ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
REMAJA DENGAN MASALAH KEGEMUKAN/OBESITY
A. Pengertian
Obesity
adalah meningkatnya berat badan akibat
dari menumpuknya lemak yang berlebihan
atau status yang akan menjadi gemuk.
Overweight yaitu meningkatnya berat badan lebih dari
bentuk tubuh dan tinggi badan dimana bisa atau tidak adanya penumpukan
lemak.
B. Etiologi/Patofisiologi
Obesity akibat dari intake kalori yang mana secara konsisten
melebihi kalori yang diperlukan. Penyebab sangat kompleks dan melibatkan
berbagai macam pengaruh seperti
metabolic, hipotalamik, herediter, sosial, budaya dan psikologis. Hal ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini (dikutip dari : Donna L. Wong, Essentials of
Pediatric Nursing, 1993, hal. 483)
Metabolisme glukosa berperan penting dalam mengatur penumpukan
lemak, selama kelebihan kalori disimpan sebagai lemak dan kekurangan
glukosa akan terjadi pelepasan
lemak sebagai sumber energi. Remaja yang
gemuk mampu untuk menyimpan lemaknya dengan mudah tetapi tidak mampu melepaskan lemak ini atau
membakarnya untuk energi.
Faktor herediter juga berperan penting dalam perkembangan obesity.
Remaja yang gemuk ditandai dengan makan pada malam hari dan sering tidak makan
terutama sarapan pagi.
Ada teori yang menjelaskan mengenai perkembangan kegemukan ini :
-
Teori sel adipose. Jumlah sel
di jaringan adipose meningkat, ukuran sel lemak meningkat, atau kombinasi kedua
hal ini.
-
Teori point set. Individu yang
mempunyai tingkat predertemine untuk berat badan relatif stabil selama usia dewasa.
Dengan meningkatnya intake kalori maka metabolic rate meningkat untuk membakar
kelebihannya, bila intake dikurangi, metabolisme menurun untuk menyimpan
energi.
Faktor sosial budaya berperan penting dalam peningkatan berat badan.
Pola makan tiap budaya dan sosial
berbeda. Faktor psikologis bisa memberikan suatu dasar untuk bagaimana
pola makan. Pada remaja juga kebiasaan makannya adalah mencoba berbagai makanan
dan senang makan dengan kawan bermain dari pada dengan keluarga.
Pada remaja umumnya emosional mereka yang dipengaruhi adalah
gangguan body image, gharga diri rendah, isolasi sosial, depresi dan merasa
ditolak.
Pendekatan kekeluargaan merupakan salah satu jalur yang
harus ditempuh dalam penanganan masalah ini, karena remaja yang bermasalah tersebut
merupakan bagian dari suatu keluarga.
PENGKAJIAN
a. Data-data Identifikasi
1.
Nama keluarga
2.
Alamat dan nomor telepon
3.
Komposisi keluarga
4.
Tipe bentuk keluarga
5.
Latar belakang kebudayaan :
6.
Identifikasi religi
7.
Status kelas keluarga
8.
Aktifitas-aktifitas rekreasi
atau aktifitas waktu luang
b. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga
·
Tahap perkembangan keluarga
saat ini : keluarga dengan anak remaja.
·
Jangkauan pencapaian tahap
perkembangan
·
Riwayat keluarga inti : orang
tua dengan riawaya gemuk.
·
Riwayat keluarga orang tua :
kakek dan nenek mungkin riwayat gemuk.
c. Data Lingkungan
·
Karakteristik-karakteristik
rumah
·
Karakteristik-karakteristik
dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih besar
·
Mobilitas geografi keluarga
·
Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi
keluarga dengan komunitas
·
Jaringan dukungan sosial
keluarga
d. Struktur Keluarga
a.
Pola-pola komunikasi
·
Jangkauan komunikasi fungsional
dan disfungsional(tipe-tipe pola berulang).
·
Jangkauan dari pesan dan
bagaimana diungkapkan.
·
Karekteristik komunikasi dalam
sub sistem-sub sistem keluarga.
·
Tipe-tipe proses komunikasi
disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
·
Bidang-bidang komunikasi
tertutup.
·
Variabel-variabel keluarga dan
eksternal yang mempengaruhi komunikasi.
b.
Struktur kekuasaan
·
Hasil-hasil dari kekuasaan.
·
Proses pengambilan keputusan.
·
Dasar-dasar kekuasaan.
·
Variabel-variabel yang
mempengaruhi kekuasaan.
·
Seluruh kekuasaan keluarga.
c.
Struktur peran
·
Struktur peran formal.
·
Struktur peran infomal
·
Analisis model-model peran.
·
Variabel struktur peran yang
mempengaruhi.
d.
Nilai-nilai keluarga
·
Bandingkan keluarga dengan
orang Amerika / nilai-nilai kelompok referensi keluarga dan atau
mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya dalam keluarga.
·
Kongruensi antara nilai-nilai
keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok referensi dan atau
komunitas yang lebih luas.
·
Variabel-variabel yang
mempengaruhi nilai-nilai keluarga. Apakah nilai-nilai ini dipegang teguh oleh
keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.
e. Fungsi-fungsi Keluarga
1.
Fungsi afektif
¨
Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
¨
Mutual Nurturance, keakraban
dan identifikasi.
¨
Diagram kedekatan dalam
keluarga sangat membantu dalam hal ini.
¨
Perpisahan dan kekerabatan.
2.
Fungsi sosialisasi
¨
Praktik-praktik pengasuhan anak
dalam keluarga.
¨
Kemampuan adaptasi
praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan situasi dari
keluarga. Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan kultur yang
mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak : keluarga atau orang tua senang
kalau anak kelihatan gemuk karena mengaggapnya baik.Nilai yang melekat pada
keluarga
3.
Fungsi perawatan kesehatan
·
Keyakinan kesehatan,
nilai-nilai dan perilaku keluarga : keluarga
mengatakan bahwa anak kelihatan gemuk adalah sehat, lebih mengutamakan makanan
yang dibeli di toko dari pada yang disajikan oleh orang tua.
- Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
·
Status kesehatan yang diketahui
keluarga dan kerentanan terhadap sakit : tidak menyadari bahwa gemuk itu
bermasalah
·
Praktik-praktik diit keluarga ,
adekuasi diit keluarga : remaja sering mengemil, jajan, makan tidak teratur.
·
Fungsi jam makanan dan sikap
terhadap makanan dan jam makan : remaja sering tidak senang sarapan pagi karena
nanti akan makan bersama teman – teman di sekolah.
- Praktik-praktik berbelanja (dan perencanaannya)
- Individu-individu yang bertanggungjawab terhadap perencanaan berbelanja dan menyiapkan makanan : orang tua terutama ibu.
·
Kebiasaan tidur dan istirahat :
sebelum atau sambil tidur makan makanan ringan.
·
Latihan dan praktik-praktik
rekreasi : tidak adanya latihan yang terjadwal, kurang memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada, kelompok sosial dan kegiatan di sekolah.
- Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
·
Peran keluarga dalam
praktik-praktik perawatan diri : kurang memaham karena adanya sikap/falsafah
hidup yang bertentangan.
- Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan medis (uji fisik, mata, pendengaran dan imunisasi)
- Praktik-praktik kesehatan gigi.
·
Riwayat kesehatan keluarga : orang tua dengan riwayat gemuk, kakek
dan nenek, dan saudara kandung (sibling).
·
Layanan kesehatan yanng
diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan kesehatan : keluarga tidak
mengerti masalah kesehatan remaja terutama mengenai obesity.
f. Koping Keluarga
·
Stressor-stressor keluarga
jangka panjang dan pendek.
·
Kemampuan keluarga untk
merespon,berdasarkan penilaian obyektif terhadap situasi-situasi yan
menimbulkan stress.
·
Penggunaan strategi-strategi
koping(sekarang/yang lalu).
·
Perbedaan cara koping keluarga.
·
Strategi – strategi coping
internal keluarga.
·
Strategi – strategi coping
eksternal keluarga.
·
Bidang – bidang atau situasi
dimana keluarga telah mencapai penguasaan.
·
Penggunaan strategi –
strategi adaptif disfungsional yang
digunakan.
ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan ipologi masalah
kesehatan,yang terdiri dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
1.
Ancaman kesehatan (Health
Treats)
Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan, seperti :
·
Riwayat kegemukan dalam
keluarga.
·
Besar/jumlah keluarga
hubungannya dengan sumber daya keluarga.
·
Nutrisi : memakan beberapa
bahan gizi berlebih – lebihan.
·
Kebiasaan personal.
·
Riwayat kesehatan.
2.
Defisit kesehatan
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan
termasuk:
·
Keadaan sakit yang belum/sudah
terdiagnosa.
·
Kegagalan tumbuh kembang secara
normal.
·
Gangguan kepribadian.
3.
Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya
mereka,meliputi :
·
Remaja.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah obesity pada remaja sehubungan dengan ketidaktahuan tentang
fakta – fakta, sikap dan falsafah hidup.
2.
Ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan terhadap masalah kegemukan pada
anak remaja sehubungan dengan tidak mengerti mengenai sifat, beratnya dan
luasnya masalah kegemukan, kurang kepercayaan/keyakinan terhadap lembaga/tenaga
kesehatan, kesalahan konsepsi karena informasi yang salah terhadap tindakan
yang diharapkan.
3.
Ketidakmampuan keluarga
memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan obesity pada remaja
sehubungan dengan tidak mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak,
sikap/pandangan hidup.
4.
Ketidakmampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan untuk mengatasi masalah kegemukan sehubungan dengan sikap/pandangan hidup, ketidaktahuan tentang
usaha pencegahan kegemukan pada remaja.
5.
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mengatasi masalah
kegemukan pada remaja sehubungan dengan sikap/falsafa hidup, tidak memahami
keuntungan – keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tidak adanya
fasilitas yang diperlukan.
Daftar Pustaka.
1.
Maglaya dan Bailon, 1997, “Perawatan
Kesehatan Keluarga ; Suatu Proses”, Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta.
2.
Maramis, W.F, 1994, “Ilmu
Kedokteran Jiwa”, Airlangga University Press, Surabaya
3.
Wong L. Donna, 1993, “Essentials
of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book, Toronto.
4.
Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan
Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta.
5.
Keliat, A.B, 1991, “Tingkah
Laku Bunuh Dirí, Arcan, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
REMAJA DENGAN MASALAH KEGEMUKAN/OBESITY
OLEH
:
PAULINA SUMELANG
NIM
: 0199300 B
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2000
ConversionConversion EmoticonEmoticon