BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Era
globalisasi yang oleh banyak kalangan dikatakan muncul sejak abad XX, dalam
segi tertentu ternyata menandai juga kebangkitan kemali kesadaran nasional. Hal
ini ditandai dengan munculnya tantangan untuk membangu negara bangsa dan
meluasnya kecenderungan guna membangun kembali identitas nasional diwilayah
bekas negara pluri nasional Uni soviet pada awal 1990-an. Kecenderungan sejarah
baru ini sangat menarik para ahli politik, sejarawan, dan ahli ilmu-ilmu sosial
lainnya.hal ini disebabkan terutama setelah nasionalisme dinyatakan mati
sebagai akibat dari tiga hal, yaitu ,pertama: globalisasi ekonomi dan
internasipnalisasi institusi politik, kedua : universalisme kebudayaan
disebarkan oleh media elektronik, pendidikan, kemelekan aksara, urbanisasi dan
modernisasi, ketiga: asana serangan terhadap konsep bangsa dari fersi teori
antinasional sebagai mana dinyatakan dalam
“komunitas imajiner”, yang muncul dari gerakan nasional yang didominasi
oleh kaum elit untuk membangun negara bangsa modern.
Kecenderungan bangkitnya kesadaran
untuk membangun kembali identitas nasional tidak hanya terjadi dinegara bekas
uni soviet. Keadaan serupa juga terjadi di negara-negara Asia Tenggara,
termasuk Indonesia, sebagai akibat dari perubahan – perubahan yang ditimbulkan
oleh proses globalisasi serta krisis ekonomi yang terjadi di penghujung abad
XX. Keyakinan tentang pentingnya identitas nasional sebagai gambaran jati diri
bangsa semakin didukung oleh tumbuhnya kesadaran baru dikalangan negara-
negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian identitas nasional
Identitas dapat diartikan
sebagai ciri, tanda, atau jati diri. Sedangkan nasional dalam konteks
pembicaraan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian, identitas nasional dapat
diartikan sebagai “jati diri nasional” atau dapat dikatakan juga “kepribadian
nasional”, jati diri nasional bangsa
indonesia tentu saja berbeda dengan jati diri negara lain, sebab latar belakang
sejarah, kebudayaan, maupun georgafi dari setiap negara itu berbeda.
Perlunya identitas bagi bangsa
adalah dengan adanya berbagai persoalan dalam negeri yang berjalan berbarengan
dengan munculnya fenomeno globalisasi, yang seolah –olah menghentak nasional
untuk memperteguh identitas diri sebagai sebuah bangsa.
2.2 Faktor – faktor lahirnya
identitas nasional
1. kemajemukan dan integrasi nasional
Faktor munculnya identitas
nasional sebagai hasil interaksi historis yaitu ada 4 faktor penting:
a. Mencakup etnisitas, bahasa, agama,dan yang sejenis
b. Meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi.
c. Pemantapan sistem pendidikan nasional.
Struktur
masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri yaitu:
a.
Secara horisontal, yang
ditandai dengan kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, serta kedaerahan.
b.
Secara fertikal, yang ditandai
oleh adanya perbedaan antara lapisan atas dan bawah yang cukup tajam.
Dengan
demikian Indonesia merupakan masyarakat majemuk yaitu suatu masyarakat yang terdiri
atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri tanpa adanya Pembauran satu sama
lain dalam satu kesatuan politik.
Faktor
pendorong terjadinya disintegrasi dalam masyarakat disebabkan munculnya
berbagai konflik horisontal serta tuntutan merdeka dari disintegrasi nasional.
Dalam kondisi seperti ini salah satu tindakan setrategis yang kita perlukan
adalah digalakkanya kembali kesadaran tentang identitas nasional bangsa
Indonesia yang salah satu cirinya adalah majemuk.
2. Ideologi
Ideologi dapat dikatakan sebagai sistem faham mengenai
dunia yang mengandung teori perjuangan dan dianut kuat oleh para pengikutnya
menuju cita-cita sosial tertentu dalam kehidupan.
Ideologi sebagai suatu sistem faham yang mengandung
unsur-unsur:
a.
Pandangan yang konprehensif
tentang manusia, dunia, dan alam semesta dalam kehidupan.
b.
Rencana penataan sosial politik
berdasarkan faham
c.
Kesadaran dan pencanangan dalam
bentuk perjuangan melakukan perubahan-perubahan berdasarkan faham dan rencana
dari ideologi tersebut
d.
Usaha mengarahkan masyarakat
untuk menerima ideologi tersebut yang menuntut loyalitas dan keterlibatan para
pengikutnya.
e.
Usaha memobilisasi seluas
mungkin para kader dan masa yang akan menjadi pendukung ideologi tersebut
Jenis-jenis ideologi:
Ø Marxisme, komunisme, dan sosialisme
Ø Liberalisme dan kapitalisme
Ø Nasionalisme
Ø Feminisme
Ø Pluralisme
Ø Postmodernisme
Perbandingan ideologi Islam dan ideologi Pancasila
Dalam
ideologi islam memiliki akar pada teologi dari agama-agamayang bersangkutan.
Dilingkungan umat islam dikenal “islamic ideology” yang memiliki keterkaitan
dengan karakter islam sebagai agama. Sehingga ideologi islam berbeda dengan
marxisme, sosialisme, dan kapitalisme, maupun ideologi lainnya yang tidak
memiliki basis teologis.pandangan tentang kebebasan, persaudaraan, kesamaan,
kemanusiaan,dan relasi-relasi sosial dalam ideologi islam memiliki basis pada
pandangan pilosofis dalam teologi islam, sehingga memiliki pijakan yang kokoh.
Diantara aspek yang terkandung dalam ideologi islamadalah faham mengenai negara
islam yang disebut sebagai bentuk teokrasi islam. Namun hingga kini faham
mengenai negara islam masih kontroversial
dikalangan muslim sendiri.
Dalam
ideologi pancasila mencakup 3 hal, pertama pancasila dapat memberikan
legitinasi dan rasionalisasi terhadap prilaku dan hubungan-hubungan sosial
dalam masyaakat. Kedua pancasila merupakan dasar atau acuan pokok bagi
solidaritas sosial dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Ketiga pancasila
dapat memberikan motifasi bagi para individu mengenai pola-pola tindakan yang
pasti dan harus dilakukan. Atau secara ringkas dapat dikatakan bahwa pancasila
merupakan salah satu unsur pengikat atau pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi berperan besar dalam menjaga integrasi nasional.
ConversionConversion EmoticonEmoticon