LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN
TN. S. DENGAN SIROSIS HEPATIS
DI
RUANG INTERNE 1 LAKI, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN
DENGAN SIROSIS HEPATIS
A. LANDASAN TEORI
1. KONSEP PENYAKIT
a.
Pengertian
Sirosis
hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis
didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis.
b.
Penyebab
Beberapa
penyebab dari sirosis hepatic yang sering adalah:
1)
Post nekrotic cirrhosis
(viral hepatits)
2)
Proses autoimmune:
a)
Cronic active hepatitis.
b)
Biliary cirhosis
3)
Alkoholisme
c.
Patofisiologi
Hepatitis
virus Alkoholisme
Nekrosis parenkhim hati
Pembentukan jaringan ikat
Kegagalan parenkhim
hati Hipertensi portal Asites Ensefalopati
Mual-mual
Varises esophagus Penekanan diafragma Kesadaran turun
Nafsu makan turun
Kelemahan otot Tekanan meningkat Ruang
paru menyempit
Cepat lelah
Kerusakan komunikasi
Resiko tinggi cedera
Perub.
Nutrisi pembuluh darah pecah Sesak nafas
Intolerans aktifitas
kerusakan mobilitas fisik
Ggn Pola nafas
defisit perawatan diri
Hematemisis Melena
Ggn
keseimbangan cairan dan elektrolit
Ggn perfusi jaringan
Cemas
d.
Gambaran
Klinis
1)
Mual-mual, nafsu makan
menurun
2)
Cepat lelah
3)
Kelemahan otot
4)
Penurunan berat badan
5)
Air kencing berwarna gelap
6)
Kadang-kadang hati teraba
keras
7)
Ikterus, spider naevi,
erytema palmaris
8)
Asites
9)
Hematemesis, melena
10)
Ensefalopati
e.
Pemeriksaan
Laboratorium
1)
Urine : bila ada ikterus, urobilin dan
bilirubin menjadi positif.
2)
Feses : ada perdarahan maka test
benzidin positif.
3)
Darah : dapat timbul anemia,
hipoalbumin, hiponatrium.
4)
Test faal hati.
f.
Prognosis
Yang Jelek
1) Adanya
ikterus yang jelek.
2) Pengobatan
sudah satu bulan tanpa perbaikan.
3) Asites.
4) Hati
yang mengecil.
5) Ada
komplikasi yang neurologist.
6) Ensefalopati.
7) Perdarahan.
g.
Pengobatan
1) Istirahat
yang cukup.
2) Makanan
tinggi kalori dan protein.
3) Vitamin
yang cukup.
4) Pengobatan
terhadap penyulit.
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Data Fokus
1)
Data
Subyektif
a)
Keluhan perut tidak enak,
mual dan nafsu makan menurun.
b)
Mengeluh cepat lelah.
c)
Mengeluh sesak nafas
2)
Data
Obyektif
a)
Penurunan berat badan
b)
Ikterus.
c)
Spider naevi.
d)
Anemia.Air kencing berwarna
gelap.
e)
Kadang-kadang hati teraba
keras.
f)
Kadar cholesterol rendah,
albumin rendah.
g)
Hematemesis dan melena.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang mungkin timbul adalah:
1)
Perubahan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
2)
Intolerans aktifitas b/d
kelemahan otot.
3)
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit b/d hipertensi portal.
4)
Gangguan perfusi jaringan
b/d hematemesis dan melena.
5)
Cemas b/d hematemesis dan
melena.
6)
Gangguan pola nafas b/d
asites.
7)
Kerusakan komunikasi verbal
b/d gangguan persarafan bicara.
8)
Resiko tinggi cedera b/d
gerakan yang tidak terkontrol.
9)
Kerusakan mobilitas fisik
b/d efek kekakuan otot.
10)
Defisit perawatan diri b/d
keadaan koma.
c. Rencana Tindakan
1) Perubahan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
Tujuan: kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Kriteria hasil:
menunjukkan peningkatan nafsu makan.
Rencana tindakan:
Intervensi
|
Rasional
|
1. Diskusikan
tentang pentingnya nutrisi bagi klien.
2. Anjurkan
makan sedikit tapi sering.
3. Batasi
cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.
4. Pertahankan
kebersihan mulut.
5. Batasi
makanan dan cairan yang tinggi lemak.
6. pantau
intake sesuai dengan diet yang telah disediakan.
|
Nutrisi yang baik dapat mempercepat proses
penyembuhan.
Peningkatan tekanan intra abdominal akibat
asites menekan saluran GI dan menurunkan kapasitasnya.
Cairan dapat menurunkan nafsu makan dan
masukan.
Akumulasi partikel makanan di mulut dapat
menambah bau dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
Kerusakan aliran empedu mengakibatkan
malabsorbsi lemak.
Untuk mencukupi nutrisi intake harus
adekuat.
|
2) Intolerans aktifitas b/d
kelemahan otot.
Tujuan: Klien dapat beraktifitas
sesuai dengan batas toleransi.
Kriteria hasil:
menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas.
Rencana tindakan:
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Kaji kesiapan untuk
meningkatkan aktifitas contoh: apakah tekanan darah stabil, perhatian
terhadap aktifitas dan perawatan diri.
2.
jelaskan pola peningkatan
bertahap dari aktifitas contoh: posisi duduk di tempat tidur, bangun dari
tempat tidur, belajar berdiri dst.
3.
Berikan bantuan sesuai
dengan kebutuhan (makan, minum, mandi, berpakaian dan eleminasi).
|
Stabilitas fisiologis penting untuk
menunjukkan tingkat aktifitas individu.
Kemajuan aktifitas bertahap mencegah
peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.
Teknik penghematan energi menurunkan
penggunaan energi.
|
B. ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN. S. DENGAN SIROSIS HEPATIS
DI RUANG INTERNE LAKI I, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 11 – 13 FEBRUARI 2002
PENGKAJIAN
Pengkajian
dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2002 pada pukul 10.00 WIB.
1. Identitas
Nama :
Tn. S. Tgl
MRS : 09 - 2 - 2002
Umur : 62 tahun Register : 10131294
Jenis kelamin : Laki-laki Diagnose : sirosis hepatis+ sepsis encefalopaty
Suku Bangsa : Jawa hepatik II - III
Agama :
Islam
Pekerjaan : Pensiun ABRI.
Pendidikan : SMA
Alamat :Jl.
Gajah Magersari III/38 Sidoarjo.
Keluhan utama : Tidak sadar.
II Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit
sebelumnya:
Penderita pernah sakit kuning 2 bulan yang lalu dan MRS di RSU Sidoarjo selama 2 minggu.
2.2 Riwayat penyakit sekarang : Penderita muntah-muntah 4 hari sebelum MRS,
mual-mual, perut kembung, badan lemah sejak 4 hari yang lalu.
2.3 Riwayat kesehatan
keluarga : Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini,
hanya istrinya mempunyai riwayat penyakit DM.
2.4
Keadaan kesehatan lingkungan :
Menurut keluarga, lingkunagn rumah cukup bersih karena kebiasaan keluarga dan
masyarakat sekitar membersihkan rumah dan lingkunagn sekitar setiap minggu
sekali.
2.5 Riwayat kesehatan lainnya : taa
2.6 Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu : --
Kaca mata :--
Pendengaran :taa
Lain-lain :taa
III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan umum :kondisi umum terlihat
lemah.
2. Tanda vital :S:
36,5 0C axilla, N: 88 x/mnt teratur dan kuat, TD: 110/70 mmHg lengan
kiri dalam posisi berbaring, RR: 20 x/mnt.
3.
Body System
3.1 Pernafasan
Hidung : taa.
Trachea : taa
Dada :
- Bentuk :
simetris
- Gerakan :
simetris, nyeri dada (-).
Suara nafas dan lokasi :
vesikuler +/+
Jenis nafas : hidung
Batuk : (-).
Sputum : taa
Cyanosis : taa
Frekwensi nafas : 20 x/mnt.
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada : taa
Pusing :
taa.
Kram kaki :
taa
Sakit kepala : --
Palpitasi :
--
Clubing finger :--
Suara jantung : S1
S2 tunggal.
Edema :
asites
Kapilari refill :
2 dtk.
Lainnya :
--
3.3 Persarafan
Kesadaran : CM
GCS :
E4V5M6
Kepala dan wajah : dbn
Mata :
anemis (-), sianosis (-).
Sklera :
ikterus
Konjunctiva :
merah muda.
Pupil :
isokor
Leher :
DVJ (-).
Reflek fisiologis :
dbn
Reflek patologis : taa
Pendengaran : dbn
Penciuman :
dbn
Pengecapan : dbn
Penglihatan :
dbn
Perabaan :
dbn
Lainnya :
--
3.4 Perkemihan –Eliminasi Urine
Produksi urine : 600 – 800 cc /hari.
Warna urine : seperti teh.
Gangguan saat kencing : taa.
.
Lainnya :
--
3.5 Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut : bersih,
gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
Tenggorokan : sakit menelan
(-).
Abdomen : distensi (-),
peristaltik usus baik.
Rectum : dbn
Bab : --
Obat pencahar : --
Lavement : --
Lain-lain : --
3.6
Tulang – Otot – Integumen
Kemampuan pergerakan sendi:
555 555
55 5 555
Extremitas :
- Atas : pergerakan
baik, kekuatan otot baik.
- Bawah : pergerakan
baik, kekuatan otot baik.
- Tulang belakang :dbn
Kulit:
- Warna kulit :sawo matang, agak ikterik.
- Akral :hangat,
oedem (--)
- Turgor : baik
3.7 Sistem Endokrin
Terapi hormon : --
Karakteristik seks sekunder: dbn
Riwayat pertumbuhan dan perkembnagan fisik: taa
3.8 Sistem Hematopoietik
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: --
Type darah: O
3.9 Reproduksi
Laki – laki: taa.
4.0 Psikososial
Konsep diri: --
Citra diri:
-
Tanggapan tentang tubuh: taa
-
Bagian tubuh yang disukai:
taa
-
Bagian tubuh yang tidak
disukai: taa
-
Persepsi thd kehilangan
bagian tubuh: taa
-
Lainnya, sebutkan: taa
Identitas:
-
Status klien dalam keluarga:
ayah, seorang suami, kepala rumah tangga
-
Kepuasan klien thd status
dan posisi dlm keluarga: puas
-
Kepuasan klie thd jenis
kelamin: puas
-
Lainnya, sebutkan: taa
Peran:
-
tanggapan klien thd
perannya: cukup puas.
-
Kemampuan/kesanggupan klien
melaksanakan perannya: sanggup melaksanakan peran.
-
Kepuasan klien melaksanakan
perannya: puas.
Ideal diri/harapan:
-
harapan klien thd:
=
Tubuh: suapaya cepat sembuh.
=
Posisi (dlm pekerjaan): taa
=
Status dlm keluarga: taa
=
Tugas/pekerjaan:taa.
-
Harapan klien thd
lingkungan: taa
-
Harapan klien thd penyakit
yg diderita: penyakitnya dapat segera disembuhkan.
Harga diri:
-
Tanggapan klien thd harga
dirinya: tinggi
-
Lainnya, sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
-
Hubungan dengan klien:kenal
baik.
-
Dukungan keluarga: aktif
-
Dukungan
kelompok/teman/masyarakat: aktif.
-
Reaksi saat interaksi:
kooperatif, komunikasi lancar dan jelas.
-
Konflik yang terjadi
terhadap: taa
3.11 Spiritual:
-
Konsep tentang penguasa
kehidupan: Allah SWT.
-
Sumber kekuatan/harapan saat
sakit: Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta dukungan keluarga.
-
Ritual agama yg
berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan sholat dengan baik (selama
dirawat klien sholat di TT).
-
Sarana/peralatan/orang yg
diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat ini: lewat ibadah.
-
Upaya kesehatan yang bertentangan
dgn keyakinan agama: taa
-
Keyakinan/kepercayaan bahwa
Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat ini: sangat yakin Tuhan
akan membantu kesembuhan.
-
Keyakinan/kepercayaan bahwa
penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.
-
Persepsi thd penyebab
penyakit: karena kelelahan.
Pemeriksaan penunjang:
1. Tgl 9-2-2002
a. Hb :
11,7 gr% BGA : PH :
7,53
b. GDA : 79
mg/dl PCO2 : 17,4
c. SGOT : 81 U/L PO2 : 77,1
d. BUN : 16
mg/dl HCO3 : 14,2
e. SC :
0,69 mg/dl BE : -8,5
f. K+ :
4,77 mEg/dl Albumin : 2,10
g. Na+ :
96 mEg/dl Globulin : 4,17
h. Cl- :
76 mEg/dl
2. Tgl 10-2-2002
a. HDL :
79 mg/dl
b. Bil total :
9,68 mg/dl
c. Bil terikat :
6,49 mg/dl
d. Fosfatase alkali :
301
3. Tgl 9-2-2002
Foto thoraks :
normal
4. Tgl 12-2-2002
USG abdomen :
sirosis hepatis dengan splenomegali asites.
Terapi:
1. Tgl
9-2-2002
a.
TKRP RG
b.
Infus D10%: aminoleban : 2 : 1
c.
Ceftriaxone 2x1 gr.
d.
Lactulose 4x2 sendok
e.
Lavament setiap 12 jam.
f.
Koreksi hipoalbumin
2. Tgl
13-2-2002
a.
Diet TKRP RG
b.
Albumin 7 tetes/mnt
c.
Ceftriaxone 2x1 gr.
d.
Lactulose 4x2 sendok
ANALISA
DATA:
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
S:
Klien mengatakan tidak ada selera makan dan perutnya mual.
O:
Mukosa bibir kering, makan hanya 3 sendok dari porsi yang disediakan, mata
cowong, albumin 2,10 gr/dl.
|
Anoreksia.
|
Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan.
|
S:
Klien mengeluh perutnya terasa penuh.
O:
Asites (+), albumin 2,10 gr/dl, oedema ekstremitas (-).
|
Penurunan
tekanan osmotik plasma
|
Kelebihan
volume cairan.
|
S:
Klien dan keluarga banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan.
O:
Wajah klien tampak murung, skala HARS: 7-8.
|
Kurangnya
informasi mengenai regimen pengobatan dan perawatan.
|
Ansietas.
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN:
1.
Resiko pemenuhan nutrisi:
kurang kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
Data
penunjang:
S:
Klien mengatakan tidak ada selera makan dan perutnya mual.
O:
Mukosa bibir kering, makan hanya 3 sendok dari porsi yang disediakan, mata
cowong, albumin 2,10 gr/dl.
2.
Kelebihan volume cairan b/d
penurunan tekanan osmotik plasma.
Data
penunjang:
S:
Klien mengeluh perutnya terasa penuh.
O:
Asites (+), albumin 2,10 gr/dl, oedema ekstremitas (-).
3.
Ansietas b/d kurangnya
informasi tentang regimen pengobatan dan perawatan.
Data
penunjang:
S:
Klien dan keluarga banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan.
O:
Wajah klien tampak murung, skala HARS: 7-8.
RENCANA
INTERVENSI:
1. Resiko pemenuhan nutrisi:
kurang kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
Data penunjang:
S:
Klien mengatakan tidak ada selera makan dan perutnya mual.
O:
Mukosa bibir kering, makan hanya 3 sendok dari porsi yang disediakan, mata
cowong, albumin 2,10 gr/dl.
Tujuan: Setelah diberikan askep
selama 3 hari, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
Klien dapat mengkonsumsi 1 porsi makanan yang disediakan.
Rencana tindakan:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Diskusikan tentang pentingnya nutrisi bagi
klien.
Anjurkan makan sedikit tapi sering.
Batasi cairan 1 jam sebelum dan sesudah
makan.
Pertahankan kebersihan mulut.
Pantau intake sesuai dengan diet yang telah
disediakan: diet bubur kasar TKRP RG.
|
Nutrisi yang baik dapat mempercepat proses
penyembuhan.
Peningkatan tekanan intra abdominal akibat
asites menekan saluran GI dan menurunkan kapasitasnya.
Cairan dapat menurunkan nafsu makan dan
masukan.
Akumulasi partikel makanan di mulut dapat
menambah bau dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
Untuk mencukupi nutrisi intake harus
adekuat.
|
2.
Kelebihan
volume cairan b/d penurunan tekanan osmotik plasma.
Data penunjang:
S:
Klien mengeluh perutnya terasa penuh.
O:
Asites (+), albumin 2,10 gr/dl, oedema ekstremitas (-).
Tujuan: Setelah diberikan askep selama
3 hari, volume cairan stabil.
Kriteria hasil:
tidak terdapat perluasan oedema.
Rencana tindakan:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Ukur intake dan output.
Awasi tekanan darah setiap 3 jam sekali.
Pantau derajat oedema.
Berikan perawatan mulut.
Batasi natrium dan air: diet TKRP RG dan
minum ± 700 cc/24 jam.
Kolaborasi therapi diuretik.
|
Mengetahui status volume sirkulasi.
Tekanan darah yang meningkat berhubungan
dengan kelebihan cairan.
Perpindahan cairan pada jaringan akibat
dari retensi natrium dan air.
Menurunkan rasa haus.
Meminimalkan retensi cairan dalam area
ekstravaskular. Pembatasan cairan untuk memperbaiki pengenceran hiponatremia.
Mengontrol oedema dan asites.
|
3. Ansietas b/d kurang
pengetahuan tentang regimen pengobatan dan perawatan.
Data penunjang:
S:
Klien dan keluarga banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan.
O:
Wajah klien tampak murung, skala HARS: 7-8.
Tujuan: Setelah diberikan askep
selama 30 menit, klien dan keluarga dapat mengontrol cemas.
Kriteria hasil:
Klien dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan, klien kooperatif
terhadap tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana Tindakan:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
|
Informasikan tentang regimen pengobatan dan
perawatan.
Jelaskan tujuan dan persiapan tindakan yang
akan dilakukan.
Jawab pertanyaan dengan jujur dan nyata.
Kaji tersedianya dukungan pada klien yaitu
istri dan anak-anaknya.
|
Memberikan dasar pengetahuan pada klien dan
keluarga.
Penjelasan tentang prosedur akan dapat
mengurangi kecemasan.
Informasi yang tepat dapat menurunkan
kecemasan.
Menjadi sumber yang membantu mengurangi
kecemasan.
|
IMPLEMENTASI:
Tanggal
|
No Dx. Kep
|
Implementasi
|
11-2-2002
12.30
12-2-2002
08.00
13-2-2002
12.30
11-2-2002
08.00
10.00
12-2-2002
08.00
10.00
13-2-2002
14.30
15.30
12-2-2002
09.00
09.30
|
Dx.No.
1
Dx
No. 2
Dx.
No 3
|
- Mendiskusikan
tentang pentingnya nutrisi bagi klien.
- Menganjurkan
makan sedikit tapi sering.
- Menganjurkan
tidak minum banyak sebelum dan sesudah makan.Menganjurkan kumur-kumur sebelum
makan.
- Memantau
seberapa banyak makanan yang dikonsumsi klien: ¼ porsi, minum ½ gelas (100
cc).
- Membantu
saat klien makan, habis ½ porsi dan minum ½ gelas (100 cc).
- Memberikan
obat oral: lactulose 2 sendok.
- Membantu
saat klien makan: diet TKRP RG habis 1 porsi dengan dimakan 3x tahapan.
- Menganjurkan
keluarga untuk mencatat jumlah minum dan jumlah kencing selama 24 jam.
- Mengganti
cairan infus D5% 14 tts/mnt.
- Melakukan
obs gejala cardinal: T: 110/70 mmHg, N; 88 x/mnt; RR: 20 x/mnt; S: 36,50C.
- Memantau
oedema: oedema perifer (-).
- Memantau
intake dan output minum 600 cc, infus 1000 cc, jumlah urine 1000 cc.
- Melakukan
obs gejala cardinal: T: 110/70 mmHg, N: 88 x/mnt, RR; 20 x/mnt; S: 36,50C.
- Memberikan infus albumin 100 cc, 7 tts/mnt.
- Melakukan
obs gejala cardinal: T: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, RR; 18 x/mnt; S: 360C.,
oedema extremitas (-).
- Menjelaskan
tentang prosedur pengobatan dan perawatan klien.Menjawab pertanyaan dengan
jelas.
- Mengkaji
dukungan: istri dan anaknya sangat memberikan dukungan selama klien sakit.
- Melakukan
evaluasi verbal dan non verbal.
|
EVALUASI
KEPERAWATAN:
Tanggal
|
Diagnosa Keperawatan
|
Evaluasi
|
1.
2.
3.
|
Resiko pemenuhan nutrisi: kurang kebutuhan
tubuh b/d anoreksia.
Kelebihan volume cairan b/d penurunan
tekanan osmotik plasma.
Ansietas b/d kurangnya informasi tentang
regimen pengobatan dan perawatan
|
S; Klien mengatakan sudah mau makan.
O;
Mukosa bibir lembab, 1 porsi makan habis dengan 3x tahapan makan.
A; Masalah teratasi.
P; Intervensi dihentikan.
S; Klien mengeluh perutnya kembung.
O;
Asites (+), oedema perifer (-), T: 110/70 mmHg; S: 360C; RR: 18
x/mnt; N: 88 x/mnt, intake 1600 cc, output 1000 cc.
A; Masalah teratasi sebagian.
P; Intervensi dilanjutkan semua.
S;
Klien menyatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
O;
Wajah tampak tenang, klien kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.
A; Masalah teratasi.
P; Intervensi dihentikan.
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Arthur
C. Guyton and John E. Hal (1997), Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC, Jakarta.
2. Marylin
E. Doengoes (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
3. Carpenito,
Lynda Juall (2001), Diagnosa Keperawatan
Edisi 8, EGC, Jakarta.
4. Soeparman
(1987), Ilmu Penyakit Dalam I, FKUI,
Jakarta.
5. Stefan
Silbernagl, Florian Lang (2000), Pathophysiology,
Thieme, Struttgart New York.
6. Sarjadi
(1999), Patologi Umum dan Sistemik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
7. Aji
Dharma (1991), Patofisiologi Konsep
Klinik Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
ConversionConversion EmoticonEmoticon