelaksanaan kode prilaku yang
disepakati oleh kelompok profesi, perawat sendiri, maupun masyarakat.
o
Cara mengambil keputusan yang
didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan (hal yang dianggap benar)
v Menurut
Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi keperawatan adalah
perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya: dan etika yang berhubungan dengan
pelayanan keperawatan ialah masyarakat atau orang awam yang menggunakan ukuran
dan nilai umum sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Beberapa pengertian yang
berkaitan dengan dilema etik
1.
Etik
Etik adalah norma-norma yang menentukan
baik-buruknya tingkah laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama
dan mengatur hidup ke arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 )
2.
Etik Keperawatan
Etik
keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu
pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Prilaku etik akan dibentuk
oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan.
3.
Kode Etik Keperawatan
Kode etik
adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang telah diterima oleh
suatu profesi. Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif
dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan
praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat,
teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain, yang berfungsi untuk
Ø
Memberikan dasar dalam mengatur
hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan profesi
keperawatan.
Ø
Memberikan dasar dalam menilai
tindakan keperawatan
Ø
Membantu masyarakat untuk
mengetahui pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan.
Ø
Menjadi dasar dalam membuat
kurikulum pendidikan keperawatan ( Kozier & Erb, 1989)
4.
Dilema Etik
Dilema
etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu
kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada
dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benara atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan,
tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat
nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga
timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson
(1985 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau
tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau yang
salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional.
2.5. Prinsip-Prinsip Moral Dalam
Praktek Keperawatan
Prinsip moral merupakan masalah
umum dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik. Prinsip
moral berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang,
diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu. ( John Stone, 1989 )
1.
Autonomi
Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri
atau mengatur diri sendiri, berarti menghargai manusia sehingga memperlakukan
mereka sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat serta mampu
menentukan sesuatu bagi dirinya.
2.
Benefesience
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan
tidak merugikan pasien atau tidak menimbulkan bahaya bagi pasien.
3.
Justice
Merupakan prinsip moral untuk bertindak adil bagi
semua individu, setiap individu mendapat pperlakuan dan tindakan yang sama.
Tindakan yang sama tidak selalu identik tetapi dalam hal ini persamaan berarti
mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidup seseorang
4.
Veracity
Merupakan prinsip moral dimana kita mempunyai suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain /
pasien. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun suatu hubungan
denganorang lain. Kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya didasarkan atau
penghargaan terhadap otonomi seseorang dan mereka berhak untuk diberi tahu
tentang hal yang sebenarnya.
5.
Avoiding Killing
Merupakan prinsip yang menekankan kewajiban perawat
untuk menghargai kehidupan. Bila perawat berkewajiban melakukan hal-hal yang
menguntungkan (Benefisience ) haruskah perawat membantu pasien mengatasi
penderitaannya ( misalnya akibat kanker ) dengan mempercepat kematian ?
Kewajiban perawat untuk menghargai eksistensi kemanusiaan yang mempunyai
konsekuensi untuk melindungi dan mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara.
6.
Fedelity
Merupakan prinsip moral yang menjelaskan kewajiban
perawat untuk tetap setia pada komitmennya, yaitu kewajiban mempertahankan
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kewajiban ini meliputi
menepati janji, menyimpan rahasia dan “caring “.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan
pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam
mengajarkan kita semua menjadi orang yang berakhlak islam salah satunya dalam
keperawatan.
Kepastian
tersebut berdasarkan al-qur’an dan As-sunnah. Dan berlandaskan sifat – sifat
nabi Muhammad SAW yang perlu ditiru karena beliau adalah panutan umat muslim yang
diperintahkan Allah dalam menjalankan agama Islam yang benar dan baik.
Seseorang perawat tetap harus membantu/
merawat pasien non muslim tapi harus dalam batasan-batasan yang di anjurkan
agama,memberikan bantuan sesuai yang di butuhkan pasien.
Sebagai perawat muslim tidak di anjurkan
mengucapkan salam terlebih dahulu tetapi menjawab salam jika pasien non muslim
tadi memberi salam kapada kita hendaknya menjawab dengan ''waalaikumsalam'', dan
hendaknya kita dapat berlaku adil terhadap pasien baik itu muslim maupun non
muslim, dan tidak membeda-bedakan mereka dalam memberikan layanan kesehatan.
Daftar Isi
Kata
Pengantar……………………………………................................. i
Daftar
isi………………………………………………………………... ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………... 1
Bab
II Pembahasan / isi materi
2.1. Pengertian akhlak dan Etika dalam islam…………………….. 2-3
2.2. Cara Berakhlak kepada
Pasien Muslim dan Nonmuslim……… 3-7
2.3.
Sifat - Sifat Akhlak Islami Yang Wajib di Miliki di Dalam Bidang
Keperawatan………………………………………………….... 7-11
2.4. Akhlak (Etika) Profesi Keperawatan dalam Sudut
Pandang Islam 12-15
2.5. Prinsip-Prinsip
Moral Dalam Praktek Keperawatan 15-16
Bab
III Penutup
3.1 Simpulan…………………………. 17
Daftar Pustaka…………………………….. iii
Daftar
Pustaka
ConversionConversion EmoticonEmoticon