BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein adalah molekul
organik di dalam sel. Lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein.
Selain itu, protein adalah biomolekul yang sesungguhnya, karena senyawa ini
yang menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan, antara lain protein
berkontraksi melakukan gerak, menjalankan berbagai proses metabolisme dalam
bentuk enzim. Protein dapat pula berperan membawa informasi dari luar ke dalam
sel dan di dalam bagian-bagian sel tersendiri. Protein juga mengendalikan dapat
tidaknya, serta waktu yang tepat untuk pengungkapan informasi yang terkandung
di dalam DNA, yang diperlukan untuk sintesis protein itu sendiri. Jadi secara
tidak langsung protein mengatur perbanyakan diri sendiri dengan mengatur DNA,
yang merupakan alat perekam infomasi untuk protein, sehingga dengan demikian
operasinya di bawah kendali protein.
Molekul
protein, melalui ikatan hidrogen, berinteraksi dengan molekul air membentuk
mantel air. Karena molekulnya besar, didalam air protein membentuk larutan
koloid.Adanya sejumlah elektrolit dengan kosentrasi encer sangat meningkatkan
kelarutan suatu protein (salting in). Sifat ini yaitu kelarutan dalam bentuk
koloit yang dipermudah oleh mantel air dan elektrolit encer;dimanfaatkan untuk
pemisahan protein
1.2
Rumusan Masalah
Ø Apakakah yang dimaksud dengan destabilitas koloid?
Ø Bagaimana proses denaturasi pada protein?
Ø Bagaimana cara pemurnian koloid pada protein?
Ø Bagaimana cara penstabilan protein?
1.3
Tujuan
Ø Untuk mengetahui destabilitas koloid pada protein
Ø Untuk mengetahui protein mudah terdenaturasi
Ø Untuk mengetahui proses pemurnian koloid pada protein
Ø Untuk mengetahui kestabilan protein
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Koagulasi (distabilitas
koloid)
Distabilitas
koloid adalah suattu cara pemecahan koloid yang dapat dilakukan dengan melawan
zat-zat yang membuatnya stabil. Adakalanya kemampuan koloid
berkoagulasi(menggumpal) ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam proses
pemisahan, contoh pemurnian air. Koagulasi dapat terjadi secara kebetulan atau
disengaja. Koagulasi dapat dilakukan dengang 4 cara:
1.
Cara pemanasan
Koloid jika
dipanaskan akan menggumpal, karena dengan penambahan panas energi partikel
semakin besar, sehingga tabrakan antar partikel lebih banyakdan membentuk
ikatan akibatnya menggumpal. Contoh pemanasan putih telur.
2.
Elektroforesis
Koloid
yang diberi arus listrik akan menuju elektroda yang bermuatan berlawanan, maka
partikel koloid akan netral dan selanjutnya akan mengendap disekitar elektroda.
3.
Penambahan elektrolit
Koagulasi
adalah suatu keadaan dimana koloid tidak setabil dengan penambahan elektrolit
akan menyerap ion sehingga terjadi koagulsi.
4.
Pencampuran dua macam koloid
yang memiliki muatan yang berbeda.
2.2 Denaturasi
pada protein
Protein
yang terlipat kedalam konformasi rantai yang normal dan aktif secara faal
dikatakan berada dalam keadaan normal. Denaturasi terjadai ketika protein
mengalami membentang akibat putusnya jembatan disulfida atau terganggunya gaya
tarik lemah. Denaturasi protein mungkin dapat balik dan mungkin juga tidak.
Protein pada putih telur membentang dan membeku
menjadi bahan serupa karet jika direbus. Denaturasi ini takdapat balik
karena protein tersebut tidak mungkin kembali keadaan semula, keadaan ini
disebut koloid irrevensible, yaitu suatu koloid yang setelah berubah menjadi
tak koloid tidak dapat menjadi koloid lagi.
Pada denaturasi yang dapat balik, protein membentang karena
adanya senyawa pendenatur seperti larutan urea pekat, tetepi kembali melipat
setelah senyawa tersebut tak ada. Denaturasi yang dapat atau tak dapat balik
cukup beragam terganting pada protein yang bereaksi dan keadaan reaksi.
2.3
Cara pemurnian koloid
pada protein
Pemurnian
dilakukan karena sering kali dalam sistem koloid terlarut senyawa-senyawa lain
yang tidak diinginkan dalam proses tertentu, sehingga diperlukan suatu upaya
pemurnian untuk membebaskan dari bahan-bahan pengotor lain yang bertujuan untuk
membebaskan koloid dari ion-ion atau senyawa pengangu dan untuk memisahkan
campuran koloid.
Pemurnian
koloid pada protein menggunakan cara elektroforesis, cara ini di gunakan untuk
memisahkan campuran koloid yang bermuatan listrik dengan cara ini koloid akan
ditarik ke elektroda yang muatanya berlawanan sehingga terpisah dari koloid
yang lain. Koloid dengan muatan yang sama akan di pisahkan berdasarkan
difusinya koloid yang cepat berdifusi akan sampai keelektroda terlebih dahulu.
2.4
Cara menstabilkan
protein
Penstabilan
ini menggunakan ikatan non kofalen yang mempunyai tiga peranan penting yaitu:
1.
Ikatan hidrogen yang majemuk
membuat stabil keseluruhan stuktur protein.
Ikatan
hidrogen yang terbentuk diantara residu pengikat dalam rantai samping asam
amino yang berhubungan lewat ikatan peptida, diantara atom-atom hidrogen dan
oksigen ikatan peptida itu sendiri dan diantara residu polar pada permukaan
protein serta air semuanya ini memainkan peranan penting dalam mempertahan kan
struktur protein.
2.
Interaksi hidrofobik turut
menghasilkan kesetabilan pada bagian dalam protein.
Rantai
samping nonpolar pada asam-asam amino yang netral cenderung berikatan dalam
protein. Karena hubungan tersebut tidak bersifat stoikiometrik, maka tidak ada
ikatan yang sejati.
3.
Ikatan elektrostatik
menghubungkan residu asam amino permukaan dalam protein.
Ikatan ini terbentuk diantara gugus bermauatam
berlawanan dalam rantai samping asam-asam amino atau diantara residu N-terminal
serta C-terminal dan gugus lain yang bermuatan berlawanan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Koagulasi koloid dapat
dibedakan dengan 4cara yaitu:
a.
Dengan cara pemanasan
b.
Dengan elektroforesis
c.
Dengan cara penambahan
elektrolit
d.
Dengan cara penambahan dua
macam koloid yang memiliki muatan yang berbeda
2.
Pada umumnya protein mudah
rusak dengan pemanasan
3.
Koloid dapat dimurnikan dengan
cara elektroforesis
4.
Protein dapat distabilkan
dengan menggunakan ikatan non kovalen
Saran
1. Diharapkan para pembaca dan penulis dapat mengetahui tentang
distabilitas koloid
2.
Diharapkan dengan asana makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan
Kata
Pengantar
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Atas rahmat Allah dan juga atas
limpahan taufik-Nya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
topik “MOBILITAS PENDUDUK” ini dengan baik. Adapun makalah di susun untuk
memudahkan dan mengkaji pokok-pokok permasalahan penduduk .
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Makalah ini disusun berdasarkan
daftar kutipan dan pikiran dari teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam
mengerjakan makalah ini. Tujuan makalah ini tidak lain hanyalah untuk
meningkatkan kreativitas dari mahasiswa sendiri dan untuk meningkatkan daya
IPTEK dari mahasiswa.
Demikian makalah ini kami buat dan
tentunya terdapat kekurangan dan kelebihan. Oleh sebab itu segala kritik dan
saran pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, 11 Juni
2004
Penulis
Daftar
Isi
Kata
pengantar
Daftar
Isi
BAB I.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II.
Pembahasan
2.1 Koagulasi (Distabilitas koloid)
2.2. Donaturasi pada protein
2.3. Cara pemurnian koloid pada
protein
2.4. Cara menstabilkan protein
BAB III.
Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar
pustaka
Daftar
Pustaka
Murray.
K. Robert, Biokimia Harper, Buku kedokteran: Jakarta
Matta. S. Michael,
Wilbraham. C. Antony, 1992. Kimia Organik dan Hayati, ITB: Bandung.
membentuk
mantel air. Karena molekulnya besar, di dalam air protein membentuk larutan
koloid. Adanya sejumlah elektrolit dengan konsentrasi encer sangat meningkatkan
kelarutan suatu protein (salting in). Sifat ini, yaitu kelarutn dalam bentuk
larutan koloid yang dipermudah oleh mantel ait dan elektrolit encer,
dimanfaatkan untuk pemisahan protein. Selain itu sifat lain yaitu ukuran
molekul yang berbeda sebagai akibat dari jumlah asam amino yang menyusun dan
muatan yang tidak sama antar protein satu dengan yang lain karena perbedaan
asam amino yang menyusunnya menjadi dasar protein.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Apakah yang dimaksud dengan destabilitas koloid?
Ø Bagaimana proses denaturasi pada protein?
Ø Bagaimana proses pemurnian
koloid pada protein?
1.3
Tujuan
Ø Untuk mengetahui distabilitas koloid pada protein
Ø Untuk mengetahui protein mudah terdenaturasi
Ø Untuk mengetahui cara pemurnian koloid pada protein
ConversionConversion EmoticonEmoticon